Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Anak sebagai Warisan Milik Pusaka Allah

peterkambey's picture

Sebagai seorang penganut aliran 'agama' Positif Thinking, menghabiskan seminggu di Rumah Sakit karena sakit bukanlah sebuah persoalan yang sulit. Demikian juga menghabiskan seminggu kemudian di rumah untuk beristirahat itu juga bukan sebuah hal yang menyakitkan. Semua waktu yang dihabiskan selama di Rumah Sakit maupun di rumah tidaklah merupakan waktu yang sia-sia. Ada banyak hal baru yang justru didapatkan sebagai bagian dari pembelajaran untuk diri sendiri dan yang tidak mungkin didapatkan dalam kehidupan rutin selagi sehat di kantor, gereja bahkan mungkin di rumah.

Baiklah. Ini mungkin adalah sesuatu yang ingin saya bagikan untuk anda. Dalam blog saya sebelumnya, saya sudah menceritakan banyak sekali pengalaman baru selama di Rumah Sakit. Nah, seminggu kemudian saya menghabiskan banyak waktu di rumah untuk beristirahat. Ini yang akan saya ceritakan buat anda. Saya pada akhirnya banyak menghabiskan waktu bersama dengan istri dan anak-anak. Sebuah investasi berharga yang sudah sangat sulit dilakukan oleh kebanyakan suami-suami jaman sekarang ini

Waktu untuk keluarga bagaimanapun juga adalah sebuah kesempatan yang teramat berharga yang dapat diberikan oleh seorang kepala keluarga untuk seluruh anggota keluarga. Waktu yang berkualitas inilah yang benar-benar dimanfaatkan untuk melihat dan mengamati betapa majunya sekarang pertumbuhan anak-anak yang Tuhan beri untuk keluarga kami. Saya teramat bersyukur karena diberi kesempatan seminggu untuk terlibat secara langsung dalam proses pengajaran dan pendidikan dari anak-anak ini.

Sungguh, Tuhan benar-benar menanggapi serius arti sebuah keluarga dan pentingnya anak sebagai bagian dari warisan milik kepunyaan Tuhan. Anak bukan sekedar buah dari hasil cinta kasih suami istri. Anak bukan juga sekedar pelengkap sebuah keluarga. Anak memiliki posisi strategis sebagai penerus kasih karunia yang Tuhan berikan untuk sebuah keluarga. Seorang anak bagaimanapun bukanlah milik orang tua. Mereka adalah harta pusaka milik Tuhan yang dititipkan untuk orang tua. Itu sebabnya memastikan anak tumbuh dalam pengenalan akan Tuhan tidak sekedar tugas ala kadarnya dari orang tua.

Mendidik anak adalah sebuah keharusan dan tidak dapat ditawar-tawar. Sebagai milik pusaka Allah, anak diperlakukan hampir seperti orang jawa memperlakukan barang-barang pusaka. Tidak hanya dirawat, tapi benar-benar diurus, diperhatikan sedetil-detilnya sebagai sebuah pertanggungjawaban sang pengurus kepada si pemilik barang pusaka tersebut. Demikian juga anak. Anak harus diperlakukan dengan penuh tanggung jawab sebagai bagian dari tugas penting orang tua yang kelak harus mempertanggungjawabkannya kepada si Pemilik, Allah semesta alam.

Atas dasar pengertian inilah, mengapa saya begitu menikmati hari-hari di rumah bersama dengan istri merawat dan mendidik anak hidup dalam kebenaran Firman Tuhan. Saya teramat bersyukur diberi kesempatan menjadi orang tua dan memiliki anak yang dapat dididik hingga kelak mereka dewasa takut akan Tuhan, anak yang berbakti kepada orang tua dan menghasilkan yang terbaik dari dalam diri mereka sendiri.

Ah, ini memang bukan tugas mudah dan selesai dalam seminggu. Semuanya harus dimulai sedini mungkin, karena penyesalan selalu datang belakangan. Seminggu di rumah akhirnya menjadi hari-hari yang teramat singkat untuk terus melihat dan menikmati semua karya Tuhan dalam keluarga ini. Beberapa hari ke depan, saya akan segera memasuki rutinitas lama, bekerja dan bekerja lagi. Tapi, sebagai seorang penganut 'agama' Positif Thinking, ah, tidak ada yang perlu disesali. Semua bisa diakali, semua bisa diatur dan semua bisa dinikmati. Akan selalu ada waktu -jika dapat mengaturnya- untuk mengurus keluarga dengan sebaik-baiknya.

hai hai's picture

Bung Peterkambey Benar 100%

Bung Peter, anda benar 100%. Yang anda katakan benar 100% Saya tidak punya kata-kata untuk ditambahkan selain menyatakan anda benar 100%.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

John Adisubrata's picture

Doa Orang Tua

Hi Mas Peter,

Saya dan isteri juga selalu berdoa untuk putera kami, terutama pada saat-saat pertumbuhannya sekarang. Masa-masa yang gawat dan susah sekali.

Tapi kami percaya, jika kami menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, ia tidak akan melupakan milik-Nya.

Saya selalu teringat dan berterima kasih atas kesetiaan orang tua kami, yang selalu berdoa bagi anak-anaknya. Saya tidak akan menjadi saya sekarang ... tanpa doa-doa mereka.

BTW, saya juga berdoa agar kesehatan Anda sudah pulih 100%! Haleluya.

Syalom,

John Adisubrata

nelly's picture

ingin punya orang tua seperti peterkambey

membaca artikel dari om peterkambey aq jadi iri dengan anak2 om peterkambey... jadi ingin punya orang tua seperti om peter dan keluarga seperti keluarga om peter.. selalu punya waktu berkumpul bersama dan mendidik anak2
sujinto's picture

Mesbah kelurga

Dear Bung Peter,

Marilah kita sama-sama mendukung dalam seiman agar anak-anak hasil kasih karunia Tuhan yang telah mempercayakan kita untuk didik sesuai kehendakNya. sehingga terbangunlah komunikasi antara anak dan orang tua dan orang tua dan anak sehingga mesbah Tuhan yang kita bangun di keluarga menjadi dupa yang harum bagi Allah Bapa yang disurga. Saya berdoa semoga kasih karunia Tuhan memulihkan sakit penyakit bung Peter sehingga diberkati dan menjadi berkat dimana bung peter berada amin.

Tuhan Yesus memberkahti, Haleyuah amin

Salam sejahtera,