Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

lawanku bukan musuhku

joli's picture

"Aduh"

"Jangan tho.."

Dia selalu membela-ku, bila A-Yung menarik ekor kuda-ku


"Aduh"

"Kayak stang sepeda mini" katanya menarik dua kuncirku yang memang mirip stang sepeda mini

Dia setahun di atasku, dari Ponorogo.

Kami jarang-jarang bertemu. Hanya bila liburan sekolah, kadang dia bersama adik-adiknya di titip di rumah besar. Rumah yang di huni beberapa keluarga. Paling asik tinggal di rumah besar.

"Cing"

Main kucing-kucingan atau petak umpet. Bila Joli yang "jadi" sering kali dia nggaya nongol duluan supaya bisa bantuin Joli pakai kode tuk menemukan yang lainnya. Sebenarnya Joli nggak suka. Meski sudah lihat pun kadang pilih cari yang lain, karena supaya di pacok-ke (di jodohin) krn ketahuan A Bun sering membantu.

Main Bak Boy

Permainan dua group. Melempar bola ke arah kereweng (susunan pecahan genting) lalu lari berpencar. Berusaha menyusun kembali pecahan2 genting itu, sedang pihak lawan menghalangi dengan membunuh anggota lawan dengan melempar bola ke tubuh lawan. Yang kena akan mati. Nggak berhak lagi menyusun bola.

A Bun sering kali lebih suka jadi lawan-ku. Di group seberang

Setelah beberapa kali main, baru kutahu ternyata dia berlaku begitu untuk melindungiku. Bukan untuk memenangkan groupku, bukan. Hanya untuk melindungi-ku dari embat-embatan, kayang-kayang-an bola.

Dari  A Bun,  ku tahu bahwa lawan belum tentu musuh.

Kami berbeda setahun, dia lebih tua, namun dalam sekolah justru dia menjadi adik kelasku. Karena Joli lompat-lompat sekolah, A Bun pernah tinggal kelas, ketika Papa-nya yang adalah adik bungsu my papa di usia 39 tahun meninggal mendadak karena jantung.

Berpisah..

Hanya bertemu bila ada saudara menikah atau meninggal, itupun jarang sekali. Karena dia tinggal bersama keluarganya di Nusa Tenggara

Maret 2011

Dalam sebuah pesta pernikahan, dia datang sama mama-nya yang kupanggil Cim-Lik (encim paling cilik)

Puluhan tahun tak bertemu

 

"Ijik pancet ae Jiu" Melihatku ber-ekor kuda

"eh ada rambut putih"

"He..he... itu tanda ku makin bijaksana" kataku ketawa

"Ijik pancet ae, ngguyu-ne"

 

Ngakak bareng, teringat masa bak boy dan petak umpet. Sekarang dia mulai melayani dari daerah ke daerah di Nusa Tenggara sana. Mengundang kami datang kesana karena tahu my bojo pasti suka.

Sesudah pertemuan itu, sering dapat sms ayat2 firman Tuhan.. sudah kayak pak pendeta he..he.. my replied

Juli ulang tahun kami sama-sama Juli, Joli awal Juli, A bun akhir juli

 

Hari ini hari ke 40, dia pulang ke rumah Bapa tanggal 7 agustus kemarin di usia 44 tahun. Mamaku bilang "persis seperti papanya, mendadak"

Meski sudah tidak ada namun masih ada. Di Sebrang sana, bukan di seberang lautan di Nusa Tenggara, Namun di seberang sana, di langit yang biru..

Sama-sama di seberang

Sama-sama ada.. hanya tak dapat kiriman sms ayat lagi

tak ada musuh meski pun ada lawan

 

hai hai's picture

LAWAN adalah KAWAN

Lawan adalah kawan. ikutan sedih kisanak. Setidaknya dia tahu bahwa kamu tahu kenapa dia selalu menjadi LAWANmu.

Inilah salah satu kisah ALY, seorong sahabat hai hai. Acong kenal Aly (dibaca alai, bukan ali) dan menyangka Aly adalah sahabatnya. Aly kenal Paijo, seorang bos preman kampus yang tindak-tanduknya benar-benar bikin GIRIS.

Karena sering sekali Paijo berkata dia sangat menghormati Aly, maka Acong pun menyangka Paijo sangat menghormatinya sebab dia adalah SAHABAT aly. Itu sebabnya Acong pun lepas kendali dan nggak TAHU diri ketika memperlakukan Paijo.

Aly menyadari situasi, itu sebabnya, sebelum Paijo bertindak, dia pun MENGHANTAM Acong dengan BOGEM mentahnya. Penonton melihat, Aly menghajar Acong tanpa belas kasihan sambil memaki-maki TINDAKANNYA kepada Paijo. Darah Acong BERCECERAN, hidungnya bocor demikian pula bibirnya. Luka-lukanya nampak benar-benar mengerikan, namun, anehnya, setelah diobati dia pun pulang. Nggak perlu menginap sama sekali bahkan nggak ada luka yang perlu dijahit sama sekali.

Karena kejadian tersebut, Acong pun menaruh DENDAM kepada Aly. Karena takut dengan REPUTASI Aly, dia pun pindah ke universitas lain. Kebanyakan orang menuduh Aly adalah CINA nggak tahu diri bahkan CINA PENJILAT karena MENGHAJAR sahabat sendiri tanpa BELAS kasihan DEMI menjilat PAIJO si BAPAK BOS preman KAMPUS.

Aly benar-benar TIDAK peduli dengan perilaku ACONG. Dia juga nggak ambil hati dengan   yang dikatakan oleh kebanyakan orang Tionghoa di kampus tersebut. Namun gara-gara kejadian tersebut, Paijo semakin menghormati Aly.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak