Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

005. Inti dari Perjanjian Baru adalah Yesus Kristus

Yung Fong K.'s picture

Fondasi utama kekristenan adalah Perjanjian Baru. Ini semacam penyataan/wahyu dari 'atas' (Kerajaan Sorga) kepada dunia yang ada di 'bawah', terutama mengenai hal-hal rohani. Berbeda dengan bentuk Perjanjian Lama (selanjutnya disebut PL) yang relatif bersifat fisik/jasmaniah, Perjanjian Baru (selanjutnya disebut PB) justru sangat rohani. Hal-hal yang bersifat fisik, menjadi hilang perannya dalam PB. Dapat dikatakan bahwa PB adalah pengejawantahan hal-hal rohani, termasuk apa-apa yang termaktub dalam PL. Jika anda membaca PB dari awal hingga akhir, tekanannya adalah ke hal-hal rohaniah.

PB berpusat sepenuhnya kepada Yesus Kristus, yang mana jejak-jejak kehidupannya adalah semata-mata kehidupan rohaninya. Jika Ia bicara roti, tekanannya adalah roti sorgawi; jika ia bicara rumah, itu adalah rumah sorgawi; demikian seterusnya. Manusia pun dipandang sebagai makhluk rohani (spiritual being). Memahami Kristus adalah dengan memandang bahwa Ia sedang menjabarkan hal-hal hakiki kehidupan, yaitu hal-hal rohani. Memang ada kesan, seolah-olah Kristus tidak peduli urusan duniawi. Maksudnya tidak demikian, Kristus tidak berarti meniadakan hal-hal fisik. Hanya saja hal-hal materi, fisik, dan duniawi tersebut, ditempatkanNya sebagai hal-hal yang fana/tidak kekal. Sebagai sesuatu yang suatu saat akan berlalu. "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu." (Lukas 21:33).

Dalam PL, perkara 'tanah perjanjian' adalah hal yang mutlak dan merujuk kepada Kanaan (sekarang Palestina). Akan tetapi, di manakah dan bagaimanakah 'tanah perjanjian' itu dalam PB? Penolakan orang-orang Yahudi atas kemesiasan Yesus adalah karena Ia sama sekali tidak berjalan sebagai pemimpin yang akan membangun Israel sebagai 'bangsa terpilih', utamanya saat itu adalah dengan mengusir penjajah Romawi dari 'tanah perjanjian'. Akan tetapi ternyata di dalam PB, 'tanah perjanjian' itu bukanlah harfiah Kanaan/Palestina, akan tetapi adalah Kerajaan Sorga, yang akan diberikan bukan secara jasmani berdasar keturunan (Yahudi), tetpi kepada setiap orang yang percaya dan beriman kepada Kristus. Merekalah 'bangsa terpilih' secara rohani.

Pada Injil Yohanes (pasal 3), dituliskan bahwa suatu kali, Yesus bertemu dan berbincang dengan seorang pemimpin agama Yahudi bernama Nikodemus. Saat itu Yesus mengungkapkan tentang perlunya seseorang 'dilahirkan kembali' untuk dapat melihat Kerajaan Sorga Sekalipun Nikodemus ini pengajar, ahli agama, tetapi ia tidak dapat menangkap dengan benar makna perkataan Kristus. Ia malah melihat seseorang yang tidak mungkin masuk kembali ke dalam rahim ibunya untuk 'dilahirkan kembali'! Betapa duniawinya ahli agama ini! Sungguh ironis kenyataannya, seorang pengajar agama, berpola pikir secara duniawi. Tetapi itulah kenyataannya. Agama semata tidak membawa seseorang kepada pencerahan/penyingkapan rohani. Penyingkapan kebutaan rohani, hanya dapat dilakukan secara rohani. Manusia tidak dapat mencapainya dengan usaha sendiri. Segala macam cara yang ditempuh manusia, tidak akan dapat menggapai Kerajaan Sorga. Hanya kelahiran kembali secara rohani itulah caranya. Dan Yesuslah jalannya kelahiran kembali secara rohani itu! Yesuslah jalan yang benar membawa kepada kehidupan! Yesuslah pintu gerbang kelahiran kembali, Yesuslah RAHIM kelahiran kembali! "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16). Percaya Yesus, percaya sebenar-benarnya percaya, itulah kelahiran kembali!

Perhatikanlah dengan seksama, jika Yesus adalah pintu gerbang/rahim kelahiran kembali, itu artinya alam kerohanian itu, dunia baru yang akan datang itu, eksistensi/keberadaannya adalah ada di dalam Yesus! Yesuslah Alfa & Omega, inti dari segala sesuatu! Oleh karena itulah, tidak tanggung-tanggung dan tanpa tedeng aling-aling Perjanjian Baru bersaksi, "...karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia." Wow! (Kolose 1:16).

Betapa menyenangkannya, betapa menariknya, betapa indahnya kenyataan ini! Menemukan Yesus berarti menemukan kebenaran, menemukan jalan, menemukan hidup. Akan menjadi sebuah awal yang benar bagi perjalanan hidup seorang manusia. Jalan menuju kekekalan. Sebuah perjuangan dan jerih lelah yang benar. Bukan suatu perjuangan sia-sia yang berujung pada kenihilan, tetapi benar-benar berarti, nyata, dan ada! Halleluya, sangat menyenangkan, bukan? Halleluya! Halleluya!

__________________

'yfk'SmileSmileSmile