Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ujian Kesetiaan

Gerry Atje's picture

Ujian Kesetiaan
Daniel 3:13-27


Sewaktu kita membaca perikop ini, cerita heroik - dramatisnya tentang 3 orang sahabat: Sadrakh, Mesakh dan Abednego (SMA) ... Ada gak sih sesuatu yang bapak, ibu atau teman-teman bayangkan dan pikirkan atau bahkan pertanyakan tentang tindakan mereka itu? Mungkin kita berpikir: "Wuihhh ... hebat benar ni 3 orang itu, berani benar ... untung aja selamat dia, coba kalau kagak ... gosong aja kan mereka tuh bertiga!!!"

Atau mungkin kita jadi bertanya: "Memang kenapa sih kok mereka gak nyembah aja tuh patung dewa ... ya, sekedar formalitas ajalah biar selamat ... gak usahlah cari masalah sama bos, ikutin aja ... kan biar kepala ini tertunduk di hadapan patung dewa - hati nya masih tetap ke Tuhan!!" - [katanya banyak orang zaman sekarang ini yang memilih jalan seperti itu ... "yah gak pa pa lah di KTP di tulis Non-Kristen, tapi kan di hati tetep Yesus!"

Dua hal itu yang ada dalam pikiran saya sewaktu membaca kisah SMA ini ... dan semua itu kemudian berujung pada satu pertanyaan besar: Apakah di zaman sekarang ini, orang-orang semacam SMA masih bisa kita jumpai di dalam kehidupan kita??? ... Masih? Masih! Yakin masih nih??? Orang-orang yang setia, berkomitmen, percaya penuh???

Masih! Seperti yang pernah hot kan masalah TKI itu ya: Apakah memang TKI kita itu di siksain semua di luar negeri? Gak ada yang hidupnya sukses jadi TKI? Ya kalau di tanya gitu kan jawabnya selalu ada saja, makanya sekarang tv-tv beritanya 'berimbang' ... bukan hanya menceritakan tragisnya nasib TKI, tapi juga mulai menghadirkan kisah-kisah sukses TKI ... tujuannya sih satu: supaya kita melihat bukan hanya kisah tragisnya tapi juga ... ada juga lho yang sukses jadi TKI ...

Kira-kira menjawab pertanyaan masih adakah orang tipe SMA pun mirip kayak gitu, Ada sih orang yang bertipe SMA tadi, hanya memang ... rasanya makin hari ... dengan bertambahnya pergumulan, persoalan yang datang ... makin terhimpit pula ... makin tergerus juga dan semakin hilanglah mereka dari peredaran zaman ...

Bagaimana tidak?

Lulus kuliah ... cari kerja susah ... pas ada kerjaan, tapi harus ganti ka-te-pe-
Pengen jujur ... tapi kalau jujur terus kapan kaya nya (kata koruptor kan gitu)
Pengen setia ... pengen gak curang ... tapi gmana kalo kitanya yang dicurangin terus, disiksa terus?? (kan itu alasan beberapa TKI kita yang calon dihukum di sana?!)

Ternyata ada banyak hal di sekitar kita yang bisa membuat kerinduan kita untuk tetap setia, berkomitmen dan percaya teguh itu menjadi goyah, tergoncang ...

Hal itulah yang dihadapi oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego (SMA) ... Kita tahu sedikit tentang keadaan orang Israel di zaman SMA ... Israel sudah takhluk di tangan kerajaan Babel dan semua orang Israel di angkut untuk menjadi budak jajahan ke negeri Babel. Nah, SMA termasuk orang-orang yang diangkut ke negeri Babel ... dan nasib merka pun sebenarnya jauh lebih baik dari saudara sebangsanya, kenapa? Karena SMA dinilai oleh petinggi kerajaan Babel, mereka punya skill, keahlian - kemampuan ... Jadi mereka diberi kerjaan yang lumayanlah walau jadi budak di Babel (Lihat Daniel 1:3-5).

Dengan kenyataan kehidupan di Babel yang lumayan seperti itu ... mari kita membaca kembali Ujian Kesetiaan yang di hadapi oleh SMA:

Ayat 14-15:

berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"


Apa ujiannya? Bukan hanya calon kehilangan pekerjaan yang layak waktu itu ... tapi juga calon gosong, calon mati!

Banyak orang di zaman sekarang yang berhenti lama sekali setiap menghadapi ujian seperti ini .... Mereka berhenti di ayat 15 ... merenung-renung, menimbang-nimbang, menghitung-hitung ... sebelum mereka memutuskan untuk 'menjawab ujian kesetiaan itu' (baca: meneruskan ayat selanjutnya).

Hari ini kita mau merenungkan kenapa pada akhirnya SMA berani untuk mengambil keputusan untuk tetap setia walaupun mereka tahu pasti segala resiko yang akan mereka hadapi ke depan??!!

1) Apa yang kita pahami tentang Tuhan di tengah pergumulan yang sekarang mungkin sedang kita hadapi???

Saya suka cerita tentang seorang anak kecil yang sedang bermain dengan teleskopnya (kekeran) ... dia lagi ngeker bola sepak yang ada di kamarnya ... Lalu tiba-tiba ayahnya datang dan berkata:

"Nak, bukan begitu cara pake kekeran itu ... Kalau kamu pakenya terbalik, bolanya jadi kelihatan kecil dan jauh ..."

Anaknya pun kemudian menjawab:

"Gak ayah, aku sengaja pakai kekeran ini terbalik ... ayah ingat gak di sekolah aku punya satu teman yang besar, nakal banget dan suka jahati aku? Dia itu masalah terbesar aku yah di sekolah ... dan aku pengen lihat dia pake kekeran yang terbalik ini supaya dia jadi lebih kecil dan aku bisa berani ngadepin dia yah"


Kita ... orang percaya ... bukankah seharusnya memiliki pemahaman yang seperti itu tentang Tuhan?! Tuhan kita jauh lebih besar daripada persoalan-persoalan yang kita hadapi dan bersama-sama dengan Tuhan kita mampu menanggung segala perkara ... karena Tuhan sanggup!

Ayat 17:

Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;


Yang jadi masalah itu kalau kita biasanya malah bukannya melihat pergumulan itu jauh lebih kecil dibandingkan kuasa Tuhan, kita justru melihat kuasa Tuhannya yang jadi gak ada apa-apanya (kita pikir) untuk bisa menolong melawan pergumulan itu sehingga kita bisa menang!

Saya bukan mengajak kita untuk mengecilkan persoalan yang ada ... tapi mengajak kita untuk mengingat bahwa sebesar dan sederas apapun masalah kita, bersama Tuhan kita sanggup melewati masalah itu

Ada gajah dan semut yang sedang berdiri di depan sebuah sungai deras. Gajah bilang: "Ayo mut kita lanjutkan perjalanan kita ke sana". Semut: "Lo ngeledek ya ... gak lihat apa badan g cuma segini di suruh nyebarang ke sono ..." Gajah: "Tenang mut, tenang ... kamu naik aja ke punggung aku, kita lewatin sungai deras ini sama-sama ya".

2) Apa yang kita pahami tentang pergumulan itu sendiri ketika dia datang menghampiri kehidupan kita??

Bagi Tuhan, sewaktu Dia melihat kita berada dalam persoalan dan pegumulan ... Tuhan selalu melihat bahwa di situlah Dia punya kesempatan untuk menunjukkan dan mendemonstrasikan kuasa-Nya dan kemuliaan-Nya dinyatakan dalam hidup kita (bnd. Keluaran 14:17)

Ayat 26-27:

Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: "Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu. Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaranpun tidak ada pada mereka.


Pergumulan kita adalah kesempatan kita untuk melihat karya Tuhan di dalam kehidupan kita!

Seperti ada orang yang berefleksi begini:

Kalau saya gak pernah sakit, darimana saya tahu kalau Tuhan itu Penyembuh ...
Kalau saya gak pernah jatuh, darimana saya tahu kalau Tuhan itu adalah Sumber Kebangkitan ... Kalau saya gak pernah merasa kuatir dan kekurangan, darimana saya tahu bahwa Tuhan itu mencukupkan dan menenangkan jiwa saya ...


Berikan kesempatan kepada Dia untuk membuktikan kepada kita bahwa kesetiaan yang kita pilih kepada Dia .. tidak pernah berakhir sia-sia.

-------

http://gerryindrapratamaatje.blogspot.com/