Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Bukti Nyata Sifat Buruk Mama (1)

KEN's picture

Menurut cerita papa, mama adalah seorang yang keras kepala, mau menang sendiri, merasa diri paling benar sedunia, cenderung berprasangka buruk atas apa yang belum tentu demikian sudah berani memastikan demikian, tak pernah merasa bersalah, tak tahu malu, tipis kuping, mulut bocor, diktator, otoriter dan masih banyak lagi.

Mama adalah seorang suster di salah satu rumah sakit terbesar dan terkenal di Kalimantan Barat. Nama rumah sakitnya adalah Rumah Sakit Serukam. Jarak antara daerah Serukam dengan kota Singkawang hanya dua jam perjalanan saja, menggunakan mobil. Pertemuan papa dan mama hingga menikah, karna bermula ketika papanya papa (kakek saya dari papa) menderita sakit dan dirawat di rumah sakit itu. Mamalah susternya kakek saya yang khusus merawat dan menjaga kakek saya.

Baru setahun papa menikahi mama, sifat asli mama mulai nampak, mama ternyata seorang perongrong seperti yang disebutkan di atas tadi. Papa tak kuasa berkeputusan ceroboh, sambil berharap penuh semoga mama bisa berubah baik. Sembilan tahun berjalan, hingga melahirkan anak ketiganya, mama semakin menjadi dan bertambah buruk, seperti orang gila (kata papa). Papa sudah tak sanggup memikul beban rongrongan mama yang begitu berat dan akhirnya terpaksa bercerai.

Papa adalah seorang pekerja keras, bermula dari penjual telur ke kampung-kampung hanya dengan modal sepeda onta dan dua buah keranjang rotan yang diikatkan di boncengan bagian belakang sepeda, pergilah papa mengayuh sepeda ontanya pagi-pagi buta untuk menjual telur-telurnya hingga ia mampu memiliki tiga unit truk pengangkut sembako, enam unit bus metromini, satu unit mobil mewah, satu unit rumah mewah dan lain-lain. Dengan satu beban yang menemaninya selama sembilan tahun itu yaitu rongrongan dari mama yang kesetanan.

Saat itu, keluarga papa (kami) adalah keluarga terkaya di kota yang masih terbilang kecil itu. Tapi, sembilan tahun kemudian, lenyap tak berbekas.

Kini, papa sudah menikah lagi dan memiliki seorang anak laki-laki (delapan tahun). Memiliki usaha yang cukup mapan dan menjanjikan. Hidup bahagia dan damai.

anakpatirsa's picture

Ken melanggar Policy:

Ken melanggar Policy:

Bagian: "Mengunggah (upload) atau memposting tulisan, gambar, video, dll yang berisi hal-hal yang melanggar hukum kasih, memfitnah, menghina, atau menyerang suku, agama, denominasi, atau pribadi tertentu."

Yaitu: "Menyerang ibu sendiri."

Rusdy's picture

Gigih

Sepertinya orang 'kuntien' (label yang diberikan oleh orang cina Jakarta ke cina Kalimantan) memang gigih2 yak. Saya sering dengar banyak cerita mirip kasusnya bokapnya Ken. Dari nggak punya duit sama sekali sampe jadi konglomerat, berbekal jualan / dagang kecil2an.
Miyabi's picture

Pribadi tertentu: pasal karet policy

Ibu sendiri itu termasuk pribadi tertentu ga? Hehe. Agak aneh policy-nya. Harusnya kalo mau adil: yg dilarang adalah menyerang pribadi manapun. Kalau pribadi tertentu tidak boleh diserang, harusnya policy juga menjelaskan siapa saja yg dimaksud pribadi tertentu itu. Termasuk pasal karet niy. Emak gue sendiri, mustinya hak gue untuk ungkap kisahnya. Hehe. Anggap aja otokritik keluarga.
__________________

".... ...."

Debu tanah's picture

Melanggar hukum kasih

Kl dari kutipan AP, tulisan di atas jelas melanggar hukum kasih.

I Petrus  4:8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

 

Okelah, ibunya sudah berdosa, tetapi karena Ken tidak mengasihi ibunya, bukannya ditutupi tapi malah diumumkan ke seluruh dunia. Embarassed

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Rusdy's picture

Policy 'Kasih'

Saya (subjektif) tidak setuju dengan memasukkan 'hukum kasih' di dalam policy SS. Masalahnya, siapa yang bisa menilai dan menerapkannya? Cuman Tuhan yang tahu isi hati manusia. Yang berbahasa halus bisa saja menulis dengan motivasi membenci (yang mana melanggar hukum kasih).

Lagipula, kalo semua isi tulisan yang melanggar 'hukum kasih' harus dibredel, kayaknya nggak bakal ada yang lulus. Tulisan Ken diatas, bisa aja lagi curhat. Hak pribadi toh kalo lagi kesel sama orang. Ya, bisa saja lagi curhat melanggar 'hukum kasih'. Toh, ini buktinya kita masih sarat dengan dosa, Yang sempurna cuman Yesus, tapi Yesus nggak ngeblog di SS.

Yang (mudah2an) bikin SS ini unik, ya semua tulisan baik teologi maupun curhat bisa dikritis oleh para pembaca lainnya, tanpa dihalangi oleh 'batas-batas palsu' (seperti politically correct language) untuk tujuan saling mengajar. Yang mengkritis pun kan juga tidak sempurna, seperti Ken sendiri. Masa orang kristen dilarang saling mengajar, alias harus sudah sempurna?

Alternatif lebih baik: supaya Ken (dan para komentator) bisa menilik tulisannya sendiri, beserta komentar2nya disini, apa motivasi dia menulis tentang ibunya seperti ini.

Purnomo's picture

KEN belum memajang foto ibunya.

KEN - menurut saya - belum melanggar policy karena masih menyamarkan sang tokoh dengan kata "ibu" tanpa menyebut nama jelasnya, atau memajang fotonya, atau menulis nomor rekening plus saldonya.

Saya setuju dengan Bang Rusdy bahwa banyak blog di sini yang menyerang pribadi tertentu. Rasanya seluruh blog saya begitu juga.

Catatan untuk seorang blogger: Komen ini membuktikan bahwa saya tidak sembunyi di balik awan, masih di sini, belum staying beyond the blue. Mengutip jargon si Empek, "Sebelum aku menjabat tanganmu, aku akan mati dengan mata melek." Hehehehe, pasti keganjal katarak yang sudah terlalu tebal.

Salam.

minie's picture

@Purnomo, saya masih disini

Ada yang menyarankan agar saya menghubungi bapak, barangkali ada hubungannya dengan seseorang yang pernah kenal dengan saya? Atau barangkali ada hubungannya dengan jemaat yang menghamili pendeta? Saya tunggu beritanya pak Purnomo. Salam
Purnomo's picture

Saya belum menghamili pendeta.

He he he he, rame juga blog KEN ini sampai saya binun baca komentar Minie. Supaya lapak KEN tidak ditumpangi perdebatan SIAPA MENGHAMILI SIAPA, biar Minie dan saya kasak kusuk di tempat lain.

Salam.

KEN's picture

All: You see?

Kelihatan ngga, mana komentator yang picik dan munafik, mana komentator yang mendingan dan mana komentator yang lumayan dewasa?

Numpang ngakak: Hahahaha...

rogermixtin09's picture

@KEN

Halo bro,salam kasih

KALAU tulisan ini adalah kisah nyata anda,maka sepertinya kekecewaan anda terhadap ibu anda kelihatanya sudah berada pada taraf yang cukup parah,karena anda sudah berani mengungkapkanya dalam blog disini yang akan dibaca oleh sangat banyak orang.

Membaca kisahnya memang kelihatanya tokoh ibu dalam tulisan ini bukanlah seorang ibu yang baik,namun kita juga harus ingat bahwa sebagai orang kristen kita harus menjalankan perintah hukum kedua terutama berhubungan dengan sikap kita terhadap orang tua kita.

 

Matius 15:4  Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.

 

Perintah untuk menghormati ayah dan ibu tidak disertai dengan pengecualian.Mau atau tidak mau,suka atau tidak suka,layak atau tidak layak orang tua kita tetap harus dihormati.Itulah yang harus dilakukan oleh kita sebagai anak dan oleh anak kita terhadap kita kelak.

 

Tentunya agar anak kita menghormati dan mengasihi kita maka kitapun harus menunjukan sikap yang layak untuk itu.Namun ada juga orang tua yang tidak menyadari hal ini,atau bersikap masa bodoh dengan melakukan hal-hal yang tidak patut,namun sekali lagi kita tetap harus menghormati mereka karena itulah yang diperintahkan oleh Tuhan.

 

Sebagai sahabat di SS ini,saya hanya ingin menyarankan kepada anda cobalah untuk bersabar dan ingat akan perintah itu,sebab sekali lagi perintah itu tanpa pengecualian suka atau tidak,layak atau tidak,kita tetap harus melakukanya.

 

Demikian dari saya.

 

Salam.

 

 

Debu tanah's picture

@ Roger & Ken, memperjelas

Roger:

Tentunya agar anak kita menghormati dan mengasihi kita maka kitapun harus menunjukan sikap yang layak untuk itu.Namun ada juga orang tua yang tidak menyadari hal ini,atau bersikap masa bodoh dengan melakukan hal-hal yang tidak patut,namun sekali lagi kita tetap harus menghormati mereka karena itulah yang diperintahkan oleh Tuhan.

 

Deta:

Apakah anda hendak berkata bahwa Ken, dengan menulis blog di atas, TIDAK MENGHORMATI ibunya? Atau bagaimana ?

 

Ken:

Yang perlu saya lakukan adalah menyadarkannya, orang lain dan diri saya sendiri. Dan yang perlu anda lakukan adalah menyadarkannya dan saya dan diri anda sendiri. Kalau masing-masing tidak mau sadar, lalu bagaimana?

 

Deta:

Anda belum menjawab pertanyaan Rusdy: apa motivasi anda menulis blog di atas?

Apakah benar blog ini untuk menyadarkan ibu anda? Apa anda sudah print blog ini dan memberikan ini kepada ibu anda dalam rangka menyadarkan ibu anda ?

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

KEN's picture

rogermixtin09: Terima kasih

Hukum tabur tuai sudah, sedang dan akan kita terima semenjak manusia pertama dan akan terus berlangsung sampai kepada manusia terakhir.

Yang perlu saya lakukan adalah menyadarkannya, orang lain dan diri saya sendiri. Dan yang perlu anda lakukan adalah menyadarkannya dan saya dan diri anda sendiri. Kalau masing-masing tidak mau sadar, lalu bagaimana?

Anggaplah saya bodoh. Maukah anda berteman dengan saya yang bodoh ini apa adanya?

rogermixtin09's picture

@Ken

Ken,anda adalah sahabat saya di SS ini.tentu saja saya akan berteman dengan anda dengan keadaan anda apa adanya,seperti juga rekan-rekan lainya yang ada di disini.

Saya prihatin dengan perasaan anda terhadap ibu anda itu.

anda sudah menikah dan punya anak atau belum Ken ?

Saya sudah punya tiga orang anak dan yang terakhir masih bayi.Kalau anda sudah punya anak tentu anda tahu bagaimana REPOTNYA orang tua mengurus anak bayi mereka,terutama seorang ibu.Ini hal yang sangat sulit dan butuh PENGORBANAN yang luar biasa,terutama bagi mereka yang hidupnya pas-pasan dan tidak mampu membayar pembantu.Tetapi juga sekaligus hal yang sangat membahagiakan bagi orang tua yang mengurus anaknya,terutama pada saat tengah malam buta dalam keletihan dan ingin tidur,tetapi harus bangun mengganti popok ketika bayinya menangis karena merasa gerah dengan kencing dan tai-nya yang melekat di pantat.

Menurut saya pribadi,PENGORBANAN tetapi juga KEBAHAGIAAN orang tua mengurus anaknya tidak dapat ditebus oleh sang anak dengan cara apapun.

Mungkin itulah sebabnya Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk menghormati ayah dan ibu kita tanpa pengecualian.

Salam.

 

KEN's picture

rogermixtin09: Siapa yang minta dan siapa yang suruh?

Saya memang belum menikah dan belum memiliki anak (dulu hampir hahaha...). Dan seandainya saya menikah dan memiliki anak nanti, saya jelas sudah tahu konsekuensinya dan tak berhak sedikitpun mengkambinghitamkan anak2 saya dengan alasan apapun. Ini berbeda dengan mendidik ya... ingat, ini berbeda dengan mendidik.

roger, anak2 anda pernah meminta anda dan istri untuk melahirkan mereka? Tidak!

Anak2 anda lahir di dunia atas keinginan anda berdua dan atas perintah Allah!

Alkitab hanya mencatat bahwa seorang anak harus menghormati orang tuanya supaya panjang umurnya. Bukan menghormati orang tua bagai menyembah Tuhan. Sebaliknya, orang tua diperintahkan untuk bertanggungjawab atas anak2 mereka, bukan dipaksa "menyembah" orang tua atau dibikin syak.

rogermixtin09's picture

Ken,Gambatte kudasai

Betul sekali Ken,anak-anak lahir bukan atas keinginan mereka melainkan keinginan orang tua mereka.Itulah sebabnya orang tua berkorban tanpa pamrih demi anak-anaknya dan tidak boleh mengungkit pengorbanan mereka buat anak-anak mereka.Apalagi sampai mengajarkan atau memaksakan sang anak untuk menyembah mereka sebagai Tuhan,itu namanya orang tua tidak tahu diri.

Anak tidak boleh menyembah orang tuanya sebagai Tuhan.Namun kembali lagi,kita tetap harus menghormati mereka.

hai-hai pernah menulis kesedihan seseorang yang belum pernah merasakan ditinggal mati oleh orang terkasih mereka tidak sama dengan kesedihan orang yang sudah pernah mengalaminya.Saya kira hal yang sama juga berlaku bagi orang yang belum pernah memiliki anak.Ketika dia memiliki anak maka dia akan tahu bagaimana susah dan sekaligus bahagianya orang tuanya ketika mengurusnya saat itu.

Harapan saya semoga suatu saat anda bisa berdamai denganya.

GAMBATTE KUDASAI

 

Miyabi's picture

@KEN: lanjutkan ceritanya

Saya akan membacanya dengan setia.

Blog ini baiknya dilihat dalam kerangka teologi rekonsiliasi. Ken adalah salah satu korban. Biarkanlah korban menceritakan kisahnya.

Pengampunan dan kasih tidak bisa hadir, jika perusakan masih terjadi. Perusakan apa? Perusakan dalam diri KEN. Perusakan dalam diri KEN yang bagaimana?

Meskipun perbuatan-perbuatan Ibu Ken sudah berlalu, namun perusakan-perusakan itu "masih nyata" dan "masih berlangsung" di dalam diri KEN dan KEN masih harus berhadapan dengan perusakan ini hari demi hari.

Perusakan ini tidak akan berhenti jika ditutupi dan dibungkam. Biarkan terbuka, dan biarkan perusakan itu berhenti. Dengan begitu KEN akan bisa mengampuni ibunya dan akan kasih itu akan hadir dengan sendirinya.

__________________

".... ...."

Debu tanah's picture

@ Miyabi, tulisan yg lain

Karena anda berjanji untuk membaca lanjutannya, Ken sudah pernah menulis tentang ibunya, baca yang INI dan ITU.

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Miyabi's picture

@Deta: lanjutan

Saya sudah membacanya. Poinnya bukan soal seberapa banyak cerita yang sudah diceritakan oleh KEN. Juga bukan soal sudah seberapa banyak cerita yang didengar pembaca.

Poinnya adalah di tindakan "bercerita" dari KEN. Teruslah KEN bercerita. Poinnya ada di teruslah bercerita.

Mereka yang sensitif dengan bentuk-bentuk tulisan emosional, silakan menahan diri tidak membacanya.

__________________

".... ...."

Debu tanah's picture

@ Miyabi, bercerita

Menurut saya bercerita kepada dunia tentang betapa brengsek-nya ibu nya tidak akan menyelesaikan masalah. Kl mau bercerita ya mbok curhat saja pada sahabatnya atau psikolog. Btw anda seorang psikolog?

Kenapa saya tidak setuju dengan blog ini dan blog2 sebelumnya? Karena rasanya menceritakan keburukan ibu sendiri ke seluruh dunia adalah tindakan yg akan disesalinya oleh siapa saja bila orang itu sadar (baca: tidak lg membenci ibunya). Karena Ken dalam blog ini mengunakan nama asli. Jadi saya tidak setuju dengan komentar pak Purnomo, yg mengatakan bahwa blog ini belum melanggar policy karena belum memajang foto ibunya. Besar kemungkinan ada orang yg punya akses internet mengenal ibu nya si Ken bukan?

Inti dari blog-blog si Ken adalah, dia sakit hatidendam pada ibunya. Dan menurut saya bercerita kepada dunia tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan memperdalam sakit hatinya saja.Tetapi yang menyelesaikan adalah belajar MENGAMPUNI, ini adalah salah satu tindakan kasih yg diperintahkan Tuhan.

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Miyabi's picture

@deta

Saya bukan psikolog atau pun terapis profesional. Curhat dengan psikolog atau terapis itu baik dan berguna.

Menulis atau melukis juga baik dan berguna bagi KEN. Pertarungan KEN masih berlangsung, jadi penilaian-penilaiannya ditunda dulu.

 

__________________

".... ...."

ebed_adonai's picture

@miyabi: I feel..

"..Pengampunan dan kasih tidak bisa hadir, jika perusakan masih terjadi.."

Sekilas membacanya memang terasa kurang pas. Tapi setelah membaca kalimat berikutnya, baru saya mengerti. Apa nggak lebih sip pakai kata "kerusakan" aja ya mbak Miya? Kan perusakan (siapapun dan apapun penyebabnya) masih akan terus terjadi dalam hidup. Hanya saja, jangan sampai perusakan itu menyebabkan kerusakan dalam diri kita, sehingga pengampunan dan kasih tidak bisa hadir..

Piye? Smile

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

Miyabi's picture

@ebed

Saya tidak pakai kata "kerusakan", karena saya tidak sedang membicarakan suatu dampak. Kalau misalnya ada orang berbuat sesuatu sehingga menimbuklan kerusakan pada script-script pemropgraman dalam jiwa saya, maka persoalannya cuma soal gimana memulihkan apa yg rusak itu.

Saya lebih memilih untuk menyebut "perusakan", karena yang terjadi adalah sebuah script malware telah ditanamkan ke dalam jiwa saya dan saya harus hidup berhadapan dengan script itu dan segala perusakan yg ia timbulkan dalam diri saya itu.

Kita memang bukan sedang membicarakan suatu dampak namun suatu proses.

__________________

".... ...."

KEN's picture

Miyabi: Sok Tahu!

Ada atau tidak ada, lu tahu dari mana?

Rusak atau tidak rusak, lu tahu dari mana?

Berhenti atau tidak berhenti, lu tahu dari mana?

Masing-masing orang punya andil dan kuasa atas dirinya sendiri, dan tak seorangpun yang boleh dan berhak dan mampu mengendalikan orang lain apalagi hingga mampu mengetahui apa isi yang ada dalam lubuk hati seseorang. Bullshit!

Gue tetep konsisten dalam hal ini (sudah tiga blog, dari dulu). Tapi hati seseorang lu tahu?

Miyabi's picture

@KEN: namanya juga usaha

Tahu atau tidak tahu didapat dari umpan baliknya. Saya lempar bola dalam gelap. Kalau memantul balik, berarti bola itu mengenai sesuatu. Kalau ada yg mengaduh, berarti ada orang di sana.

Ini jurus namanya juga usaha.

Jangan merasa istimewa karena sudah nulis 3 blog. Yang bikin tulisan macam begini, ada buanyak banget di internet.

There is nothing new under the sun. Polanya itu-itu aja kok. Ga ada yg istimewa.

__________________

".... ...."

KEN's picture

Miyabi: Lu sok tahu lagi.

Kapan saya merasa istimewa? Bukankah justru saya membuktikan bahwa saya brengsek atau bangsat? Hal yang sudah berlalu sekian lama, tapi tetap saya tuliskan berulang-ulang (dengan gaya berbeda)? Apanya yang harus diistemewakan?

Hanya satu hal yang boleh saya istimewakan seperti dalam kasus ini, yaitu, setiap orang mempertahankan cara pikirnya (pemahamannya) yang dianggapnya sudah paling benar, sama seperti saya mempertahankan cara pikir saya (pemahaman saya) yang sudah saya anggap paling benar.

Miyabi's picture

@KEN: Namanya juga usaha

Makanya disebut namanya juga usaha, hahahaha.

Ya iya lah sok tahu. Kan ngetes, bener apa enggak. Kalo bener disimpen kalo salah dimodif dikit trus dicoba lagi. Namanya juga usaha, hahahaha.

__________________

".... ...."

KEN's picture

Miyabi: Itu bukan usaha

Yang lu lakukan itu kosong.

Yang lu lakukan itu namanya menjebak.

Yang namanya usaha itu bekerja, buka toko/warung, dll hahahaha....

Miyabi's picture

@KEN: warung doyong

Ini juga warung kok. Warung doyong, nempel ke tetangga, hahaha.

__________________

".... ...."

KEN's picture

Miyabi: Siapakah ia yang memiliki kasih?

Khusus blog ini, saya sedikit setuju dangan Rusdy. Tak seorang manusiapun yang mampu mengasihi dengan sempurna. Sadarilah hal itu dan marilah kita hidup apa adanya, selama bumi masih berputar.

Miyabi's picture

@KEN

Siapakah  ia yang memiliki kasih? Saya ga tau KEN. Hahahahaha

Yang jelas, kalau saya tidak punya, berarti saya tidak bisa memberi. Kecuali kalau ada yg mau nombokin.

__________________

".... ...."

KEN's picture

Miyabi: 70 tahun, paling kuat 80 tahun

Sampai detik ini, berapa banyak perbuatan kita yang tidak menunjukkan kasih baik disengaja ataupun tidak? Itu belum sampai kepada 70 tahun apalagi 80 tahun loh?

Coba baca komentar-komentar dari para komentator-komentator picik dan munafik di atas, mereka tak pernah berpikir dan menyadarinya ketika berkomentar.

Geadley Lian's picture

sebahagian besar

Saya sudah terbiasa dengan ortu yg seperti itu,jadi saya sangat memahami situasi yg seperti itu.Kesimpulannya,tetap utk sentiasa bersabar & coba ambil waktu utk berdoa pada Tuhan.Tidak ada perintah yg mengijinkan orang kristen menuduh seseorang itu picik & munafik.Hanya seseorang itu mengambil iktibar dari apa yg terjadi pada dirinya sendiri.Satu lagi saranan adalah berjumpa dengan hamba Tuhan agar bisa berdiskusi secara bersemuka dengan nya.

Memang bagi sebahagian besar anak2 sangat membenci ortunya tapi ada yg masih diam dengan mereka.Kalo merasa diri sendiri sudah bisa berdikari,yg baiknya adalah beli rumah sendiri.

__________________

geadley

Rusdy's picture

Pahit2an Lagi

@all except Ken:

OK, ini udah dibahas berkali2 sebelumnya (salah satunya yang bisa saya gali di http://www.sabdaspace.org/keep_it_simple#comment-45808 ).

Deta juga udah makan asem garem sama Ken di bidang ini juga. Saya juga pernah berkomentar (nggak ketemu linknya). Saya yakin udah banyak yang menasehati Ken bahwa dia menyimpan 'akar pahit'. Nggak jarang juga yang menasehati Ken malah dituduh picik.

Berhubung sejauh ini polanya sama (Ken nulis tentang ibu -> dituduh akar pahit -> yang menasehati dituduh picik), saya rasa sarannya Miyabi paling baik sejauh ini (lagipula belum pernah dicoba). Biar Ken menulis semua kisahnya dengan lengkap, apa adanya, lalu kita mendengarkan (eh, membaca). Toh, cuman Ken yang pernah menjalani kehidupan Ken? Nggak adil rasanya kalau kita menilai dari potongan2 cerita kecil.

Lagipula, apapun cerita Ken tentang ibunya, saya rasa tidak akan ada yang berpikir negatif tentang ibunya, karena ini hubungan pribadi antara Ken dengan ibunya. Lain ceritanya dengan hai - Gilbert / Daud T.

---o0o---

@Deta:

Tadinya saya setuju dengan pernyataan "...menurut saya bercerita kepada dunia tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan memperdalam sakit hatinya saja...". Kalau mau dipikir-pikir lagi, sepertinya sebaliknya juga tidak membantu (dengan memendam). Jadi, sepertinya, saran Miyabi boleh ditelusuri lebih jauh.

Masalah motivasi, hmmm...., sepertinya kita tunggu tanggal mainnya deh, setelah semua kisahnya diungkapkan.

 

Debu tanah's picture

@ Rusdy, dampak

Yah begitulah Rusdy. Sebenernya saya hanya concern 2 hal berikut:

1. Saya pribadi berpendapat tidak adil bila menjelek-jelekkan (memojokkan) siapa-pun (apa lagi ibu sendiri) tanpa orang itu bisa membela diri atau memberi penjelasan. Dalam hal ini pembaca hanya menerima infomasi dari 1 pihak saja. Ini menurut saya pelanggaran policy seperti yg dikutip AP.

2. Mengenai curhat tentu boleh, tetapi bukan kepada dunia, lebih baik curhat pada sahabat atau psikolog, saran saya sih Ken baiknya curhat ke Miyabi yg sudah bersedia membaca tulisan2 Ken selanjutnya, bisa via email or PM.

Setelah beres, tentu pengalaman ini bisa menjadi tulisan yg jauh lebih bermanfaat dibanding tulisan spt blog di atas.

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

lapan's picture

@Ken, mamamu memang

Dari cerita-ceritamu, gw dan mama gw (loh, mama gw ikutan baca wkwkwkwkkw abis kepergok :p), kami menyimpulkan kalo mamamu memang brengsek. Gak bener. Dan benar-benar menyebalkan.

Hidupmu juga parah, banyak terjadi hal-hal yang gak enak sama kamu. Mulai dari kebangkrutan, perceraian, kecelakaan, deportasi, uangmu diabisin untuk judi, penolakan tantemu, dsb. (correct me if I wrong :D)

 

Gw sedikit cerita ya...

Papa mama gw dulu nikah gak ada duit, SD aja pada gak tamat. Papa gw kerja serabutan (mebel, sablon, parsel, tukang), mama gw jadi tukang jahit (itu mesinnya aja minjem hehehe). Rumah sempet kebakaran pulak sampe surat-surat penting angus hahahahaha... Akhirnya pindah ke samping pasar. Rumah yang sempet disebut kandang ayam wkwkwkwk

Soal tetangga sombong yang lebih berada, papa mama gw udah ngadepin. Dan ketika ekonomi membaik, walaupun gak sampai terkaya di daerah kami, cukup untuk bikin tetangga sirik. Kompor untuk dagang disabotase, tetangga yang tadinya temen cari ribut dan main sirem-sireman cabe. Hahahaha

Papa mama gw adalah pemenang.

Lanjutkan Ken. Jadi pemenang juga ya! Gutlak :D

 

*gw? aduh jgn liat gw. wkwkwkkw

 

 

__________________

imprisoned by words...

Debu tanah's picture

@ Lapan & All, contoh dampaknya

Lapan:

Dari cerita-ceritamu, gw dan mama gw (loh, mama gw ikutan baca wkwkwkwkkw abis kepergok :p), kami menyimpulkan kalo mamamu memang brengsek. Gak bener. Dan benar-benar menyebalkan.

 

Deta:

Bisa-bisanya kamu menyimpulkan demikian HANYA dari cerita Ken? Siapa yang tahu bahwa Papa Ken juga tidak kalah brengseknya?

Tidak ada manusia yang 100% benar atau 100% salah.

Contohnya:

Saya bisa menyimpulkan papa Ken juga tidak baik2 amat, bila papa Ken adalah orang yg bertanggung jawab, kenapa setelah bercerai Papa Ken tidak mengurus si Ken, karena Ken masih anak nya juga kan? Kenapa sekarang "HIDUP DAMAI" dengan istri baru dan anak yang baru, dan membiarkan anaknya yang lain menderita?

Silakan dijawab !

 

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

lapan's picture

@Deta,

Iya itu adalah kesan orang yang baca.

Gw gak membenci mamanya Ken atau membenci Ken atau membenci papanya Ken. Wong kenal aja gak. Wakakakak

Ini masalah Ken, bukan masalah mamanya atau papanya. Menurut gw dan mama gw, memang mama dalam cerita Ken (minimal bayangan dan pikiran Ken) adalah mama yang buruk: egois, diktator, licik, dan bebal.

Mempersoalkan Ken menjelekkan mamanya untuk apa? Kita gak kenal mamanya. Mamanya juga tidak kenal. Dia tidak tau, kita tidak tau. Yang ada di sini hanya Ken dengan ceritanya. Kalau mamanya memang ke Sabda Space dan tau dan gak cukup peduli untuk nimbrung, ya sudah.

Adu susa jelasinnya, pokoknya gitu deh wkwkwkw

__________________

imprisoned by words...

Debu tanah's picture

@ Lapan, kesimpulan yang salah

Nah lho, kamu sendiri ngaku tidak kenal mama Ken dan papa Ken, tp sudah menyimpulkan mama nya brengsek dari cerita si Ken saja?

Lapan:
Mempersoalkan Ken menjelekkan mamanya untuk apa? Kita gak kenal mamanya. Mamanya juga tidak kenal. Dia tidak tau, kita tidak tau. Yang ada di sini hanya Ken dengan ceritanya.

Kenapa tidak menjawab pertanyaan saya di atas?

Saya bisa menyimpulkan papa Ken juga tidak baik2 amat, bila papa Ken adalah orang yg bertanggung jawab, kenapa setelah bercerai Papa Ken tidak mengurus si Ken, karena Ken masih anak nya juga kan? Kenapa sekarang "HIDUP DAMAI" dengan istri baru dan anak yang baru, dan membiarkan anaknya yang lain menderita?


__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

lapan's picture

@Deta, membaca cerita

Iya memang dari ceritanya Ken mamanya itu brengsek. Tapi gak kenal, jadi itu penilaian atas tokoh mama dalam cerita Ken. Bukan penilaian terhadap mama Ken karena kalau terhadap mama Ken kan gak tau mau diarahkan ke siapa. Jadi gw setuju dengan Pak Purnomo.

Btw, kata2mu yang ini:
Kenapa saya tidak setuju dengan blog ini dan blog2 sebelumnya? Karena rasanya menceritakan keburukan ibu sendiri ke seluruh dunia adalah tindakan yg akan disesalinya oleh siapa saja bila orang itu sadar (baca: tidak lg membenci ibunya)

Tidak apa kalau dia menyesal. Pengalaman :D

 

Deta:
Kenapa tidak menjawab pertanyaan saya di atas?

Saya bisa menyimpulkan papa Ken juga tidak baik2 amat, bila papa Ken adalah orang yg bertanggung jawab, kenapa setelah bercerai Papa Ken tidak mengurus si Ken, karena Ken masih anak nya juga kan? Kenapa sekarang "HIDUP DAMAI" dengan istri baru dan anak yang baru, dan membiarkan anaknya yang lain menderita?


Hehehe sebenarnya dah gw jawab tapi gak spesifik. Jadi menurut gw itu gak apa-apa, namanya kesan orang yang membaca sebuah cerita. Pasti punya pendapat sendiri.

Kalau kamu mau tau pendapat gw tentang papa Ken, sama dengan pendapatmu kok. Mama gw juga berpendapat sama:

bila papa Ken adalah orang yg bertanggung jawab, kenapa setelah bercerai Papa Ken tidak mengurus si Ken, karena Ken masih anak nya juga kan? Kenapa sekarang "HIDUP DAMAI" dengan istri baru dan anak yang baru, dan membiarkan anaknya yang lain menderita?

 

 

 

__________________

imprisoned by words...

Debu tanah's picture

@ lapan, ini kisah nyata bukan fiksi

Iya memang dari ceritanya Ken mamanya itu brengsek. Tapi gak kenal, jadi itu penilaian atas tokoh mama dalam cerita Ken. Bukan penilaian terhadap mama Ken karena kalau terhadap mama Ken kan gak tau mau diarahkan ke siapa. Jadi gw setuju dengan Pak Purnomo.

 

Saya tidak sependapat. Ini bukan fiksi, tetapi kisah nyata. Hal ini jelas berdampak kepada Ken sendiri. Katakanlah pembaca memihak pada dia dengan menyalahkan ibunya, seperti kamu, mungkin dia akan semakin yakin bahwa dia berhak menyalahkan ibunya 100% dan ini jelas tidak benar dan tidak adil.

Saya sendiri berpendapat papa Ken memegang peran yg lebih besar menimbulkan kerusakan ini.

Tetapi yg utama sebenarnya adalah reaksi Ken terhadap musibah ini dengan menyalahkan dan membenci ibunya, kerusakan ada yg semakin parah, yang seharusnya bisa sembuh/pulih, itu bila mau mengampuni dan melupakan masa lalu.

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

lapan's picture

@deta, sembuh dari benci

Idealnya memang menerima, mengampuni, dan melanjutkan hidup. Berjuang jadi pemenang bukan stay sebagai victim.

Gw setuju dengan lu kalau Ken harus bisa mengampuni dan lepas dari rasa bencinya, bukan cuman ke ibunya, tapi juga ke orang kaya, orang kristen, dan dunia.

Deta boleh berpendapat papanya Ken yang berperan lebih besar dalam kerusakan. Gw dan mama gw berpendapat mamanya lah yang menjadi sebab kerusakan.

Gw kasi cerita papa mama gw, dengan tujuan ingin menyampaikan ke Ken bahwa walaupun ada kerusakan dan ada pihak yang bisa disalahkan, yang harus dilakukan selanjutnya bukan meratapi dan menyalahkan, tapi memperbaiki. Papa mama gw tidak membenci orang lain karena kompornya disabotase, papa mama gw tidak membenci orang kaya karena direndahkan.

Kompor disabotase? Perbaiki, lalu dagang lagi. Direndahkan? Peduli amat, maju terus. Dimusuhi dan disirikin? Peduli amat, maju terus :D

Tentu dengan dikasitau aja bukan berarti dia akan mampu mengerti apalagi merealisasikan. Butuh proses dan cara dia mengatasi itu mungkin gak sama dengan orang lain.

Karena itu gw setuju untuk membiarkan dia bercerita. Kita ngomong apa yang kita mau dan tau, mendampingi si Ken. Kalo memang bermanfaat ya bagus, gak ya udah. Hahahahaha

Lagipula Deta, kalau belum saatnya, apapun yang orang lain katakan, kita hanya akan mempercayai apa yang mau kita percaya (kita? lu aja kali pan wkkwkwkw)

__________________

imprisoned by words...

Debu tanah's picture

@ Lapan, memperbaiki kompor rusak..

Ngomongin kompor rusak emang benar, kl mau memperbaiki kompor rusak tentu harus dengan cara yg benar, bukan menyalahkan orang yg merusak, atau bahkan menyalahkan orang yg tidak tepat. Gw berkata bahwa papa Ken lebih merusak dari mama Ken (walau ini jg benar), sebenernya hanya untuk mengcounter kamu yg mengatakan bahwa mama Ken 100% brengsek.

Saya  lihat si Ken sudah salah kaprah, kompornya rusak, tapi menyalahkan orang lain (mama nya) yg merusak. Ini yang gue tidak bisa setuju. Kl mau menyalahkan siapa yang salah, ujung-ujungnya bisa iblis yg salah karena membuat manusia berdosa, bahkan Allah yg salah karena menciptakan iblis! Tapi bukan itu inti persoalan nya. Ini namanya menyalahkan orang lain karena bebal, diktator dan lain2, tetapi ternyata pada akhirnya kelihatan diri sendiri ya sama saja, tidak kalah bebal dan diktator nya.

Resiko dari tulisan Ken diatas adalah memancing komentar yang salah sehingga justru bisa memperburuk kerusakan kompornya si Ken, contoh komentar yang sangat merusak adalah komentar kamu itu Lapan !

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

lapan's picture

@Deta, gw gak bilang

Kalo mama Ken 100% brengsek. Gw bahkan gak kepikiran untuk memberi takaran terhadap kebrengsekan seseorang. Wakakakakka

 

Deta:
Resiko dari tulisan Ken diatas adalah memancing komentar yang salah sehingga justru bisa memperburuk kerusakan kompornya si Ken, contoh komentar yang sangat merusak adalah komentar kamu itu Lapan !

Karena jujur kalau mama dalam cerita Ken memang brengsek?

__________________

imprisoned by words...

Debu tanah's picture

@ Lapan, tidak fair

Iya sih, tp kamu ngomong:

Dari cerita-ceritamu, gw dan mama gw (loh, mama gw ikutan baca wkwkwkwkkw abis kepergok :p), kami menyimpulkan kalo mamamu memang brengsek. Gak bener. Dan benar-benar menyebalkan.

 

Ini bukan jujur namanya, tp kamu tidak fair. Kl bilang mama Ken brengsek, bilang juga papa Ken brengsek. Bila ingin mengusut siapa yg bersalah (seperti topik blog ini), maka harus fair. Bila kesalahan mama Ken diusut, maka usut juga kesalahan papa Ken, dst.

Itu baru fair. Kamu sendiri sependapat bahwa papa Ken juga ada tidak benarnya. Pihak2 lain yg turut bertanggung jawab yaitu papa Ken harus diusut kontribusinya terhadap kerusakan kompor tsb.

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Miyabi's picture

pendampingan dan mendaur ulang cerita

KEN perlu bercerita dan mendaur ulang ceritanya terus-menerus. Pembaca tulisan KEN bisa mengambil peran mendampingi: hadir dan turut membaca.

Admin dan atau core-user bisa membubuhkan disclaimer di tulisan KEN.

 

 

__________________

".... ...."

joli's picture

KEN, nunggu lanjutan-nya

KEN, di tunggu sambungan-nya :)

@ALL, kita tunggu sama-sama, sequel dari KEN, Joli juga menyimak kok, kan masih ada cerita ketika mama sakit mendadak, yang membawa KEN pulang ke rumah.

masih ada  banyak cerita, cerita pendapat anak tentang mama-nya, yang tak pernah di duga dan mungkin di sadari oleh mama-nya

Jadi ingat, bbrp minggu lalu, Clair my daughter, ketika pulang dari liburan menumpang di rumah susuk dan sukme nya di Belanda. Tiba-tiba aja Clair jadi buaik banget ama mama-nya.

"Mah ternyata ya Mah, ada banyak yang tak ku mengerti yang mama alami.. " kata Clair

"Sooo, sooo, sekarang ku tak akan banyak protes lagi lah" sambungnya..

Entah apa yang di pikirkan sebelumnya tentang mama-nya, kita nggak tahu kan?

Dengan mendengarkan cerita KEN, mungkin Joli juga pengin belajar sudut pandang seorang anak :)

 

 

 

sandman's picture

Seburuk-buruknya orang tua,

Seburuk-buruknya orang tua, tetaplah mereka orang tua, istri pacar bisa menjadi bekas, anak dan orang tua apakah ada kata bekas?

 

Ken: masih banyak orang seperti kamu di SS ini yang broken home, dan mereka bisa berhasil keluar baik sedikit demi sedikit atau sembuh total dari luka BROKEN HOME ini. Penting kamu sadari, seburuk-buruknya orang tua kamu, 

KAMU TIDAK KELUAR DARI BATU YANG TERBELAH... !!

 

__________________

lapan's picture

@Deta, sambung sini biar lega

Di blog ini dan 2 blog lainnya, Ken bercerita tentang keburukan ibunya.

Gw gak bermaksud mengusut siapa yang salah dan punya andil dalam kerusakan yang terjadi. Yang pasti Ken merasa yg salah itu ibunya. Kalo lu perhatikan komentar-komentar di blog-blog Ken, keliatan kok kalo uda banyak yang mencoba mengusut. Untuk apa ngulang2? 

Jadi gw hanya menyampaikan persetujuan gw ke Ken aja kalau memang ibu yang diceritakan Ken itu bersifat buruk.

Selain itu gw juga pernah baca beberapa potongan kisah dia di sini. Dan menurut gw memang dia menjalani hidup yang keras. Tapi gw juga baca kalau dulu dia punya rencana dan mimpi yang dihancurkan oleh ibunya.

Ok Ken, ibumu memang sifatnya buruk dan dia bersalah. Sekarang lanjutkan saja ceritanya. Semoga cerita ini gak akan cuman berhenti sampai keburukan ibunya saja (sekali lagi, buat apa ngulang2). Semoga cerita ini berlanjut ke kesuksesan Ken, seperti kesuksesan ayahnya. Ketika dia jadi pemenang. Wkwkwkwkwk

btw, katanya yang adil cmn ada di tempat ibadah wkkwkwkw

__________________

imprisoned by words...