Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Balthasar Hubmaier

gbiajohnthebaptist's picture

 

Tokoh Anabaptis yang sangat teguh dalam doktrin adalah Balthasar Hubmaier. Kalau ia tidak mati martir di Wina maka ia akan menjadi seorang teolog Anabaptist yang terdepan pada masa itu. Pada tanggal 29 September 1512, Balthasar mendapat gelar doctor teologi dari universitas Ingol Stadt. Hubmaier terjun dalam pelayanan Katolik, namun melalui pembelajarannya akan kitab suci ia merasa kecewa dengan apa yang dilakukan Katolik. Tahun 1523 ia bertemu dengan Zwingli, seorang reformator Protestan. Mereka berdiskusi tentang banyak hal mengenai iman Kristen yang alkitabiah.


Hubmaier adalah seorang yang tidak sabar dan tidak kenal lelah, ia sangat terang-terangan dengan pandangan dan teguh pada pendiriannya. Ia seperti Simon Petrus, semangatnya berkobar-kobar jika berbicara tentang melayani Tuhan. Ketika ia merenungkan Firman Tuhan dan membandingkanya dengan doktrin Katolik dan melihat praktek yang mereka lakukan, ia pun mengambil keputusan untuk bertobat dan mengaku Tuhan Yesus Kristus sebagai juruslamat pribadinya. Kesalahan yang paling mencolok adalah praktek baptisan bayi. Hubmaier merasa sangat terganggu dengan kesalahan yang dilakukan Katolik dan Protestan. Bagi Hubmaier, praktek baptisan bayi adalah kebohongan yang terus menerus diajarkan Roma Katolik dan Protestan secara turun temurun dan membuat banyak orang masuk Neraka.

Dulu ketika ia bertemu Zwingli dan bapak reformator lainya, ia berharap dapat berbuat banyak untuk kebenaran, namun ternyata para reformator salah besar. Pengabungan antara negara dan agama yang dilakukan Constantine melalui baptisan bayi sebagai satu cara menjadi anggota gereja dan warga negara, mengakibatkan kesesatan yang semakin luas.

Ketika Calvin mengadopsi teologi Agustinian sehingga melahirkan misi Teokrasi Reformasi. Teologi Covenant tidak pernah mungkin akan menghilangkan hasrat Teokrasinya. Perkataan Calvin terhadap kaum Anabaptis adalah yang terkasar dan kejam. Ia mengunakan istilah seperti; “roh-roh gila, orang-orang gila, binatang gila, orang tidak waras,” ketika ia mencela bapak-bapak iman Anabaptis hanya karena mereka tidak mau mengakui baptisan bayi. Calvin menulis:

“Mereka (Anabaptis) berpikir bahwa bayi tidak boleh dibaptis karena mereka sangat kecil dan mereka belum bisa mengerti apa itu baptisan, oleh karena itu bayi tidak boleh dibaptis. Mereka (Anabaptis)) juga mengambil kesimpulan bahwa anak-anak adalah semata-mata keturunan Adam dan akan mendapat posisi baru ketika merka lahir baru. Kesimpulanya adalah bayi-bayi dibaptis sebagai tanda pertobatan dan iman di masa yang akan dating dan sekalipun belum ada iman dan pertobatan pada bayi-bayi tersebut, namun benih pertobatan telah bekerja secara sembunyi-sembunyi  yang dilakukan Roh Kudus.”

Sebagai kontrasnya Hubmaier menulis; “ Saya tidak pernah mengajarkan baptisan ulang. Baptisan yang benar dari Kristus harus didahului oleh pengajaran  yang benar dan kesaksian iman, itulah yang saya ajarkan. Saya juga mengajarkan bahwa baptisan bayi adalah perampasan dari baptisan benar dari Kristus dan penyalahgunaan nama yang kudus dari Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Semua yang dilakukan Katolik bertentangan dengan apa yang diajarkan Karistus dan para rasul. ( Mat 28, Mark 16, Kis 2,8,9,10,11,16,18,19,23 ). Bagaimana mungkin bayi dapat mengakui segala kesalahanya ?”

Hubmaier juga membuktikan bahwa Calvin salah mengenai pemilihan (Election) dan limited attonment. Ia menulis bahwa; “ Allah merupakan Allah yang memperdaya/mempermainkan manusia bila ia mengundang semua manusia untuk datang ke perjamuan malamNya dan menawarkanya dengan sangat serius pada manusia dengan penuh kasih sayang pada semua orang. Namun Ia tidak mengharapkan mereka datang semua. Dan lagi, bila semua manusia tidak bertobat, Allah tidak bisa disalahkan sebab Ia telah menawarkan dan memberikan Anaknya yang paling dikasihiNya untuk menebus dosa manusia.”

Balthasar Hubmaier terlalu berani mengemukakan kebenaran sehingga pada tanggal 10 Maret 1528 ia digiring kesebuah tiang dan dibakar hidup-hidup. Tiga hari setelah kematianya, Elizabeth Hubmaier ditengelamkan di sungai Danube dengan sebuah batu diikatkan di lehernya. Demi kebenaran dan doktrin yang benar suami istri ini berani berkorban, bukan hanya sekedar harta, keluarga, melainkan nyawa mereka. Apakah yang sudah Anda korbankan bagi Kristus ?

Ketika saya membaca kisah Balthasar Hubmaier saya teringat bahwa saya pernah bertanya pada seorang hamba Tuhan Presbyterian, “mengapa anak bayi dibaptiskan dikeluarga Anda, boleh tahu alasanya? Hamba Tuhan tersebut menjawab tepat seperti jawaban Calvin, “bahwa mereka (anak-anak kecil/bayi) dibaptis untuk iman mereka yang akan datang, biasanya kalau sudah dibaptis mereka akan sungguh-sungguh bertobat dan percaya.” Demikian jawabanya. Dalam benak saya berpikir, bagaimana kalau mereka tidak percaya, namun tetap giat dalam gereja karena sudah menyandang surat baptisan ? Bukankah hal ini terbalik dengan apa yang diserukan Yohanes pembaptis, “Bertobatlah sebab kerajaan Surga sudah dekat, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes” (Mat 3:2-6).

 

 

__________________

Jika Kita Hidup, Kita Hidup Untuk Tuhan
Jika Kita Mati, Kita Mati Untuk Tuhan
http://gbiapontianak.blogspot.com