Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Banser Ikut Amankan Gereja

Purnawan Kristanto's picture

Kebaktian malam Natal di Klaten berlangsung dengan aman, tenteram, dan
tanpa insiden yang berarti. Pada malam Natal ini GKI Klaten terpaksa mengadakan kebaktian selama dua kali karena keterbatasan tempat. Kebaktian pertama dimulai pukul 18.00 dan kebaktian kedua pada pukul22.00 WIB.

Pada siang harinya, kami sempat dibuat was-was dengan inspeksi keamanan dari pihak kepolisian sampai sebanyak tiga kali. Tahun lalu dan
tahun-tahun sebelumnya belum pernah diadakan inspeksi seperti ini.
Pemeriksaan pertama dilakukan oleh tim Gegana pada pukul 10.00 pagi.
Mereka memeriksa seluruh bangku-bangku gereja, mengecek setiap pot dan melongok setiap kolong dan bawah panggung.
Enam jam kemudian, datang lagi tim dari kepolisian. Kami mengatakan
bahwa gereja sudah diperiksa oleh tim Gegana, tetapi mereka tetap ingin
memeriksa sekali lagi. "Untuk memastikan supaya situasi aman,"kata
pimpinan rombongan. Kami persilakan mereka mengerjakan perintah atasan.
Toh tidak ada sesuatu yang mengganggu persiapan kami. Menggunakan
detektor metal, mereka sekali lagi memeriksa gedung gereja. Menurut saya, alat itu sebenarnya tidak berfungsi efektif karena banyak metal logam di gereja yang pasti akan membuat alat itu aktif. Tapi toh tak mengapa.Setidaknya penggunaannya dapat menciptakan rasa aman.
Yang mengherankan, satu jam kemudian Kapolres Klaten beserta dengan
stafnya meninjau lagi kesiapan kami. Ini baru pertama kali perwira polisi tertinggi di Klaten memeriksa langsung pengamanan Natal. Dalam hal ini kami sebagai warga masyarakat dan warga negara merasa berterimakasih dan terlindungi. Namun hati kecil merasa sedikit heran apakah harus dilakukan pemeriksaan secara beruntun? Ada apa gerangan?
Apakah ada sesuatu yang membuat aparat keamanan harus waspada?
Pertanyaan ini menggantung di benak sebagian panitia hingga pelaksanaan
kebaktian. Kebaktian  I dihadiri lebih dari 300 orang. Seluruh kursi terisi penuh. kebaktian yang dilayani oleh pdt. Pelangi Kurnia Putri ini
diiringi oleh musik Ensemble Gitar. Ada enam pemuda yang mengiringi pujian menggunakan gitar akustik. Sedangkan Kebaktian II yang dipimpin oleh pdt. Phan Bie Thon dihadiri lebih sedikit jemaat. Meski begitu, 90 persen kapasitas tempat duduk terisi oleh anggota jemaat.
Selain mendapat bantuan pengamanan dari kepolisian, kami juga  endapat pengamanan dari Banser (Barusan Serbaguna) dari NU. Ada puluhan  pemuda Muslim berpakaian doreng-doreng yang ikut berjaga di depan gereja.
Selama ini, gereja kami memang menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan dari NU. Setiap mengadakan Pasar Murah, kami sering  elakukannya bersama-sama dengan para santri dan Pondok Pesantren "Pancasila Sakti", pimpinan kyai karismatik mbah Lim. Itu sebabnya, pada malam Natal ini, mereka menawarkan diri untuk ikut menjaga keamanan selama ibadah
berlangsung.
Lihiat videonya di sini

Komentar:

Judul Komentar : Keterlibatan Gereja dalam lembaga pendidikan Kristen
Pengirim : Purnomo
Tanggal : Sat, 27 Dec 2008 01:19:47 +0700
Komentar :

Pak Wawan, melihat video tersebut di atas saya teringat akan blog Anda tentang sos(?) BOPKRI Klaten.

Di Gereja Jago ini dulu pernah bertugas seorang pendeta yang kemudian pindah ke Australia. Walaupun sudah di sana, saya tahu beliau masih care terhadap lembaga pendidikan Kristen. Tidak ada ruginya mencoba memberitahu beliau bila LPK Klaten membutuhkan sesuatu. Untuk menjaga eksistensi LPK, keterlibatan Gereja dan jemaat sangat diperlukan. Khususnya dalan hal pendanaan (beberapa LPK di kota-kota kecil menggratiskan siswa dari SPP) LPK mempunyai "dewan" penyantun sebagai aktivitas utama yang harus dilakukan.

Kegiatan kedua yang saya lihat dilakukan di sebuah gereja adalah mengedarkan kantong kolekte "extra" sebulan sekali yang hasilnya diserahkan kepada LPK yang bernaung di bawah gereja itu. Walaupun keuangan LPK itu sudah mapan, kegiatan ini setidaknya mengingatkan jemaat untuk tetap melindungi L:PK-nya

Kegiatan ketiga adalah L
PK mengingatkan jemaat gereja yang memilikinya akan eksitensi LPKnya. Di tempat saya secara berkala LPK mengirimkan paduan suara anak-anaknya untuk tampil di depan jemaat. Kegiatan ini juga untuk promosi. Karena itu PS anak-anak ini berkeliling ke gereja-gereja lain. Selain itu setiap akhir semester dalam ibadah Minggu, ketua LPK secara singkat memberikan paparan kepada jemaat keadaan LPKnya.

Salam.


Judul Komentar :

Namanya pak Iwan

Pengirim :

Purnawan Kristanto

Tanggal :

Sat, 27 Dec 2008 02:10:47 +0700

Komentar :

Dear pak Purnomo,

Lho pak Purnomo kok tahu pak Iwan Kosasih? Sudah puluhan tahun dia melayani di Aussie, tapi kami masih menjalin hubungan baik dengan beliau. Setiap tahun dia pasti "pulang kampung" ke Klaten.

Kami sudah mengkomunikasikan tentang pendidikan Kristen kepada beliau, dan beliau memang memberikan respon yang baik. Sekolah Kristen yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Kristen Klaten (dikelola bersama GKI Klaten dan GKJ Klaten), sudah mulai berbenah diri. Kami juga punya link dengan Singapura. Prestasinya lumayan baik. Bahkan tim basket putri SMP Kristen Klaten menjadi juara tingkat Jateng.

Yang saya prihatinkan justru keadaan di Jogja, khususnya BOPKRI karena saya pernah dididik di sana.

Purnawan Kristanto

Visit my web!


Judul Komentar :

Saya ini salesman,

Pengirim :

Purnomo

Tanggal :

Sun, 28 Dec 2008 15:00:17 +0700

Komentar :




Normal
0


false
false
false







MicrosoftInternetExplorer4



Normal
0


false
false
false







MicrosoftInternetExplorer4







classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id=ieooui> st1\:*{behavior:url(#ieooui) }

classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id=ieooui>

st1\:*{behavior:url(#ieooui) }

/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;}

/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;}

Bagaimana saya kenal Pdt.IK? Kembali saya harus menjawab pertanyaan serius dengan kalimat yang itu-itu lagi dan sering bikin jengkel si penanya, yaitu “Saya ini salesman.”

      Saya ini salesman, banyak bepergian. Bila saya harus menginap di kota-kota kecil, maka daripada dolan ke tempat-tempat yang beresiko tinggi, saya menyatroni pastori gereja. Itu pula yang saya lakukan ketika harus menginap di Lasem, yang sesepi Delanggu, yang sesepi Baturetno, yang sesepi Kubutambahan. Di situlah saya mengenal beliau sebagai calon pendeta. Saya diajaknya berkeliling mengunjungi jemaatnya dengan vespa bobrok yang tidak perlu dikunci waktu diparkir karena maling pun mala
s menengoknya.

    

Pembuka blog “Melayani Sambil Mengutil” mengambil lokasi Gereja Jago. Di sini kembali saya bertemu beliau yang sudah pendeta. Bersama isterinya beliau menunggui saya mengomel di depan mimbar. Saya bisa mengomel dengan “sesuka-suka saya” karena sebelumnya sudah wanti-wanti kepada beliau “kalau ada kalimat penyesatan langsung saja dikoreksi”.

 

    Tahun 2007 saya diundang Gereja Koplak untuk berkicau selama 5 jam di depan para guru SM, penatua dan beberapa mahasiswa Teologia DW. Selesai acara saya disodori sampul berisi surat ucapan terima kasih oleh penatua. Saya betul-betul terharu karena tidak menyangka gereja desa di pinggir rel kereta api ini memberi penghargaan begitu tinggi (tepatnya ‘tebal’). Tanpa membukanya saya menyerahkannya kepada ketua Sekolah Minggu agar mereka dapat mengundang pembicara dari Jogja yang handal, seperti misalnya pendeta Gereja Jembatan Merah.

 

 Ternyata kita ini berjauhan sekaligus berdekatan, bukan?

"text-align: justify;" class="MsoNormal"> Ya, tak perlu diherankan, karena “Saya ini salesman”.

 Salam.

 


Judul Komentar : Begitu rupanya
Pengirim : Purnawan Kristanto
Tanggal : Mon, 29 Dec 2008 00:14:37 +0700
Komentar :

Oh begitu. Namun ketika pak Purnomo ke gereja Jago, saya belum ada di Klaten. Setelah ditinggal pak IK ke Aussie, gereja Jago ini seperti ayam kehilangan induknya selama puluhan tahun. Baru enam tahun terakhir ini mereka mendapat "induk" baru yaitu [calon] istri saya. Tiga tahun terakhir, mereka mendapatkan "bapak pendeta" baru, yaitu saya he...he...he...

Sekalian numpang tanya: Gereja Koplak itu dimana?

Purnawan Kristanto

Visit my web!

__________________

------------

Communicating good news in good ways