Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Anakku di-bully

widdiy's picture

Anakku yg terkecil, si Bimo, satu-satunya anak laki-lakiku, seringkali nangis kalau pulang sekolah waktu kelas 1. Selidik punya selidik, ternyata dia sering di-bully teman-temannya di sekolah. Memang yang seringkali dilakukan teman-temannya bukan bullying fisik, hanya ejekan-ejekan karena di sudut bibir anakku ada bercak kehitaman seperti bekas terbakar, yang mengurangi kegantengannya. Ini terjadi karena pernah waktu umur 3 tahunan dia terkena tifus, lalu kami bawa ke dokter dan diberi anti biotik yang ternyata menyebabkan alergi sampai timbul luka di kulitnya seperti luka terbakar di sudut bibir, di ujung daun telinga dan yang lebih besar ada di punggungnya. Bercak hitam di sudut bibir ini yang sering jadi bahan ejekan teman-temannya. "Aku diejek, katanya bibirku item kaya Gareng", kata anakku.

Menghadapi bully verbal seperti itu, saya cuma nasehatin "Ya jawab aja sama temanmu yang ngejekin, masalah buat loe, gitu, gak usah nangis, nanti kamu malah dibilang cengeng lagi. Nanti juga sedikit-sedikit item-item itu hilang sendiri."

Masalah lain timbul, ternyata bully-nya kemudian hari bukan cuma verbal, tetapi fisik. Suatu hari Bimo pulang sekolah nangis lagi. Kali ini dengan luka-luka memar di tulang keringnya. Ketika ditanya Ibunya, dia bilang kakinya ditendang temannya dari belakang sampai terbentur kaki meja guru. Wah, ini gak bisa dibiarin pikir saya. Selama beberapa minggu saya ajarin dia jurus-jurus silat praktis untuk beladiri. Saya bilang: "ini bukan untuk menyerang, tapi untuk membela diri kalau kamu dipukul atau ditendang sama temanmu ya Bim. Dan jangan kamu pake buat anak yang lebih kecil dari kamu ya..."

Itu ternyata efektif, teman-temannya yang lebih besar gak ada yang nge-bully lagi. Eh...malah giliran anak yang lebih kecil nge-bully, nangis lagi deh... Aku cuma nasehatin, "Bilang aja ke temanmu, aku gak mau balas karena kamu lebih kecil dari aku, gitu, jangan nangis". Ternyata anak itu gak mau berhenti nge-bully, mulai dari verbal sampai fisik. Si Bimo hanya selalu menghindar dari anak itu. Akhirnya istriku menemui Ibu si anak kecil itu, sebut aja nama anak itu F, menyampaikan bahwa anaknya F, sering nge-bully anak kami. Eh...tanggapannya malah gak enak, "Namanya anak laki-laki, nakal, berantem ya biasa....Bimo-nya aja yang cengeng..."

Suatu hari, anak itu dirawat di rumah sakit karena jatuh dari pohon kersem. Lukanya cukup parah karena pohonnya cukup tinggi. Beberapa orang tua murid sudah menengok. Anakku mengajak Ibunya untuk menengok F ke RS, tapi rupanya istriku malas, mengingat kelakuan ibunya F itu. Si Bimo protes, "Ibu, kita kan gak boleh mendendam, biar aja anaknya nakal, biar aja ibunya aneh. Kita harus menengoknya Bu, kita kan gak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan..."

Istriku dan Bimo akhirnya berangkat ke RS bersama dengan seorang ibu yang lain. Sewaktu sampai di RS, melihat temannya yang terbalut perban kepalanya dan di-gips tangannya, Bimo mencoba menghibur temannya itu dengan mengelus-elus lengan temannya itu. Ini rupanya membuat ibunya F terharu dan memeluk istriku lalu berkata "Maafin aku ya mbak, sikapku selama ini gak baik sama mbak.."

Eh...ternyata Bimo yang malas sekali ke Sekolah Minggu, bisa menerapkan firman dalam Roma 12:16-21.

wilefhas62's picture

Kenangan lama

Membaca tulisan ini, saya jadi terkenang masa lalu......

pada saat itu ........ saya baru memiliki 1 anak laki2 kls 3 SD. Tetapi, walaupin baru kls 3 SD dia telah mengalami pindah sekolah 3 kali (berarti pada sat dia kls 3 SD, dia sudah sekolah di 4 SD).

Ketika itu kami pindah dari Surabaya ke Jakarta.  di Jkt, anak saya sekolah di SD katolik. Biasalah.. sebagai anak baru dia sering di-bully oleh anak-anak lainnya di sekolah itu, dan kondisi ini sering di keluhkannya di rumah pada saya dan istri saya.

Sebagai Orang Tua yg sok baik, saya berkata " Nak, sabar lah, anggaplah itu tantangan, tdk usah di balas, berkelahi itu tdk baik nak".

Anak saya selalu nurut dengan nasehat saya tersebut  dan akibatnya...  anak-anak lainnya itu semakin menjadi2 mem"bullynya", dan hal ini terjadi selama beberapa bulan.

Hingga pada suatu hari.....

anak saya berkata pada saya, pak Saya tadi di tendang si X,

karena saya kasihan pada anak saya, ahirnya saya jawab : lain kali kalau kamu dipukul lawan saja.

Besoknya anak saya lapor lagi: pak saya dipukul lagi oleh si X itu

reaksi saya secara spontan, kenapa tdk kamu lawan?

Ya pak saya mau lawan, tapi ada bapak dan ibunya, jadi saya takut, besok saya bolos aja ya pak, saya takut ke sekolah.

Dalam kondisi yg demikian saya berkata ke anak saya,

Jangan bolos Nak, tapi tdk usah takut, besok bapak akan cuti, bapak dan mama akan mengantarmu ke sekolah dan menunggu sampai sekolah bubar.

Kalau ada anak yg memukulmu lawan saja, jika ibunya marah, maka mamamu akan melawan ibunya, jika ayahnya yg marah, maka bapakmu ini yg akan melawan ayahnya.

Untunglah perang antar keluarga tdk terjadi, dan sejak saat itu, tdk ada lagi yg membully anak saya

kenangan lama...

 

 

widdiy's picture

@wilefhas62: sekali-kali memang perlu melawan

Benar, sekali-kali memang perlu melawan. Dulu saya waktu SMP juga korban bullying. Pertama-tama ya cuma verbal, karena badan saya memang kecil waktu SMP itu...imut-imut gitu hehehe... Saya diejek teman-teman katanya saya kaya iwak cethul (ikan kecil yang hidup di comberan). Ya saya cuma jawab "kamu kaya iwak mas koki" atau "kamu kaya cebong". Eh...lama-lama fisik, mulai dari narik tali sepatu waktu saya lagi jalan, saya jatuh, tapi saya biarkan saja.

Suatu hari sudah sangat keterlaluan. Waktu bell istirahat bunyi, tiba-tiba dari belakang kepala saya ditutup pake plastik kresek dan dijitakin rame-rame, ada sekitar 6 orang anak yang menjitaki kepala saya. Saya langsung meradang dan mengamuk. Langsung saya buka plastik itu, saya pegang dulu anak yang paling kecil dari antara mereka, saya kasih pukulan telak ke arah ulu hatinya. Langsung terjengkang dan pingsan anak itu, melihat itu anak-anak lain bubar berlarian ke arah lapangan olah raga di belakang, saya kejar mereka. Karena kaki saya kalah panjang, ya gak terkejar. Saya ambil pecahan batu bata, saya bidik ke arah tengkuk anak yang paling besar, dan plak kena tengkuknya saya lempar pecahan bata, bruk...tersungkur.... Baru saya incar yang lain, tiba-tiba guru wali kelas teriak2 menghentikan perburuan saya....hehehe.

Rupanya teman-teman cewek lapor ke guru wali kelas mengenai kejadian itu. Jadilah kami semua disidang di ruang guru BP, sementara anak yang pingsan dibawa ke UKS......hehehe. Sejak itu gak ada lagi yang berani nge-bully saya. Itu kenangan saya waktu SMP.

wilefhas62's picture

@widdiy : Tdk sesuai ajaran Tuhan Yesus

Dalam realitas hidup ini memang, sepetinya diperlukan.

Tapi .. dilain pihak tidak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus.

ini yg membuat saya agak malu (malu-malu kucing) jika ingat kejadian itu.

Bahkan istri dan anak saya pada saat itu tdk percaya kalau "bapaknya" sampai mengambil cuti 1 hari untuk menyelesaikan maslah itu he..hee.he

widdiy's picture

@wilefhas62: hehehe.....

Realitas kadang-kadang gak sesuai dengan yang ideal....yah....itulah hidup. Maunya sih menuruti semua ajaran Tuhan Yesus, tapi seringkali kita memilih cara yang tidak sesuai ajaran-Nya....demi physical comfort and safety...hehehehe

billy chien's picture

sudah benar sih apa yg TS

sudah benar sih apa yg TS lakuin...

Emang mendidik anak untuk menjadi "tangguh" adah PR bagi orangtua...

Ane Dulu suka "ngebully" temen

Sekarang anak gw di bully . . .

wkwkwk...

selama ga menjurus ke hal2 yg mengancam fisik dan psikis sih ane berusaha bilang ke anak ane spt yg TS lakuin...

malah ane lebih suka dgn istilah

 

"lebih baik membully, dari pada di bully"

 

kedengarannya ga enak si, tp itu setingkat lebih baik...

__________________

Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...

widdiy's picture

@billy chien: wkwkwk

Eh....ternyata anda mantan tukang bully....wkwkwkwk....Laughing

Klo anak anda sekarang di-bully, mungkin ada orang bilang itu karma....wkwkwk..

Lha yang sering jadi pikiran saya, dulu waktu sekolah, saya gak pernah nge-bully siapapun, dan jadi korban bully. Lha anak saya sekarang kok juga jadi korban bully...apa ya ini??? Keturunan...??? Laughing

billy chien's picture

bisa jadi , mungkin akibat

bisa jadi , mungkin akibat ulah ane dulu yg suka ngebully, makanya ane ga terlalu "heboh"

malah ane ajarin anak ane , balas aja kalo km di sakiti...

kalo anak ane cengeng malah ane marahin "lo cengeng sih" pantes di bully

berjalan waktu, sukur deh sekarang anak ane yg kecil (3th) ga di bully lagi, minimal dia bisa menunjukan kalo dia bisa membela dirinya sendiri...

 

__________________

Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...

wilefhas62's picture

@ billy chien : Didikan Anda Lebih Memalukan ????

Salam Sdr billy chen

Jika pada peristiwa yg saya alami, saya cuma malu-malu kucing, maka

membaca istilah anda, .... .. , maka itu lebih memalukan

wakakakak ...  hehheh..he

GBU BRO

billy chien's picture

hahahah... dunia sekolah itu

hahahah...

 

dunia sekolah itu kejam bro... bak hukum rimba , yg kuat yg menang...

di sekolah tidak 100% anak2 di awasi oleh guru2 nya..

selalu ada "momen" kenakalan2 anak2...

yg namanya "anak" tak lebih dr insting... anak2 masih belum mengerti betul mana yg boleh mana yg ga boleh... anak2 masih suka melakukan yg dia suka seenaknya,

 

kejadian kemarin di sekolah ada anak melempar batu besar dari lantai2 dan menghancurkan kaca mobil orangtua murid yg parkir...

ane sampai geleng2 lihat ulah anak itu...

untung saja yg di lempar ga kena teman nya...

mungkin anak kita ga "nakal" tp kita juga kudu membekali anak kita supaya menjadi "tangguh" biar ga dimangsa ama anak2 nakal hehehehe

__________________

Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...