Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

BERAS – 1 – ada kastanya?

Purnomo's picture

                 Hari Minggu siang dari gereja aku mengantar istriku ke pasar beras. Biasanya kami membeli beras di toko dekat rumah. Tetapi ini kebetulan lewat sekalian saja membeli di sini, kata istriku. Dulu pasar ini dikenal sebagai Pasar Besar Semarang karena didominasi kios beras dan harganya lebih murah dibandingkan di tempat lain. Dulu aku setiap bulan ke sebuah kios di sini membeli beras 5 zak @ 25 kg.



                Suatu kali harga beras naik tinggi sekitar 15% - 20% karena persediaan kurang gara-gara tsunami Aceh. Pemilik kios menawari aku jenis lain agar aku tidak perlu menambah uang. Aku bilang aku mau jenis yang biasa aku beli, tidak mengapa harga naik asal mutu tetap sama. Dia tanya apa aku usaha katering sehingga selalu membeli dalam jumlah banyak.

               "Itu untuk disumbangkan ke panti asuhan," jawabku.
               "Untuk panti asuhan tak perlu beras yang mahal. Ambil saja yg murah," sarannya
               "Kalau berasnya kurang bagus, nanti mereka sulit makan kalau lauknya cuma sayur," jawabku. "Kalau nasinya 'pulen', harum, biar lauknya hanya krupuk dan tempe mereka bisa makan banyak."

                Aku diminta menunggu karena dia dan pegawainya akan mengambil stok beras di gudang. Dia memang menyewa satu kios lagi untuk gudang yang terletak di bagian lain pasar itu.

                Dari pasar aku ke panti menurunkan 4 zak beras. Yang 1 zak untuk aku pakai sendiri. Besok paginya baru aku membuka karung beras itu dan aku kaget. Beras di dalamnya tidak sama dengan contoh yang aku lihat. Butirnya lebih kecil, kotor, dan banyak kerikilnya. Aku marah karena ditipu. Hampir setahun aku menjadi pelanggannya. Aku ingat perkataannya "untuk panti asuhan tak perlu beras mahal". Kalau dia tidak sependapat denganku bahwa anak panti juga boleh makan nasi bagus, mengapa dia memaksa kehendaknya?

                Aku menelepon panti asuhan meminta maaf karena beras yang aku berikan mutunya tidak seperti biasanya. Aku tidak menelpon penjual beras itu. Untuk apa? Aku tidak bisa membuktikan bahwa beras yang aku bawa pulang berasal dari kiosnya. Malah aku bisa sial bila dia menuduh aku memfitnahnya. Tetapi sejak itu aku tidak lagi ke kiosnya.

Purnomo's picture

JF: mohon permisi

mau menggeser posisimu di Daftar Blogger dengan 4 karung beras.
Sementara aku ngomong soal beras saja, cari aman, daripada nanti diadukan KPK.

guestx's picture

".... seperti dirimu sendiri"

"... perbuatlah demikian juga kepada mereka."

aplikasi dari Golden Rule dalam empat karung beras.

inspiratif.

__________________

------- XXX -------