Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

SURABAYA Kehilangan orang benar !

Wapannuri's picture

Warga Surabaya pasti mengenal yang namanya Tri Risma Harini. Soalnya dia adalah Walikota untuk periode ini ! 

Saya mengenal nama Risma pertama kali melalui Suara Surabaya. Waktu itu ibu Risma masih menjabat sebagai Kepala dinas pertamanan. Tugasnya adalah menghijaukan Surabaya.

Dan semenjak kepemimpinannya, Surabaya lebih asri, lebih hijau dan lebih segar. Di sudut - sudut kota mulai bermunculan tanaman - tanaman yang mengeluarkan O2. Taman - taman kota mulai bermunculan, di Undaan, di Bawean, dan di tempat - tempat lainnya yang dulunya mati sekarang tiap malam dipenuhi dengan warga Surabaya. Apalagi waktu malam minggu. Tambah ramai ! Banyak keluarga yang tidak mampu jalan - jalan di Mal "cangkruk" di sini. Beberapa mengajak anak - anaknya untuk bermain di taman yang memang ada tempat bermainnya. 

Surabaya sungguh menyenangkan (semenjak adanya mbak Risma) !

Nah, hari ini, 31 Januari 2011 DPR Surabaya yang dipimpin oleh Wisnu Whardana menurunkan Risma dengan hak angketnya. Keputusan ini didukung oleh 6 dari 7 fraksi politik yang ada di dewan. 

 

TERUS, MASALAH SEBENARNYA APA ?

Setelah browsing sebentar, saya mengetahui bahwa Risma diturunkan karena membuat peraturan yang menyatakan bahwa pajak reklame akan dinaikkan menjadi 25%. Dia menyatakan bahwa pendapatan Surabaya dari pajak reklame cukup besar, namun hanya sedikit yang masuk ke kas daerah ! Nah, dengan adanya peraturan ini, maka lubang - lubang yang membuat kebocoran kas reklame ini bisa ditutupi.

Artinya, pendapatan kas daerah akan naik ! Nah, untuk apa pendapatan ini ? Tentunya untuk kesejahteraan warga Surabaya sendiri !

Loh....cuman itu aja masalahnya ? Sementara ini yang saya ketahui ! Sebenarnya saya tidak tertarik untuk menulis masalah politik tapi saya mempunyai kesan bahwa Risma adalah orang benar. Benar - benar membela kepentingan masyarakat. Benar - benar orang yang memegang prinsip. Dan benar - benar berusaha untuk menjadi orang bersih ! Yah....salah satu indikator saya untuk melihat seseorang itu adalah dari buahnya ! Apa yang sudah dihasilkannya, bukan apa yang dikatakannya !

Dan Ibu Risma adalah orang yang masuk dalam kategori saya !

 

SURABAYA KEHILANGAN ORANG BENAR!

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kasus bu Risma ini ? Paling tidak :

Pertama, orang benar tidak disukai di mana - mana. Mengapa ? Karena lebih banyak orang yang tidak benar di dunia ini. Namun bau harumnya orang benar tersebar ke mana-mana !

Kedua, orang benar yang radikal tidak diterima. Saya tidak mengatakan bahwa orang benar tidak diterima. Tapi orang benar yang radikal pasti tidak diterima. Namun, yang pasti orang benar pasti tidak diterima...hehehehehe....pasti bingung ! Makanya jadi orang jangan radikal ! Terus apakah kita harus toleransi dengan kesesatan ataupun ketidak benaran ? Susah untuk menjawabnya !

Ketiga, tidak ada yang dapat menolong orang benar kecuali TUHAN yang maha benar. Apakah ada orang yang akan membela Risma ? Tidak ada ! PDIP yang mengusungnya menjadi walikota tidak mampu berbuat apa-apa. Bahkan ikut melancarkan proses hak angketnya. Hanya PKS saja yang tidak mendukung hak angket yang digulirkan oleh dewan ! Kabar terbaru yang saya dengar dari Suara Surabaya pada pukul 15.00 ini menyatakan bahwa hari Rabu tanggal 2 Februari 2011 ini akan mendukung Tri risma dengan mengeluarkan 5.000 warga Surabaya yang peduli dengan kasus ini. 

Hmmm....apakah Surabaya akan rame ? Apakah Surabaya akan rusuh seperti Mesir gara - gara kasus Risma ini ? Saya harapkan tidak !

Keempat, apa yang sebaiknya kita lakukan jika kita menjadi Risma ? Tidak ikut berpolitik ? Atau maju terus pantang mundur seperti bu Risma ? Pertanyaan ini juga susah untuk dijawab karena maju salah dan mundur juga salah. Ah...jadi ingat Tuhan Yesus. Orang yang dulunya mengeluk-elukkan ketika Ia masuk ke Yerusalem dengan naik keledai berubah menjadi orang yang memakiNya dalam via dolorosa ! 

 

Inilah POLITIK. inilah dunia yang diminta oleh rakyat Israel ketika mereka menolak Tuhan dan meminta seorang raja untuk memerintah ! Tuhan sendiri sudah mewanti - wanti mereka bahwa adanya raja akan membuat kehidupan kita menjadi lebih sengsara ! 

Risma...Risma....malang benar nasibmu ! Hanya jangan putus asa sebab jerih payahmu akan diingat oleh orang banyak. Keberadaanmu menjadi sejarah di Surabaya ini :

1. Walikota wanita yang pertama di Surabaya

2. Walikota pertama yang dilengserkan dengan mutlak gara-gara membela kepentingan masyarakat dan negara !

 

KESIMPULAN

Bagaimana dengan kehidupan berorganisasi di gereja ? Apakah seperti carut marutnya kehidupan politik di negara kita ini ? Saya harapkan tidak. Saya harapkan para pemimpin gereja mengashi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budinya. Juga mengasihi sesama manusia seperti mengasihi dirinya sendiri ! 

 

__________________

Dunia di mata Wapannuri.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ferrywar's picture

surabaya

Wapanuri, kesalahannya terletak pada pemerintah sebagai instansi yang lebih tinggi tidak membuat sistem yang baik. Akibatnya orang-orang yang berusaha berbuat baik, karena sedikit jumlahnya, terdesak dan malah bisa kalah. Contoh yang berhasil adalah di depkeu. Di jaman menkeu yang lama terjadi reformasi besar-besaran dan mendasar sehingga relatif bersih. Untuk menyapu dengan bersih perlu sapu yang bersih pula.
king heart's picture

@wapanuri

Persoalan kadang bukan terletak benar atau tidaknya, atau lebih jauh lagi benar radikal atau tidaknya. Sering sesuatu yang benar bisa tidak berkenan bagi beberapa ( mungkin juga kebanyakan ) orang karena dianggap menyalahi peraturan atau bahkan hanya sekedar kepatutan.

Taruh kata, apa yang dilakukan walikota Surabaya adalah benar dan diamini sebagian besar warga Surabaya, namun karena dianggap menyalahi peraturan atau kepatutan yang sudah biasa ( norma ) dan bisa diterima anggota DPRD yang terhormat bahkan mungkin intelek, maka jabatan Walikota bisa dilengserkan atas nama suara terbanyak di Dewan.

Barangkali sebagian anggota DPRD merasa "risih" karena Walikota melakukan sesuatu yang bertentangan dengan "norma" yang sepatutnya dilakukan seorang Walikota yag terhormat.

"Risma, Risma, memang malang nasibmu!"

Ternyata membela kepentingan masyarakat saja tidak cukup.

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

Geadley Lian's picture

ingat.

Dalam politik,apa2 saja bisa terjadi.Rima dicemburi lagi.

__________________

geadley

manguns's picture

Domba, serigala dan gembala

Misalkan saja si tri ini kristen, yang belum masuk ke tampuk pimpinan, tentu dikategorikan sebagai domba. Selaku domba yang diterjunkan ditengah serigala, para domba (berkwajiban/  diperintahkan) cerdik seperti ular tulus seperti merpati. Gembala juga berkwajiban melindungi domba-domba. Jadi rasanya pengaturan alkitabiahnya gamblang dan memadai.

Permasalahan selalu banyak, tapi ada yang gamblang solusi alkitabiahnya, ada yang samar, ada yang tersembunyi. Ketika tri masuk kancah politik dan jadi pimpinan adalah tolol sekali kalau dia 'take for granted' status domba, keularannya dan tongkat gembala, akan cukup mengamankannya. (kalo gembalanya cowboi, nggak pake tongkat tapi colt atau winchester) 

Tanpa persiapan memasuki kancah politik/dunia lain, akan butuh mukjizat setiap saat. Demikian kata mutiara para profesionalnya:

  • disitu masih cemen, singanya banyak doang, tp  banyak yang ompong-digigit juga geli, disawer juga kelar.
  • disono rada hati-hati ada pawangnya, temuin aja sianu, baru lo bisa tau sajen yang pas buat si pawang.
  • wedew...singanya banyak..pawangnya banyak
  • seorang pawang mengeluh: wedew... ngeri bener disini, tenang tenteram... tapi tiap hari badan serasa terasa sakit, digebukin, kabour..

Kalo tri mau langgeng menerapkan benar-benar nya, dia kudu belatih menghadapi arena yg akan dimasukinya.Tri wajib nemukan solusi alkitabiah yg samar bahkan tersembuni, yang bahkan gembala biasa sulit memahaminya. Naif sekali berharap Allah bermukjizat setiap saat mengamankan dirinya...

Geadley Lian's picture

Kata "singa"

Dia sudah menjadikan surabaya sebuah negeri yang indah & tidak ada sebab dia diturunkan kalo rakyat menyokong dia.Soal "singa" itu mengingatkan daniel yang dibuang ke lubang singa tapi Tuhan menutup mulut sang singa dari menerkamnya.

__________________

geadley

tonoutomo's picture

Kurawa Vs Pandawa

wapan....negeri kita ini negerinya para kurawa. sudah banyak cerita seperti ibu risma. namun sayang nggak ada yang mengekspos secara besar-besaran. saya senang kalau kamu mau mengekspos dalam blog di SS. paling tidak kamu tidak tinggal diam. paling tidak kamu tidak merupakan bagian dari para kurawa. paling tidak kamu masih punya hati pandawa.

itu lebih baik....:))))

__________________

apa hebatnya manusia!!!!!!

sandman's picture

Risma oh Risma nasibmu...

Coba kamu belajar SOLO kepada Jowi... :D

__________________

iik j's picture

wapan, ga usah lebay soal risma

wapan.. ga usah lebay soal risma. ha ha ha ha..

kenapa?

Sebenarnya saya tidak tertarik untuk menulis masalah politik tapi saya mempunyai kesan bahwa Risma adalah orang benar. Benar - benar membela kepentingan masyarakat. Benar - benar orang yang memegang prinsip. Dan benar - benar berusaha untuk menjadi orang bersih ! Yah....salah satu indikator saya untuk melihat seseorang itu adalah dari buahnya ! Apa yang sudah dihasilkannya, bukan apa yang dikatakannya !

Dan Ibu Risma adalah orang yang masuk dalam kategori saya !

1. Karena "orang benar" hanya menurut kategori anda 

Ha ha ha... banyak orang Kristen (baik yang ngikut-ngikut politik or nggak) suka begini ini. Mengkategorikan si itu si ini, memasukkannya dalam daftar ketegori 'orang benar', orang tulus, orang baik, orang inilah orang itulah yang seakan-akan 'sebutan' itu Alkitabiah, padahal itu kategori yang 'kita buat sendiri'... 

2. karena demikianlah Indonesia!! ha ha ha ha (*sinis mode on*)

apa sih yang nggak mungkin terjadi di Indonesia? yang terjadi sama Risma sih... udah banyak terjadi. Bukan semata-mata karena hak angket, tapi banyak hal lain... ha ha ha ruwet top markotop dah kalo bicara politik.