Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Bengcu Mengungkap Kisah Penciptaan Tiongkok Kuno dan Alkitab 1

hai hai's picture

Kisah Penciptaan Tiongkok Kuno

Agama Tiongkok kuno adalah agama AKAL BUDI. Semua raja suci dan nabi Tiongkok kuno, dari generasi ke generasi adalah manusia biasa tanpa kekuatan ilahi sama sekali. Yang diajarkan dan tercatat di dalam Zhongjing  (kitab Tiongkok kuno) adalah hasil perenungan dengan mengamati alam dan kehidupan. Raja suci dan nabi Tiongkok kuno tidak mendapat wahyu karena tidak ada yang pernah bertemu dengan makluk ilahi baik dalam sadar apalagi dalam mimpi. Agama Kristen adalah agama Wahyu. Semua yang tercatat di dalam Alkitab adalah tulisan yang diilhamkan Allah. Hai hai adalah seorang Tionghoa Kristen. Dia dilahirkan sebagai orang Tionghoa dan memeluk agama Kristen. Sebagai orang Tionghoa dia mempelajari kitab-kitab leluhurnya dan sebagai seorang Kristen dia mempelajari Alkitab. Apakah ajaran-ajaran nenek moyangnya bertentangan dengan ajaran-ajaran Alkitab? Bila bertentangan, mana yang dia pegang? Bila tidak bertentangan, kenapa bisa demikian? Akal budi adalah kecerdasan. Wahyu adalah hikmat. Keduanya tinggal bersama-sama dan hasilnya adalah pengetahuan dan bijaksana. Itu sebabnya bangsa Tiongkok kuno dan umat Kristen sama-sama menyembah Tiga Ziran Yang Mahaesa. Ziran adalah AKU ADALAH AKU.

Tongkat Kemurahan Dan Tongkat Ikatan

Maka aku menggembalakan domba-domba sembelihan itu untuk pedagang-pedagang domba. Aku mengambil dua tongkat: yang satu kusebutkan "Kemurahan" dan yang lain kusebutkan "Ikatan"; lalu aku menggembalakan domba-domba itu. Zakaria 11:7

Aku mengambil tongkatku "Kemurahan", lalu mematahkannya untuk membatalkan perjanjian yang telah kuikat dengan segala bangsa. Zakaria 11:10

Kemudian aku mematahkan tongkat yang kedua, yaitu "Ikatan", untuk meniadakan persaudaraan antara Yehuda dan Israel. Zakaria 11:14

Sebab dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakardan dipersembahkan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir; sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta alam. Maleakhi 1:11

Alkitab mengajarkan bahwa TUHAN Allah menggembalakan manusia dengan dua tongkat. Tongkat Kemurahan untuk menggembalakan bangsa-bangsa sementara Tongkat Ikatan untuk menggembalakan bangsa Israel. Itu sebabnya ketika bangsa Israel mempersembahkan korban najis TUHAN Allah memberitahu mereka tentang bangsa lain yang mempersembahkan korban yang tahir kepada-Nya.

Hanya orang-orang yang hatinya DENGKI, jiwanya PICIK dan pikirannya DEGIL yang meyakini bahwa TUHAN Allah, dengan Tongkat Kemurahan akan memimpin bangsa-bangsa kepada kebinasaan dan dengan Tongkat Ikatan akan memimpin bangsa Israel kepada keselamatan. Itu sebabnya mereka mengajarkan bahwa pada zaman Perjanjian Lama, hanya bangsa Israel yang akan selamat sementara bangsa-bangsa lain akan binasa alias masuk neraka.

Wahyu umum dan Wahyu Khusus

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; Mazmur 19:2

hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Mazmur 19:3

Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; Mazmur 19:4

tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, Mazmur 19:5

yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Mazmur 9:6

Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. Mazmur 19:7

Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Mazmur 19:8

Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Mazmur 19:9

Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, Mazmur 19:10

Alkitab mengajarkan bahwa TUHAN Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia dengan dua jalan alias dua cara. Cara pertama lewat alam semesta dan cara kedua melalui para nabi, rasul dan Yesus Kristus. Penyataan melalui alam semesta kita sebut Wahyu Umum sementara melalui para nabi, rasul dan Yesus Kristus kita sebut Wahyu Khusus atau Alkitab. Itu sebabnya Alkitab mengajarkan bahwa dirinya adalah Tulisan-tulisan Yang Diilhamkan oleh Allah. Wahyu Umum mustahil salah sebab Allah sendiri yang menyatakannya. Alkitab alias Wahyu Khusus juga mustahil salah sebab Allah sendiri yang mengilhamkannya.

Pemahaman manusia atas Wahyu Umum kita sebut Agama sementara pemahaman manusia atas Alkitab (Wahyu Khusus) kita sebut Teologi. Pemahaman manusia atas Wahyu Umum bisa salah demikian juga pemahaman manusia atas Alkitab. Untuk memahami Wahyu Umum dengan benar, manusia perlu HIKMAT atau PENCERAHAN sementara untuk memahami Alkitab dengan benar manusia perlu Roh Kudus. Itu sebabnya Alkitab mengajarkan bahwa Hikmat adalah Roh Kudus. Yang jadi masalah adalah: Ada banyak orang yang mengaku mendapat PENCERAHAN namun sesungguhnya dia tidak mendapat pencerahan sama sekali. Ada banyak orang yang mengaku mendapat ILHAM Roh Kudus namun sesungguhnya dia tidak mendapat ilham sama sekali. Bagaimana cara kita mengujinya? Kita mengujinya dengan AKAL BUDI. Apakah itu berarti AKAL BUDI adalah STANDARD kebenaran? Bukan! Akal budi bukan STANDARD kebenaran sebab akal budi hanya ALAT belaka. Bila demikian, apa yang kita gunakan sebagai STANDARD kebenarannya? Standard kebenarannya adalah Wahyu Umum dan Wahyu Khusus. Alam semesta dan Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa DUA saksi barulah sebuah kesaksian menjadi sah!

Kitab Tiongkok Kuno (Zhongjing)  dan Alkitab

Kongzi berkata, “Bagaimana cara Tian  berbicara? Empat musim datang bergantian, beratus makluk berkembang biak, bagaimana Tian berbicara?” Lun Yu XVII:19:3 – Yanghuo

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. 2 timotius 3:16

Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. Amsal 8:12

Agama Tiongkok kuno adalah agama AKAL BUDI. Semua raja suci dan nabi Tiongkok kuno, dari generasi ke generasi adalah manusia biasa tanpa kekuatan ilahi sama sekali. Yang diajarkan dan tercatat di dalam Zhongjing (kitab Tiongkok kuno) adalah hasil perenungan dengan mengamati alam dan kehidupan. Raja suci dan nabi Tiongkok kuno tidak mendapat wahyu karena tidak ada yang pernah bertemu dengan makluk ilahi baik dalam sadar apalagi dalam mimpi. Agama Kristen adalah agama Wahyu. Semua yang tercatat di dalam Alkitab adalah tulisan yang diilhamkan Allah.  

Handai taulan sekalian, dalam generasi ini ada dua kitab yang menyatakan dirinya adalah wahyu dari Sang Pencipta, keduanya adalah Alkitab dan Alquran.  Ada tiga kitab yang menyatakan dirinya adalah hasil pencerahan, ketiganya adalah Zhongjing, dari Tiongkok. Weda dan Tripitaka dari India. Di samping itu masih ada kisah-kisah dewa-dewi Yunani dan Romawi kuno serta tiga ribu lebih kitab-kitab agama Dao. Saya lalu mempelajari kitab-kitab tersebut dengan membuat BATAS yaitu: Ada Pencipta dan ada ciptaan. Saya tidak peduli bila anda bilang batas itu tidak ADIL. Saya adalah seorang Tionghoa Kristen itu sebabnya saya membuat batas demikian. Dari pembatasan itu lalu saya memilih. Alkitab dan Zhongjing (kitab Tiongkok kuno). Berikut ini adalah pemahaman saya tentang kisah penciptaan dari kedua kitab tersebut.

Ketika mempelajari dua kitab, kita hanya bisa menarik kesimpulan tentang persamaan dan perbedaannya. Mustahil membenarkan yang satu untuk menyalahkan yang lain karena masing-masing kitab adalah standard bagi dirinya sendiri. Setelah mempelajari Alkitab dan Zhongjing, inilah kesimpulan saya:

Alkitab mencatat kisah penciptaan sorga dan dunia. Zhongjing juga mencatat hal yang sama walaupun dengan sistematika yang berbeda. Walaupun sistematikanya berbeda namun keduanya mencatat hal yang sama dan berisi kebenaran yang sama. Kelebihan Alkitab dari Zhongjing adalah mencatat lebih teliti dan lengkap.  

Baik Alkitab Zhongjing sama-sama mengajarkan bahwa alam semesta dan segala isinya tidak diciptakan dari NIHIL (Creatio ex nihilo). Keduanya sama-sama mengajarkan kisah penciptaan dari bahan baku (Creatio ex materia). Kedua kitab itu bahkan sama-sama mengajarkan kisah penciptaan dari Pencipta (Creatio Ex Deo).

Baik para penulis Alkitab maupun Zhongjing  (kitab Tiongkok kuno) sangat logis, akurat, sistematis dan konsisten. Itu sebabnya agar dapat memahami apa yang mereka tulis dengan benar, kita harus membaca karya mereka dengan prinsip yang sama yaitu:  logis, akurat, sistematis dan konsisten. Scriptura sacra sui ipsius interpres, artinya kitab suci menyatakan dirinya sendiri. Itu sebabnya untuk memahami Alkitab dan Zhongjing dengan benar hanya bisa dilakukan dengan menjadikan kitab-kitab tersebut sebagai standard kebenaran dirinya sendiri. Alkitab maupun Zhongjing tidak boleh ditafsirkan karena keduanya ditulis untuk dipahami.

Sanhuang Wudi - Tiga Raja Lima Kaisar

Di dalam tradisi Tiongkok kuno hanya ada dua pengajar yang diakui mengemban mandat Shangdi  (Raja segala raja) yaitu:  Raja suci (Shengwang ) dan nabi (Shengren). Hanya raja (Tianzi) yang berkuasa untuk memberi gelar nabi (Shengren) kepada seseorang. Di samping itu, hanya nabi (shengren) yang berkuasa memberi gelar raja suci (shengwang) kepada seorang raja. Di dalam tradisi Tiongkok kuno, hanya ada lima raja yang diakui sebagai raja suci yaitu: Shennong, Huangdi, Yao, Shun dan Yu. Merekalah yang digelari Sanhuang Wudi (tiga raja lima kaisar). Ajaran-ajaran merekalah yang menjadi standard kebenaran ajaran agama Tiongkok kuno dan diakui sebagai ajaran bagi seluruh kolong langit. 

Sanhuang (tiga raja) adalah: Yao, Shun dan Yu. Disebut raja karena mereka hanya memerintah sebagian dari dunia. Shennong bukan raja karena pada saat dia hidup,  walaupun memerintah seluruh umat manusia namun belum ada pemerintahan, dia hanya memerintah sebuah marga atau keluarga atau suku. Huangdi mendapat gelar kaisar karena dialah yang menegakkan sistem pemerintahan dan saat memerintah, dia memerintah seluruh dunia, bukan hanya sebagian dunia. Dia memerintah seluruh umat manusia, bukan sebagian umat manusia. Yao, Shun dan Yu mendapat gelar Di (kaisar) karena ajaran mereka adalah ajaran yang benar bagi seluruh dunia. Artinya, walaupun tidak memerintah seluruh dunia namun ajaran mereka adalah kebenaran bagi seluruh dunia. Itu sebabnya Yao, Shun dan Yu baru mendapat gelar Di  setelah mereka meninggal, bukan ketika mereka memerintah Tiongkok.

Selain Raja, tidak boleh menentukan kesusilaan (Li ), menyusun satuan ukuran dan tata bahasa. Zhongyong XXVII:2

Walaupun memiliki kedudukan, bila tidak memiliki kebajikan, tidak berani mengubah kesusilaan (Li ) atau menggubah musik. Walaupun memiliki kebajikan, bila tidak memiliki kedudukan, tidak berani mengubah kesusilaan dan menggubah musik. Zhongyong XXVII:4

Kongzi berkata, “Hanya meneruskan, tidak menciptakan, aku sungguh mempercayai ajaran-ajaran kuno. Aku diam-diam membandingkan diriku dengan Laopeng. Lun Yu VII:1 -  Shu Er

Selain raja, tidak boleh menentukan kesusilaan (Li ), itu sebabnya Kongzi mengaku hanya meneruskan dan tidak mengajarkan ajaran baru. Itulah dasar kanonisasi Zhongjing (kitab Tiongkok kuno).

Kisah Penciptaan Zhongjing

Zhongjing (kitab Tiongkok kuno) yang saya maksudkan adalah Sishu, Wujing, Daodejing dan Mozi. Yijing adalah salah satu kitab di dalam Wujing. Sebelum membahas kisah penciptaan Zhongjing,  beberapa istilah berikut ini perlu dipahami dulu dengan benar.

Wu  artinya ada atau berada.

Xing  artinya tubuh. Batu, tumbuhan, binatang, manusia memiliki Xing alias tubuh.

Xiang  artinya bentuk. Yang memiliki Xiang (bentuk) belum tentu memiliki Xing (tubuh). Contoh yang memiliki bentuk namun tidak memiliki tubuh adalah suara dan angin. Walaupun suatu bentuk tidak memiliki tubuh namun bisa didefinisikan dengan tepat dan dibedakan dengan tuntas.

Yi  artinya wujud. Wujud (Yi) adalah sesuatu yang ada namun tidak bisa didefinisikan dengan tepat. Wujud atau keberadaan bisa dibedakan namun tidak bisa dibedakan dengan tuntas. Contoh yang memiliki wujud (Yi) namun tidak memiliki bentuk (Xiang) dan tubuh (xing) adalah terang dan gelap. Kita tidak bisa mendefinisikan terang dan gelap dengan tepat, juga tidak bisa membedakan keduanya dengan tuntas.

Ziran artinya "Yang ada karena diri-Nya ada" alias yang sudah ada dari kekal alias tidak ada permulaan keberadaannya.

Wu  artinya ada namun ada permulaannya. Itulah perbedaan Ziran dan Wu. Wu pernah tidak ada namun Ziran tidak pernah tidak ada.

Wuxing  artinya lima tubuh alias lima yang memiliki tubuh. Memiliki tubuh artinya bisa dilihat dan dipegang. Wuxing adalah Air, tanah, tanaman, binatang dan manusia. 

Ji artinya batas. Yang disebut batas bisa apa saja. Seekor burung di dalam sangkar dibatasi oleh sangkarnya. Itu namanya dibatasi oleh ruang. manusia tidak bisa di tadi, sekarang dan nanti pada waktu yang bersamaan. Itu namanya dibatasi oleh waktu. Manusia tidak bisa menghilang karena dibatasi oleh tubuh (Xing). Manusia tidak bisa menjadi siapa saja atau apa saja karena dibatasi oleh bentuk (xiang). Manusia tidak bisa menjadi tidak ada karena dibatasi oleh wujud (yi). Manusia tidak bebas melakukan apa saja karena di batasi kuasanya alias ada LAWAN atau kekuatan lain di luar dirinya.

Bian artinya berubah.

Hua artinya berubah.

Yi  artinya berubah. Apa perbedaan bian dan hua serta yi? Air berubah menjadi es. Telur berubah menjadi ayam. Gadis berubah menjadi ibu. Ketiga perubahan itu bisa disebut bian (berubah). Namun perubahan air menjadi es tidak bisa disebut hua dan yi karena air yang berubah menjadi es bisa berubah kembali menjadi air. Yi dan hua adalah perubahan yang sifatnya kekal. Telur berubah menjadi ayam dan Gadis berubah menjadi ibu. Bisa disebut hua (berubah) karena perubahannya kekal. Namun, Telur berubah menjadi ayam tidak bisa disebut yi. Yi menuntut dua hal terjadi pada waktu yang bersamaan yaitu: BERUBAH dan MENGUBAH. Ketika seorang wanita melahirkan anak, dia tidak bisa kembali lagi ke kondisi semula. Itu sebabnya dikatakan, ketika seorang wanita melahirkan anak, saat itu dia melahirkan dirinya sendiri menjadi ibu. Apa yang dialami oleh wanita itu selain disebut bian dan hua juga disebut Yi. Kitab Yijing, Daodejing (kitab kebajikan) dan Liji (kitab kesusilaan) serta Shujing (kitab sejarah) mengajarkan satu syarat lagi tentang Yi yaitu: Yi adalah perubahan Ziran bukan perubahan Wuxing dan Qi, itu sebabnya Yi berdampak pada seluruh alam semesta.

Pada permulaan perubahan (Yi ) adalah Taiji (Yang Maha terbatas). Dia melahirkan Liangyi  (dua wujud). Liangyi melahirkan Sixiang  (Empat bentuk), Sixiang melahirkan Bagua  (8 trigram).  Yijing – Jicishang 70

Wuji  (Yang Tanpa batas) melahirkan Youji (yang Berbatas). Youji (Yang Berbatas) adalah Taiji (Yang Mahabatas). Taiji melahirkan Liangyi  (dua wujud) yang dinamakan Yin  dan Yang . Liangyi (dua wujud) melahirkan Sixiang  (empat bentuk) yang dinamakan Shaoyin  (Yin kecil), Taiyin  (mahayin), Shaoyang  (Yang kecil) dan Taiyang  (Mahayang). Sixiang (empat bentuk) membentuk (yan) bagua  (delapan trigram). Yijing 

Pada mulanya adalah Wuji (Yang Tanpa Batas). Yang Tanpa Batas tidak dibatasi oleh apapun. Dia tidak dibatasi oleh tubuh, bentuk, wujud, kodrat, ruang, waktu, hukum maupun lawan. Yang Tanpa Batas mahakuasa dan mahabebas karena tidak dibatasi apapun bahkan tidak punya lawan sama sekali. Wuji melahirkan Youji (Yang Berbatas).

Youji (Yang Berbatas) melahirkan Yin dan Yang. Saat melahirkan Yin dan Yang maka Youji melahirkan diri-Nya sendiri menjadi Taiji (Yang Mahabatas).

Yin dan Yang juga dinamakan Liangyi (dua wujud). Melahirkan Yin dan Yang berarti membatasi satu Ziran menjadi Yin (saja) dan membatasi satu Ziran yang lain menjadi Yang (saja). Yin dan Yang adalah Yi (wujud), itu sebabnya tidak bisa didefinisikan secara tepat dan tidak bisa dibedakan secara tuntas.

Yin dan Yang lalu melahirkan Sixiang yaitu: Shaoyin, Taiyin, Shaoyang dan Taiyang. Taiyin adalah dwitunggal Yang di dalam Yin dan Yang yang berkuasa karena Yin adalah penanggap yang selalu mewujudkan segala kehendak Yang. Taiyang adalah dwitunggal Yin di dalam Yang dan Yang yang berkuasa karena Yin adalah penanggap yang selalu mewujudkan segala kehendak Yang.

Anda pernah melihat gambar Yin Yang? Anda pasti sering melihatnya. Apakah anda memahaminya? Sesungguhnya gambar Yin Yang adalah gambar Sixiang (empat bentuk). Terdiri dari Taiyin  (mahayin), shaoyin  (yin kecil), Taiyang  (mahayang) dan shaoyang  (yang kecil). Hitam besar adalah Taiyin  (mahayin) sementara hitam kecil adalah shaoyin  (yin kecil). Putih besar adalah Taiyang  (mahayang) dan putih kecil adalah shaoyang  (yang kecil). Taiyang (mahayang) ada di sebelah kiri Taiyin (mahayin). Banyak gambar Sixiang yang digambarkan dengan salah. Ada yang menempatkan warna hitam di sebelah kiri warna putih. Ada yang menempatkan warna hitam di atas warna putih ada pula yang menempatkan warna putih di atas warna hitam. 

Gambar Sixiang yang benar adalah warna putih (Taiyang) di sebelah kiri warna hitam (Taiyin). Karena Sixiang tidak memiliki tubuh maka boleh digambarkan bagaimana saja. Yang dimuliakan disebelah kiri yang memuliakan. Wanita memuliakan lelaki, itu sebabnya wanita Tionghoa selalu menempatkan kekasih atau suaminya di sebelah kirinya. Itu sebabnya lelaki Tionghoa senantiasa menempatkan orang-orang yang dimuliakannya di sebelah kirinya. Bangsa Tiongkok kuno juga meyakini bahwa Selatan ada di atas dan utara ada di bawah. Kenapa demikian? Karena bangsa Tiongkok kuno memandang dari Zhongguo  (kerajaan tengah). Zhongguo bukan kerajaan yang ada di tengah-tengah dunia namun kerajaan yang tidak menyimpang (Zhong ). Tidak menyimpang dari Tiandao  (jalan Tian). Tian  adalah Yang Mahatinggi dan Zhongguo adalah kerajaan Tian. Itu sebabnya warga Zhongguo memandang bumi dengan cara yang berbeda alias terbalik. 

Menurut ajaran Tiongkok kuno, manusia pertama adalah Fuxi alias Baoxi. Dialah yang menemukan peta He yang lalu disempurnakan menjadi Bagua. Di samping ini adalah gambar peta Hetu alias peta He buatan Fuxi alias Baoxi. Yi (perubahan) digambarkan dalam bentuk jumlah bulatan, dari satu sampai sembilan. Peta Hetu inilah yang lalu dikembangkannya menjadi Bagua.

Pada mulanya adalah satu. Satu adalah Wuji (Yang tanpa batas). Satu menjadi dua. Satu adalah Wuji dan dua adalah Wuji dan Yaoji (Yang ada batas). Dua menjadi tiga. Dua adalah Wuji dan Yaouji. Tiga adalah Wuji, Taiji (Yang maha terbatas), Liangyi (dua wujud). Tiga menjadi empat. Tiga adalah Wuji, Taiji, Sixiang. Empat adalah Wuji, Taiji, Yin dan Yang. Empat menjadi lima. Empat adalah Wuji, Taiji, Yin dan Yang. Lima adalah Lima adalah Wuji, Taiji, Yin dan Yang serta Taiyang. Lima menjadi enam. Lima adalah  Wuji, Taiji, Yin, Yang dan Taiyang. Enam adalah Wuji, Taiji, Yin, Yang, Taiyang dan Taiyin. Enam menjadi tujuh. Enam adalah Wuji, Taiji, Yin, Yang, Taiyang dan Taiyin. Tujuh adalah Wuji, Taiji, Yin, Yang, Taiyang, Taiyin dan shaoyang. Tujuh menjadi delapan. Tujuh adalah Wuji, Taiji, Yin, Yang, Taiyang, Taiyin dan shaoyang. Delapan adalah Wuji, Taiji, Yin, Yang, Taiyang, Taiyin, shaoyang, shaoyin. Delapan lalu menjadi sembilan. Delapan adalah  Wuji, Taiji, Yin, Yang, Taiyang, Taiyin, shaoyang, shaoyin dan Wuxing (5 tubuh). Kesembilan Yi (perubahan) itu dapat digambarkan seperti tabel di bawah ini.

  1. Wuji
  2. Wuji 2. Yaoji
  3. Wuji 2. Taiji 3. Liangyi
  4. Wuji 2. Taiji 3. Yin 4. Yang
  5. Wuji 2. Taiji 3. Yin 4. Yang 5. Sixiang
  6. Wuji 2. Taiji 3. Yin 4. Yang 5. Taiyang 6. Taiyin
  7. Wuji 2. Taiji 3. Yin 4. Yang 5. Taiyang 6. Taiyin 7. Shaoyang
  8. Wuji 2. Taiji 3. Yin 4. Yang 5. Taiyang 6. Taiyin 7. Shaoyang 8. Shaoyin
  9. Wuji 2. Taiji 3. Yin 4. Yang 5. Taiyang 6. Taiyin 7. Shaoyang 8. Shaoyin 9. Wuxing

Yang dimaksudkan dengan Wuxing adalah Air, tanah, tanaman, binatang dan manusia. 

yang dipelajari setiap hari akan bertambah, yang dilakukan setiap hari akan berkurang. berkurang dan berkurang, akhirnya akan mencapai wuwei (tidak melakukan apa-apa). tidak melakukan apa-apa  (wuwei), bukan tidak melakukan apapun (wubuwei). membuat kolong langit tidak bermasalah, barang siapa yang dalam masalah, mustahil membuat kolong langit tidak bermasalah. Daodejing 48

Taiji adalah Yang Mahabatas. Yang mahabatas berarti dibatasi oleh segala batas. Itu sebabnya, setelah melahirkan Liangyi dan menetapkan segala batas, Dia selesai dengan segala pekerjaan pembatasan-Nya dan berhenti membatasi dan tidak membatasi apapun lagi. Itulah yang dinamakan Wuwei (Tidak melakukan apa-apa). Di dalam Alkitab itu dinamakan SABAT (berhenti). Wuji mencapai Wuwei ketika Youji lahir. Youji mencapai Wuwei ketika Liangyi lahir dan Dia TELAH membatasi segalanya dan tidak ada yang belum dibatasi. Itulah Sabat dalam ajaran Alkitab. Selanjutnya adalah giliran Liangyi (Dua Wujud).

Pada hakekatnya, ketika Taiji mencapai puncaknya lalu Wuwei, maka Dia menjadi bahan baku Wuxing yang maha terbatas. Itu sebabnya Hetu (peta He) menjadi Bagua (8 diagram) karena Taiji adalah Wuxing.

Ketika Liangyi melahirkan Sixiang (Empat bentuk) keduanya belum mencapai wuwei. Ketika Sixiang melahirkan Wuxing, keempatnya dan Liangyi belum mencapai wuwei.

Pada hakekatnya Bagua (8 diagaram) adalah: Liangyi (2 wujud) + Sixiang (4 bentuk) + manusia (1 tubuh) + Shengren - orang suci (1 tubuh) = 8. Apakah BAGUA itu? Bagua adalah PETA sistem kasta alam semesta. Di dalam ajaran Alkitab, Bagua adalah peta sistem kasta sorga dan dunia.

Pada Mulanya Tiandi  Tak Bernama

jalan yang dijalani , bukan jalan sejati. nama yang di-nama-kan, bukan nama sejati. pada mulanya Tiandi  tak bernama. bernama kala menjadi bunda berlaksa ada. tanpa prasangka akan memasuki kuil-Nya, berprasangka hanya akan memandang altar jiao-Nya. keduanya esa walaupun nama-Nya berbeda. esa adalah misteri. misteri dalam misteri adalah gerbang ke kuil leluhur. Daodejing 1

Sebelum ada manusia tidak ada yang diberi nama. Itu sebabnya hanya digunakan definisinya. Di dalam tradisi Tiongkok kuno, manusialah yang memberi nama-nama kepada Wu (yang ada) dan Ziran (Yang ada karena diri-Nya ada).

Bangsa Tiongkok kuno memberi Wuji nama Dao  (Sang Jalan) alias  Da  (Sang Agung). Yang  dinamakan Tian  (Yang Mahatinggi) sementara Yin  dinamakan Di  (Yang mahapatuh). Taiyin  (Yang di dalam Yin) dinamakan Shangdi  (raja segenap raja). Shaoyin dinamakan Gui  (roh kehidupan) sementara Shaoyang dinamakan Shen  (roh penerang). Keduanya dikenal dengan nama Guishen (maharoh). Taiji (Yang Mahabatas) dinamakan Wuxing  atau Wanwu (berlaksa ada).

  1. Wuji  = Dao 
  2. Yang  = Tian  
  3. Yin  = Di 
  4. Taiyin  = Shangdi 
  5. Shaoyin  = Gui 
  6. Shaoyang  = Shen 
  7. Taiji = Wuxing  = Wanwu 
  8. Taiyang  

Para raja yang telah mendahului kuatir li tidak dipahami sampai ke bawah. Maka dilakukan sembahyang korban (ji) kepada Di  di altar Jiao  sehingga kedudukan Tian  ditetapkan. Dilakukan pelayanan (shi ) di altar she  di seluruh negeri untuk menerima berkat dari Di . Di kuil leluhur (zumiao ) sehingga didapat akar cinta kasih. Di Shanchuan (altar gunung dan sungai) untuk menyapa Guishen  (maharoh). Di Wushi  (lima pelayanan) untuk menetapkan akar pengabdian manusia. Ada zongzhu (pendoa) di kuil leluhur, ada sangong (tiga menteri agung) di istana, sanlao (tiga tetua) di sekolah. Di hadapan raja ada wu (shaman), di belakangnya ada pencatat sejarah. Buwu (peramal batok kura-kura dan rumput shi), gu (pemusik buta) dan you (pencicip makanan) ada di sebelah kiri dan kanannya. Raja ada di tengah-tengah. Sebagai hati yang tidak melakukan apa-apa untuk menjaga kebenaran. Liji VII:IV:2 – Liyun

Di Tiongkok kuno ada yang disembah (ji) dan ada yang dilayani (shi ).  Disembah karena kuasa-Nya dan dilayani karena ikatan cinta kasih dan hormat. Di Tiongkok kuno hanya ada satu yang disembah. Dia adalah Shangdi . Shangdi disembah di altar Jiao dengan membakar seekor lembu muda yang tanduknya baru sekuku panjangnya dan tidak bercacat sampai ke bulu-bulunya karena dipelihara secara khusus di bawah pengawasan raja yang disucikan selama tiga bulan dan sebelum mengorbankannya, dilakukan pengkajian dengan batok kura-kura untuk bertanya, apakah Shangdi berkenan atas lembu korban itu. Shangdi memilih sendiri lembu korban yang dikehendakinya dari semua lembu korban yang ada, yang dipelihara khusus untuk menyembah-Nya.

Altar She adalah jalan suci Shendi . Di mewujudkan berlaksa ada. Tian  mewahyukan berbagai peta. Mendapatkan berkat dari Di. Memperoleh hukum dari Tian. Maka dimuliakanlah Tian dan dikasihilah Di. Karena itulah diajarkan kepada masyarakat untuk mengucap syukur.  Kepala keluarga melakukannya di halaman rumah sedangkan kepala negeri melakukannya di altar She. Untuk menunjukkan yang pokok. Ketika dilakukan sembahyang di altar She, setiap orang keluar dari rumahnya. Ketika membangun altar She, semua warga negeri ikut bekerja. Demi altar She, dari gunung dan lembah bersatu memberikan persembahan. Itulah cara bersyukur kepada yang pokok dan membalas budi kepada yang mula. Liji IX:I:21 - Jiao tesheng

Raja memotong tiga ekor lembu dewasa yang tanduknya sejari panjangnya untuk digunakan sebagai korban unjukkan di altar She. Korban unjukkan itu lalu dibagikan kepada para rajamuda, menteri dan penjabat sesuai dengan jasanya masing-masing. Bagian tubuh hewan korban yang tidak dimakan (kepala dan bulu) dipendam.

Dia lalu melakukan sembahyang khusus (silei) kepada Shangdi,  juga melakukan sembahyang  (yin) kepada keenam leluhur (liuzong) dan mengunjungi altar gunung dan sungai (shanchuan ).  Shujing II:6 – Shundian

Pada tanggal satu bulan pertama, shun melakukan ibadah kepada Wenzu (gambar leluhur).  Shujing II:I:14 – Shundian 

Hanya Tiandi  Ayah Bunda berlaksa ada, hanya manusialah yang memiliki ling  (jiwa) di antara berlaksa wujud. Orang yang paling tulus, cerdas dan bijaksana dijadikan pemimpin. Pemimpin adalah ayah bunda rakyat jelata.  Shujing V:IA:3 - Taishi shang

Tiandi  berpadu, maka sulung dari berlaksa ada pun jadi. Laki-laki dan wanita bersetubuh sesuai Li maka berlaksa generasi pun dimulai. Liji IX:III:7 - Jiao tesheng

Sesungguhnya manusia itu adalah kebajikan (de) Tiandi . Yinyang  bercampur, Guishen  menyatukan. Wuxing  (limah tubuh) membuahi Qi . Liji VII:III:1 – Liyun

Handai taulan sekalian, siapakah keenam leluhur yang disembah oleh raja Shun? Keenam leluhur itu juga disebut Wenzu. Pada saat ini kata Wen dipahami sebagai: bahasa; tulisan; kebudayaan. Namun, pada zaman purbakala, kata itu artinya gambar. Handai taulan sekalian, keenam leluhur yagn disembah oleh Shun adalah Liangyi (dua wujud) dan Sixiang (empat bentuk). Mereka adalah: Yin, Yang, Taiyang, Taiyin, shaoyang dan shaoyin. Itu sebabnya keenam-Nya juga disebut Wenzu karena mereka tidak memiliki TUBUH (xing) namun hanya memiliki wujud (yi) dan bentuk (xiang) alias gambar alias hanya bisa digambarkan atau diceritakan. Itu sebabnya dikatakan bahwa Tiandi   adalah Ayah Bunda berlaksa ada alias Ayah Bunda manusia.

Dao  sama sekali tidak disembah (ji) juga tidak dilayani (shi ) karena manusia tidak mengenal-Nya dan Dia Wuwei. Wuwei artinya tidak melakukan apapun, termasuk di dalamnya memperkenalkan diri kepada manusia dan menerima penyembahan atau pelayanan manusia.

Pada hakekatnya manusia adalah hati Tiandi . Yang paling mulia di antara wuxing  (lima tubuh - air, tanah, tanaman, binatang, manusia). Mencicipi berbagai makanan, menikmati berbagai nada dan berpakaian berbagai warna seumur hidupnya. Liji VII:III:7 – Liyun

Taiji telah berubah menjadi Wuxing (lima tubuh - air, tanah, tanaman, binatang dan manusia). Manusialah yang paling mulia di antara Wuxing, itu sebabnya manusia pantang menyembah Air, tanah, tumbuhan dan binatang. Menyembah air, tanah, tumbuhan dan binatang adalah perbuatan melanggar Li (kesusilaan). Menyembah yang tidak layak disembah namanya MENJILAT.

Karena Tiandi  adalah akarnya maka semua ada (wu) bertumbuh-kembang. Karena Yinyang  adalah batasnya maka keadaan bisa diselidiki. Karena empat musim adalah penguasanya maka segala sesuatu bisa direncanakan. Karena matahari dan bulan adalah petanya maka segala sesuatu bisa ditata. Bulan adalah ukurannya maka semua pencapaian akan meningkat. Guishen  yang menyertai maka segala sesuatu ada yang melindungi. Wuxing  (lima tubuh) adalah tubuhnya maka segala sesuatu bisa diperbarui. Li (kesusilaan) dan Yi  (kebenaran) adalah alatnya, maka segala sesuatu bisa diuji. Hati manusia adalah ladangnya maka manusia adalah misteri. Siling (empat cerdas) adalah peliharaan maka minuman dan makanan pun berlimpah. Liji VII:III:9 – Liyun

Kongzi berkata, "Guishen  adalah kebajikan (de), peluklah erat-erat sampai akhir!" Zhongyong  XV:1

Memandangnya namun tidak melihatnya, mendengarnya namun tidak ada suaranya. Tubuh mustahil melepaskan diri darinya. Zhongyong  XV:2

Membuat umat manusia di kolong langit (Tianxia) mendapat pencerahan dan berkabung serta bersembahyang. Muliakanlah Dia! Di atas maupun di kanan kiri kita. Zhongyong  XV:3

Puisi berkata, "Shen  ada di luar pagar pertimbangan, tidak bisa didefinisikan namun dipahami." Zhongyong  XV:4

walaupun halus namun nyata. Kejujurannya tidak dapat dibatasi dan diatasi oleh manusia. Zhongyong  XV:5

Altar gunung dibuat di gunung sementara altar sungai dibangun di tepi sungai. Altar gunung dan sungai adalah tumpukan kayu yang lalu dibakar. Tujuannya untuk menyambut Guishen (maharoh). Sembahyang gunung dan sungai dilakukan di tempat-tempat yang membangkitkan perasaan kagum dan takluk akan keagungan Tiandi  yang dinyatakan-Nya melalui kedasyatan alam.  

Zaiwo berkata, “Aku sudah mendengar yang dinamakan Guishen  (maharoh), namun tidak mengerti apa yang dimaksudkan.” Kongzi  berkata, “Yang disebut jiwa (qi) adalah perwujudan shen (roh penerang) sedangkan yang disebut nyawa (po) adalah perwujudan gui (roh kehidupan). Perpaduan gui dan shen adalah ajaran tertinggi agama. Semua makluk hidup pasti mati. Yang mati pasti kembali menjadi tanah. Itulah yang disebut gui. Tulang dan daging musnah di bawah. Yin adalah udara dan tanah. apa yang dinamakan Qi, keluar tubuh lalu melayang ke atas menjadi cahaya gemilang diiringi harum dupa dan perasaan duka yang mendalam. Beratus ada (manusia) memiliki Jing  (hakekat). Shen adalah buktinya. Karena beratus ada memiliki hakekat maka perkabungan diagungkan. Firman takdir Guishen berkuasa atas semua yang berambut hitam. beratus suku takluk dan berlaksa manusia patuh. Liji XXI:II:1 – Jiyi

Kongzi berkata, “Jangan menyembah gui  (arwah orang mati), itu menjilat. Mengetahui kebenaran namun tidak melakukannya, itu tidak ksatria. Lunyu  II:24:1-2 – Weizheng

Kongzi berkata, “Memperlakukan orang mati sebagai bangkai itu tidak manusiawi. Karena itu, jangan dilakukan. Memperlakukan orang mati sebagai orang hidup itu tidak bijaksana. karena itu jangan dilakukan. Dikatakan: Bambu tidak dianyam dengan sempurna, keramik tidak dibakar hingga matang, kayu tidak dipotong dengan sempurna. Kecapi dan biolanya bersenar, namun nadanya rancu. Serulingnya dibuat secara lengkap tetapi suaranya tidak harmonis. Lonceng dan batu musik dibuat tanpa rak dan kuda-kuda. Semua itu disebut barang rohani (Mingqi ??) untuk melayani makluk roh (Shenming). Liji IIA:III:3 - Tangong shang

Di Tiongkok kuno tidak ada penyembahan (ji) terhadap arwah orang mati. Sembahyang arwah orang mati adalah cara untuk mengungkapkan cinta kasih dan hormat kepada orang yang telah meninggal. Itu sebabnya ketika menyatakan cinta kasihnya kepada orang mati, bangsa Tiongkok kuno hanya menggunakan barang-barang tiruan. Tidak boleh pakai barang asli karena itu melanggar Li (kesusilaan). Itu sebabnya yang tidak memiliki ikatan keluarga boleh ikut berkabung ketika almarhum meninggal namun tidak boleh sembahyang. Anak cucu tidak boleh menyembahyangi leluhur yang tidak dikenalnya. Itu sebabnya dibuat pembatasan. Raja lima generasi, raja muda tiga generasi, pejabat tinggi dua generasi pejabat biasa dan rakyat jelata hanya menyembahyangi ibu dan bapaknya. 

Pada hakekatnya, bangsa Tiongkok kuno hanya mengenal tiga Ziran yaitu: Dao, Tian dan Di dan hanya menyembah dua Ziran yaitu: Tian dan Di. Shangdi, Wenzu dan Guishen hanyalah BENTUK atau pengejawantahan dari Tian dan Di. Itu sebabnya dikatakan, sembahyang Shangdi di Jiao untuk memuliakan Tian. Sembahyang Shanchua juga untuk memuliakan Tian.

Mesias Bangsa Tiongkok Kuno

Bangsa Tiongkok kuno menantikan seorang MESIAS alias JURUSELAMAT. Anda ingat? Setelah melahirkan Yaoji (Yang Berbatas) maka Wuji (Yang Tanpa Batas) lalu Wuwei (tidak melakukan apapun) alias SABAT. Setelah selesai membatasi maka Taiji (Yang Mahabatas dan Mahaterbatas) pun lalu wuwei alias Sabat. Bagaimana dengan Liangyi (dua wujud)? Bagaimana dengan Sixiang (empat bentuk)? Bagaimana dengan Wuxing (lima tubuh)? Pada hakekatnya Liangyi adalah Sixiang juga adalah wuxing. Yang  baru bisa wuwei bila semua peta-Nya telah genap terwujud. Yin  baru bisa wuwei bila telah menggenapi alias mewujudkan seluruh peta Yang.

Peta Yang  alias Tian  dinamakan Tiandao  alias jalan Tian. Peta itu harus digenapi atau diwujudkan oleh Yin  alias Di . Di baru menggenapi peta Tian ketika Sixiang dan Wuxing menggenapi peta Tian. Penggenapan itu baru akan terjadi bila ada manusia yang MAMPU menggenapi kodratnya. Manusia itu disebut Shengren  (manusia suci). Dialah yang akan mengembalikan manusia kepada cinta kasih. Inilah yang diajarkan oleh kitab Zhongyong tentang penggenapan Tiandao alias jalan Tian.

Maha besar jalan suci (dao) yang dijalani oleh manusia suci (Shengren). Zhongyong XXVI:1

Luas bagai Samudra, memelihara dan mendidik berlaksa ada (Wanwu), kemuliaannya menggapai Tian  (Yang Mahatinggi). Zhongyong XXVI:2

Sungguh agung tiga ratus kesusilaan sembahyang (Liyi) dan tiga ribu kesusilaan prilaku (weiyi ). Zhongyong XXVI:3

Menunggu orang yang dapat melaksanakannya. Zhongyong XXVI:4

Dikatakan, “Jika bukan puncak kebajikan (de), puncak jalan suci (dao) mustahil mengental." Zhongyong XXVI:5

Jalan suci seorang Junzi berpokok pada diri sendiri dan diajarkan kepada masyarakat. Diuji dengan ajaran tiga raja agar tidak sesat. Ditegakkan antara Tiandi  agar tidak bertentangan. Dinyatakan kepada Guishen  agar tidak ragu-ragu. Walaupun harus menunggu kedatangan Shengren  (orang suci) selama seratus generasi, tidak akan bosan. Zhongyong XXVIII:3

Di bawah Tian , hanya yang mahasuci (zhisheng) yang penanggapannya dan kecerdasannya serta bijaksananya membuat semua yang mendapatkan hal-hal demikian hanya layak bersimpuh di telapak kakinya. Tepa seliranya, kemurahannya, keramah-tamahannya dan kelemah-lembutannya, membuat semua yang menjalankan hal-hal demikian hanya layak bersimpuh di telapak kakinya. Kuasanya, Kemampuannya, ketabahannya, kepasrahannya,membuat semua yang memiliki hal-hal demikian hanya layak bersimpuh di telapak kakinya. Solidaritasnya, kerendahan hatinya, ketengahannya (zhong), ketidakbersalahannya, membuat semua yang menghormati hal-hal demikian hanya layak bersimpuh di telapak kakinya. Sistematikanya, kelogisannya, keakuratannya dan kekonsistenannya,membuat semua yang membedakan hal-hal demikian hanya layak bersimpuh di telapak kakinya. Zhongyong XXX:1

Agung, kaya, air mengalir yang dalam. Demikianlah sepanjang waktu. Zhongyong XXX:2

Agung dan kaya laksana Tian . Dalam dan mengalir laksana samudera. Manusia yang bertemu dengannya tidak ada yang tidak menghormatinya. Manusia yang mendengar kisahnya tidak ada yang tidak mempercayainya. Manusia yang bepergian tidak ada yang tidak memberitakannya. Zhongyong XXX:3

Namanya dimashurkan di seluruh Tiongkok, tersebar hingga ke suku-suku asing. Di mana perahu atau kereta dapat mencapainya, manusia mampu mengunjunginya, Tian  menaunginya dan Di   mendukungnya, matahari dan bulan menyinarinya, air membasahinya, yang memiliki darah dan Qi , tidak ada yang tidak menghormati dan mencintainya. Maka dikatakan, telah manunggal dengan Tian .  Zhongyong XXX:4

Di bawah Tian  hanya yang mahajujur (zhicheng) yang mampu mengkanonisasi kitab-kitab agung di bawah Tian. Menegakkan akar besar (daben) yang di bawah Tian  dan memahami semua peta (huayu ) Tiandi . Zhongyong XXXI:1

Terpujilah cintah kasihnya! Tak terselamami kedalamannya! Dimuliakanlah Tian ! Zhongyong XXXI:2

Bila tidak mahapenanggap, mahacerdas dan mahabijak maka Kebajikan Tian (Tiande), siapa yang mampu memahaminya?  Zhongyong XXXI:3

Hanya yang mahajujur di kolong langit ini yang mampu menggenapi kodratnya dengan sempurna. Mampu mengenapi kodratnya dengan sempurna berarti mampu menggenapi kodrat seluruh umat manusia dengan sempurna. Mampu menggenapi kodrat seluruh manusia, berarti mampu menggenapi kodrat segala ada. Mampu menggenapi kodrat segala ada membuktikan kemampuannya untuk mewujudkan segala pekerjaan penciptaan (huayu) Tiandi . Mampu mewujudkan segala pekerjaan penciptaan Tiandi berarti Dia adalah bagian dari Tiandishen (Roh Tiandi).  Zhongyong XXI:1

Jenis orang kedua berbelit-belit. Walaupun berbelit-belit namun memiliki kejujuran. Kejujuran lalu memiliki tubuh. Tubuh itu yang nyata. Yang nyata memberi pengertian. Pengertian memimpin prilaku. Prilaku membawa perubahan. Perubahan menyebabkan pembaruan. di bawah kolong langit ini hanya yang Mahajujur yang mampu membarui. Zhongyong XXII:1

Handai taulan sekalian, ketika Kongzi hidup, banyak orang yang menyangka bahwa dia adalah Mesias yang dinantikan itu.  Namun Kongzi menyangkalnya.

Kongzi berkata, "Aku melakukan kesalahan sejak lahir lalu menjadi bijaksana. Ajaran kuno itu benar. Aku mempelajarinya sampai mengerti lalu menjalankannya, itulah aku sekarang." Lunyu 7:20 - Zilu

Kontgzi bukan orang suci itu. Orang suci itu tidak melakukan kesalahan sama sekali sejak lahirnya dan dia bijaksana sejak lahirnya. Tentang orang suci itu Kongzi berkata:

Kongzi berkata, "Bila raja itu tiba, diperlukan satu generasi untuk kembali ke cinta kasih." Lunyu 13:12 - Zilu

Satu generasi Tiongkok kuno lamanya 30 tahun ditambah dengan masa berkabung 3 tahun totalnya menjadi 33 tahun. Apakah Kongzi sedang bernubuat bahwa Mesias itu akan hidup selama 33 tahun? Menurut saya bukan itu yang Kongzi maksudkan ketika mengucapkan kalimat di atas. Menurut saya, Kongzi sedang mengajarkan bahwa raja alias Mesias itu adalah seorang manusia. Dia dilahirkan lalu mati. Mati adalah kodrat makluk hidup. Tidak mati berarti tidak menggenapi kodrat manusia. Dilahirkan lalu mati. Dengan demikianlah bisa dibuktikan bahwa seumur hidupnya dia Zhong pada Li (kesulilaan) dan Yi (kebenaran).

ada suatu jamak yang sempurna. ada sebelum Tian  dan Di  dilahirkan. sendiri. sendirian. mandiri dan tidak berubah dari kekal sampai kekal, tanpa lawan. Dialah bunda Tian dan Di. aku tidak tahu siapa nama-Nya. namakan saja dia Dao. karena kemahakuasaan-Nya, namakan Dia Da  (Sang Agung). Sang Agung berkata, "mati". Yang mati berkata, "jauh". Yang jauh berkata, "kembali". Dao agung. Tian agung. Di agung. manusia juga agung. di Tiongkok ada empat yang agung. manusia adalah salah satunya. manusia takluk pada Di. Di takluk pada Tian. Tian takluk pada Dao. Dao takluk  pada Ziran (yang ada karena diri-Nya ada). Daodejing 25

Handai taulan sekalian, puisi Laozi tersebut di atas adalah kisah penciptaan Tiongkok kuno dari permulaan penciptaan sampai akhir. 

Kesimpulan  

Handai taulanku sekalian, Tiandao  (jalan Tian) benar-benar unik bin ajaib. Itu sebabnya James Legge, profesor Sinologi pertama di dunia gagal memahaminya dengan sempurna. Itu sebabnya pula para sinologi setelah James Legge juga mengalami kegagalan yang sama. Hal itu terjadi karena mereka tidak mempraktekkan Sacra scriptura sui ipsius interpres yang artinya kitab suci menyatakan dirinya sendiri. Apakah kisah penciptaan Tiongkok kuno bertentangan dengan ajaran Alkitab? Kita akan membandingkannya nanti.

NB.

Untuk membaca kisah penciptaan Alkitab, silahkan kik di sini.

 

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

dedyriyadi's picture

lanjut ...

menarik ...dan patut dilanjutkan kajiannya ..

hai hai's picture

@dedyriyadi, Thanks Dukungannya

 dedyriyadi, terima kasih untuk dukungannya. Percayalah, Blog ini saya tulis untuk seorang teman yang memutuskan untuk sekolah Teologi. Syarat yang saya buat tentang blog ini adalah membuat teman itu NGAKAK terlongong-longong. Saya janjikan hal yang sama kepada semua pembaca blog ini. Tunggu saja kisah penciptaan Alkitabnya.

 

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

PlainBread's picture

Sanhuang Wudi berbunyi mirip

Sanhuang Wudi berbunyi mirip dengan Sangyang Widhi, apakah ada hubungannya?

hai hai's picture

@PlainBread, Sanghyang Widhi

 PlainBread, Sanghyang Widhi artinya Yang Mahaesa. Sanhuang Wudi artinya tiga raja lima kaisar. 

 

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

bertzzie's picture

Sanhuang Wudi

 Menurut saya spellingnya kalau di mandarin harusnya:

San Huang Wu Di

San Huang = 3 raja

Wu Di = 5 Kaisar

Walaupun memang frase (san huang dan wu di) tapi tetap saja bukan 1 kata kan? Sementara sangyang widhi bukannya dua kata (sangyang dan widhi)?

minmerry's picture

Ko Hai

Ko hai, teman Ko Hai yang sedang belajar teologi, sore kemaren, dia duduk di depan Min. Menatap mata Min dengan serius, dan romantis banget dah.

Sambil buka buku, dia bertanya dengan lambat "gimana yah memisahkan Terang dan Gelap?"

Ternyata dia belum berubah.

__________________

logo min kecil

hai hai's picture

@minmerry, Memisahkan Terang dan Gelap

 Min, memisahkan artinya MEMBATASI. Bagaimana cara Allah memisahkan atau membatasi Terang dan Gelap? Dengan MENETAPKAN kuasa yang berbeda.

Terang adalah PEMRAKARSA dan Gelap adalah PENANGGAP.  Terang BERKUASA atas Gelap dan Gelap tidak BERKUASA atas Terang.

bukankah itu yang kita lihat dalam KEHIDUPAN sehari-hari atas TERANG dan GELAP? Itu sebabnya kita bisa melihat seekor kunang-kunang di dalam kegelapan malam.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

bertzzie's picture

Kitab Tiongkok Kuno

Ko haihai,

Ada kitab tiongkok kuno terjemahan bahasa inggris dalam bentuk digital gak? Tertarik banget, tapi kemampuan baca mandarin sudah parah sekarang, dan kitab dari ortu saya juga sudah luluh lantak :D

Beberapa kali sudah search google tidak dapat, mungkin keywordnya salah?

Thanks

hai hai's picture

@bertzzie, Kitab Tiongkok kuno

 bertzzie, anda bisa baca di sini.

Yang jadi masalah adalah terjemahan bahasa Inggris tidak selalu tepat. Sama seperti terjemahan bahasa Indonesia. Sementara membaca kitab dalam bahasa mandarin, bukan hal mudah sebab kitab-kitab itu ditulis dalam bahasa mandarin kuno dan sistem penulisan kuno.

 

 

 

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

minmerry's picture

Attn. Mr. Purnomo,

Empek uda turun gunung, bawa Kitab Tiongkok Kuno lagi. Kali ini dia mau tonjolkan sense of humor dalam kitab tsb.

Trus, Tante juga dah balek. Trus..., Tante makin charming di pasar sebelah! Cool isnt it?

Juga ada Mas Wawan, juga ada Plain Bread, juga Joli, SF, Smile, dan um um .... siapa yang belon Min absen ya?

Dan they who are always near also with us. They who prefer as "unknown".

I love this place. :D

 

__________________

logo min kecil

Mey Weh's picture

Aku belom

Aku belom ci minmerry absen nih! :)

koh hai ada tidak kitab tiongkok kuno yg sudah di salin ke bhs indonesia? (jd ngiler pengen punya)

aku setuju dan suka isi blog na...^^

hai hai's picture

@Li-chian9, CAri di Toko Buku

 Li-chian9, setahu saya sudah ada yang bahasa Indonesia walaupun terjemahkannya tidak seakurat terjemahan saya. Pergilah ke Toko buku carilah buku dengan judul: Shu si, Shu jing, Li ji, Xiaujing dan YAKing. Harganya MURAH kok. Terbitan MATAKIN.

 

 

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Mey Weh's picture

Tidak akurat koh?

Tidak seakurat seperti yg kohai tulis? Aduh jd beli ga ya....oke deh aku kumpulin duit dulu....trimakash koh.

hai hai's picture

Li-chian9, Bukunya MURAH kok

Bukunya murah kok. Contoh: Si Shu atau Shu Shi harganya Rp. 30.000,- Isinya adalah: Daxue, Zhongyong, Lunyu dan Mengzi. Tebal bukunya sejari kelingking kamu.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

xuantong's picture

Kongzi berkata, "Bila raja

Kongzi berkata, "Bila raja itu tiba, diperlukan satu generasi untuk kembali ke cinta kasih." Lunyu 13:12 - Zilu

Kelanjutannya anda tidak tulis ?

 

hai hai's picture

Xuantong, Jika diri ...

Tidak. Inilah ayat selanjutnya.

Kongzi berkata, "Jika diri sendiri benar sempurna, apa susahnya memerintah? Diri sendiri tidak benar, bagaimana membenarkan manusia?" Lunyu 13:13 - Zilu 

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

xuantong's picture

Baik, mari kita lihat dari

Baik, mari kita lihat dari Lun Yu, Zi Lu 10 hingga 12.
 
Coba perhatikan baik-baik ketika Kong Zi mengatakan bahwa jika saja Beliau diberi kesempatan memerintah satu negara, maka dalam waktu satu tahun saja akan ada hasil-hasil yang maju dan dalam tiga tahun akan ada prestasi yang gemilang.
 
Selanjutnya ditambahkan dengan perkataan jika seandainya ada orang yang benar menjalankan negara, maka dalam seratus tahun kekerasan dan hukuman mati akan dihapuskan.
 
Baru tambahannya adalah SEANDAINYA ADA, ingat dengan kata ru you, ada raja bijak juga diperlukan waktu 30 tahun untuk membentuk pemerintahan yang berkebajikan atau REN yang bermakna berperikemanusiaan hak asasi manusia.
 
Jadi disini Kong Zi menegaskan diriNya bisa lebih hebat dari raja-raja yang bijak.
 
Kenapa anda terpengaruh pada ocehan Samuel Wang yang mengkaitkan bab Zi Lu ini dengan Yesus ?
 
Juga ketika anda membahas Dao De Jing, terutama bab 25, coba anda kaji lagi arti-artinya.
 
 
 
Hormat saya,
 
 
Xuan Tong
 
hai hai's picture

@Xuantong, Samuel Wang

Shengren = Orang Suci

 Samuel Wang, selain mengajarkan WAHYU YHWH di dalam Aksara Tionghoa, juga menulis sebuah buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul: Allah dan Peradaban Tiongkok Kuno. 

Samuel Wang adalah salah satu orang Kristen KONYOL yang disatu PIHAK mengajarkan tentang keberadaan RAMALAN-RAMALAN tentang Yesus di dalam kitab-kitab suci agama lain, namun DIPIHAK lain mengajarkan bahwa yang SELAMAT di Perjanjian Lama (sebelum Yesus) hanya bangsa Israel DOANG dan di Perjanjian Baru (setelah Yesus) hanya ORANG KRISTEN THOK!

Bila ada NUBUATAN tentang Yesus di dalam kitab suci atau ajaran agama lain, bukankah itu berarti di dalam agama lain juga ada KESELAMATAN yang SAMA dengan yang dijanjikan kepada bangsa Israel? Bila Tidak ada keselamatan di dalam agama atau bangsa-bangsa di luar Israel, MUSTAHIL mereka MENUBUATKAN kedatangan Yesus bukan?

Dari awal tulisan saya sudah katakan bahwa Agama Tiongkok kuno adalah agama AKAL BUDI, bukan agama FIRMAN atau WAHYU. Para nabi Tiongkok kuno sama sekali tidak pernah menerima bisikan apalagi bertemu makluk ilahi. 

Ajaran Tiongkok kuno memang mengajarkan dan menunggu kelahiran seorang Mesias. Namun mereka sama sekali TIDAK bernubuat atau MERAMAL karena menerima WAHYU. Kenapa bangsa Tiongkok kuno menunggu Mesias? Mesias seperti apa yang mereka tunggu?

Tian yang empunya peta (blue print) Di yang mewujudkannya. Shangdi memberi KETETAPAN atau Peraturan dan manusia menepatinya. 

Apabila seluruh blue print sudah digenapi, maka Tian dan Di pun Wuwei.

Apabila manusia MENAATI semua ketetapan Shangdi, maka manusia dan Shangdi pun Wuwei.

Manusia itu HARUS benar sempurna. Dia harus seorang raja sebab dalam tradisi Tiongkok, HANYA Raja yang berkuasa untuk memimpin dan mengajari manusia. Bila bukan raja, mustahil ajarannya DIAKUI apalagi DITAATI. Dia harus Ilahi karena Shangdi itu makluk Ilahi. Hanya makluk yang sekasta dengan Shangdi yang mampu memahami Shangdi sepenuhnya. Namun dia juga harus seorang manusia, sebab hanya manusia yang BISA mengajari MANUSIA (ingat, nabi Tiongkok kuno tidak pernah ketemu makluk Ilahi).

Saya sering menggoda baik orang-orang Kristen maupun orang-orang non Kristen dengan mengutip ajaran Kongzi:

Kongzi berkata, "Bila raja itu tiba, diperlukan satu generasi untuk kembali ke cinta kasih." Lunyu 13:12 - Zilu

Satu generasi Tiongkok kuno lamanya 30 tahun ditambah dengan masa berkabung 3 tahun totalnya menjadi 33 tahun. Apakah Kongzi sedang bernubuat bahwa Mesias itu akan hidup selama 33 tahun?

Dari raja Wen hingga Kongzi lima ratus tahun lebih sedikit. Raja Taigong dan Sanyisheng bergaul maka mengenalnya sementara Kongzi mendengar kisahnya lalu mengenalnya. Mengzi VIIB:38:3 - Jinxin xia

Dari Kongzi hingga sekarang, baru seratus tahun lebih sedikit. Nabi yang telah pergi itu rupanya belum cukup jauh. Dekat tempat tinggal nabi, nampaknya benar-benar terlalu dekat. Benar! Belum ada yang menggantikannya, belum ada yang menggantikannya. Mengzi VIIB:38:4 - Jinxin xia

NB. Saya sama sekali tidak puas dengan saduran ayat Mengzi di atas. Ada yang belum benar.

Kongzi lahir 551SM dan meninggal 479SM. Lima ratus tahun sejak 479SM adalah ..... Apakah rumah Yesus di Galilea cukup dari makam Kongzi?

Sampai di situ, orang-orang Kristen yang penuh PRASANGKA akan berpikir Wow ..... itu nubuatan tentang Yesus. Orang-orang non Kristen yang berprasangka akan berpikir, wow ..... Itu Kristenisasi. Biarlah mereka yang berprasangka hanya melihat Altar Jiao (perbatasan) sementara yang tidak berprasangka akan masuk ke kuli leluhur.

Menurut saya bukan itu yang Kongzi maksudkan ketika mengucapkan kalimat di atas. Menurut saya, Kongzi sedang mengajarkan bahwa raja alias Mesias itu adalah seorang manusia. Dia dilahirkan lalu mati. Mati adalah kodrat makluk hidup. Tidak mati berarti tidak menggenapi kodrat manusia. Dilahirkan lalu mati. Dengan demikianlah bisa dibuktikan bahwa seumur hidupnya dia Zhong pada Li (kesulilaan) dan Yi (kebenaran).

Sementara yang diucapkan oleh Mengzi adalah HARAPAN setelah melihat TREND di dalam SEJARAH. Berharap boleh dong? 

Xuantong laoheng, tentang Shengren Tiongkok kuno, saya sama sekali TIDAK terpengaruh oleh ajaran Samuel Wang karena KAMI berangkat dari tempat yang berbeda dan menempuh JALAN yang berbeda.

Bukankah MUARANYA sama? Berbeda, sama sekali. Ajaran Samuel Wang bermuara pada PERCAYA Yesus adalah Mesias lalu menjadi Kristen sementara yang saya pahami sebagai seorang Tionghoa Kristen berakhir pada BERPADUNYA Gui (roh manusia/wu) dan Shen (Sang Pencipta/ziran).

Perpaduan Gui dan Shen tidak bisa dilakukan atau diusahakan oleh manusia. Yang bisa dilakukan oleh manusia adalah menembangkan keempat benih yang ada di dalam dirinya sejak dilahirkan. Apakah keempat benih itu? Alkitab dan kitab Tiongkok kuno mengajarkan hal yang SAMA yaitu:

Perasaan akrab dan asing adalah benih cinta kasih (ren). Perasaan malu dan bangga adalah benih kebenaran dan keadilan (yi). Perasaan menentang dan menyetujui adalah benih kesusilaan (li). Perasaan membenarkan dan menyalahkan adalah benih kearifan (zhi). Mengzi IIA:6:5 - Gongsunchao shang

Manusia mempunyai keempat benih itu seperti manusia memiliki keempat anggota badan. Mempunyai keempat benih itu namun berkata dirinya tidak mampu, sama dengan mencuri dari diri sendiri. Barang siapa yang mengatakan pemimpinnya tidak mampu adalah orang yang mencuri dari pemimpinnya. Mengzi IIA:6:6 - Gongsunchao shang

Daodejing 25

Tentang Daodejing 25, saya memang belum menemukan kata-kata bahasa Indonesia yang COCOK, terutama tentang DAO sebelum penciptaan dimulai (sebelum Tiandi). 

Filsafat barat mengajarkan bahwa Causa Prima adalah SESUATU yang TIDAK BERUBAH = YOUJI = Mahabatas. Sesuatu yang menyebabkan perubahan namun dirinya sendiri tidak berubah. Sementara Ajaran Tiongkok kuno mengajarkan bahwa Causa Prima = Dao adalah WUJI = TANPA BATAS. Bagi ajaran Tiongkok kuno, filsafat mengajarkan bahwa Causa Prima adalah Sesuatu yang MATI karena ajaran Tiongkok kuno meyakini bahwa SEGALA yang HIDUP itu BERTUMBUH KEMBANG.

Kenapa saya menyadur "Youwu huncheng" sebagai ada sesuatu yang jamak dan sempurna"? Karena bila saya terjemahkan secara literal maka orang-orang generasi ini, yang terpengaruh kuat oleh ajaran Filsafat barat akan memahaminya sebagai CHAOS.  Padahal yang dimaksudkan justru sebaliknya.

Bagi filsafat barat yang dipengaruhi kekristenan, PENCIPTAAN berarti dari CHAOS DIJADIKAN SEMPURNA lalu BERTUMBUHKEMBANG menuju Chaos lagi. Dari kacau balau diciptakan menjadi SEMPURNA lalu JATUH dalam dosa kemudian DITEBUS dan DIPISAHKAN mana yang SEMPURNA dan mana yang TOTAL CHAOS.

Menurut pemahaman saya, yang diajarkan Alkitab dan kitab Tiongkok kuno adalah: DAri SEMPURNA (Wuji) menjadi tidak sempurna (Youji) lalu bertumbuh kembang menuju WUWEI atau SABAT. 

Xuantong laoheng, banyak orang menyebut saya Ke po  (hokian) alias sok tahu karena ilmu seujung kuku NEKAD mempelajari bahkan menerjemahkan kitab-kitab Tiogkok kuno.

Saya ingat para pengungsi gunung merapi yang memilih untuk menghadapi bahaya awan panas dan lava dari pada tinggal nganggur di tempat pengungsian.

Para naga yang sembunyi di awan harus turun ke dunia untuk mengajar dengan demikian maka yang bodoh tidak perlu bersusah payah belajar sendiri.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

xuantong's picture

Saya beritahu sedikit tentang

Saya beritahu sedikit tentang Gui Shen, ingat anda pernah berdebat tentang hal ini di milist budaya Tionghoa.
 
Gui dan Shen bisa dikatakan adalah Yin dan Yang, dimana nantinya akan kembali kepada posisi masing-masing. Betemu di Taishan. Dan baru sekilas tentang gui shen.
 
Nabi adalah kata yang tidak tepat terhadap Kong Zi dan sebagainya. Jika anda mengatakan nabi, coba sebut nama-nama nabi di Tiongkok?
Sebelum anda menjawabnya, coba cari arti kata nabi dan bandingkan dengan makna sesungguhnya dari shengren.
 
Orang-orang Ru berbicara Tian dan Di sedangkan orang Dao berbicara bahwa Tian dan Di berasal dari DAO itu sendiri dan juga masalah ziran dan wuwei, coba anda KONTEMPLASI apa itu ziran dan wuwei dengan membaca keseluruhan Dao De Jing, jika masih ragu bisa gunakan komentar dari He Shanggong atau juga Jiang Xizhang.
Orang memang sering terjebak dalam mengartikan Wu Wei adalah non action, sehingga ada kemungkinan anda beranggapan non action adalah wu wei, saya beri tips sedikit tentang wu wei, artinya bisa bermacam-macam, salah satunya adalah non intention, non selfish.
Jangan-jangan anda baru baca sekarang ?
 
Mengenai kata-kata Meng Zi tentang lima ratus tahun, mudah dijawabnya, bukan Yesus tapi Zhang Dao Ling orang yang dimaksud.
 
Causa Prima itu memang ada tapi BERUBAH, DAO bukanlah sesuatu yang dapat langsung dikatakan adalah WIU JI semata.
Ingat bahwa Lao Zi berbicara masalah indra-indra.
 
Mengenai Zi Lu, seperti yang saya tuliskan sebelumnya coba anda baca dari 10 dan selanjutnya. Juga arti kata RU adalah andaikata bukan tiba.
Entah mungkin bahasa mandarin saya amat buruk jadi saya salah mengartikan RU yang artinya adalah andai atau bahasa Inggrisnya adalah IF.
 
Saya rasa DEBAT KUSIR ini lebih baik dihentikan saja.
Jika anda masih mau berdiskusi lebih lanjut, ada tempatnya yang tepat dan saya YAKIN anda tahu tempatnya.
 
Terus terang sejak kejadian perdebatan di milist budaya Tionghoa tentang Samuel Wang dan permainan aksara Tionghoa membuka mata beberapa orang Kristiani dan mungkin akan merasa malu.
Apakah anda salah satunya yang terbuka setelah membaca perdebatan itu dan sebelumnya terkagum-kagum akan Samuel Wang ?
Silahkan anda menjawab dalam hati sendiri.
 
 
 
Hormat saya,
 
 
Xuan Tong