Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

y-control's blog

y-control's picture

Dua Legenda

kuburan purwoloyo

disini terbaring
mbok cip
yang mati di rumah
karena ke rumah sakit
tak ada biaya
 
di sini terbaring
pak pin
yang mati terkejut
karena rumahnya digusur
 
di tanah ini terkubur orang-orang yang
sepanjang hidupnya memburuh
terhisap dan menanggung hutang
 
di sini
gali-gali
tukang becak
orang-orang kampung
yang berjasa dalam setiap pemilu
terbaring
dan keadilan masih saja hanya janji
 
di sini kubaca kembali:
sejarah kita belum berubah!
 
Wiji Thukul
Jagalan, Kalangan
Solo, 25 Oktober 1988
y-control's picture

The Prita Story

"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act", demikian kata George Orwell. Apakah kita sudah berada di negara di mana deceit (kebohongan) sudah menjadi sedemikian universal? Barangkali iya. Adalah Prita Mulyasari, ibu rumah tangga dua anak yang hari ini berbagi berita dengan Manohara dan kapal perang diraja Malaysia, dengan selingan, tentu saja para capres-cawapres. Merasa mendapat pelayanan yang buruk, diagnosa keliru yang mengarah malapraktik dari RS Omni International, Prita menuliskan keluh kesahnya di sebuah milis. Tapi, alih-alih melakukan klarifikasi, pihak rumah sakit memilih menggunakan kekuasaannya yang diuntungkan oleh sebuah UU aneh bernama UU ITE untuk membalas dendam pada si ibu yang juga blogger ini. Prita pun mereka laporkan dan polisi menangkapnya berbekal delik pencemaran nama baik dengan ancaman hukuman hingga 6 tahun penjara atau denda 1 milyar rupiah. Semua orang sama di mata hukum sehingga tidak ada alasan untuk mempertimbangkan salah satu anaknya yang masih menyusui dan membutuhkan keberadaan sang ibu di sisinya.

y-control's picture

Dalih Pembunuhan Massal

Di hari yang diperingati sebagai hari lahir Pancasila, tidak ada salahnya mengapresiasi sebuah buku tentang kejadian yang oleh pemerintahan Orde Baru dijadikan bahan untuk membangun mitos Kesaktian Pancasila.
 
Gerakan 30 September 1965 adalah sebuah gerakan yang dilakukan anggota TNI berhaluan kiri dan yang pro Sukarno dengan didukung beberapa petinggi PKI (termasuk D.N. Aidit) dan diketuai antara lain oleh Sjam alias Kamaruzaman (ketua Biro Chusus, badan rahasia PKI untuk menyusup di militer) yang berencana menculik para perwira petinggi Angkatan Darat berhaluan kanan yang pro Amerika, menghadapkan mereka pada Sukarno agar presiden memecat mereka. Definisi di atas jelas belum lengkap. Masih cukup banyak hal yang dikemukakan oleh buku ini sehubungan dengan kejadian yang sebenarnya kecil, tapi membawa dampak yang sangat besar bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia ini. Buku yang versi Indonesianya diterbitkan pada 2008 dan dikabarkan sedang diteliti oleh Kejaksaan Agung tentang perlu tidaknya dilarang ini memang hanya satu dari banyak buku lain yang membahas tentang gerakan yang oleh Sukarno disebut sebagai Gestok (Gerakan 1 Oktober), oleh pemerintahan Suharto disebut Gestapu (Gerakan September Tigapuluh, plesetan dari Gestapo yaitu nama pasukan Nazi) dan oleh buku pelajaran disebut G 30 S/PKI. 
 
y-control's picture

Heavier than Heaven

Yah, mungkin penggemar dan pembenci Kurt Cobain, sepanjang yang bisa dilihat di Youtube, forum-forum diskusi, atau berbagai blog di internet adalah sama besarnya. Tapi barangkali agak beda di Indonesia. Aku jarang melihat posting atau komentar berbahasa Indonesia yang menganggap Cobain sebagai sekadar pecandu narkoba yang menciptakan lagu-lagu pop bodoh, bahwa lirik yang ia tulis juga bodoh, atau bahkan belum ketemu tulisan (bukan omongan) yang anti Cobain dan Nirvana karena mereka itu hanya produk ciptaan MTV dan bagian dari scene musik Amerika yang suka berlebihan. Jarang atau mungkin belum pernah juga aku melihat tulisan yang menuduh Courtney Love membunuh Cobain. Aku akan gembira jika itu adalah bukti orang Indonesia lebih dewasa dari pers atau penggemar musik di Amerika yang seolah menganggap kehidupan Cobain itu seperti acara televisi. Tapi, sepertinya tidak juga. Sepertinya hanya karena orang-orang Indonesia yang mengalami zaman Nirvana berjaya hanya merasa sebagai tangan ketiga atau bahkan kelima dari hingar bingar gosip MTV (maklum waktu itu belum ada internet). Walaupun saat ini demam grunge mulai marak, tapi pelakunya aku lihat adalah anak generasi 2000, yang malah adalah tangan ke tujuh atau ke sembilan.

y-control's picture

Cinta Dulu atau Cocok Dulu

Ketika Gandari (versi Mahabharata India) rela menutup matanya dengan kain demi menemani Destarata, suaminya yang buta, mungkin itulah wujud nyata dari istilah cinta itu buta. Tapi, ironisnya, cinta itu buta justru cukup sering berawal dari indera penglihatan.

y-control's picture

Anak Bajang Menggiring Angin

Kisah Ramayana memang sudah sangat dikenal terutama oleh orang Jawa. Sementara aku sendiri hanya tahu beberapa garis besarnya. Bahwa cerita itu tentang Rahwana yang bermuka sepuluh menculik Sinta. Sementara Sinta yang jadi eksil di hutan karena mengikuti Rama yang juga diikuti Lesmana, tertangkap Rahwana karena tidak mau menurut untuk terus berada di dalam lingkaran (cerita yang juga ada di kisah Sun Go Kong). Bahwa dalam usaha merebut Sinta itu, Rama dibantu oleh kera Anoman yang sempat membakar Alengka dengan ekornya. Bahwa setelah Sinta bisa didapatkan kembali, ternyata Rama ragu akan kesucian Sinta sehingga ia menyuruh supaya Sinta membuktikannya dengan masuk ke api, jika terbakar berarti tidak suci, tapi kalau tidak apa-apa berarti suci, masih belum diapa-apakan Rahwana. Tapi membaca buku karya Romo Sindhunata ini, aku baru sadar bahwa ada begitu banyak filosofi tentang cinta dan tentu saja fatalisme (yang di buku-buku karya orang asing disebut adalah ciri/karakter orang Jawa) di kisah itu.

y-control's picture

Epileptik

Aku tahu dia adalah anak penghuni rumah di ujung jalan itu. Sewaktu kecil aku beberapa kali ke sana karena si nyonya rumah adalah teman ibuku. Sudah belasan tahun berlalu, banyak kabar tentang penghuni rumah itu. Kini, satu persatu anak si nyonya, seorang wanita berusia sekitar 60an tahun dengan wajah mongoloid dan kacamata yang dipasang melorot, sudah tidak tinggal di situ. Tuan rumah itu sendiri sudah lama meninggal. Kini, hanya ada si nyonya bersama satu putranya tinggal di situ. Dan satu kali, kulihat ia terbaring di jalan raya. Semula aku mengira dia orang gila. Tapi pakaian yang ia kenakan bersih dan rapi. Tak ada yang tampak kaget atau heran dengan pemandangan itu. Tidak ada juga yang memberi pertolongan. Seorang ibu yang tinggal di depan rumah itu tenang saja. Ia bilang, "biarkan saja, dia memang sudah sering seperti itu."

y-control's picture

Arus Balik

Sejauh ini, buku ini adalah buku tertebal yang tuntas kubaca. Aku sudah sejak lama berniat menghabiskan semua karya Pram. Sekarang niatku pun makin besar. Yang paling tebal (sepertinya) ternyata bisa dituntaskan. Tapi aku tidak sedang membuat perayaan karena sudah membaca novel 750 lebih halaman. Sejak skripsi dan apalagi pertemuan di hotel Majapahit itu, aku makin sulit objektif dengan karya Pram. Tapi, menurutku itu bukan kesalahan.

y-control's picture

Zaman Edan

Kekerasan, barangkali itu adalah kata yang terlalu halus untuk mewakili praktik sebenarnya dari hal itu. Sulit untukku membayangkan tentang kekerasan di daerah konflik. Aku pernah mendengar ihwal tentang kerusuhan Sampit dari 2 orang pertama. Yang pertama saudara sepupuku yang tinggal di kota itu. Yang kedua, teman kos yang waktu itu masih SMA. Cerita dari teman kosku yang asli Dayak pastinya lebih menegangkan. Ia bercerita tentang suasana lengang, suasana mengungsi, juga tentang bagaimana ia ditanyai tentang keberadaan temannya yang Madura, yang ia sembunyikan di asramanya. Menakutkan. Banyak diketahui jika orang-orang Dayak pedalaman itu bisa mencium bau orang Madura. Namun, di satu sisi ia tidak mau menyerahkan temannya sendiri. Ia pastikan jika temannya ketahuan, maka ia sendirilah yang akan disuruh untuk menebas lehernya.

y-control's picture

Ejekan

Sebuah acara kontes di televisi sempat ditegur Komisi Penyiaran karena para presenter dan jurinya suka memakai kata-kata kasar untuk mengejek satu sama lain. Mereka ditegur karena kata-kata kasar yang keluar dari mulut mereka bisa membuat anak-anak yang menonton ikut-ikutan. Namun, apa yang terjadi?

y-control's picture

Sebuah Kesaksian

Jika Anda ingin belanja dengan satu klik dan Anda tinggal membayar untuk kemudian barang sudah diantar, belanjalah secara online. Jika Anda ingin belanja tanpa perlu repot tawar menawar, belanjalah di minimarket, supermarket, hypermarket atau belanja swalayan lainnya. Jika Anda ingin berbelanja dengan harga yang miring, bisa menawar, tapi harus dalam jumlah banyak, belanjalah di pusat grosir.

y-control's picture

Dolop

Ada sebuah profesi unik bernama dolop (setidaknya begitu cara mengucapkannya) alias provokator tawa. Jadi, dolop sengaja ditempatkan di antara penonton sebuah pertunjukan lawak. Tugasnya tertawa di adegan-adegan yang dimaksudkan untuk lucu. Sama seperti sering terlihat di pasar ada penjual handuk atau obat.

y-control's picture

28 dan Duapuluh Delapan

Jadi, akupun dapat melewati mereka. Hidupku lebih lama dari Jim Morrison, Jimmi Hendrix, Jean Michel Basquiat, Janis Joplin, Kurt Cobain, Soe Hok Gie, Chairil Anwar, dan Brian Jones. Aku kini mengenang tanggal yang mungkin juga pernah atau sedang diingat oleh Charles Darwin, Abraham Lincoln, Ray Manzarek, dan perempuan Ceko yang dikenal dengan nama Sylvia Saint itu.

y-control's picture

When They Make God A Movie Star

Ketika mereka jadikan Tuhan seorang bintang film. Iya, bintang film Hollywood yang bermain sinetron buruk produksi Raam Punjabi, ditayang tiap hari. Semua selalu tak sabar, menanti di depan tivi. Berharap akan ada kisah-kisah lanjutan tentang balas dendam atau darah atau kekayaan atau sihir atau seks atau.. ya, tentu saja, atau iklan.

y-control's picture

Tonggos

"Hii, Nanang tadi diantar Boneng.." Seorang anak di sebuah TK berteriak menuding temannya. Anak bernama Nanang itu malu. Pulang sekolah ia mengadu tidak mau lagi diantar oleh Tatang, staf ayahnya yang giginya memang tidak pernah bisa disembunyikan itu. Tatang sendiri sudah biasa dengan cemoohan itu. Sejak kecil ia sering diejek. Ia pernah beberapa kali berkelahi karena dihina anak-anak lain dengan berbagai sebutan terkait struktur giginya. Setelah dewasa, Tatang masuk sekolah teologi. Ia tentu harus banyak bicara di depan publik. Di awal, banyak orang mentertawakan atau mencibir karena gigi Tatang yang tonggos. Mereka mungkin merasa Tatang lebih pantas menjadi pelawak atau harus rela menjadi pelawak yang gembira jika ditertawakan. Namun, seiring waktu, barulah orang-orang bisa melihat Tatang lebih dari gigi atau mulutnya, tapi apa yang keluar dari mulutnya.

y-control's picture

Mudik

Ratusan kilometer dilalap dua roda itu. Perjalanan panjang dan melelahkan dengan motor ini sebenarnya tidak saya rencanakan sama sekali. Yang saya rencanakan adalah seperti biasa, pulang ke kota asal yang hanya sejarak 60 kilometer dari tempat saya mengadu nasib saat ini. Tapi, karena satu dan lain hal tiba-tiba jadwal kepulangan dia menjadi tidak pasti. Maka, saya pun usul mengantarkan dia ke kampung halamannya di Kebumen, sekitar 3 jam dari Jogja. Sebelum ini saya sudah dua kali ke sana, tapi toh saya masih selalu takut dengan perilaku pengguna jalan di rute itu.

y-control's picture

Jejak di Jalan (dan lainnya)

Aku mengingat jejak di jalanan padat
Di satu siang yang menanti
Waktu nyeri kian menjadi

Memandang jejak kukenang janji
Juga rumput yang menari girang
Saat hujan memeluk pinggangnya

Derap menjauh tinggallah jejak
Berderet lubang yang menganga
Luka dan caci membanjiri

y-control's picture

10 Cara Bunuh Diri di SABDASpace

1. Copy Paste
Masalah sesungguhnya dari copy paste adalah, semua pengguna (dan pengunjung) SS sama-sama sedang online. Mereka bisa mengklik dan membaca sendiri artikel yang Anda copy paste di sini. Kedua, hobi member SS adalah berdiskusi atau berkomentar. Sekalipun Anda adalah tetangga atau ajudan si penulis artikel, benarkah Anda yakin mengetahui proses dan dasar pemikiran si pengarang dalam membuat tulisan itu? Tidak ada orang yang suka bicara dengan operator atau berbicara dengan manajer sementara yang ingin diwawancarai adalah si artis. Untuk masalah copy paste (tanpa sumber), admin memang bisa menjadi sangat kejam hehehe...

y-control's picture

Benny & Mice

Pasti Anda semua sudah tahu Benny & Mice. Kartun yang dimuat tiap minggu di Kompas itu kini sudah mengeluarkan beberapa buku yang laris manis. Meskipun belum membeli, tapi saya sudah membaca (sebagian besar) isinya (yang tidak terbungkus plastik) ketika beberapa kali mengunjungi toko buku. Hehehe.. Yah, walaupun saya merasa buku-buku kartun mereka sangat bagus dan layak dibeli, tapi bagi saya toh harganya masih keberatan juga (untuk beli buku yang setengah jam sudah habis dibaca gitu loh). Saya tidak tahu apakah perilaku membaca buku sampai habis di toko buku seperti ini sudah pernah disorot oleh mereka berdua atau belum.

y-control's picture

Bapak Penunggu Jam

Saya sudah lama ingin membahas hal ini. Setidaknya, dulu setiap pagi saat saya berangkat kantor dan melihat orang itu, keinginan menuliskan hal ini selalu muncul. Di jalan Gejayan, tepatnya berseberangan dengan minimarket Circle K, setiap pagi seorang bapak selalu duduk di atas sepeda motor Yamaha tuanya. Saya tidak tahu apa yang ia kerjakan, semula saya mengira ia membuka jasa tambal ban, namun selama berbulan-bulan saya lewat di depan situ, saya tidak pernah sama sekali melihatnya menambal ban motor satupun. Yang jelas, satu hal yang mencolok dari kehadirannya adalah adanya sebuah jam dinding. Tentu saja, untuk saya yang sering berangkat kerja dengan dibayangi ketakutan terlambat, kehadiran jam dinding itu sangat membantu untuk memutuskan, apakah saya harus lebih kencang memacu motor atau cukup santai-santai saja, untuk kemudian mampir membeli gorengan dulu, membeli kopi sachetan dulu, atau sekadar tidak perlu berusaha menyalip dengan tajam mobil bapak komisaris direktur yang sering kali juga hampir terlambat seperti saya.