Submitted by tilestian on

Saat itu memang tidak ada yang buruk bagiku, sepertinya hari-hariku berjalan dengan baik-baik saja dan senyum mengembang ke sana kemari. Waktu demi waktu berlalu dengan meninggalkan aneka kesan yang tertuang dalam buku harian dan ingatan minimku. Bahkan kisah kelabu yang tak mau lari dari hidupku pun menjadi manis ... entahlah kenapa bisa begitu. Kadang kangen dengan hidup zaman dulu -- walau saat itu yang aku tahu hanya "Yesus itu Tuhan" ... selebihnya aku angkat tangan dan tak tahu menahu isi firman Tuhan setebal itu. Entahlah ....

Sepertinya saat itu aku bisa menendang dengan bangga kerikil-kerikil kecil yang menghalangiku. Melempar benalu-benalu yang menggangguku, bahkan meneriaki orang dengan tak tahu malu. Tapi sekarang sepertinya semua luluh begitu saja... padahal aku mencari-Mu, aku berdoa pada-Mu lebih dari saat itu. Aku baca firman-Mu, aku merenung tentang-Mu, aku menyanyi untuk-Mu ... tapi ada batu kecil saja, aku berteriak pada-Mu. Aku berteriak karena aku tahu Engkau melihatnya ... tapi sepertinya seolah-olah Kau diam. Terlintas dalam pikiranku kenapa lebih menyenangkan saat aku tak terlalu mengenal-Mu ... tapi aku membuang pikiran ini jauh-jauh. Entahlah, kenapa semua jalan sepertinya terlalu cepat kulewati tanpa aku bisa menikmatinya ... semua hanya sepintas lalu dan selalu saja ada batu-batu bermunculan di depan kakiku.

Ingin sesekali memutar badanku dan berlari sejauh mungkin dari-Mu, tapi aku takut. Aku takut batu-batu itu mengejarku dan Kau tak ada di dekatku. Aku tak bisa melihat di mana ujung jalan yang kulalui. Yang aku lihat hanya tangan-Mu yang senantiasa Kau ulurkan padaku. Aku bosan dengan pemandangan ini, tapi inilah yang terjadi. Aku selalu saja gagal untuk meraih tangan-Mu, walau hanya memegang kelingkingmu saja aku selalu terlepas ... aku selalu ditarik oleh pengalaman lucuku waktu dulu. Mereka seperti melambai-lambaikan tangannya padaku dan berkata bahwa aku tak lagi bisa "haha hihi haha hihi" lagi. Tak lagi bisa menikmati malam dengan gelak tawa di pinggir kota. Tak lagi bisa bercerita tentang kisah konyol yang entahlah apa maksudnya. Tak lagi bisa ini ... tak lagi bisa itu. Mengikuti-Mu hanya akan membawaku pada lingkaran terbatas yang tak bebas.

Sekadar luapan dari keinginan yang hampir meledak. Susahnya aku untuk memegang kelingkingmu ... sesekali menyentuh, berulang kali aku melepas. Tapi yang aku tahu ... Kau setia. Ajariku juga untuk bisa setia meski sesusah apa pun itu...

Submitted by jesusfreaks on Fri, 2012-01-20 06:01
Permalink

Dimata seorang ayah yang luar biasa, anak tetaplah anak, tetap diperlakukan sebagai anak anak. kenakalan kita PASTI dimaklumi, tapi tidak dibiarkan, selalu diingatkan.And God is a GREAT Father for me. and so for you.

Submitted by tilestian on Fri, 2012-01-20 08:15
Permalink

Ya, dimaklumi, tapi .....Sering kali malu saat melakukan sesuatu yang bodoh ... tak lagi bisa membayangkan bagaimana wajah Tuhan saat aku melakukan hal yang bodoh.Tuhan mungkin atau atau atau atau ... ??Btw, terima kasih untuk tanggapannya ...

Submitted by Veritas on Fri, 2012-01-20 09:46
Permalink

anda tertawan oleh predikat anda sebagai anak TUHAN pemegang warisan kehidupan kekal, dll.Tahu artinya tertawan? Artinya anda dipenjara !Anda harus lepaskan semua predikat itu, bersihkan pikiran anda dari predikat itu !Setelah anda bersih dari predikat itu, baca Khotbah di BUKIT !Itu cukup membuat engkau akan menghargai dirimu dan sesamamu !