Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Asumsi

Omega's picture

Suatu sore saya mencuci motor saya di sebuah tempat jasa pencucian. Tempat pencucian motor ini sangat rame sampai harus antri agak lama. Mobil dan motor berdatangan silih berganti. Tempatnya luas dan nyaman, masih ada ruang bagian belakang yang masih dalam proses pembangunan untuk salon mobil dan kafe. Kesimpulannya tempat ini dikelola cukup profesional.

Sambil menunggu giliran motor saya dicuci, saya membeli minuman di toko kecil yang merupakan bagian dari tempat cuci tersebut. Saya membeli sebotol teh dingin. Saya sempat berdialog dengan wanita sebaya yang melayani di toko tersebut. Dari dialog tersebut saya mengetahui bahwa wanita ini adalah pemilik sekaligus pengelola tempat usaha tersebut. Sungguh mengagumkan seorang wanita dengan kepiawaian usaha seperti itu.

Sebelum kembali ke tempat duduk, sekilas saya melihat kalung berlogo salib melingkar di leher mbak tersebut. Wow.....saya bergumam dalam hati ....ternyata tempat ini dikelola oleh seorang Anak Tuhan, pantesan diberkati luar biasa. Saya mulai berkata dalam hati : Inilah bedanya orang yang ikut Tuhan atau tidak, kemudian saya membayangkan wanita ini pasti suka berdoa, rajin beribadah, mungkin juga aktif dalam pelayanan, sebagian hartanya tentunya untuk pelayanan. Saya jadi sangat bersimpati dan sempat berdoa supaya tempat usaha ini diberkati dan banyak orang diberkati juga. Saya melihat kembali wanita ini, berjalan cepat kian kemari, mengkomando anak buah, melayani customer, menerima pembayaran dsb. Terlihat sangat sibuk dan cekatan. Diam-diam saya memuji Tuhan karena kebaikanNya, saya mulai bertanya-tanya di mana dia beribadah, ah....nanti waktu bayar saya akan tanyakan.

Akhirnya cuci motor saya selesai sudah, dan saya beranjak ke tempat pembayaran di mana wanita itu berada. Saya tersenyum dan mengangguk sambil menyerahkan uang untuk ongkos cuci motor saya. Hmmmm, tadi saya ingin tanya dia beribadah di gereja mana. Sejenak sebelum bertanya saya menatap kalung di lehernya......ehh.....ternyata itu bukan salib, tapi HURUF T, dan saya melihat di sampingnya sebuah Kitab dan itu bukan Alkitab. Oh My GOD, untung saya belum tanya apa-apa.Akhirnya saya meluncur pergi, sambil memikirkan apa yang telah pikirkan sepanjang menunggu cuci motor. Saya jadi berpikir, jenis pikiran seperti itu termasuk apa ya?

  • Kesombongan? sombong karena beranggapan bahwa orang yang diberkati pasti / hanya Anak Tuhan / orang Kristen?
  • Naif, karena melihat dan memperkirakan keimanan seseorang dari lambang / atribut yang dipakainya?
  • Naif, karena beranggapan seorang yang diberkati, pasti aktif di pelayanan dan kehidupan rohaninnya oke ?
  • Naif, karena saya bersimpati dan berdoa untuknya hanya karena mengira bahwa dia seorang Kristen?

Hmm....hari ini sebagian hati saya telah ditunjukkan melalui kejadian tersebut. Dan saya harus bertobat.........

 

dennis santoso a.k.a nis's picture

nice writing

ya, sebagai seorang yang berlatar-belakang aliran karismatik, gue juga sering mengalami kejadian dimana gue berasumsi seperti ini... yes brother, kita memang harus bertobat... nice writing :-) 

Hannah's picture

Ada gambarnya?

Ada gambar kalungnya gak? Pingin liat doong..

"Literary interpretation is in the eye of the beholder."

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi

Omega's picture

Tidak bawa kamera

@ Dennis : Ya kita harus selalu mawas diri, thanks komennya GBU

@ Hannah : Waktu itu ga bawa cam, dan kalaupun bawa cam dan motret, urusannya bakal jadi ruwet hehehehehe........