Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

anakpatirsa's blog

anakpatirsa's picture

Bila Musim Hujan Tiba

Tadi pagi, seseorang bercerita bagaimana ia teringat tentang tujuh puluh kali tujuh kali mengampuni ketika seorang wanita menyalib dan mencipratkan air ke bajunya. Aku salut, karena aku sendiri hanya bisa membayangkan batu sebesar kepalan tangan setiap kali motor atau mobil berkecepatan tinggi mencipratkan air ke tubuhku yang sedang berjalan di bawah payung.

anakpatirsa's picture

CHAOS

Sosok-sosok mematung itu seolah-olah menunjukkan apa yang sedang mereka lakukan saat seseorang menekan tombol pause. Ada yang masih dalam posisi berlari menyelamatkan diri, dan ada yang sudah terkapar. Pemandangannya seolah-olah gempa bumi dahsyat dibarengi letusan seribu krakatau sedang terjadi. Sosok-sosok itu kembali bergerak, namun sama sekali tidak ada bunyi apapun. Seribu krakatau itu telah meletus bersamaan, tetapi suaranya begitu keras sehingga tidak terdengar sama sekali. Sosok-sosok itu bergerak liar dalam sebuah gerakan lambat, hampir mirip ending adegan film tahun 70-an.

anakpatirsa's picture

Kisah Seekor Kucing (2)

"Atik lagi sakit. Jgn kaget nanti klau ia mati," hanya itu bunyi SMS yang kuterima.

Atik, kami harus mengakuinya sebagai bagian dari rumah kami. Tingkahnya bukan saja membuat kami tertawa, tetapi juga membuat kami harus menahan 'kejengkelan'.  Ia begitu 'imut' sehingga ibu berkata, "Tik! Ditawari satu milyarpun, aku tidak akan menjual kamu."

anakpatirsa's picture

LOTENG

Loteng bisa berkisah tentang seribu satu cerita. Orang zaman dulu menyimpan barang tak terpakai itu di sana agar kisahnya tidak hilang; orang zaman sekarang menyimpan barang bekasnya di bilik kecil bernama gudang sehingga tidak perlu repot-repot saat tukang loak langganannya datang. Apa yang tersimpan di loteng, akan tetap di sana, kenangan yang sayang dibuang. Tidak ada yang tahu nilainya kecuali sang empunya. 

anakpatirsa's picture

POMPA AIR

“Mei 98” menyisakan sebuah kisah bagiku. Maafkan jika aku hanya menyaksikannya lewat televisi. Waktu itu aku masih tinggal di kampung yang sunyi. Hanya mendapat kiriman pakaian dalam wanita karena kami dianggap tidak punya keberanian. Maafkan jika aku tidak bercerita tentang peristiwa yang tidak kualami itu. Aku hanya mendengar cerita dan melihatnya di televisi. Tetapi aku punya cerita lain, juga aku tidak mengalaminya, karena waktu itu aku malah berada di pulau ini. Aku tidak mengenal orang-orang yang trauma dengan kata Jakarta atau Solo, tetapi aku mengenal orang-orang yang tidak mau makan daging setelah melihat sebuah kerusuhan. Aku juga mengenal orang-orang yang tidak mau menerima saudaranya lagi hanya karena sebuah pompa air. Itulah sebabnya cerita ini berjudul “Pompa Air”

Inilah ceritaku.

anakpatirsa's picture

KRISMON

Saat televisi berteriak-teriak tentang naiknya dolar, ia malah berteriak senang. Merasakan keadilan menemukan sendiri jalannya saat membayangkan orang kaya makan nasi campur garam. Membayangkan mereka kehilangan satu persatu mobilnya memberinya hiburan tersendiri. Selama ini ia merasa, neraca yang menjadi lambang keadilan itu miring sebelah, tetapi sekarang akan sejajar.

anakpatirsa's picture

PAK GURU BEJO

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
(Sartono)

Hujan di luar membuat suasana hati Bejo makin peka. Tanpa bisa ia tahan, setitik air mata terjatuh. Orang yang menciptakan lagu ini pasti sudah merasakan beratnya tugas guru, membuat Bejo merasa terharu. Apalagi anak-anak itu menyanyikannya dengan penuh perasaan. Dalam sanubari mereka, sudah terukir sebuah prasasti, tanpa guru, mereka tidak akan bisa menjadi presiden, menteri ataupun anggota DPR. Ini bukan sekedar lagu ciptaan Pak Guru Sartono. Bukan! Ini adalah lagu ungkapan hati setiap murid kepada para patriot bangsanya.

anakpatirsa's picture

KARENA TERLALU PINTAR?

Ia muncul entah darimana. Mungkin dulu bumi menelannya dan sekarang ia memuntahkannya -- seperti kata ungkapan, Lenyap bagai ditelan bumi; muncul bagai dimuntahkan bumi. Tiada angin tiada hujan, tiba-tiba saja ia muncul di depan rumah anaknya. Membuat heboh bukan saja anak istri, tetapi juga orang sekampung.

anakpatirsa's picture

TIDAK MAU KALAH JUGA

Potongan kardus bertuliskan "Terima Kos Putri" dengan kata “Kristen” di bawahnya itu mengingatkanku pada tulisan yang hampir mirip di kawasan Demangan. Beberapa pemilik kos di sana menulis iklan di depan rumahnya, "Terima Kos Putra [atau Putri]." Bedanya, tulisan di bawahnya bukan “Kristen” -- hanya itu. Bahkan di daerah Gellael, tulisan “Terima Kos Putri," kadang mendapat tambahan apa yang menurut mereka seharusnya selalu dikenakan wanita baik-baik.

anakpatirsa's picture

SI BODE

"Masuk!" kata penjaga bermuka kemayu itu setelah membukakan pintu sel buat pria yang masih menyisakan tanda-tanda kemakmuran. Wajah boleh kemayu, jalan boleh gaya bencong, tetapi suara harus galak -- Itu baru namanya petugas.

anakpatirsa's picture

DANAU HA’I (2)

“Did you know something about Minamata?” tanyanya sambil duduk di sampingku.

“Did?” batinku. Lebih suka jika ia menggunakan “Do”, karena sebentar lagi kami pasti mengalaminya.  Pertanyaannya selaras dengan apa yang sedang berkecamuk dalam pikiranku. Tidak tahu apakah ia memang bisa membaca pikiran orang; aku hanya bisa menduga-duga apakah ia juga melihat kemarahanku.

anakpatirsa's picture

DANAU HA’I

“Ayo, bangun!” seseorang menggoncang-guncangkan tubuhku. Akupun terbangun. Kaget sesaat mendengar orkes binatang malam. Kodok bersahut-sahutan di danau, burung hantu mengeluarkan suara menakutkan di kejauhan. Kantuk dan dinginnya malam membuat sulit memusatkan pikiran. Akhirnya bayangan pohon besar itu membuatku ingat sedang berada di tengah hutan. Membuatku langsung bangkit. Ada yang harus kami lakukan malam ini.

anakpatirsa's picture

Hanya Satu Huruf

Kebanyakan kita pernah melihat kartu natal berlatar musim dingin dengan domba-domba dan sekelompok gembala yang menjaganya. Di atas kandang sederhana, para malaikat meniup sangkakala. Di bagian yang kosong, bisa di sebelah kandang, terdapat kutipan nyanyian malaikat di padang Betlehem, "Glory to God in the highest, and on earth peace, good will toward men (Luk 2:14)." Kutipan versi King James ini memang identik dengan natal, juga telah mempengaruhi drama, puisi dan lagu-lagu natal -- “Damai bagi manusia.” Padahal sebenarnya ada satu huruf yang hilang, yang membuat orang menganggap damai natal itu milik semua orang. Huruf hilang ini juga yang membuat frasa terakhir ayat ini dalam Alkitab versi modern sedikit berbeda.

anakpatirsa's picture

FIKSI

"Art is art because it is not nature," kata penulis besar Jerman, Johann Wolfgang von Goethe. Seni muncul karena seniman tidak hanya sekedar meniru alam secara sempurna. Mereka mengolahnya, tidak harus tepat seperti bentuk sebenarnya, tetapi membentuknya seperti apa yang mereka inginkan. Tiruan alam yang paling sempurna bukanlah karya seni. Sesuatu yang telah melewati pikiran seniman dan telah diubah, baru bisa menjadi sebuah karya seni. Dengan kata lain, seni adalah alam yang direfleksikan melalui cermin rohani. Campuran semua perasaan, pikiran, kesabaran dan keinginan hati yang merefleksikannya.

anakpatirsa's picture

UMENG DAN TAS PINGGANGNYA

Tidak ada yang merasa kehilangan saat pria setengah baya kecil itu tidak lagi menampakkan batang hidungnya. Tidak ada yang benar-benar peduli mencarinya. Tidaklah aneh memang. kalau orang baik hilang, berarti gosip baru; tetapi saat manusia paling egois hilang, semua orang bersyukur. Kalau tetangga ramah hilang, serasa ada yang berkurang; kalau si pelit hilang, semua orang tersenyum manis. Begitulah, saat orang yang paling tidak peduli sesama itu hilang, sebuah koreng tiba-tiba mengering

anakpatirsa's picture

Versifikasi di Atas Kuda

Mengenal beberapa orang yang sedang mengalami kesulitan berhubungan dengan istilah ini, membuatku mulai memperhatikannya. Istilah ini juga membuatku teringat cerita lucu orang sok kota yang tidak bisa membedakan Microsoft dengan microscope. Soalnya beberapa reporter melaporkan hasil versifikasi pemilu, padahal maksudnya verifikasi pemilu. Aku juga baru mengenal istilah ini, versifikasi. Awalnya kusebut versefikasi, "Karena berhubungan dengan ayat Alkitab," pikirku. Baru akhirnya melihat ejaan yang benar, versification. Entah bagaimana caranya, dalam masalah panganpun istilah ini ada. Versifikasi pangan yang entah apa artinya, padahal makna aslinya berhubungan dengan karang mengarang terutama puisi.

anakpatirsa's picture

KALAU AKU MEMBUSUK

Kami sama-sama duduk membisu di bawah sebatang durian. Ia duduk sambil mengasah rantai gergaji mesinnya; aku menemaninya dengan menyandarkan punggung pada sebatang langsat. Nyamuk-nyamuk beterbangan di sekeliling kami, bukan hanya membuatku harus menepuk pergelangan tangan dan pipi tetapi juga membuatku menahan kejengkelan karena dengingan mereka di sekitar telinga. Pria di depanku sama sekali tidak terpengaruh, padahal kulit kasarnya sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda olesan lotion anti nyamuk. Kerasnya hutan pasti telah menebalkan kulitnya dan kehidupan rimba membiasakan telinganya dengan dengingan nyamuk.

anakpatirsa's picture

Kisah Seorang Anak Gembala

Ia hanyalah anak yatim piatu biasa yang mencari makan dengan bekerja sebagai gembala upahan di pengunungan Skotlandia. Ia dituduh membeli Alkitab bahasa Yunani untuk belajar sihir. Tuduhan berubah saat orang tahu ia mampu menguasai bahasa Perjanjian Baru tanpa belajar pada siapapun. Tuduhannya lebih keras, ia belajar bahasa Yunani langsung dari Setan. Setan sendirilah yang mengajarinya tata bahasa yang digunakan oleh para penulis Perjanjian Baru.

anakpatirsa's picture

Iseng Saja

Pemilu Amerika membuatku teringat guru Mekanika Teknik waktu masih di STM. Namanya Pak Udeng, tidak punya jabatan apapun di sekolah, kecuali mengajar Mekanika Teknik. Tetapi ia merasa dirinya sebagai orang penting. Alasannya hanya satu, karena pernah sekelas dengan Wardiman Djojonegoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu.

anakpatirsa's picture

TELEVISI

Kami boleh menebang bambu apapun dari rumpun yang tumbuh dekat pohon durian, tetapi ada sebatang yang tidak boleh kami apa-apakan. Bambu yang paling besar dan paling tinggi dibandingkan bambu-bambu yang lain itu tidak boleh kami ganggu. Semua bambu boleh kami tebang untuk membuat mainan, bambu besar boleh kami jadikan meriam atau rakit kecil untuk bermain di sungai; bambu kecil boleh kami jadikan senjata berpeluru kertas atau sekedar tombak mainan. Tetapi bambu paling tinggi dan paling besar itu tidak boleh kami apa-apakan, bambu itu akan menjadi tiang antena televisi saat ayah memenuhi janjinya membelikan kami televisi.