Nanti ketemu ya?
(Aku kangen sama kamu.)
Sama siapa saja?
(Aku pingin berduaan saja sama kamu.)
Rame-rame.
(Aku ingin memamerkan kamu sama teman-temanku.)
Hmmm, cape ah.
(Kamu tidak memedulikan perasaanku!)
Hh? Terserah kamu aja sih.
(Kamu tidak menghargai aku!)
Kalo kamu maunya gimana?
(Bujuk aku dong. Rayu aku dong. Paksa aku dong.)
Ya..., kalo emang cape, gimana lagi? Aku gak mau maksa.
(Gengsi dong.)
Ya udah, selamat bersenang-senang ya.
(Dasar laki-laki gak punya perasaan!)
Oke, selamat istirahat ya.
(Dasar perempuan manja!)
***
Gimana acaranya tadi?
(Semoga kamu menyesal karena tidak bersamaku!)
Oke banget.
(Semoga kamu menyesal karena tidak bersamaku!)
Lagi ngapain sekarang?
(Sebenarnya sih... aku memang kesepian)
Lagi jalan.
(Sebenarnya sih... aku juga kesepian)
Mau jemput aku?
(Hmmm, sorry ya aku tadi kekanak-kanakan.)
Katanya tadi cape.
(Telat, sekarang aku udah telanjur bete.)
Hehe, sekarang udah enggak tuh.
(Halah, gitu aja kok marah sih?)
Ooo, gitu ya?
(Kamu itu... bener-bener hanya memikirkan diri sendiri!)
Iya, terus?
(Kalo kamu memang beranggapan aku seperti itu, ya sudah!)
Sekarang aku yang cape.
(Tuh, kan, terbukti.)
Ya, sudah.
(Ya, sudah.)
Submitted by
Daniel
on
jujurlah padaku ....
Kejujuran hati memang perlu :) Coba dari awal bilangnya aku kangen pasti ga perlu tuh subteksnya hehehe ... tul ga mas Daniel :))
hu uh
bener-bener persis teman sekantor gue...
Jian Xiang Ai
Mas Daniel,
Jian Xiang Ai, artinya saling mencintai pada waktu yang sama.
Mozi, seorang nabi Tiongkok kuno yang hidup sekitar abad 4SM mengajarkan tentang hal itu. Nah, kalau bisa saling mencintai pada waktu yang bersamaan,
wow .....