Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Dari Seni Rupa sampai Linguistik: Periode Awal

Indonesia-saram's picture

Beberapa orang yang pernah mengenal saya pernah menanyakan alasan mengapa saya memilih Sastra Indonesia daripada bidang lainnya. Tapi terus terang, itu juga bukan bidang yang saya pilih sejak awal. Memang pilihan tersebut merupakan pilihan utama ketika mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Tapi sekali lagi, saya sendiri tidak pernah berpikir hendak mengambil jalur ini. Tulisan saya kali ini memang cerita masa lalu, sekaligus lebih menjawab keingintahuan teman-teman blogger lain.

Sejak kecil, saya gemar mencorat-coret. Sebelum mengenal yang namanya sekolah, saya belajar menggunakan pensil dan pena sendiri. Saya meniru papa dan abang saya yang menulis. Saya ingat sekali ketika minta dibelikan buku tulis dan pena. Saya hanya ingin menulis seperti yang dilakukan oleh papa dan abang saya. Tentu saja saat itu saya belum mengenal alfabet. Jadi, tulisan saya hanya menyerupai gerakan naik turun seperti yang terlihat pada layar alat pendeteksi denyut jantung. Karena di mata saya yang masih kecil, rangkaian kalimat terlihat seperti itu. Sehingga "detak jantung" yang saya tuliskan pun saya putus-putus setelah merasa panjangnya sudah cukup.

Corat-coret yang saya lakukan juga tidak sekadar dalam meniru tulisan. Saya juga doyan menggambar. Apalagi waktu itu masih ada acara belajar menggambar yang diasuh oleh Pak Tino Sidin. Saya belajar menggambar mobil, pesawat terbang, dan manusia. Kalau menggambar manusia, saya selalu menggambar dari samping, jarang sekali dari depan. Dan saya selalu menggambar kepala manusia seperti sebutir telur, lalu menggambarkan hidung yang menyerupai segitiga. "Hidung kok seperti segitiga begitu," celetuk papa dan mamaku saat itu.

Dalam menggambar, saya juga memiliki kebiasaan memanfaatkan buku dan kertas yang ada sesuka hati. Asalkan tahu kertas itu tidak ada yang pakai, akan saya jadikan kertas gambar. Malahan ada buku yang di setiap halaman terakhir suatu bab selalu menjadi kertas gambar saya karena bagian yang kosong sangat cukup untuk menggambar. Malah tidak jarang saya menggambar di tepi margin kertas. Kebanyakan gambar pesawat ruang angkasa. (Waktu itu saya pernah berujar, "Tahun 2000 nanti aku akan membuat roket!")

Kegemaran saya menggambar pun tersalur dengan baik ketika masuk sekolah. Apalagi ada pelajaran menggambar mulai dari TK hingga SMU. Di TK, saya sempat mengikuti sejumlah lomba. Setidaknya, ada dua yang saya ingat. Lomba pertama adalah lomba mewarnai gambar yang diselenggarakan oleh Sustagen. Saat itu saya berhasil menjadi yang terbaik dan mendapat hadiah berupa sekaleng Sustagen rasa vanila. (Saya agak kecewa juga karena saya berharap mendapat mainan robot-robotan. Bahkan ketika menerima hadiah dari guru yang menyerahkannya, saya masih mengira di dalam kaleng Sustagen itu ada mainan robot-robotan dalam ukuran yang agak kecil, tapi banyak dan memenuhi isi kaleng.)

Perlombaan kedua ialah lomba menggambar di Taman Ria yang lokasinya tidak jauh dari rumah saya. Saat itu sepertinya ada sejumlah anak yang ikut lomba bersama-sama saya. Saya masih ingat cara saya mewarnai gambar saat itu: masih serabutan, ada bagian yang saya warnai dari atas ke bawah, ada yang saya warnai dari kiri ke kanan. Saya juga masih ingat ketika guru saya berujar, "Jangan diusap, ditiup saja sisa-sisa penghapus itu," tatkala saya mengusap kertas gambar untuk menyingkirkan ampas karet penghapus. Lalu seorang panitia nyeletuk, "Jangan diajari anaknya, Bu."

Saat itu, saya tidak berhasil memenangkan lomba. Tapi saya cukup senang karena saya boleh bermain di Taman Ria itu. Malahan guru saya, Ibu Panggabean memberikan tiket bermain gratis, yang membuat mama saya jadi tidak enak hati.

Saya kembali mengikuti lomba menggambar dalam rangka menyambut peringatan Proklamasi RI di Taman Ria tersebut ketika duduk di bangku SMP. Tapi seperti waktu TK, saya gagal. Saat itu saya sudah beralih dari menggunakan pensil warna ke krayon. Saat itu, saya belum mengenal jenis krayon yang lebih nyaman.

Lalu waktu kelas 5 SD, saya ikut lomba menggambar dan mewarnai dalam rangka Dies Natalis USU (saya lupa yang ke berapa). Saya tidak meraih gelar apa pun dalam lomba menggambar. Tapi saya berhasil meraih juara kedua dalam lomba mewarnai gambar. Dan yang membanggakan, sekolah saya meraih tiga gelar juara dalam lomba tersebut, salah satunya untuk tingkat SMA. Sertifikatnya masih digantung di rumah saya.

Juara pertama yang kedua kalinya saya sabet di sekolah. Kali ini dalam perayaan Paskah. Saat itu, diadakan lomba menggambar telur Paskah. Saya kira saya cuma asal memainkan warna saja. Saat itu saya memakai cat air. Saya tidak menyangka akan keluar sebagai juara pertama. Seperti pada lomba mewarnai Dies Natalis USU itu, saya lupa apa hadiahnya.

Kiprah saya dalam lomba menggambar tampaknya terhenti setelah lomba menggambar peringatan Proklamasi RI di Taman Ria. Dan sepertinya itulah kunjungan terakhir saya ke Taman Ria itu. Kini lahan Taman Ria itu sudah menjadi bagian dari Plaza Medan Fair.

__________________

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.

Rusdy's picture

Tumben

Tumben nih bung Raka cerita-cerita, lebih sering napa? Ngomong-ngomong (ngetik-ngetik), dari kecil sudah aktif juga yah dalam hal ber-'pena'. Kalau saya sih tak ingat, katanya, cuman suka teriak-teriak dan menangis terus :)
Indonesia-saram's picture

Sedang Ingin

Ini juga sedang ingin cerita-cerita. Sebenarnya, keinginan ini sudah ada dari dulu, tapi saya terus menunda.

Yah, begitulah. Sejak kecil sudah doyan corat-coret. Sekarang saja agak berkurang karena tergusur SMS, telepon, dan surat elektronik.Cry

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.

__________________

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.

Priska's picture

Wedew... Linguistik???

Wah... bisa aja ya kakak ini. Senirupa beralih ke Linguistik... Wedew... Tapi ada hubungannya juga sih... yaitu sama2 menggunakan kertas dan pena. he he he .... Tapi menurutku pribadi (yang notabener aku juga anak bahasa), linguistik itu pelajaran yang lumayan susah lho. Setiap kali dapet mata kuliah yang berhubungan dengan linguistik, seperti pengantar linguistik, linguistik umum... sampe ke linguistik english yang cukup detil... di awal semester aku harus selalu mengguncang surga terlebih dahulu untuk dapat mukjizat menyelesaikan mata kuliah yang cukup rumit ini. he he he... but finally... sekarang itu semua sudah berlalu... (dan rasanya... aku tak ingin mengulangi laghee untuk bertemu dengan si "linguistik" itu...) Btw, gimana ceritane... bisa suka banget sama linguistik??? itu kan lumayan rumit dan susah???
__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

Indonesia-saram's picture

Ikuti Terus

Kalau memang penasaran, ikuti saja terus seri ini (yang masih tidak jelas akan selesai kapan). Laughing 

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.

__________________

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.