Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Diberkati

victorc's picture
Teks: 2 Korintus 8:2-7
    2  Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.  
    3  Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.  
    6  Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya.  
    7  Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, --dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.  

Shalom selamat pagi, saudaraku. Apakah Anda sering menerima sms yang bunyinya kira-kira seperti berikut: Blessed to be a blessing? (Diberkati untuk memberkati). Dalam suatu seminar beberapa minggu lalu, seorang hamba Tuhan menanyakan kepada peserta bagaimana sikap mereka terhadap kalimat "Blessed to be a blessing." Memang kalimat ini enak diucapkan dan terdengar indah, namun sesungguhnya memuat makna yang bisa merusak iman seseorang atau bahkan gereja. Mengapa demikian?

Terpanggil untuk diberkati
Memang tidak keliru jika kita percaya bahwa Tuhan senantiasa memberkati kita, karena memang untuk itulah kita dipanggil:

    9  dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. - 1 Pet. 3:9

Tapi ada dua sikap yang mungkin ditempuh di sini: a. Menjadi anak-anak Allah namun dengan mentalitas egois, b. menjadi anak-anak Allah dengan mentalitas altruis.
Seperti dalam teks 2 Korintus 8 ini, Paulus menulis bahwa ia mengirim Titus untuk mengumpulkan pelayanan kasih (donasi) dari jemaat Korintus. Ia tahu bahwa jemaat di sana cukup kaya menurut ukuran saat itu, dan mereka mampu untuk memberi bagi jemaat di Yerusalem. Namun mereka perlu didorong untuk itu. Karenanya Paulus memberikan contoh jemaat Makedonia.

Kenapa Makedonia?
Makedonia adalah suatu propinsi yang meliputi Filipi, Tesalonika, Berea. Di kota-kota tersebut, jemaat baru yang dirintis oleh Paulus banyak mendapat tentangan khususnya oleh orang-orang Yahudi. Mereka juga tidak terlalu kaya dari segi ekonomi, namun rupanya ini bukan halangan bagi mereka untuk mendukung pelayanan Paulus dalam aneka rupa pemberian. Bahkan Paulus menyebut mereka "kaya dalam kemurahan."
Jadi Paulus sebenarnya secara tidak langsung ingin menegur jemaat Korintus, kira-kira begini ungkapan populernya: "apa kalian tidak malu dengan jemaat Makedonia? Mereka tetap semangat dalam memberi sekalipun miskin."

Egois atau altruis?
Jadi dalam teks yang singkat ini, kita belajar bahwa ada 2 pilihan sikap hidup sebagai umat Kristen: egois atau altruis, Korintus atau Makedonia?
Kita dapat mulai introspeksi atas orientasi hidup kita dengan cara menilik doa-doa kita, apakah masih melulu didominasi dengan "saya-saya-saya," seperti: "berkati toko saya, perusahaan saya, keluarga saya, anak saya" dst, atau mulai menyebut orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan kita?
Itulah cara yang baik untuk mulai memupuk sikap altruis, kurangilah kata "saya" dalam doa-doa yang kita panjatkan. Setelah kita memperbaiki doa kita, Tuhan akan mulai memberi hati yang baru.

Seandainya Tuhan tidak menolong
Di lubuk hati kita yang paling dalam, mungkin kita sering bertanya: kalau saya memberi (memberkati) si A, apakah akan kembali lebih banyak kepada saya? Demikian pula, kalau kalimat blessed to be a blessing itu diungkapkan dalam bahasa dagang, artinya profit dulu baru memberi. Misalnya Tuhan memberkati kita 10jt, maka kita baru akan menyumbang untuk orang lain sebesar 1 jt. Jadi tetap profit kan?
Saudaraku, sesungguhnya kalimat seperti itu berakar pada Teologi Kemakmuran (Prosperity Gospel), jadi hindarilah. Bacalah (2)(3) Lihat juga pengakuan Pdt. Jim Bakker(4).
Ada dua petunjuk yang baik untuk belajar beriman:
a. Ayub: sekalipun semua yang dimilikinya telah diambil, namun ia tetap percaya kepada Tuhan
b. Sadrakh, Mesakh, Abednego: sekalipun mereka diancam dengan tungku api, namun mereka tetap menolak menyembah berhala.
Perhatikan kalimat mereka:

    16  Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.  
    17  Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;  
    18  tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."  Dan. 3:16-18

Kesimpulan
Jadi iman yang sejati tidaklah berhitung untung rugi, demikian pula pemberian yang sejati tidak berhitung untung rugi. Itulah ciri-ciri kasih agape.

Selamat merenungkan. 

Versi 1.0: 19 november 2016, pk. 10:00
VC
Referensi:
(1) http://gkysydney.org/renungan-gema-2009/teladan-jemaat-makedonia.html
(2) http://www.tantanganelia.org/tithe/suatu-pandangan-tentang-teologia-kemakmuran/
(3) https://menujuabba.com/2016/03/11/pendeta-teologi-kemakmuran-dan-para-pengikutnya-bertobatlah-atau-neraka-menanti/comment-page-1/
(4) http://www.freson.xyz/2015/09/theologia-kemakmuran-i-was-wrong-pdt.html
(5) http://www.gkihalimun.org/kegiatan-pembangunan-jemaat/artikel-bina-iman/teologisuksesdankehidupanyusufdalamalkitab
(6) http://sabdaspace.org/altruisme
__________________

Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)

"we were born of the Light"

Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:

http://bit.ly/ApocalypseTV

visit also:

http://sttsati.academia.edu/VChristianto


http://bit.ly/infobatique