Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Adakah Kesenjangan Antara Orang tua dan Anak? bagian tiga

Raissa Eka Fedora's picture

Sengaja ketiga bagian tidak kuberikan keyword dan kategori, karena ini cuma perkataan yang mungkin sangat beresiko apalagi aku cuma anak 13 tahun yang berbicara masalah yang belum pernah kucapai.

 

Let's go. Hari ini aku mau bahas sudut pandang lain. Dennis, suaramu gak kedengaran, kemana saja??? Si babi mut-mit pink lagi kemana aja nih, dan yang lain, kemana aja sih???? Atau aku yang jarang ke sini ya? Nggak kok!

 Hahaha, itu gak ada hubungannya. Cuma mau nyapa aja.

Selama ini, anak-anak memiliki 2 kategori ekstrim. Yang pertama, penolakan yang benar-benar dari lahir. Beberapa kenalanku bercerita tentang hal itu. Kedua, anak-anak yang benar-benar dimanja habis-habisan tanpa melatih diri menghadapi dunia.
 Penolakan semenjak lahir membuat orang tua bersalah. Pertama, mereka egois karena permintaan mereka tidak dikabulkan. Akibatnya, rumah seperti neraka bagi si anak. Kemudian, anak menjadi sangat nakal dan memberontak, atau, jalan kedua, anak menjadi sangat minder.

Kedua, disiplin terlalu berlebihan. Orang tua 'super protective' terhadap anak sehingga sebenarnya aman dibuat menjadi tidak nyaman bagi si anak sendiri.

Contoh: Kebanyakan anak ingin sekali belajar bareng, dengan keseriusan belajar. Ayah mengijinkan dan anak tsb pergi dengan pamitan. Setelah sampai ke tempat yang dimaksud, sang ibu datang dan menyuruhnya pulang dengan alasan takut anak tidak belajar dan takut tanpa alasan yang jelas. Anak tersebut mungkin sedih dan malu di depan teman-teman yang memang mengajak belajar dan memang benar-benar belajar.

Orang tua yang demikian sejujurnya berpikir negatif terhadap anaknya. Strategi yang baik adalah membiarkannya belajar, dan ketika pulang, ulangi dengan menggunakan soal. Anak akan ketahuan apakah ia belajar atau tidak, dilihat dari cara menjawab dan hasilnya, tanpa amarah sedikitpun. Dan jangan menuding bahwa anak tidak belajar, tetapi tanyalah dengan baik dan membuat anak merasa menyesal tidak belajar tanpa amarah sedikitpun.

Namun, kenyataannya, emosi terkadang memakan jiwa orang tua sehingga kasih meredup terhadap anak.

Ketiga, amarah yang tidak pada tempatnya.

Saya mengalami ketika bermain didatangi orang tua dan tiba-tiba marah, tanpa ingat daratan. Artinya, bila emosi menguasai, tidak peduli ada siapa di sekitar dan di mana ia berdiri. Yang saya rasakan adalah malu dan kesal. Membuktikan sifat orang tua dan mebuat malu sendiri.

Ketika kamar berantakan, lalu anak ada di luar, panggilah dengan nada bukan bentakan, ketika si anak masuk dan melihat kamarnya, tanyalah, "Apa yang harus dilakukan untuk kamar yang berantakan ini?" dengan nada, bukan bentakan. Anak akan malu sendiri dan membereskan kamarnya, tanpa sakit hati dan bukan paksaan.

Aku mendengar kata disiplin di mulut pembaca artikel.

Disiplin bukan berarti rumah bak sekolah militer. Disiplin bukan berarti bentakan dan marah yang tajam, disiplin bukan berarti pukulan. Masih ingat rasa sakit yang dialami anak ketika dipukul???

Disiplin bisa dilakukan dengan perjanjian tanpa amarah dan pengendalian emosi. Mainkanlah kata-kata yang lirih tapi tajam untuk membuat anak merasa malu, tapi tidak menangis.

Ini bukan karena aku sebagai anak mau seenaknya saja, tetapi trauma itu selalu ada bila aku berada di luar rumah dan tiba-tiba mamaku datang menghampiri, langsung rasa ketakutan dan trauma itu muncul.

Tanpa disadari, orang tua menuntut anak bersikap baik tetapi selalu dihujani kata-kata kasar dan nada kasar selama hidupnya. Anak tidak melihat senyum yang sering dibibir orang tuanya, tapi orang tua menuntut anak bersikap baik tanpa diajari.

 

Anjing Golden Retriever milik teman saya selalu dituntut menurut dan tidak garang, tetapi selama hidupnya anjing itu tidak mendapat senyuman dan belaian bila ia sudah mencobanya. Ketika disuruh duduk, bila ia tidak mau duduk, gesper melayang. Tetapi sebelum 'ujian', anjing itu tidak pernah diajari untuk mengenali perintah itu.

 

Anak yang selalu dipukul dan dimarahi akan menjadi agresif. Bila ketahuan, ia akan dipukuli dan dituntut bersikap baik.

 

Seorang ibu melihat nilai anaknya yang dibawah standar, anak ini dipukul dan dimarahi habis-habisan. Anak ini untunglah tidak mengambil jalan depresi dan menyerah, ia berusaha dan berhasil. Ketika berhasil, rasa bangga tidak ada, melainkan rasa biasa saja dan cueknya orang tua. Anak yang merasa bahwa nilai tidak berguna karena tidak mendapat apa-apa merasakan kehampaan ia telah bekerja keras mendapatkannya, lalu nilainya jatuh lagi dan ia dipukuli kembali. Pikirkan bila anda menjadi anak tersebut yang sudah berharap.

Mungkin anda harus mengubah set pikiran anda sebagai anak-anak yang berusaha dan tidak mendapat apapun. Jangan pikirkan itu kantor yang selalu dituntut untuk optimal tapi tidak mendapat pujian apapun. Apakah murid itu digaji?? Mungkin saja anda tidak mendapat pujian, tapi bukankah pegawai itu digaji???? Buatlah hati anda seperti anak barang semenit saja

__________________

Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-

dennis santoso a.k.a nis's picture

kenapa "beresiko"?

absen sa, lagi suka baca2 di www.akupercaya.com nih, soalnya pasar klewernya lagi liburan gara2 gajian kata si hai2 mah ... hehehe ...

btw, artikel lo, beresikonya di belah mana neng? lebih mirip "sok tau" daripada "beresiko" kali? Tongue out

Raissa Eka Fedora's picture

Sok tahu..... enak aja lu den

 enak aja lu den, awas ya, gue ndak sok tahu, lha namanya pendapat dan pandangan, *lidah dikeluarin sambil bilang, weeee"

Karena bagiku Ia adalah lebih dari sahabat dan kekasih.

Salam manis, Raissa

__________________

Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-

Bin Nun's picture

hajarlah anakmu....

hajarlah anakmu selagi masih ada waktu tapi jangan pernah inginkan kematiannya... mari kita lihat dari sudut pandang anak muda... ternyata semua omelan itu ada kegunaannya sekarang... Raissa mungkin belum paham... tapi seiring berjalannya waktu... nasehat orang tua dalam bentuk amarah dulu... akan kita kenang dan membuat tersenyum dalam hati.... BIG GBU! JM
erick's picture

Susah jadi anak

Dulu, ada lagu p'cis, yang judulnya C'est dur d'etre bebe (susah sekali menjadi bayi) Isinya penolakan atas peraturan, disiplin dan pengawasan berlebihan. Raissa, keluarga adalah institusi terkecil masyarakat. Pelajarilah semampu yang kamu dapat pelajari dari interaksi yang terjadi dalam institusi terkecil ini. Tips: Kalau kamu mencerap banyak dari yang kamu pelajari.... aktualisasikanlah hal yang baik dilingkungan luar keluargamu. Jaminan...apa yang baik yang kamu aktualisasikan di masyarakat luas, akan mencerminkan dari keluarga dimana kamu diasuh.
__________________

Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)