Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Diam

Louise M's picture

Diam itu emas, begitulah istilah yang sering sekali kita dengar.Tetapi ada apakah sebenarnya di balik "diam" itu sendiri?, apakah orang diam itu untuk membaca "medan tempur" sekelilingnya atau diam karena tidak mau berbagi pikirannya dengan orang lain?, ataukah diam karena memang tidak sanggup berkata-kata?.

-0-

Kota klaten saat itu sedang panas-panasnya, Pinky dan Sandra melepaskan lelahnya di kios sate kambing depan pabrik gula gondang. Di depan mereka duduk juga anak laki-laki kira2x umurnya 6 tahun dan ibunya. Anak laki-laki itu sangat tampan, kulitnya bersih. "San..anak itu lucu ya", bisik Pinky ke Sandra."iya lucu.., tetapi kasihan loh, ibunya tidak mau mengakui kekurangan anaknya", bisik Sandra lagi, yang sangat mengenali anak dan ibu itu karena mereka tetanggaan.Pinky memasang muka bertanya, dan Sandra membalas dengan anggukan, seolah berkata "nanti deh ceritanya".

Selesai Pinky dan Sandra melahap Sate dan es jeruk, mereka meninggalkan kios sate itu dan bergegas menuju rumah Sandra yang berada di kompleks belakang kios sate itu. "San, emang kenapa dengan anak itu?". Sandra memainkan kakinya menendang debu jalan, "nama anak itu Vito, dia memiliki kekurangan Pink". Pinky mengangguk dan meneruskannya dengan pertanyaan, " lha kekurangannya apa?"

"kamu masih ingat ceritaku saat aku ngajak kamu main ke sini , aku pernah bilang kalau ada tetanggaku yang butuh bantuanmu?" Pinky mengangguk "maksudmu..., Vito itu yang butuh bantuanku?" "ya, Vito tidak bisa mendengar dan berbicara tetapi ibunya bilang ke tetangga-tetangga kalau si Vito itu normal hanya terlambat bicara". "waduh...aku jauh-jauh dari Jakarta ke Klaten ini mau liburan, kok jadi kerja ya San?" ledek Pinky dengan muka lucunya.

Sesampainya Pinky di rumah Sandra, ia mengambil posisi duduk berhadapan dengan Sandra. "gini ya, orang tuna rungu itu adalah orang dengan cacat yang tidak terlihat, karena secara fisik mereka sehat, bisa berjalan, bisa melihat pokoknya samalah dengan kita-kita ini hanya saja mereka tidak bisa mendengar dan berbicara, nah kalau mereka hanya duduk diam, sama aja dengan kamu kan 'San yang hobi duduk diam dan bengong, hehehehehe,  jadi secara psikologis aja sih nih kayaknya kalau si ibu tidak menerima mungkin karena perbedaan yang tipis itu tadi, walau aku sendiri tidak setuju tuh sama ibunya Vito, karena dengan penolakan si ibu membuat anaknya menjadi susah sendiri, coba bagaimana si anak berkomunikasi dan bersosialisasi  kalau si ibu menyamakan anak itu dengan anak2x lainnya?"

"bener banget, pink, si Vito itu sukanya main pukul ke teman-teman tetangganya, jadi anak-anak yang lain itu jadi males bermain dengan Vito".

 "gampang aja sih ilustrasinya San, coba kamu bayangkan, kalau kamu sedang berbicara dengan semangat'45 eh aku nya cuek-cuek aja tuh..., dirimu bete nggak?marah nggak sama aku?atau minimal dirimu pasti nyolek aku 'kan untuk diperhatikan saat kamu bicara?"

"Ya pasti iyalah Pink, ooo liat aja ya.... kalau kamu cuekin aku saat aku ngomong, udah pasti aku tinju kamu...yeeeeeeeeeeeee", ledek Sandra sambil mencolek pipinya pinky. "Nah itulah yang terjadi dengan Vito, dia marah karena di cuekin saat dia ngomong, lah temannya cuekin si Vito kan karena tidak mengerti si Vito ngomong apaan , iya kan San?"

"yup benar, terus kita harus gimana Pink, apakah perlu kita belajar bahasa isyarat untuk bisa berkomunikasi dengan Vito, mungkin aja si Vito juga nggak ngerti bahasa isyarat karena dia kan nggak sekolah, jadi mana ngerti lah..."

"Lah kok nggak sekolah ya?ok lah kayaknya kita harus bicara sama ibunya, langkah awal yang harus di ambil, kita harus bisa menginterpretasikan isyarat2x yang Vito buat sendiri saat ini, istilahnya natural sign si anak sebelum dia belajar sign languange di sekolah , misalnya tanda apa yang biasa Vito buat untuk menunjuk kalau dia lapar, atau makan, atau sakit perut, nah itu harus kita kenali dulu setiap tanda yang ia buat itu, setelah itu kita bisa berkomunikasi dengan Vito, ingat ya kita harus pake bahasa cinta kita, tunjukan ketulusan yang terpancar dari mimik kita saat kita berbicara dengan dia, dan jangan putus asa bila kita tidak bisa menginterpretasikan apa yang kita maksud ke dalam isyarat atau sebaliknya, pokoknya berusaha dan berusaha..ok coy..." Sandra mengangguk, dia terenyuh dalam hati melihat semangat Pinky yang sangat peduli dengan nasib anak-anak yang seperti Vito, dan Pinky sangat meluangkan waktunya untuk belajar bahasa isyarat dan berada dekat dengan mereka, dan semuanya dilakukan secara gratis, dan hal itu menjadikan Pinky sebagai seorang relawan  interpreter sign languange di dalam kegiatan seminar-seminar atau kegiatan gereja untuk Tuna Rungu.

-0-

Minggu siang setelah pulang dari gereja, Pinky bersiap-siap untuk pulang, cukup sudah weekendnya di habiskan bersama Sandra sahabat lamanya, tetapi sebelum pulang ia menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Vito tentu saja bersama Sandra.

"Selamat siang bu..." sapa Sandra kepada ibunya Vito. "Ini loh bu, ada temanku yang mau ketemu sama Vito, ada nggak anaknya?" Ibunya Vito memasang muka sinis saat melihat Pinky, maklumlah penampilan Pinky emang rada "cihuyyy", jins kumel dipadu padankan dengan T-shirt gambar Rot-weiller dengan rambut pendeknya yang jabrik warna kuning hampir emas, dan sepatu boots coklatnya yang rame dengan accesories ala "country", wah mungkin saja si Ibunya Vito mikir anaknya mau di ajakin numpak "rodeo" kaleeee...

"ehm...emangnya ada apa dengan anak saya?" tuh kan bener si ibunya Vito takut..., "enggak bu..si Pinky teman saya ini cuma mau ngobrol kok dengan Vito..." Ibunya Vito rupanya bingung.., tetapi akhirnya ia mencari Vito anaknya.

Pinky langsung menjulurkan tangannya saat bertemu Vito,  tangan kanannya pinky menunjukkan kelingking suatu tanda yang diciptakannya sebagai lambang namanya dan tangan kirinya memegang dadanya yang kalau di terjemahkan jadinya "Halo .., Saya Pinky".

Setelah perkenalan itu, Pinky dan Vito terlibat obrolan yang seru, sementara ibunya vito dan sandra hanya memperhatikan mereka.

"Bu.., emangnya kenapa sih, kok Vito bilang dia belum sekolah, padahal umurnya sudah hampir 6 tahun". Pinky membuyarkan kebengongan sandra dan ibunya vito. "hm...saya...saya..."ibunya vito terbata-bata saat menjawabnya, "Bu...kasihan Vito kalau dia tidak sekolah, apakah ada masalah untuk menyekolahkannya?, Bu boleh ya Vito sekolah?" Vito memegang erat tangan Pinky mungkin hati kecilnya bisa menebak pembicaraan itu. Ibunya Vito menangis saat melihat sorotan mata Vito yang seakan bicara "bu, aku mau sekolah, jangan malu dengan keadaanku ya, aku kan anak ibu".Akhirnya Ibunya Vito mengangguk mengiyakan untuk menyekolahkan Vito ke sekolah khusus, dan Pinky memeluknya tersenyum bahagia. "Bu saya akan mengirimkan ibu VCD dan buku-buku  untuk bisa memahami dan belajar sign languange, kamu juga harus belajar Sandra..", Pinky mengedip ke Sandra.

-0-

Pinky membuka laptopnya mencoba browsing untuk mencari beberapa materi bahan untuk seminar , ding...sign di laptopnya menunjukkan ia baru saja mendapatkan email masuk, segeralah di baca email itu.

Hi..Tante .Pinky,

 

Apa kabar ? Vito sekarang  sudah naik kelas dan kemaren vito juga ulang tahun yang ke-12 . Vito, mama dan papa mau pindah ke Jakarta besok ini karena papa kerjanya pindah ke Jakarta, Vito boleh main ke tempat tante?

 

Peluk & cium,

Vito.

Pinky tersenyum bahagia, "Ooo, Vito.....Vito... sekarang kamu sudah umur 12 tahun ya, rasanya baru kemaren aku melihat kamu sedih karena tidak bisa sekolah, kayaknya sekarang kamu sudah pintar ya...". Nampaknya cinta Pinky terhadap anak-anak seperti Vito mampu meluluhkan hati ibunya Vito untuk bisa menyadarkannya dari rasa malu memiliki anak yang kurang dalam pendengarannnya itu. Pinky tidak hanya pintar berbahasa isyarat tetapi juga pintar berbahasa cinta.

Sayup-sayup terdengar lantunan lagu dari paduan suara anak-anak  sekolah minggu yang sedang latihan di sebelah rumah Pinky....

Andaikan aku..pahami...bahasa...semua...

Hanyalah bahasa cinta..., kunci tiap hati...

Ajarilah kami..bahasa cintaMu, agar kami dekat, padaMu ya TuhanKu...

Ajarilah kami..bahasa cintaMu, agar kami dekat padaMu....

 

Ps. Cerita ini di buat  terisnpirasi dari kehidupan seorang sahabat  merangkap tante  yang mengabdikan dirinya untuk anak-anak tuna rungu. This is dedicated for you auntie pink....I love u so much