Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menanti Tuhan Lewat

Yohanes Paulus's picture

Manusia tidak hidup dari nasi saja. Orang benar akan hidup oleh iman. Iman datang dari pendengaran akan firman Kristus. Masalahnya, untuk mendengar firman Kristus, banyak orang dungu malah membaca Alkitab seperti koki amatir berusaha memperbaiki masakan. Ketika masakan kurang asin, ia cari-cari garam memasukkannya ke panci. Ketika masakan kurang asem, ia menambahkan cuka, asam atau tomat. Ketika kurang manis, ia menambahkan gula.

Membaca Alkitab itu mudah dan murah namun berat. Mudah, karena sudah ada terjemahannya, murah karena disubsidi dan banyak lembaga ngasih gratis, namun berat dijalani. Seperti anak kecil yang dipaksa makan makanan empat sehat lima sempurna, orang kristen kesulitan mengunyah dan menelan roti hidup yang terkandung dalam Alkitab.

Kalau baca sekedar baca sih gampang. Tet tet tet tet, langsung kelar 1 pasal. Yang susah adalah membaca Alkitab dalam suasana doa, suatu keadaan yang intim antara seorang manusia si mahluk dengan Allah sang pencipta.

Musik klasik harus didengar dengan cara-cara klasik. Kalau Anda mendengar musik klasik di mobil sebagai pelipur kemacetan, Anda kehilangan banyak keindahannya. Suasana, ambience, mood, tone dan segala istilah seni pertunjukkan yang dimaksudkan oleh musik klasik tidak nyampe ke Anda jika Anda sedang menyetir di jalan macet.

Allah adalah kasih. Oleh dosa, manusia telah sekian lama terpisah dari Allah dan begitu ia dapat kembali nempel dengan Allah, ia hidup dalam kasih Allah. Tentu kalau sudah nempel dan hidup dalam kasih Allah, enaknya langsung mati saja dan ke sorga ketemu Allah muka dengan muka. Apesnya saya atau Anda kok ga mati-mati juga dan malah untuk beberapa saat musti hidup di dunia.

Gimana kalo kepeleset dan nyelonong keluar dari rahmat Allah, berdosa lagi, melanggar kehendak Allah lagi? Ketika carang terputus dari batang pohon, ia mengeluarkan getah. Saat itu ia merasakan nikmatnya getah yang keluar dari dirinya. Ada ekstase kebebasan dari manusia itu, bahwa ia menjadi tuhan bagi dirinya sendiri. "Gua gua dan gua. Nggak ada lagi Allah Bapa Allah Putera Allah Roh Kudus. Suma gua gua dan gua saja." Namun kemudian carang itu kehabisan asupan makanan dan mulai merasakan penderitaan karena keterpisahan dengan batang pokok.

Keterpisahan dari Allah inilah yang dirasakan sebagai hilangnya damai sejahtera, suatu kekosongan eksistensial, suatu kelaparan roh, seperti lubang menganga besar di dada yang berderak-derak memangsa isi yang tersisa dari jiwa manusia. Seperti bintang yang runtuh menjadi lubang hitam. Melahap apa saja dari dirinya sendiri spenggal demi sepenggal. Bukankah Alkitab menyebut manusia adalah bintang?

Bagi barang siapa yang hidup dalam Rahmat Allah, telah dijanjikan asupan kasih Allah. Setiap hari Allah memberikan berkat yang baru setiap pagi. Hari demi hari, tiap anak-anak Allah diberi modal untuk melewati hari itu. Dan jika ia menyambut tawaran Allah dan mau bekerja untuk Allah di hari itu, ada upah sedinar petang sore hari.

Anak-anak dunia merasakan kosong setiap malam hari. Namun Anak-anak Allah sudah kelaparan sejak pagi. Karena itu sebelum fajar, hendaklah tiap-tiap anak-anak Allah menantikan Allah, sebagaimana Yesus bangun pagi-pagi benar untuk menyendiri dan berdoa.

Membaca2 blog Hiskia, saya menemukan komentar Samuel Franklyn yang menarik: Adam takut Tuhan tapi cinta Hawa. Sehingga ketika Hawa melanggar perintah Allah, makan buah pengetahuan, berdosa dan terpisah dari Allah, Adam lebih memilih ikut Hawa dan terpisah dari Allah. Dalam beberapa kasus, ketika saya pagi-pagi berdoa dan masih asyik membaca Alkitab, pacar saya sms. Kami sepakat berdoa dan baca Alkitab pada saat yang sama tiap pagi. Namun karena saya akan jadi kepala keluarga, kami sepakat bahwa saya musti baca pasal lebih banyak. Repotnya, bunyi sms dari dia sering mengacaukan suasana doa dalam pembacaan Alkitab saya. Ini mirip petir atau lewatnya pesawat terbang yang memutuskan koneksi internet saya. Bunyi SMS dari pacar, ternyata membuyarkan suasana doa saya. Hati langsung garing. Ayat-ayat aklitab langsung berasa tawar. Doa seperti kosong. Dan biasanya di hari seperti itu saya tak merasa sekenyang biasanya.

Beriman bahwa Alkitab adalah Firman Allah itu baik. Beriman bahwa Firman Allah adalah makanan bagi roh manusia, itu baik. Tapi yg betul adalah: Makan tuh Firman.

Saya makan sayur tiap hari. Saya percaya sayur menyehatkan pencernaan. Saya tahu bahwa sayur itu menyehatkan penceranaan adalah kebenaran. Saya tahu kebenaran itu dan saya percaya. Anda yang belum pernah makan sayur tiap hari butuh iman utnuk mempercayai ucapan saya. Anda yang juga makan sayur tiap hari, tidak perlu iman untuk percaya kebenaran ini.