Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Nafsu Seks Sarpakenaka

Tante Paku's picture

http://2.bp.blogspot.com/-T0y0alINxiQ/Tl-zkpD-5pI/AAAAAAAAALM/X2puQK1hi5Q/s1600/Nadine+Alexandra+Nasional+costume.jpg

Sarpakenaka tidak cantik apalagi manis
maklum adik Rahwana, raja Alengkadiraja
raksasa yang haus kekuasaan dan cinta
Sarpakenaka memang tidak haus kekuasaan
tapi nafsu seksualnya sangat kuat membara

Sebagai adik raja ia bisa apa saja
operasi plastik agar wajahnya jadi jelita
dengan ramuan dan jampi-jampi tujuh rupa
rupanya berubah indah menawan bak bidadari sorga

Sarpakenaka kini jadi cantik di seantero jagat
banyak lelaki jatuh cinta dan bersedia apa saja
memuaskan nafsu seksual sang adik raja
cinta sepertinya hanya lewat saja
tak suci tak sakral lagi

Nafsu Sarpakenaka semakin menggila
melihat Lesmana jejaka tampan rupawan
ia pun merayunya

“Kau matahariku
kau matahari hatiku…”

Lesmana tak bergeming
melihat putri cantik lagi bening
hatinya tetap hening
Sarpakenaka merayu lagi

“Kau cahayaku
kau cahaya hatiku…”

Lesmana tak tergugah
hatinya tetap tabah
nafsunya tak resah
Sarpakenaka semakin gelisah

“Kau nafasku dan hidupku
kau nafas kehidupanku….”

Lesmana masih diam
mata hatinya sudah tertutup dengan cinta
tak perduli ada wanita jelita mendengus di depannya
Sarpakenaka melucuti busananya

“Cintaku ku rasa lebih tinggi dari Everest
seluas langit yang terlihat
dan sedalam samudra, kakanda Lesmana…”

Lesmana memang telah bersumpah
untuk hidup membujang
pengabdian cinta Sarpakenaka tak mampu merubah sikapnya

Sarpakenaka sudah memuncak nafsu seksualnya
dirangkul dan diciuminya sang lelaki idaman hatinya
Lesmana berontak amarah sudah melimpah di sekujur darahnya
Sarpakenaka dihajar membabibuta
wajahnya sudah tak indah lagi
wajahnya berantakan seperti semula
menjadi raksasa lagi

Sarpakenaka menangis sejadinya
kecantikannya tak mampu mendapatkan cinta sejati
nafsu seksualnya luluh lantak dalam sakit hati

Cinta memang luar biasa
Sulit diraba sulit diterka
Tak habis dalam kata-kata
Tak habis dalam pikiran kita
Namun cinta selalu hadir
Tak terhalang batas cakrawala

231011

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat

http://www.ayofoto.com/images/article/230/9.JPG


Kolaborasi : Tante Paku (Solo) dan Indriati See (Jerman).

Illustrasi : kaskus.us, masdhoni.multiply.com

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

Purnomo's picture

Lesmana tak bergeming

ndak salah nulis, Tan?

Tante Paku's picture

Ingat Purnomo di Losmen

Seperti mengingatkanku ada seorang yang menceritakan, pernah menginap di Losmen dekat Stasiun Balapan dan harus tak bergeming ketika seorang perempuan mulus mengenakan handuk mendatanginya untuk meminjam korek api.

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

Yohanes Paulus's picture

nanya dong

Tante, tau ga Lakon "matinya si boma"? Kakak beradik yg berantem karena istrinya ketuker. Mustinya dewi siapa gitu menitis ke calon istri si boma, tapi nyasar ke calon si istri adiknya boma. Akhirnya si boma nyulik calon istri adiknya. Ujung-ujungnya Boma musti tewas di tangan Arjuna. Tapi bumi menolak, dan langit pun tak mau menerima jasad si boma. Mirip Absalom yg mati tergantung di pohon.

Boma berontak melawan dewa, karena diperlakukan tidak adil, gara-gara dewa  salah menitis. Ini juga mirip Absalom (memberontak karena menuntut keadilan bagi adik cewek yg disayang), dan juga mirip Kain dan Habil versi Islam: Kain dan calon istri Habil jatuh cinta.

Yg mau saya tanya: adiknya boma itu namanya siapa ya?

ferrywar's picture

siti

Kalau versi wayang Jawa (bukan India), kalau tidak salah nama adiknya, Siti Sundari. Ia menantu dari Arjuna karena kawin dengan Abimanyu. Bisa dibaca dari bukunya Ki Hardjowirogo, Sejarah Wayang Purwa.

 

Yohanes Paulus's picture

@ferry: adik lelakinya

Itu adik perempuannya ya? Maksud saya adik lelakinya si Boma itu namanya siapa. Kalau tidak salah dia ini dibunuh Si Boma untuk mengamankan calon istrinya, sebab titisan dewa ketuker. Harusnya jatah si adik menitis ke cewek lain, tp malah menitis ke kekasih si Boma.

Boma ini juga mirip Esau, yang kehilangan jatah ilahi. Bedanya Esau kehilangan akibat salahnya sendiri. Boma kehilangan, karena Dewa salah kirim titisan.

ferrywar's picture

beda titisan, mungkin beda versi.

Mungkin maksudnya Samba, putra Kresna. Tapi beda titisan.


Dalam wayang ada banyak versi. Misalnya perihal anak Bima, Antasena dan Antareja, dalam satu versi adalah karakter yang sama dalam versi lain berbeda, dan punya silsilahnya masing-masing. Bahkan lalu ada yang namanya Jayakatwang. Dalam versi India jelas tidak pernah ada. Punakawanpun begitu. Di Jawa ada Petruk Gareng. Di India ada Bagong (bayangannya Semar). Juga kalau tidak salah ada Bilung (mungkin tidak ada di wayang Purwa).

Kalau ada adik Boma yang lain mungkin beda versi lagi. Yang saya tahu dari versinya Ki Hardjowirogo adiknya Rd. Suteja (Sitija) adalah Sitisundari, seorang wanita. Versi yang banyak terpengaruh India bisa dinikmati dari komiknya almarhumah ibu RA Kosasih.  Tapi ada "aroma" yang berbeda dibandingkan dengan wayang Jawa. 

Yohanes Paulus's picture

tragic hero

Mungkin Samba, berarti adik sepupu ya.

Trims infonya. Meski versi beda, tapi memang ada pakemnya, dan pesannya sama: soal memberontak setelah merasa menerima ketidakadilan.

Ada yang bilang, orang baik tidak butuh keadilan. Ketika mendapat kemalangan ia berserah dan mengampuni. Orang jahat butuh keadilan, jika rasa keadilannya dilanggar, ia akan menuntut kesetimbangan dan bahkan menantang langit. MEreka ini menjadi pahlawan tragis.

ferrywar's picture

aji dan nilai.

Menarik melihat aji-aji yang dipunyai karakter-karakter wayang itu. Aji diyakini sebagai realitas. Aji Pancasona dari Sitija, misalnya, ternyata ditemui dalam banyak tokoh pada generasi yang berbeda-beda bahkan sampai diluar wayang Purwa sekalipun.

Tidak banyak yang memperhatikan, bahwa aji itu MEWAKILI atau MENYIMBOLKAN sesuatu. Suatu ajian yang kalau kena bumi (Dewi Pertiwi) akan bangun dan hidup lagi, itu berulang dalam banyak cerita, pakem maupun carangan. Mungkin cerita aji tsb mempunyai unsur pedagogi (pendidikan) bahwa orang harus membumi, alias tidak boleh sombong? harus selalu kembali pada "bumi" karena "bumi" adalah ibu yang menghidupi? 

Nusantara ini, sebelum Islam masuk, dipenuhi oleh mistisisme Hindu. Sampai sekarangpun, pola pikir orang Indonesia juga masih kuat terlihat jejak "hindu"nya. 
Bahkan Islamnya juga sudah berbeda dari "mainstream". Saya yakin Kristennya juga mengalami hal yang sama sedikit atau banyak.

Wayang adalah 'artefak' atau salah satu jejak itu yang masih belum terhapus habis oleh perkembangan jaman malah masih setia menunggu dalam ingatan masa lalu kita.  Entah kalau generasi kita sudah lewat kelak.

 

Tante Paku's picture

Adik Boma, bukan Yohanes Paulus?

Bagi pecinta wayang sering kita berfikir akan sebuah lakon yang tengah dimainkan, sebab ada beberapa versi yang berbeda bila dimainkan dengan dalang berbeda, bahkan ada dalang yang membuat SANGGIT BARU tapi masih MUNGGUH (bisa dipertanggung jawabkan).

Cerita yang menyangkut tokoh Boma, lengkapnya Boma Narakasura, ada cerita versi Bhagawatapurana, Versi Bhomakawya, Versi Pewayangan Jawa.  Dalam versi Jawa, Boma Narakasura, yaitu putra Batara Wisnu dengan Batari Pertiwi. Ia dilahirkan di Kahyangan Ekapratala tempat tinggal Batara Ekawarna, kakeknya dari pihak ibu. Menurut versi ini, nama kecil Boma adalah Sitija. Ia memiliki adik perempuan bernama Sitisundari yang kelak menjadi istri Abimanyu putra Arjuna dari keluarga Pandawa.

Barangkali adik lelaki yang dimaksudkan Yohanes Purba adalah SAMBA. Samba - putra pasutri Kresna dan Dewi Jembawati – yang telah berselingkuh dengan kakak iparnya, isteri Boma, Dewi Hatnyanawati, adalah tindakan tercela, yang menurut aturan harus dihukum kisas. Samba telah menerima akibat perbuatan majenun-nya. Diprovokasi oleh garuda Wilmuka dan patih Pancatnyana, ia mati tersia-sia, dijuwing-juwing olah kakaknya sendiri, Sang Boma Narakasura, putra pasutri Kresna dengan Dewi Pertiwi.

Terima kasih atas apresiasinya, Yohanes dan Ferry War.

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

manguns's picture

Ilustrasi Foto

Belasan tahun yg lalu pernah nonton tari2an jawa yg disertai penjelasan filosofinya. Beberapa prinsip yg masih terkesan sampai saat ini antara lain:

  • sakral, suci, sopan ...
  • siku tidak boleh naik melewati bahu, tidak sopan (genit) ... Beda dg jaipong-jabar yg ekspose ketek
  • paling mentok kelihatan betis.

Kalo tarian jawa saat sudah spt ilustrasi diatas, mejeng paha dan ketek, apakah memang sudah terjadi pergeseran filosofi? utk antisipasi persaingan pasar? atau koreografernya mencoba menggambarkan karakter binal sarpakenaka? atau kreatifnya penari jerman?

Yohanes Paulus's picture

feminisme ketiak

Konon, banyak pria benci melihat ketiak perempuan. Konon, pamer ketiak adalah simbol feminisme.

Sama kayak anak muda emo pakai celana melorot pamer lubang celengan.

Tante Paku's picture

manguns, hanya illustrasi.

manguns : Kalo tarian jawa saat sudah spt ilustrasi diatas, mejeng paha dan ketek, apakah memang sudah terjadi pergeseran filosofi? utk antisipasi persaingan pasar? atau koreografernya mencoba menggambarkan karakter binal sarpakenaka? atau kreatifnya penari jerman?

Illustrasi di atas memang tak berkaitan dengan tokoh dalam puisi tersebut, namun sekedar menggambarkan akan nafsu binal seorang Sarpakenaka saja. Tidak ada kaitannya dengan penari Jerman, sebab gambar itu saya ambil dari mbah google.


__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

clara_anita's picture

.... saya tidak

.... saya tidak mengerti....
tapi sehabis ini bakalan browsing tentang cerita wayang
^^

terimakasih tante paku ^^

Tante Paku's picture

Clara, mengasyikkan

Cobalah mbak Clara Anita mulai membaca cerita-cerita wayang, kalau sudah memulai akan terasa mengasyikkan. Sampai sekarang saya masih membaca cerita-cerita wayang.

 

Kembali kasih nona clara.

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

jesusfreaks's picture

@tantepaku : pesan moralnya

Kayaknya pesan moralnya ada 2 :

Tante paku nyesal menikah, pengennya hidup membujang kayak lesmana. hehehehe.

Yang kedua, jangan kayak lesmana, dirayu kok mblagu. wkwkwkwk

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Tante Paku's picture

JF, pesan moralnya

Bukan seperti itu maksud pesan moral dari puisi di atas.
Namun menggambarkan sosok wanita yang tak kuasa menahan nafsu seksnya.
Dalam istilah psikologi ada yang mengatakan bahwa nafsu seks berlebihan seorang perempuan dan dilampiaskan kepada siapa saja biasa dikatakan Sarpakenaka kompleks.
Perempuan yang suka mengumbar nafsu seksnya demikian pada suatu saat akan terbongkar topengnya dan menerima akibatnya, dipermalukan. Pertanyaannya, adakah lelaki zaman ini yang kuat digoda wanita cantik seperti Lesmana?

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

ferrywar's picture

refleksi

Seperti banyak dalam lakon lain, karakter raksesi Sarpaknaka sering digambarkan secara antagonistis. Itu menunjukkan bahwa filosofi wayang mengandung pesan-pesan pendidikan (pedagogis) bahwa pada akhirnya yang jahat akan kalah.

Dalam pedagogi Kristen juga begitu. Bahkan karakter "iblis" lebih dijelek-jelekkan habis-habisan. Lalu iblis "dikalahkan" oleh karakter "jagoannya" yang disebut "tuhan".

Wayang sedikit lebih "bertoleransi" soal antagony ini. Ada karakter Bima yang meskipun termasuk raksasa tapi diletakkan pada sisi "orang baik". Dan pada perang Bharata, yang baik dan buruk sama sama hancur, menyisakan cuma kesepian kelima Pandawa ketika berjalan menuju kesempurnaan. Korawa yang kalah tidak jauh lebih menderita daripada Pandawa yang menang. Peperangan antar sesama manusia  yang dalam hal ini dimainkan oleh karakter-karakter yang besaudara, Pandawa dan Korawa, pada hakekatnya cuma akan menyisakan kerugian-kerugian saja. 

Mereka seperti tangan kanan melawan tangan kiri dalam tubuh manusia, siapa menang dan siapa kalah sama-sama rugi.

Agak mengherankan kalau dikaji, agama-agama tua semacam Hindu dan Buddha lebih mentolerir dikotomi baik-jahat sebagai sesuatu yang lebih alami dibandingkan agama-agama yang relatif baru seperti Kristen dan Islam. 
Dalam cerita wayang terdapat wisdom itu. Karenanya, melihat wayang seperti melihat realitas yang tidak hitam-putih saja. Ada hitam yang kadang putih dan ada putih yang kadang hitam. Bedanya dengan realitas, wayang cuma bayang-bayang.

Sedangkan kita, melihat bayang-bayang tubuh kita sendiri di dinding gua Plato. Berusaha menarik pelajaran kebijaksanaan dari wayang.


 

Yohanes Paulus's picture

@ferrywar: mitologi vs agama samawi

Ada kesalahpahaman di sini.

Mitologi (termasuk epik kepahlawanan dan dongeng) mengakses dan mendidik bawah sadar manusia. Sementara Agama Samawi mengakses dan mendidik pikiran sadar manusia, agar terbangun superego yang kuat dan mendisplinkan ego.

Jadi ada perbedaan pendekatan antara teks Alkitab dan Al-Quran dengan mitologi (termasuk epik dan dongeng).

Mitologi (termasuk epik perwayangan dan dongeng) perlu dibaca sebagai "pergulatan yang terjadi dalam diri satu orang". Tokoh-tokoh mitis adalah wakil dari berbagai aspek yang bekerja-sama, bergulat, bersaing, bertarung dalam diri satu orang.

Kejahatan-kebaikan, kemurnian-kecemaran, ketulusan-kelicikan, keberanian-kepengecutan dll adalah aspek-aspek yang dikenalkan kepada pembaca/pendengar/penonton sebagai hal-hal yang ada dalam diri mereka. Aspek yang baik maupun yang buruk harus dikenali, diakui, dikalahkan, dikelola dan dikendalikan. Aspek pemburu dan pembunuh misalnya, musti dikenali, disublimasikan menjadi kekuatan yang berguna, bukan untuk benar-benar membunuh namun untuk menjadi wartawan investigasi, menjadi polisi penyidik atau jaksa penuntut.

Aspek-aspek buruk dalam diri manusia pada mulanya tidak dikenali oleh orang yang bersangkutan. Lewat ujian-ujian, aspek ini akan muncul. Dan ketika aspek buruk ini mewujud, maka orang bersangkutan musti segera memunculkan aspek padanannya yang baik dari dirinya.

Ketika seorang blogger menulis blog tidak bermutu di SS, lalu datang kritikan dan ejekan, aspek buruk dalam diri penulis blog itu bangkit. Dalam kasus tersebut, aspek yang muncul ketika dikritik adalah kesombongan. Taring dan tanduknya mulai bermunculan. Belum lama setelah saya mendaftar di sini, saya amati sudah ada 2 blogger yang "diganggu" di SS sehingga karakter buruk dalam dirinya muncul. Entah apaka kedua orang ini sudah paham bahwa aspek buruk dalam dirinya kepergok muncul.

Sabdaspace ini pun sepertinya sedang merangkai epiknya sendiri. Ada metafor-metafor betebaran. Dongeng biasanya pendek dan dibekalkan kepada anak-anak. Namun epik adalah cerita yang panjang, dan untuk mendisiplinkan orang dewasa.

Pada akhirnya, setelah seseorang berhasil mengalahkan aspek buruk dalam dirinya, ia akan menyesali kerugian-kerugian, waktu yang terbuang, kesalahan-kesalahan dan kerusakan-kerusakan yang terjadi. Namun ia juga bersyukur bahwa meski sulit, pada akhirnya aspek buruk bisa dikalahkan. Ia bersyukur bahwa ia masih diberi waktu memenangkan pertarungan panjang. Ia bersyukur tidak keburu mati sebelum mengalahkan keburukan dalam dirinya sendiri.

ferrywar's picture

mitologi

IMO, Mitologi dan agama sama saja fungsinya, yaitu mendidik. Cakupannya juga sama sama tidak membatasi diri, melainkan seluas-luasnya yang bisa dijangkau, "Alam sadar" maupun "Alam bawah sadar". Kalau bisa menjangkau "Alam tidak sadar" mungkin akan dijangkau juga.
Pendekatannyapun bisa sama, misalnya alkitab juga memakai cara mitos sebagai bahan menyampaikan ajarannya. Messias itu juga mitos yang berkembang di kala itu. Jesus memakainya untuk menyampaikan ajarannya. Jadi mitologi juga jadi sarana.

Sampai sekarangpun, ide "Messias" dalam mitologi itu juga masih berlanjut sebagai tipikal keyakinan orang Kristen. Cerita Adam dan Hawa juga, yang sebetulnya cuma cerita, mitos yang diturunkan dari generasi ke generasi juga bahkan lalu dijadikan Nabi oleh orang Islam.

Bahkan karakter "tuhan" sendiri yang bisa "berseru di padang gurun"... yang sebetulnya cuma cerita, lama lama diyakini sebagai kenyataan dan sekian milyar orang kristen memanggil manggil karakter "tuhan" itu bahkan dengan sebutan "Bapa" :)

Karakter Krishna dalam mitologi Hindu juga begitu. Kita mungkin menganggapnya cuma karakter dalam cerita wayang. Tapi bagi orang Hindu ia semacam "tuhan" yang historis (menyejarah).

Jadi tidak ada batasan cakupan soal "sadar" ataupun "tidak sadar".  Mana saja yang bisa "dirasuki" ide, akan "ketularan" juga :)

Yohanes Paulus's picture

@ferrywar: Dongeng vs Alkitab

Saya lebih setuju dengan kata "mendisiplinkan" ketimbang mendidik.Tapi fungsi bukanlah substansi. Bisa saja orang memfungsikan agama sebagai mitos, atau memfungsikan mitos sebagai agama, atau agama mengadopsi mitos. Alkitab (dan mungkin Al-Quran) punya substansi berbeda dengan Mitologi.

 Alkitab mengenkripsi (menyembunyikan makna) dengan cara berbeda dengan Mitologi. Alkitab khas di dalam dirinya, terdiri dari beragam tulisan dari berbeda-beda penulis dan dari berbeda zaman, namun punya sistem kode yang sama dari satu tulisan ke tulisan lainnya, dari penulis yang satu ke penulis yang lainnya. Pembaca Alkitab yang sudah menemukan kode tersebut akan membaca Alkitab dengan terang benderang, seperti rahasia yang disingkapkan, yang semula tersembunyi menjadi tampak jelas dan terpola.

Mitologi punya sistem kode yang tumpang tindih dan saling pinjam dari satu kebudayaan ke kebudayaan lain. Mitologi ditulis ulang untuk menjawab tantangan zaman dari generasi ke generasi. Usia mitologi menentukan kekerabatan sumbernya. Makin tua versi mitologi, biasanya kodingnya mirip antara kebudayaan yang satu dan dengan kebudayaan yang lain.

Alkitab menyediakan rujukan langsung bagi tindakan. Mitologi lebih bersifat mempersiapkan tindakan secara tidak langsung. Saat mendengar dongeng timun mas misalnya, seorang anak sedang dilatih bawah sadarnya untuk berani menghadapi tantangan. Si anak diajar bahwa bekal dari orang tua (disimbolkan berupa terasi, lada, biji cabai dll, tergantung versi) harus digunakan ketika menghadapi tantangan raksasa kehidupan. Ada kemiripan bentuk dengan Daud dan Goliath. Namun cerita timun mas meresap ke bawah sadar, dan pada saat seorang anak beranjak dewasa dan menghadapi masalah, ia akan teringat bekal wejangan orang tuanya. Saat ia ada masalah dalam kehidupan ia akan kembali kepada orang tua untuk meminta nasihat, atau ia akan mengingat-ingat kalau-kalau ada nasihat yang cocok dari orang tuanya. Dongeng meresap ke bawah sadar, dan ia mempersiapkan tindakan secara tidak disadari oleh anak ini. Daud pun memberi nasihat penting kepada Salomo, sama seperti Sang Ibu membekali Timun Mas. Nasihat Daud itu adalah "Kenallah Allahnya ayahmu." Apakah Salomo mendengarkan kata-kata Ayahnya? Pada mulanya tidak, barulah di akhir hidupnya, Salomo menyadari kebenaran ucapan ayahnya.

Coba perhatikan bagaimana Krsna mengajar Arjuna soal tindakan, saat Arjuna kebingungan karena akibat dari tindakan adalah sia-sia. Krsna mengajar bahwa Arjuna harus bisa membebaskan diri dari "mengharap hasil yang baik" dari "perbuatan baik". Selama Arjuna masih terikat pada "mengharapkan hasil dari peruatan baik", maka Arjuna akan tetap kecewa. Ajaran Krsna ini mengingatkan saya pada konsep tertentu dalam kekristenan. Namun Bhagavad Gita menggunakan kodifikasi yang tumpang tindih sehingga tidak mudah untuk membongkar isinya.

Banyak pemikir kristen menganggap dongeng sebagai sampah. Ini bisa dimaklumi karena dongeng menyembunyikan pesannya sedemikian tumpang tindih sehingga tidak mudah untuk menemukannya.

jesusfreaks's picture

ada dong yang kuat digoda

bang muji dan ken

Wkwkwkwkwkwk

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

hai hai's picture

Mitologi Dari Hongkong?

ferrywar : IMO, Mitologi dan agama sama saja fungsinya, yaitu mendidik. Cakupannya juga sama sama tidak membatasi diri, melainkan seluas-luasnya yang bisa dijangkau, "Alam sadar" maupun "Alam bawah sadar". Kalau bisa menjangkau "Alam tidak sadar" mungkin akan dijangkau juga.


Banyak orang yang mengajarkan ajaran BODOH itu sebabnya orang-orang TOLOL yang mempelajarinya lalu mengajarkannya sebagai KEBENARAN.

Apa itu MITOS? MITOS adalah cerita KUNO. beberapa orang lalu mengajarkan ajaran BODOH bahwa MITOS dibuat UNTUK MENDIDIK. Dari mana mereka TAHU bahwa MITOS dikarang untuk MENDIDIK? Tentu saja dari TEBAK-TEBAK buah MANGGiS. Sama seperti orang BODOH yang membaca puisi berjudul:

Malam Lebaran

Bulan di atas kuburan

dengan sok tahunya menafsirkannya MACAM-MACAM, padahal yang diaungkapkan oleh penulis puisi tersebut hanya sebuah kata yaitu:

MUSTAHIL.

Ketika dibongkar kebodohannya, orang bodoh itu pun berlaku ToLOL, alih-ali mengakui kebodohannya, dia pun lalu mencari alasan-alasan yang kesemuanya justru membuktikan kebodohannya. ha ha ha ha ha ....

Mitos adalah cerita KUNO.

Para penceritanya SuDAH mati dan tubuhnya menjadi tanah. Itu sebabnya kita TIDAK TAHU sama sekali alasan mereka BERCERITA. Yang kita punya hanya CERITANYA yang entah masih original atau sudah BABAK belur diedit generasi-generasi sesudahnya.


__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

ferrywar's picture

bahasa

Bagaimana mau masuk kepada substansi kalau mengemukakan ketidak-setujuan saja masih pakai kata-kata menghina. Ya sudah, silakan bersolilokui lagi saja.

Samuel Franklyn's picture

Kalau anda dihina maka ...

Kalau anda dihina maka anda perlu introspeksi diri bukan langsung cuek.
hai hai's picture

Orang bijak VS Orang Bebal

Ketika DIAJARI, orang BIJAK akan FOKUS pada SUBSTANSI yang diajarkan sedangkan orang BEBAL akan FOKUS membela diri matian-matian dengan MENYALAHKAN orang lain. Orang-orang BIJAK mudah sekali MENEMUKAN SUBSTANSI dalam kalimat-kalimat hai hai sedangkan orang-orang BEBAL, inilah yang mereka tulis ketika DIAJARI.

Orang-orang bijak langsung TAHU bahwa MITOS adalah CERITA kuno. orang-orang SOK TAHULAH yang lalu MENAFSIRKAN dengan jurus tafsir 1001 mimpi bahwa MITOS adalah ALAT untuk MENDIDIK.

Orang-orang BODOH pun tahu bahwa mereka pergi menonton WAYANG untuk mencari HiBURAN, bukan mencari pendidikan. Orang-orang BEBAL yang kekeh jumekeh NGOTOT bahwa mbah Paijo wayangan untuk MENDIDIK masyarakat. Hal itu dilakukannya karena kadung mengeluarkan pernyataan TOLOL tanpa PIKIR panjang bahwa MITOS adalah alat untuk MENDIDIK.

ferrywar: Bagaimana mau masuk kepada substansi kalau mengemukakan ketidak-setujuan saja masih pakai kata-kata menghina. Ya sudah, silakan bersolilokui lagi saja.

Orang-orang BIJAKSANA mengagul-agulkan KEBODOHANNYA dengan menunjukkan PENGETAHuANNYA. Hasilnya adalah orang-orang MEiLiHAT bahwa kebodohannya SEDIKIT sekali, itu sebabnya mereka pun memujinya PINTER.

Orang-orang BEBAL mengagul-agulkan KEPINTERANNYA dengan menunjukkan KEBODOHANNYA. Hasilnya adalah orang-orang sebut dia CEREWET karena OMONGANNYA banyak SEKALI namun nggak ada yang BENER.

Contohnya adalah ketika membahas puisi berjudul:

Malam Lebaran

bulan di atas kuburan

Orang bijaksana mengagulkan kebodohannya dengan bilang, puisi itu sedang bercerita tentang MUSTAHIL. Malam lebaran mustahil ada BULAN di atas kuburan, sedangkan orang BEBAL mengagul-agulkan kepinterannya dengan menceritakan DONGENG seperti ini:

ferrywar: Malam Lebaran adalah puisi Sitor yang terkuat menurut pendapatku. Lariknya yang cuma sebaris mengajak kita untuk membuka peluang menikmati puisi kongkrit, meskipun Malam Lebaran tidak termasuk jenis puisi kongkrit.

ferrywar: Puisi seperti spiritualitas, tidak mempan dianalisa secara rasional. Kritik sastra serasional apapun tidak mengakibatkan sebuah puisi bergiming bagaimanapun buruknya puisi itu. Di masa lalu ada Sajak Sikat Gigi yang dikritik habis padahal menjadi pemenang.

ferrywar: Apalagi seindah Malam Lebaran. Bila dikatakan ia mempunyai imajinasi mistik, saya malah berani katakan ia punya imajinasi "magis". :). Saya tak setuju dengan pendapat temanmu itu, Miyabi. Samasekali. Dalam puisi Sitor yang ini kita justru perlu mengembarakan roh kita ke kuburan sepi berbulan bundar dan membiarkan imajinasi kita berfantasi dari cekikik orang pacaran, kikik kuntilanak sampai preman mencekik kurbannya dikegelapan.

CAKAPNYA banyak namun KOYO semua!

Itulah istilah orang medan. Ha ha ha ha ha ha ha ha ...

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

hai hai's picture

Sarpakenaka dan Siluman kerbau

Karena ringsek dihajar oleh Lesmana dan dicuekin oleh Rahwana ketika mengadu maka Sarpakenaka pun melampiaskan kekesalannya dengan mengirim SMS ke SBY seperti ini, " SBY yang terhormat, mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, Jumlah harta bapak kan sekitar 10 milyard? Setelah membiayai pesta pernikahan anak Bapak sebanyak 12 milyard, sekarang sisa berapa ya? gali lobang tutup lobang nich ye? Bagaimana kalau lobangnya nggak usah digali namun ditutup aja?"

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak