Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Double Esspresso - Counting

minmerry's picture

@ DOUBLE ESSPRESSO

Human never stops counting.

papan tulis-counting
 


Tersenyum, senang dia ada di sini.

'Kamu datang juga,' Aku tidak bisa menahan senyumku. Melihat perbedaan yang ada pada dirinya. Dia mengangguk padaku. Matanya kecil, wajahnya mungil. Semua yang kukenal…

Dan Aku teringat kejadian-kejadian manis itu.

Duduk dipekarangan kampus. Dengan diktat tebal, tas penuh buku, dan wajah yang lelah. Kita selalu bersama. Menunggu bus, masuk ke kelas. Duduk bersama.

Entah sudah berapa banyak langit yang perlahan menjadi abu-abu lalu gelap, atau gelas demi gelas kopi yang dihabiskan berdua. Air mata, dukungan, pertengkaran. Tidak tahu berapa yang kuingat, dan yang sudah kulupakan.

'Kamu akan datang khan?’ Dia berusaha membujukku. Dia ingin aku datang. Aku menatap undangannya, pernikahannya.

Aku mengangguk. ‘Tentu, J.’ J - Jesse. Rambut bob lurus, mata yang sangat gelap. Kulit putih, berbeda denganku.

Dia puas dengan jawabanku. Masih ada bekas lelah disekitar matanya.
 

‘106 hari lagi, dan segalanya masih belum dipersiapkan.’
Dia gugup. Siapapun akan begitu.Aku mendengarkannya.
Foto session yang melelahkan, diskusi demi diskusi. Aku mendengarkan semua kesibukannnya.

Jesse, dia tidak berbeda dengan orang-orang disekelilingnya, she can leave the pain on the past. Not living in the pain of the past.

‘Coffee-nya enak, Kei.’
‘Aku tahu kamu akan menyukainya.’ Jawabku. ‘How’s life there?’ Aku yakin, malam ini akan hujan lagi. Tidak apa-apa jika begitu, aku punya waktu untuk Jesse. Banyak waktu.
‘Sama.’ Jawabnya.

Amazing grace mengalun dalam permainan Hayden. How sweet the sound, tonight.
 

‘Berkerja, menyisipkan waktu untuk diri sendiri, dan untuk bersamanya. Tidur, haha..’

Aku tertawa bersamanya. Aku bisa melihat keceriaan yang sudah lama kutinggalkan. Hal yang dulu aku pikir, bisa bertahan.
 

‘Aku sudah bersama dengannya cukup lama, Kei.’
 

‘Hm hm, ya. Aku tahu siapa dia.’ Jawabku.
 

‘Lalu aku berpikir, inilah saatnya. Begitu saja.’
 

‘Dengar, J.’ Aku menatap matanya, tanganku kulipat dan duduk tegak dihadapannya,

‘Good for you, girl.... Apapun, aku percaya. Dia sudah mencintaimu sejak lama.’ Ada sesuatu diantara wanita yang tak bisa dijelaskan, sesuatu yang berbahaya. ‘Aku bahagia untukmu, J.’
 

Hayden melanjutkan prelude lagu yang lain.

‘Dengarkan aku, jangan berhubungan lagi dengannya.’
‘Bukankah itu sama dengan tidak memberi kesempatan untuknya?’ Suaranya meninggi.

Aku mendengar, ada sesuatu yang pecah saat itu. Namun tidak ada, tidak ada yang jatuh saat itu.
Beberapa tahu kenapa aku begitu marah saat itu, menatap pertengkaran kami. Mencoba menengahi.

‘Biarkan dia mengambil keputusan sendiri…’ Nasehat mereka.

Mereka tidak mengenal Jesse seperti aku. Aku tidak akan mendengarkan mereka.
‘Cuma sekali ini, Kei. Aku janji. Aku hanya memberikan dia kesempatan.’

Aku menghela napas. Mataku panas dan berair, melihat punggung Jesse berlari dengan ceria menuju pria itu. Pria itu.

Aku bertaruh saat itu. Taruhan yang tidak ingin kumenangkan.

Glass datang, aku tersenyum menyambutnya. Yeah, semakin banyak senyum di @Double Esspresso. Come on (again) pig…   

‘Sudah makan?’ Tanya Glass padaku, menyentuh bahuku. Dia mengangguk pada Jesse.
 

‘Jesse,’ aku memperkenalkan mereka, ‘Glass.’
‘Glass, ini Jesse.’
 

Glass tidak duduk bersamaku dan Jesse. Dia membantu melayani tamu. Aku memintanya untuk datang, membantuku. Aku ingin duduk dan menghabiskan waktu dengan Jesse.
 

‘Bagaimana mama?’ Tanya Jesse.
‘Not so much different.’ Jawabku. ‘Masih berusaha menghibur diri.’ Aku bisa melihat Jesse kecewa.
 

‘Ini salahku, J. Aku yang pindah kesini.’
‘Talk bout something else, will u?’ Tanyaku.

‘So, aku sedikit merasa dibenci, Kei.’ Terdiam, lalu mencoba menjelaskan. ‘Mungkin mereka tidak tahu, apa yang terjadi diantara kami. Hingga, dengan begitu saja, kami putuskan menikah, mereka kurang menyukai itu.’
 

‘Lalu tiba-tiba sudah tinggal 106 hari lagi?’ Godaku.
Dia tertawa.
 

‘Hingga aku takut, dia akan sadar sesuatu... kelemahanku. Dia tahu semua.’
‘Kamu rasa dia akan begitu juga padamu, J? Itu akan membuat dia merasa kamu ga percaya ma dia.’ Nadaku datar, semoga itu terdengar sebagai nasehat.
 

'Aku takut.'
 

Aku mencoba menangkap apa maksudnya.
 

Setelah kejadian itu, aku melihatnya berdiri. Disana, sendirian.

Seperti biasa, itu adalah tempat aku selalu menghampirinya, sebelum masuk ke kampus. Lalu kami akan ke perpustakaan, kantin, kelas. Biasanya begitu.

Aku hampir sampai pada tempat ia berdiri. Aku percaya ia melihatku.

Aku ingin mengulang pertanyaan, pertanyaan yang selalu aku tanyakan saat aku khawatir. ‘Apakah semua baik-baik saja?’

Sebelum aku sampai didepannya, aku melihatnya, memalingkan wajah. Berbalik, lalu pergi.

Malam itu, aku tidak masuk kekampus. Aku berdiri cukup lama. Berjalan menuju mobil, masuk ke dalam. Menghibur diri. Kehilangan seorang sahabat, seperti prelude minor yang Hayden mainkan. Tertekan dan menyesal.


Hari-hari pertama bekerja di Pearl City.

Memulai kembali @Double Esspresso. Membuat aku mematikan semua dengan brutal. Tak mengingat dan melarikan diri. Berhasil, tentu saja. Hingga ketika semua sudah benar-benar berlalu.


Ponselku bergetar. Jesse.


‘Kei, maafin aku...’


Aku terdiam, mendengar isakan tangisannya. Aku tahu, sudah terlambat. Hati dan jiwanya tidak utuh lagi. Dia tidak akan meminta pertolongan jika bukan sampai pada tahap itu.


Aku tahu aku terlambat menolongnya. Siapa yang memutar papan dadu? Jangan biarkan aku memenangkan taruhan itu.


‘Kamu tahu, J. Aku selalu sayang padamu, apapun yang terjadi. Semua akan baik-baik saja.’
‘Tidak akan pernah sama lagi, Kei.’
Aku tahu, dia benar.
Tidak akan pernah sama lagi.

Begitu juga Jesse dan Keira. Tidak akan pernah sama lagi.

‘Aku juga ingin sepertimu, Jesse.’ Aku merasa wajahku merona, senyum khas milikku, menonjolkan kerutan dibibirku.
‘Jadi, apa yang bisa kita habiskan berdua dari rekening calon suamimu, J?’
 

Dia tertawa. ‘Sepatu.’
 

‘Yak, sepatu. Haha... Aku akan menemanimu, inilah saatnya. 106 hari. Milik kita berdua?’
 

Dia mengangguk. Menemaninya hingga hari itu tiba. Hingga aku yang mamakaikan cadar putih itu, dan menghapus air mata harunya. Aku bahagia. Inikah perasaan syukur itu?
 

Saat aku memalingkan wajah pada Glass. Aku melihat coffee shop penuh. Sudah malam. Glass mengedipkan mata padaku. Aku harus baik-baik membayar upahnya malam ini. Aku tahu dia terus menatapku. Mungkin khawatir, ini masa lalu yang tidak pernah ia tahu. Jesse.
 

Human never stops counting.
 

To make it right.
 

Avoiding.
 

How much i know?
 

How much u trust?
 

 

Mug-mug itu, diam mendengarkan aku dan Jesse. ‘Makasih, Kei. Maafin aku, tidak mendengarkan kamu dulu.’
 

‘Aku mengerti. Tidak apa-apa. Aku yang membuatnya semakin rumit.’
 

Aku melanjutkan, ‘Jika aku tidak memaksamu. Tidak akan seperti ini.’
 

Mungkin malam itu, tidak berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Aku hanya duduk, menjadi orang yang berbagi cerita dalam coffee shop-ku. Bukan orang yang melihat dan menuliskan cerita mereka. Namun, malam ini aku mencoba menjadi seperti mereka. Ada kelegaan lain yang terasa asing.
 

Malam ini tidak akan begitu cepat selesai. Hal yang menjadi milik aku dan Jesse. Duduk, dibawah langit yang gelap. Menatap kelangit, bulan dan bintang yang sama. Hingga lelah bercerita dan tertawa. Dan memutuskan untuk menyerah sebentar untuk mengucapkan selamat tinggal, besok bertemu lagi, janji akan bertemu, dan selamat tidur.
 

Aku mengira semua itu tidak akan pernah ada lagi.
Begitu sedikit waktu yang kumiliki dengan Jesse sebagai sahabatnya. Selalu seperti itu.
Selalu terlalu sedikit bagi hal-hal indah dalam hidup.
 

Counting.
Never stop.
‘Ingat Kei, 106 hari lagi...’
Aku tertawa, mengangguk. ‘Aku pasti datang. Dan...Aku selalu menyayangi kamu.’

Amazing grace! How sweet the sound
That saved a wretch like me!
I once was lost but now am found,
Was blind but now I see.

'Twas grace that taught my heart to fear,
And grace my fears relieved;
How precious did that grace appear
The hour I first believed!

Through many dangers, toils, and snares,
I have already come;
'Tis grace hath brought me safe thus far,
And grace will lead me home.

When we've been there ten thousand years,
Bright shining as the sun,
We've no less days to sing God's praise
Than when we'd first begun.

Amazing grace, counting Your never ending grace, let it happen in my life.
 

Counting Your Grace o Lord.

Human, never stops counting…

 

 

M I N

 


 

__________________

logo min kecil

joli's picture

bahagiaku mengalahkan takutku

106 hari lagi

Counting.

Never stop.

‘Ingat Kei, 106 hari lagi...’
Aku tertawa, mengangguk. ‘Aku pasti datang. Dan...Aku selalu menyayangi kamu.’

'Aku takut.'

‘Hingga aku takut, dia akan sadar sesuatu... kelemahanku. Dia tahu semua.’

 

Kei.. ikutan ya..

Ikut-an itung..

106 hari lagi..

deket Natal

sehari setelah Natal

106 hari lagi

aku takut..

aku bahagia

bahagiaku mengalahkan takutku

Amazing grace!

How sweet the sound

 

 

 

 


 

minmerry's picture

Joli knows, she knows

Iya jol, help me to count ya...

Counting brings me fear. But coudn't stop counting...

Get closer and closer, Jol... Women, u know that... ^^

 

 

 

http://minmerry.com

 

__________________

logo min kecil

bygrace's picture

@min : How great the sound....

... that saved a wretch like me.

Thank you for the music, Kei.

 

minmerry's picture

only by grace...

And also,

like me.... saved... ^^

 

http://minmerry.com

 

 

__________________

logo min kecil

smile's picture

Min : anda menyebalkan

Min....anda sangat menyebalkan....saya sudah setia membaca espresso anda dari awal...saya tertipu...saya tertipu mentah mentah.....

Ternyata anda jago membohongi saya.....huhuhuhuhu....

ternyata...dia lagi nulis cerita fiksi saudara saudara...dasarrrrrrrrrr salut deh...semoga sukses yah,,,min yang plus.....

 

smile Ö and smileÖ, coz The WoRLd WiLL Be BeauTifuL WiTH OuR smile

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

minmerry's picture

Smile, ada sangat menyenangkan... ^^

Hehe, Haha, ga bisa berhenti tertawa nich... Maap, maap... Hahaha...

Min bener-bener menyebalkan yah? Haha...

Ini memang fiksi, saudara-saudara. Hehe. U make me feel so happy, smile. To know that u followed my @Double Esspresso series. haha...

Smile, just found that anda sangat lucu dan menyenangkan... ^^ Ga keberatan ditipu ama min lagi khan? Hahaha...

Series min, banyak bercerita tentang apa yang benar2 terjadi, dan yang menjadi imajinasi gelap min. Selalu yang terjadi, bisa ditulis dengan versi yang bermacam-macam. Min memilih menulis dengan gaya ngopi...

Smile :

ternyata...dia lagi nulis cerita fiksi saudara saudara...dasarrrrrrrrrr salut deh...semoga sukses yah,,,min yang plus.....

 

Smile, min yang plus apa nich? Ayo dilanjutkan, hahaha, penasaran mode on...

The coffee shop door will be open, always... feel free to come.. ^^

 

http://minmerry.com

 

 

 

__________________

logo min kecil

smile's picture

minmerry = min yang plus

Smile, just found that anda sangat lucu dan menyenangkan... ^^ Ga keberatan ditipu ama min lagi khan? Hahaha...

Hai, Min...saya tidak akan jatuh  masuk kelubang yang sama 2 kali..hehehehihihi...

jadi kalo Min buat blog, smile akan sangat berhati hati....ntar ujung nya.......geeeeerrrrrrrrrrrrrr......

Keren deh,....Min hebat.....mengecoh banyak orang maybe,...yang jelas diriku tertipu......hehehehihihi...

 

Smile, min yang plus apa nich? Ayo dilanjutkan, hahaha, penasaran mode on...

Min yang plus? ya dirimu lah.....heheheihihi

min = minmerry

plus = nilai plus(+) karena anda jago buat cerita fiksi,....btw...si Joli ikut ikutan lagi mendukung,...sampai waktu itu saya sempat bingung, kok joli jagain coffee shop anda.....dan ada yang berdarah darah lagi...serem, seperti G 30 S PKI...takut, min....

so. ngerti kan sekarang min yang plus.....- yang + hehehehihihi

 

smile Ö and smileÖ, coz The WoRLd WiLL Be BeauTifuL WiTH OuR smile


 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

minmerry's picture

Smile, mengecoh banyak orang...

Asyik deh berhasil mengecoh smile, hahak...

Haha, bener, si Joli emang part time di @Double Esspresso. Smile kalo mau, boleh juga nich. @double Esspresso mau nambah karyawan... ^^ Haha... Mesti hati hati juga nih terima tawaran min, haha.

Yang jelas, nulis @Double Esspresso ini susah, smile... Min yang nulis aza susah membedakan sedang menulis yang fakta ato fiksi, hahaha... Kadang min bingung sendiri. Tapi sudahlah, karena menyenangkan ya dilanjutin lagi... Hehe...

Tidak tahu deh, apakah min mengecoh banyak orang... atao tidak. Yang jelas, smile terkecoh, hahaahha...

 

 

http://minmerry.com

 

 

__________________

logo min kecil

anakpatirsa's picture

Cari Bukunya Min.

Min, kalau ke Gramedia, carilah buku berjudul "Proses Kreatif -- Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang"

Buku yang bagus, ditulis oleh semua pengarang top Indonesia tentang "Mengapa dan bagaimana mereka mengarang." Bagaimana mereka membumbui fakta menjadi fiksi.

 

minmerry's picture

AP : lumayan?

Thx AP, u reference the book. I'll go searching for the book... Seeppp...

Iya, kadang bingung saking serunya.... Fiksi, fakta... Ternyata kedua hal ini jika dicampur, lumayan oke ya... ^^

 

 

http://minmerry.com

 

__________________

logo min kecil