Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

catatan perjalanan

Purnawan Kristanto's picture

Seminar Seru, Kuliner Seru

13432183621789221378

Perjalanan pelayanan ke Medan berubah menjadi reuni. Bagaimana tidak. Penerbangan dari Jogja ke Jakarta saya duduk bersebelahan dengan mbak Rita yang berasal dari Wonosari. Kami sama-sama berkelahiran ibukota Gunungkidul itu. Tidak hanya itu kesamaan kami. Mbak Rita adalah kakak dari adik ipar saya. Adik laki-lakinya menikah dengan adik perempuan saya. Ini adalah kejutan karena kami tidak janjian untuk duduk bersebelahan.  Dia terbang ke Jakarta dalam rangka mengikuti seminar ke Yunani.
Sesampai di Jakarta, saya dan mbak Tina, --teman seperjalanan--, menyempatkan diri untuk sarapan di bandara. Sebelumnya kami belum sempat mengisi perut karena harus sudah check in sebelum pukul 06.30 di bandara Adicupto, Yogyakarta. Kami memesan dua mangkuk soto dan dua gelas teh manis seharga Rp. 66 ribu. Cukup mahal memang. Tapi apa boleh buat, kami tidak punya waktu banyak karena harus terbang lagi ke Medan.

Purnawan Kristanto's picture

Orang Gila di Singapura

 

 

1342033414141488296

Bandara Changi, Singapura (semua foto milik Purnawan Kristanto)

 

Seorang pria bertelanjang dada berteriak-teriak di airport Changi, 2 Juni 2012, sekitar pukul 19 waktu setempat. Ada sekarik kain putih membalut tangan kanannya. Saat itu saya sedang transit dari Filipina untuk menunggu penerbangan berikutnya ke Jakarta. Saat sedang mengecek email, tiba-tiba saya mendengar orang yang berteriak-teriak. Semula saya mengira itu adalah suara orang yang sedang melakukan aksi teatrikal. Maklumlah, di bandara Changi ini ada banyak titik-titik hiburan untuk menghibur para penumpang.

Ternyata dugaan saya salah. Ternyata suara itu berasal dari seorang pria yang berteriak-teriak dengan tatapan mata yang nanar. Dia berjalan mondar-mandir di sela-sela lorong gerai-gerai dengan gelisah.

Saya segera mematikan dan memasukkan laptop ke dalam tas. Setelah itu bergegas mengambil kamera video untuk merekam kejadian itu. Saya mengambil posisi siaga, sewaktu-waktu siap menyambar ransel dan kabur jika pria itu menghampiri saya.

Purnawan Kristanto's picture

Storytelling untuk Memulihkan Trauma

 

1341944322399710308

Dengan sepeda motor milik kantor ini, saya alami kecelakaan

Suatu hari, saya melakukan peliputan korban tanah longsor pada lereng di dekat puncak  sebuah bukit. Saya berkendara sepeda motor dengan memboncengkan adik saya. Pulangnya, kami menuruni jalan yang terjal dan curam. Sepeda motor meluncur dengan deras. Rem depan dan rem belakang tak mampu lagi menahan lajunya. Saat itu hanya ada dua pilihan: terjun ke jurang di sebelah kanan atau menabrak tebing di sebelah kiri. Saya putuskan menabrakkan sepeda motor ke kiri.

"Braaaak!!!"

Purnawan Kristanto's picture

Menyingkap Trauma Tersembunyi

134150737426380470

Selama bertahun-tahun Al mendampingi warga yang menjadi korban perikaian bersenjata antara militer Filipina dan milisi New People Army yang beraliran komunis. Banyak warga sipil yang terbunuh karena pengeboman yang serampangan oleh militer Filipina. Pendekatan kekerasan yang digunakan oleh pemerintah ini menimbulkan penderitaan di kalangan rakyat. Batin Al sangat tertekan menyaksikan peristiwa yang sangat mengenaskan.

Purnawan Kristanto's picture

Pemulihan Trauma Berbasis Masyarakat

BubuDi sebuah hutan, tiba-tiba terjadi kebakaran besar. Para binatang kebingungan apa yang harus dilakukan. Lalu tiba-tiba burung kolobri berkelebat terbang menuju sungai. Dia mengambil setetes air dengan paruhnya untuk memadamkan api.

 

Hewan lain yang bertubuh besar heran melihatnya. "Apa yang kamu lakukan? Tubuhmu terlalu kecil untuk memadamkan api yang besar ini?" tanya mereka.

"Badan saya memang kecil, tapi saya telah melakukan bagian saya semampu saya," jawab burung kolibri.

Mungkin kita merasa seperti burung kolobri ini yang kecil dan dipandang remeh. Tapi setidaknya kita bisa berbuat sesuatu semampu kita untuk menciptakan perdamaian.

Purnawan Kristanto's picture

Masuk Zona Ketidaknyamanan

Pada hari keempat, Wendy menggambar lingkaran besar di lantai.  Partisipan diajak untuk mengelilingi lingkaran itu. Setelah itu, Wendy memberi kesempatan jika ada partisipan yang bersedia menari di dalam lingkaran. Beberapa partisipan menyambut undangan itu, tapi ada lebih banyak partisipan yang memilih tetap diam di luar lingkaran.

“Bagaimana rasanya menari di dalam lingkaran?” tanya Wendy.

“Tidak nyaman karena tidak biasa menari,” jawab partisipan yang menari.

“Mengapa ada banyak partisipan yang tidak menari?” tanya Wendy.

“Karena kami merasa aman dan nyaman di luar lingkaran,” jawab partisipan lainnya.

Purnawan Kristanto's picture

Komunikasi Nir-kekerasan

 

13410769292100311924
Tulisan apa ini?

Lihatlah gambar ini. Berapa banyak kata yang terpampang pada gambar itu? Kalau Anda hanya melihat satu kata pada setiap gambar, maka Anda perlu melihat dengan lebih teliti. Kalau Anda masih penasaran, simak terus tulisan ini untuk tahu apa saja kata dalam gambar itu.

13410769841684284372

 

 

13410770091438538259
Tulisan apa ini?

Purnawan Kristanto's picture

Menyemai Perdamaian Batin [2]

13405470341509734813

Partisipan dan Fasilitator kelas "Strengthening Peace Education Training Skills"  berfoto bersama

Ada aktivitas yang membuat partisipan tergelak-gelak. Aktivitas itu adalah permainan menebak jenis kartu yang tertempel di dahinya. Sebelumnya, fasilitator mengajak partisipan berdiri membentuk lingkaran. Setelah itu dia membagikan satu buah kartu secara acak kepada partisipan. Partisipan harus segera menempelkan kartu itu di dahinya menghadap keluar. Mereka tidak boleh melihat kartu yang ada di dahinya.

Begitu aba-aba mulai diberikan, para partisipan harus bersikap sesuai dengan kartu yang dipegangnya. Tentu saja hanya dengan menebak. Kartu yang lebih rendah harus menghormati kartu yang lebih tinggi. Kartu yang lebih tinggi boleh menyuruh kartu yang lebih rendah. Saya segera bisa menebak kartu yang ada di dahi saya. Setiap orang membungkuk dan memberi hormat kepada saya.

"Kartu saya tinggi nih," tebak saya. Untuk memastikannya, saya coba menyuruh seseorang. Eh, dia mau. Jelas sudah, kartu saya termasuk tinggi, atau mungkin yang tertinggi. Saat bertemu dengan kartu lain jenis Queen dan King, mereka mengajak saya datang ke pesta kerajaan.

Purnawan Kristanto's picture

Belajar tentang Prinsip Belajar Orang Dewasa

 

13402912431750756957
Belajar dengan metode partisipatif

Setelah menyelesaikan pelatihan "Peace Education: Concepts and Approaches"(PECA), pada minggu berikutnya saya memilih kelas  "Strengthening Peace Education Training Skills" (SPETS).  Pelatihan ini diselenggarakan oleh Mindanao Peacebuilding Institute di kota Davao, Filipina, tanggal 21-25 Mei 2012.

Minggu kedua ini merupakan masa-masa yang paling berat. Gigi geraham saya mendadak berdunyut-denyut. Rasa sakit itu menjalar ke atas. Kepala saya seperti ditusuk-tusuk dengan jarum. Saya lalu minta obat ke sekretariat, ternyata mereka tidak menyediakan. Saya lalu meminta tolong panitia agar membelikan di apotik, tapi mereka hanya membeli satu butir. Alasannya, harga obatnya mahal. Padahal pembayarannya menggunakan uang saya. Akhirnya saya putuskan untuk membeli sendiri tambahan obat penahan sakit itu.

Purnawan Kristanto's picture

Menyemai Perdamaian Batin

1340079519877820607

 

Ada kisah nyata tentang biarawati di Filipina yang disandera oleh tentara MILF yang beraliran Islam. Kesehariannya, suster ini memimpin retret. Di Filipina ada kebiasaan untuk melakukan retret setidaknya setahun sekali. Dalam retret ini biasanya sang suster membimbing peserta untuk menulusuri kepahitan-kepahitan yang tersimpan di bawah alam sadar, lalu berdamai dengannya.

Suatu hari suster ini ditangkap oleh tentara MILF. Selama dalam penyekapan, suster ini dilayani oleh seorang perempuan muslim. Beberapa hari kemudian, suster ini dilepaskan dan kembali ke susteran.

Suatu kali terjadi pertempuran antara tentara pemerintah Filipina dan tentara MILF. Banyak orang dari kalangan MILF yang tertangkap. Suster mendangar kabar bahwa perempuan muslim yang melayaninya selama disandera juga ikut tertangkap dan ditahan di markas militer. Suster memutuskan untuk mengunjungi perempuan ini. Usai perkunjungan sang Suster bertekad untuk mengeluarkan perempuan ini dari tahanan. Maka dia melakukan upaya pelepasan. Ternyata hal itu tidak mudah. Dia harus meyakinkan banyak pihak mulai dari level terendah sampai tertinggi.

Purnawan Kristanto's picture

Pelatihan "Peace Education" [2]

1337183309464572462

 

Purnawan Kristanto's picture

Melongo di Davao

Sesaat setelah menginjakkan kaki di Davao, Filipina, saya sempat melongo karena terkaget-kaget. Ketika mobil jemputan melesat di jalan raya, saya terkesiap karena  mobil kami berpapasan dengan kendaraan dari depan yang mengambil jalur di sebelah kiri. Demikian juga saat sampai di persimpangan jalan. Mobil kami berbelok dan langsung mengambil jalur sebelah kanan. Itulah kekagetan yang kedua. Sebelumnya saya juga kaget saya melihat  mobil jemputan yang disediakan panitia. Mobil ini mirip dengan angkot di Indonesia. Penumpangnya duduk di dua kursi panjang berhadap-hadapan. Bedanya, mobil ini dilengkapi fasilitas AC. Rasanya jenis mobilnya tidak klop dengan pelatihan yang berlevel internasional. Saya berada di kota ini selama 3 minggu untuk mengikuti pelatihan Peace Building, yang digelar oleh Mindanao Peacebuilding Institute.

13389001051768512257

Purnawan Kristanto's picture

Kesasar di Singapura

Hidup pas-pasan itu ada enaknya, tapi ada tidak enaknya. Enaknya, pas ada keinginan ke luar negeri, eh pas ada yang menawari. Tidak enaknya adalah bisa bikin kaki kram.

Akhir bulan Februari, pak Iskandar Saher dari Pusat Pengembangan dan Pelayanan Holistik (P3H) menawari untuk mengikuti kursus Peacebuilding. Tanpa banyak membuang waktu, saya mengiyakan tawaran itu.

1337035367812576340

Peserta dari 40 negara lebih

Purnawan Kristanto's picture

Kopdar Komunitas Penjunan

Meskipun istriku orang Jakarta, tetapi aku sendiri tidak terlalu antusias setiap kali pergi ke ibukota negara itu. Dengan diantarkan oleh Kirana dan isteri, aku berangkat ke bandara menumpang kereta Pramex dari stasiun di Klaten. Duduk di depanku, ada satu keluarga besar. Setelah aku amati, ternyata dua di antaranya adalah anak kembar lai-laki. Satu anak sedang disusui, sedangan kembarannya bermain dengan kakaknya.

Si Kembar

Aku tertawa sendiri karena di peron stasiun tadi aku juga melihat anak kembar yang lain. Aku segera mengirim SMS pada isteriku.

"Tahu nggak, aku ketemu anak kembar lagi di kereta," tulisku.

"Kayaknya asyik juga ya punya anak kembar," balas isteriku.

"Kalau anak kembar itu sama ceriwisnya dengan Kirana, maka RT kita bakal gaduh," responsku.

***

Perjalanan udara biasa saja. Maksudnya biasa terlambat dari jadwalnya. Sesampai di terminal 3, aku segera mengirim SMS ke Darsum. Pada saat yang bersamaan, SMS dari Darsum juga masuk. Kami janjian bertemu di Gambir.

iik j's picture

Catatan Perjalanan Ke Pesparawi Nasional IX di Samarinda-Kaltim


"Anda kita tunjuk sebagai Sekretaris Panitia Pengiriman Kontingen Pesparawi Provinsi Jawa Tengah!" kata seorang dari Departemen Agama beberapa bulan lalu

"Tunggu pak... sampai detik ini saya nggak ngerti Pesparawi itu apa, bagaimana dan macem-macemnya. Saya tidak mempunyai pengalaman sama sekali dalam hal ini" jawabku sambil berusaha mengelak

Tapi sejuta cara mereka pakai, merayu bosku, begini begitu dan akhirnya 'terjerumuslah' aku di urusan Pengiriman Kontingen Paduan Suara dan pernak perniknya. Mendesain logo, mengkoordinir, mendata, menghitung anggaran, menyusun proposal, membuat surat-surat sampai audiensi dengan Gubernur, menjadwal rapat, promosi TV, radio, Konser Pamit hingga carter pesawat. 3 bulan yang melelahkan...

Purnawan Kristanto's picture

Pulang ke Jogja

Terjadi keanehan saat kami bersiap pulang ke Yogyakarta. Ketika pak Agus, kapten pilot, mengecek tangki bahan bakar di sayap sebelah kiri, volumenya sudah berkurang. Namun saat mengukur tangki pada sayap sebelah kanan, isinya tidak berkurang. Anehnya justru bertambah banyak! Ada apa ini?

Photobucket

Purnawan Kristanto's picture

Kisah di Tasikmalaya

PhotobucketHari Selasa [8/9/2009], saya bersama dengan pak Tjandra Agus, koh Januar, Doddy Hendro dan pak Hasan pergi ke Tasikmalaya untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan. Sekitar pukul sepuluh pagi, ditemani oleh pak Philipus Kristianto dan pak Jonson Sitorus, kami meluncur menuju desa Sukajaya, kecamatan Purbaratu. Sepanjang pengamatan,  kota Tasikmalaya tidak terpengaruh sama sekali dengan adanya gempa. Semua berjalan dengan normal. Tidak ada tanda-tanda kedaruratan. Sedikit tanda bahwa ada gempa telah terjadi di sana adalah runtuhnya bangunan tua di sebuah perempatn dan aktivitas anak jalanan yang meminta sumbangan atas nama korban gempa. Aktivitas perekonomian berjalan dengan normal. Toko-toko buka seperti biasa, kecuali warung makan. Jalanan disesaki kendaraan pribadi dan angkutan umum. Tidak banyak terlihat mobil pembawa bantuan kemanusiaan.