Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Aku telah dihamili...

Priska's picture

Hari ini aku ingin bercerita tentang salah seorang temanku. Namanya Via, ya... Oktovia. Dia seorang gadis lugu yang cantik, dan yang nota bene adalah sobat kental ku jaman masih muda dulu (baca: SMA). Anaknya sangat periang dan boleh dibilang sedikit manja, meskipun di saat-saat genting, kedewasaannya akan muncul bahkan melebihi anak-anak se-gang yang lain. Sebenarnya kami dulu satu sekolah sejak jaman SMP, tapi kala itu kami berdua hanya sebatas tahu dan hanya sebatas `say hello` saat tanpa sengaja bertemu di gerbang sekolah atau di kantin yang jadi salah satu tempat nongkrong favorite semua anak. Sampai suatu ketika, kami berdua melanjutkan di SMA yang sama, dan ternyata kami sekelas. Dari situlah persahabatan dua anak manusia (antara priska dan via) dimulai.

Rumah kami berdua sedikit berjauhan, sehingga tidak memungkinkan bagi kami untuk berangkat dan pulang sekolah bersama-sama. Kami hanya bercengkerama setiap kali jam istirahat berbunyi atau pun di sela-sela pergantian jam pelajaran. Semakin sering ngobrol, akhirnya membuat kami sering pergi jalan-jalan bersama-sama, tentunya tidak hanya berdua, tetapi juga dengan teman-teman yang lain juga. Aku merasa cocok untuk bersahabat dengannya, dan dia banyak membangun hidupku.

Saat SMA kelas 1, `warung internet` (warnet), pertama kali muncul di kota kecilku, karanganyar. Belum banyak yang minat untuk mengunjungi satu tempat kecil di pojok sekolah ku itu. Tapi rasa penasaran kami berdua, membuat kami nekad berkunjung ke sana, dengan kemampuan yang terbatas mengenai komputer maupun internet. Sekedar iseng dan coba-coba, akhirnya membuat kami sedikit kecanduan dengan internet. He he he... maklumlah, itu pertama kalinya ada warnet di kota gunung karanganyar.

Kecanduan itu membuat kami selalu menyempatkan waktu ke warnet setelah jam pulang sekolah. Bahkan beberapa kali kami harus berbohong dengan bapak dan ibu, hanya sekedar nongkrong di warnet. Semakin kecanduan, semakin sering betah pula kami ada disana. Tidak jarang pula, waktu istirahat yang hanya 15 menit, kami sempatkan untuk menengok internet. Wuw... it must be crazy... but it's the fact...

Tak terasa setahun telah berlalu, entah berapa banyak uang saku kami yang terbuang di warnet, entah berapa banyak teman yang kami telah kenal dan ketemuan. Semuanya kami jalani as normal as possible, dan kami berdua memang merasa enjoy dengan hal-hal itu. Kami berdua naik ke kelas dua, dan ternyata kami berbeda kelas. Kecanduan internet kami juga belum sembuh, dan boleh dibilang makin menjadi-jadi. Tetapi karena kami sudah berbeda kelas atau mungkin juga berbeda aliran (he he he), kebiasaan kami untuk nongkrong di internet bareng telah berkurang. Tak jarang aku nongkrong dengan teman-teman sekelasku, begitu pula dengan Via. Hanya beberapa saat saja kami meluangkan waktu untuk berjalan bersama.

Tiba-tiba kenaikan kelas telah tiba. Via masuk jurusan IPA, dan aku masuk jurusan IPS. Jarak kelas kami makin jauh, dan itu pula mungkin yang menyebabkan hubungan persahabatan kami makin renggang. Hanya satu dua kali saja kami bisa menyempatkan waktu untuk keluar bersama, itu pun pasti tidak lama, karena jadwal kelas 3 benar-benar menggila. Sempat aku hanya mendengar kalau Via punya kenalan baru dari internet dan mereka sudah cukup dekat. Bahkan beberapa teman mengatakan mereka telah hampir 1 tahun berpacaran.

Aku tidak menaruh curiga atau berprasangka dengan hal itu. Beberapa kali aku hanya menggoda Via perihal hubungan yang berawal dari internet itu (ha ha ha... seperti kisah Solo... I'm coming saja...).

Memasuki tahun 2003, hubungan Via menjadi makin dekat dengan cowok yang dikenalanya lewat internet itu (sebut saja namanya Malvin). Pernah pula aku diajak Via untuk menemani dia nge-date dengan Malvin. Aku lihat, Malvin orangnya cukup baik meskipun asal-usul nya tidak jelas. Karena aku mengahargai persahabatanku dengan Via, kecurigaan tentang asal-usul Malvin yang tidak jelas itu, tidak pernah aku ungkapkan.

Saat-saat ujian nasional tiba. Kami (aku dan Via) sibuk mengurus diri masing-masing untuk persiapan UAN. Via mengambil les di primagama Solo, sedang aku masih senang belajar ototididak. Maklumlah... aku agak sedikit malas untuk belajar, apalagi harus mengikuti rentetetan kursus yang berkepanjangan. Dengan les di Solo, Via dan Malvin jadi sering bertemu, dan hubungan mereka makin dekat.

Mendekati hari kelulusan, Via menjadi sangat tertutup dan pendiam. Dia tidak se-ceria yang dulu dan wajahnya seringkali terlihat pucat dan muram. Dia pun menjadi sangat susah untuk ditemui, bahkan beberapa kali aku lihat dia datang ke sekolah dengan mata sembab. Aku sempat menerka, apakah dia takut tidak lulus UAN, atau apa yang terjadi sama dia.AH, itu hanya sebatas dugaanku saja....

Di hari kelulusan, kami berfoto bersama (aku, Via, dan 3 orang sobat dekatku yang lain). Saling mencorat-coret baju yang memang sudah dipersiapkan dari rumah untuk dicorat-coret dan di tanda-tangani teman-teman yang lain, istilahnya... kenang-kenangan terakhir di SMA. He he he... Tapi saat itu Via tidak seperti biasanya. Dia ada di situ, tetapi seakan dia tidak menikmati suasana kelulusan itu, padahal nilainya juga lumayan bagus lho! Acara belum selesai, Via minta ijin untuk segera pulang, dengan alasan... sudah dijemput ibunya. Kami hanya saling pandang dan membiarkan Via ngacir menuju pintu gerbang sekolah.

Tidak berselang 1 jam setelah Via pulang, banyak berita yang kudengar dari teman-teman kalau 2 hari lagi Via akan married. Wuw... kayak disambar petir di siang bolong aku denger berita itu. Aku berusaha menyangkal berita itu di depan teman-teman. Aku melakukan pembelaan sebisaku untuk melindungi sahabatku meskipun aku sendiri belum tahu berita yang sesungguhnya. Langsung saja aku menelpon Via, dan aku ingin main ke rumahnya. Tapi di telpon, Via berkata: Kalau kamu memang sahabatku, please... jangan datang ke rumahku sekarang. Nanti aku yang akan menemui kalian.

Sore harinya kami bertemu di taman kota (aku, Via, dan 3 sobatku yang lain). Ada perasaan tidak enak untuk menanyakan berita itu. Tapi sebelum kami bertanya, Via sudah memulai pembicaraan dengan berkata: Aku telah dihamili Malvin di hari Valentine kemarin, sekarang aku mengandung anaknya dan sudah 3 bulan... mmm... tgl 30 juni (2 hari lagi) aku akan menikah dengan Malvin, dan aku minta... kalian berempat datang ya. Sesudah mengatakan itu, Via berpamitan sebelum kami sempat berkata-kata.

Wow... berita itu mengejutkan kami semua. Kami berempat hanya bisa berpandangan satu sama lain, kemudian menangis... menyesal karena telah membiarkan Via sendiri saat ada di dunia maya (internet) dan tidak bisa menjadi sahabat yang baik untuk dia.

Hari pernikahan tiba, kami berempat datang. Ada senyum bercampur duka di hari itu. Suasana yang susah untuk dilukiskan. Kebahagiaan dan tawa yang semu dari pihak keluarga Via, yang sejak awal begitu berharap akan kesuksesan Via. Begitu pula kami berempat... tapi kami turut tersenyum untuk kebahagiaan Via saat itu.

Waktu bergulir cepat, tiba saatnya kami memasuki bangku perkuliahan. Via yang sejak awal telah mendaftar UM-UGM dan telah diterima di sana, juga memutuskan untuk tetap mengambil jurusan yang memang telah diminatinya sejak awal. Dengan perut yang semakin membuncit, dia tetap menjalani masa-masa OSPEK dan awal-awal perkuliahan di UGM. Belum lagi harus bolak-balik Jogja-Karanganyar setiap minggunya. Uh... itu pasti sangatlah berat. Tapi, Via cukup tegar hadapi itu semua. Hidup yang sedemikian keras tetap dijalaninya dengan suka cita yang terkadang dipakasakan.

Menjelang lebaran, kami berempat sempat berkunjung ke rumah Via di karanganyar. Dokter mengatakan, setelah lebaran sang buah hati akan menatap dunia. Dan memang benar... berjarak 3 hari sesudah lebaran, seorang anak laki-laki yang manis datang di dunia ini. Aku yakin... saat itulah Via merasa sangat bahagia. Dia telah jadi seorang ibu. Perjalanan dan perjuangan berat yang dialaminya untuk menyandang status ibu telah dilalui, dan sekarang sang anak telah ada di pelukannya...

Hidup di jogja untuk mendapat gelar sarjana, masih harus ditempuhnya. Sang anak dititipkan kepada nenek untuk diurus, dan Via harus terus berjuang melawan keras dan getirnya hidup. Hanya sabtu dan minggu, waktu yang bisa dilewatkan bersama sang buah hati tercinta. Yah... mungkin itu rencana Tuhan buat hidupnya, yang dirasa sedikit tidak adil. Tapi aku kagum padamu sobat... kau tak pernah menyerah menghadapi semuanya... Smile

Peristiwa itu telah hampir 4 tahun berlalu. Dan sang anak yang diberi nama Malvino (seperti nama yang dipakai bapak di internet), kini telah berumur 5 tahun. Bulan juli yang lalu, Malvino telah menginjak bangku sekolah TK. Wew... lucu sekali lho... dan Malvino seorang anak yang boleh dibilang cukup cerdas.

Via... Keep strong yeah... Smile

__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

jesusfreaks's picture

BUKAN AKU YANG MENGHAMILI

ok deh sist prisk, walaupun sebenarnya kisah via mu itu gak menderita-menderita amat. but, point taken : 1. watch back each other, as a friend 2. say no to sex before married 3. always fight for your dream Regards, Jesus Freaks, "Live X4J, die as a martyr"
__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Priska's picture

Siapa donk?

WaH Bro, anda mengaku dengan jujur kalau bukan anda yang menghamili. ha ha ha 

__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

Pengunjung's picture

Be Careful

Beberapa blog kamu yang aku baca, cerita-cerita nya lucu dan terlihat ada unsur penceritaan dari sudut pandang "a child". But I like it, karena cerita-cerita kamu terlihat sangat polos dan apa adanya. Termasuk cerita tentang Via kali ini. GBU
Priska's picture

He he...

He he... cuma menulis seperti ini yang aku bisa. Tulisan tulisan sederhana yang aku lihat dan aku alami dalam keseharianku. Dan aku ingin membaginya dengan kalian semua... :). GBU
__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

Sigit's picture

Is it real story?

Priska, apakah itu real story?

- Be Sharp and Be Wise -

Sigit N.S

__________________

- Be Sharp and Be Wise -

Priska's picture

It's so real

Yup, it's a real story. Kejadian sekitar 4 tahun yang lalu...

Dulu sih... so sad gitu... Tapi ya... everything sekarang sudah berubah. Meski tidak bisa bahagia n jadi keluarga sempurna, tapi... God is good lah... 

__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"