Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Double Esspresso - A Sign

minmerry's picture

a sign

Glass singgah setiap pagi.

Aku akan membuatkan segelas esspresso, dia akan menemuiku, Glass, mengambil segelas esspressonya dan berangkat untuk pekerjaannya.

Hari ini, hujan sudah berhenti. Aku, Keira, berdiri di depan coffe shopku, menebak udara di pearl city akan segera menjadi udara yang kering. Udara kering, membawa debu, dan mengantarkan daun-daun yang kering jatuh di depan coffee shop. Aku membayangkan daun-daun coklat itu berjatuhan.

'Aku mau kopi-ku, Kei...' Suaranya mengancam. Membuyarkan lamunanku.

Aku hampir menjatuhkan gelas kopi yang panas itu ditanganku. 'Weew... Jangan ngagetin.'

'Aku sudah hampir lima menit disini, Kei. Ayo sini.'

Dengan patuh, aku meletakkan gelas itu ditangannya. Aku menatapnya. Dia membalas tatapanku tanpa ekspresi, dan menaikkan alis matanya. Aku memalingkan wajahku, dan masuk kembali ke coffee shop.

'Hei, apa maksud tatapanmu tadi, tweety?'

'Jangan panggil aku tweety.'

Glass menarik lenganku. 'Kamu kenapa? Ada yang salah?'

Aku menggeleng. ’Have a nice day, Glass.’

Glass menutup pintu setelah aku masuk, dan berangkat sambil menikmati segelas kopinya.

Ya. Ada yang salah..., Glass. Aku menunggumu setiap pagi. Aku ingin sebuah tanda. Tanda supaya aku merasa aman.

Bodohnya aku, sampai menganggap kopi adalah tanda? Tanda bahwa kamu membutuhkan aku?

Jika aku tidak menemukan tanda itu, aku tidak akan menunggumu lagi, pria paling berprinsip sedunia. Dan aku akan mengingkarinya.

Keira yang bodoh.

Aku berbicara sendiri lagi, aku mengalami ”keterbelakangan” mental lagi. Penyakit lama. Aku membuatkan sarapan dan mengambil yoghrut untukku sendiri setelah menyelesaikan beberapa pesanan. Beberapa tamu mulai memesan kopi, mengambil koran dari coffee bar, dan menikmati pagi mereka.

Dan begitu aku berhasil menikmati sarapanku, aku mendengar suara. Suara, yang memberi pertanda tidak baik. Suara yang menandakan aliran listrik terputus.

Dan aku menyadari headline surat kabar pagi ini. Aku meraih surat kabar di depanku, membacanya. Pemberitahuan? Listrik dipadamkan untuk sehari di pearl city.... Argh, congratulation Keira...

Beberapa tamu dengan kecewa dan memutuskan untuk meninggalkan coffee shop.

'Tidak apa-apa, haha, anggap saja aku mentraktir hari ini... Maaf...'

'Ya, pemadaman listrik baru diumumkan di surat kabar pagi ini. Bukan salah anda.' Tamu-tamu meninggalkan coffee shop dan, aku bersyukur mereka memaklumi.

Pasrah, akhirnya aku putuskan untuk menutup coffee shop, untuk pertama kalinya.

Sambil berjalan, aku menikmati kehidupan kota ini.

Pearl City tidak pernah berubah. Orang-orang yang berjalan tidak berhenti untuk menyapa satu dengan yang lain. Mungkin karena mereka tidak mengenal, atau enggan menganggu orang lain dan diri mereka sendiri. Cocok sekali dengan-ku. Bukan satu kebanggan, tepatnya, malah satu kesombongan?

Aku memutuskan untuk mencari Glass. Di gedung tempat ia berkerja.

Gedung itu kosong. Terlalu pagi untuk ada aktivitas seni di sana.

Itu suaranya. Aku mengenal suaranya.

Di hall itu, dia duduk bersama seseorang. Wanita, dan aku mengenal wajahnya. Timing yang tepat, Keira. Ah, orang kepercayaannya. Aku membaca ”tanda”nya. Tanda bahwa orang kepercayaan Glass itu, mengenal dia, mengenal Glass. Tanda bahwa Glass tidak keberatan akan dirinya. Aku tidak suka menyadari hal ini, dan menanyakan hal ini pada Glass. Mereka mendiskusikan sesuatu. Ada tanda darinya untuk semua orang, dan membuatku kesal, semua tanda darinya adalah aku dibutuhkan sebagai pembuat kopi.

Tiga jam lagi, aku akan mengajaknya makan siang. Sementara itu, aku menutup mata... memasang headset dan mencoba untuk tidur. Insomnia benar-benar melelahkan.

Mungkin aku berhasil tertidur sekitar satu jam, dan terbangun berkat Glass. Satu jam, dia baru menyadari aku ada di sini. ’Kei? Kamu kog bisa datang jam segini?’

’Mati lampu... Jadi aku kesini. Weei, aku kelihatan berantakan ga?’ Tanyaku panik. Aku meragukan wajah-ku yang baru bangun tidur, bisa membuat orang terpesona.

Aku bertaruh, dia menahan tawa dan menjawab. ’Tak ada bedanya. Percayalah.’

’Nanti kita makan siang bareng?’ Tanyaku mengabaikan jawabannya yang semena-mena.

’Tapi aku ada janji dengan mereka....’ Maksud Glass, teamnya.

’Oh, ok... Kalo gitu, kamu lunch dengan mereka saja. Aku balik ya?’

Aku kesal? Tidak… Dia sudah janji dengan mereka. Itu wajar... Aku ingat, aku tidak seperti ini, biasanya. Namun, diriku menolak memandang matanya. Aku mengucapkan salam, lalu keluar dari gedung. Oke, aku mengaku, aku kesal.

Hampir tidak ada awan di atas pearl city, langit biru. Ini tanda akan segera datang musim panas yang kering? Aku memutuskan untuk mengisi kulkas dengan makanan favorit-ku. Dan, aku mulai berjalan menuju sebuah food store.

Keira, insomnia mulai menggerogoti pikiranmu, ingatku dalam hati. Aku memeriksa ponselku. Tidak ada pesan. Apa yang kamu harapkan, Kei? Permohonan maaf? Penjelasan?Kamu tidak akan mendapat tanda yang kamu inginkan.

Sampai pada belokkan blok di ujung jalan menuju food store. Aku mulai merasakan perut ini bermasalah. Ada sakit yang sudah aku kenal. Menarik nafas, lalu kembali berjalan.

Lima belas menit dalam perjalanan. Aku mulai merasakan sakit yang bertambah di ulu hati. Ini terjadi sejak aku berusia tujuh tahun. Aku ingat papa juga mengalami sakit yang sama, cukup lama.

Aku memutuskan aku tidak akan mampu menahan sakit hingga malam ini. Sakit di ulu hati ini menguras tenaga, setiap kali aku merasakan kontraksi di ulu hati hingga lutut ini lemas.

Aku tak jauh dari rumah sakit terdekat, aku masuk kedalam, meminta pertolongan dan aku mengatakan gejala sakit yang sudah aku hafal dengan baik. Perawat itu, perawat berkaca mata dan berwajah ramah, segera memberikanku kursi roda untuk ku. Aku mengenalinya, dia adalah perawat yang mengobatiku di kali terakhir aku di rumah sakit ini. ’Tidak ada alergi obat. Sakit di ulu hati. Aku butuh disflatyl atau simethicone 40mg. Beri aku pain killer, sekarang. Dan aku akan demam, tolong berikan aku tambahan selimut.’ Perintahku padanya.

Aku tahu sakitku. Memberitahu mereka akan mempermudah. Mereka tertawa, perawat-perawat itu. ’Ayolah, aku kesakitan...’

Dan aku benar-benar kesakitan. Sakit hingga harus mencengkram tangan perawat itu, dan membungkukan badanku sedalam-dalamnya.

’Taruhan. Anda stress.’ Katanya. Dengan pandangan mencela.

’Dilarang menghakimi, suster... ’ Aku menyengir dan berkata, ’Anda ingat saya rupanya, suster.’

’Kali ini apa? Kamu harus serius menjaga pola makan, dan istirahatmu, Keira. Betul itu namamu, khan?’

’Ya, keira. Dan aku beristirahat, suster.’

’Panggil saja Luna.’

’Dan aku beristirahat, Luna...’

Kontraksi sakit di ulu hati kembali lagi. Aku memohon pada Luna untuk menyuntikkan pain killer untukku. Aku harus membungkuk dan tubuhku kejang untuk menahan sakit itu.

Aku berusaha mengangkat diriku untuk naik ke atas tempat tidur. Luna memasang IV di tangan kananku.

’Ada yang bisa kuhubungi?’ Tanya Luna.

Aku berpikir sejenak. ’Ada. Mungkin.’

Aku melihat Luna berjalan menuju meja perawat dan menelepon. Tak lama kemudian Luna kembali ke kamarku.

’Aku sudah menghubungi dia. Tidurlah...’

’Ehm, Luna.’ Panggilku sebelum Luna menutup pintu. ’Aku butuh diazepam. Please?’

’Sudah kuduga.’ Jawabnya pelan.

Kali ini Luna mengangguk tanpa tatapan menghakimi. Aku pasti sudah cukup pucat. Aku merasakan kakiku dingin, sekujur tubuhku mulai dingin. Kontraksi di ulu hati datang lagi.

Mungkin sudah kontraksi di ulu hati yang ke 30. Aku benar-benar kesakitan. Dan butuh sekitar lima belas menit lagi untuk Diazepam membuat kelopak mataku berat dan aku begitu ingin tertidur karena sakit yang menyiksaku hingga kelelahan.

Glass belum sampai.

Ingatan tadi pagi mulai menyergapku.

Apa yang bisa kulakukan untuk mendapatkan tanda darinya?Tanda aku juga orang kepercayaannya?

Dia pernah memiliki kehidupan tanpa aku didalamnya.

Tidak ada tanda ia membutuhkanku. Dan entah iblis apa yang merasukiku, hingga aku harus menemukan tanda itu. Aku perlu tanda itu.

Setiap orang takut, untuk sesuatu. Kamu tidak akan mengerti.

Aku tertidur.

Mungkin tengah malam... Aku mendengar suara sepatu itu.

Aku tidak ingin membuka mata. Aku tidak ingin bertanya pertanyaan yang membuatnya marah. Dan aku ingin dia percaya aku mempercayainya. Aku tidak ingin dia tahu aku masih mencari tanda. Karena aku tidak akan mencari tanda lagi.

Aku mendengar samar-samar suara itu. Suara Glass berbicara dengan Luna.

Dan Glass menutup pintu kamar.

Memakaikan kaos kaki pada kakiku yang kedinginan.

Dia melepaskan sepatunya. Naik ke tempat tidur, berbaring disampingku. Tempat tidur itu cukup besar. Ia bisa berbaring di sampingku.

Aku merasakan dia.

Sebuah tanda yang hanya saat aku sakit? Aku, Keira yang ketakutan hingga pikiran picik itu menggerogotiku.

Ia berbisik..., ’Sejak tadi pagi, kamu sudah sakit, Kei? Seharusnya aku bisa membaca kamu terlihat berbeda pagi ini. Seharusnya aku bisa melihat tanda itu, Keira.’

’Maafkan aku.’

Aku ingin sebuah tanda, sama seperti untuk hal yang lain. Tanda bagiku sendiri. Malam ini, aku cukup lelah untuk mencari dan mengartikan tanda. Mungkin besok. Mungkin akan ada tanda-tanda lain.

Aku tidak ingin percaya pada tanda-tanda itu, aku tidak ingin kecewa jika aku tidak mendapatkan satu dari sekian yang kucari.

Aku tidak ingin orang lain mendapat tanda yang aku cari.

Aku sakit, mungkin besok, aku sudah lupa apa yang aku ceritakan saat ini.

Aku tertidur dengan Glass disampingku hingga pagi.

__________________

logo min kecil

dennis santoso a.k.a nis's picture

numpang ngejek

kekeke... masih aja begini... dasar anak kecil :-p

minmerry's picture

Who afraid who

Biarin weeee... Silakan ngejekin, who afraid who... huh huh huh.

Pig, lo pilih kasih... Cuma min yang diejekin mulu. Dan aku bukan anak kecillll lageeeee....

 

http://minmerry.com

 

__________________

logo min kecil

joli's picture

Mengikat dengan melepas

Mimpi buruk, bukan hanya tadi malam, ada malam-malam, banyak malam, mimpi buruk, mimpi yang sama terus ber-ulang..
Mimpi, testing math mendapat nilai 20, gila, bener-bener buat stress, tak ku mengerti salah apa... setiap malam mimpi nilai Math jeblok. Mendapat nilai 70 aja sudah sedih, apalagi mendapat nilai 20.. bener-bener horor..
Heran tiap malam, selalu mimpi yang sama menghantui.. Tak tahu salah hitung dimana, apakah tidak teliti melihat formulasi-nya, salah rumus-kah?? harusnya TIDAK, ini perhitungan matematika biasa.. kenapa ya, bisa gagal begini..

Semalam, mimpi itu berulang kembali, membuat marah, dan frustasi..

Pagi, ini, mata masih berat, tetap harus melalui hari ini dengan bekerja seperti biasa. Berjalan kaki, melewati @double esspresso, tiba-tiba teringat WILG, pernah share hal yang sama, selalu bermimpi tentang labirin, segera ku pencet tombol2 di hape, tuk ajak ngopi pagi di cafe Keira.. tak terbalas sms-nya, pasti si WILG masih molor..

Masuk cafe, kuingin dapat senyum Keira seperti biasa, sambutan senyum plus rona merah jambu di pipi Keira, senyum default Keira, tak ku dapat pagi ini.. waduh tanda-tanda hari menyebalkan neh..

Aku ingin sebuah tanda. Tanda supaya aku merasa aman.  Tanda bahwa kamu membutuhkan aku?
Apa yang bisa kulakukan untuk mendapatkan tanda darinya? Tanda aku juga orang kepercayaannya?
Tidak ada tanda ia membutuhkanku. Dan entah iblis apa yang merasukiku, hingga aku harus menemukan tanda itu. Aku perlu tanda itu.
Setiap orang takut, untuk sesuatu. Kamu tidak akan mengerti... aku tidak ingin kecewa jika aku tidak mendapatkan satu dari sekian yang kucari.


Weleh-weleh, si sobat kecil juga lagi jutek cari tanda..

Keira, sini,
kamu ingin di butuhkan? oleh Glass??
kamu kepingin di percaya? oleh Glass??

Joli kasih tahu ya..
Bukan begitu caranya..,
apakah Glass akan membutuhkan dan percaya bila kamu hanya menunggu dan menjadi lemah, sakit lageee.. ck..ck.. come on baby..
Membina diri, itu yang selalu Joli bilang kepada diri sendiri, bila mau di hargai orang lain hargai diri sendiri, dengan membina diri. Bila mau di kasihi orang lain, kasihi diri sendiri dengan membina diri. Bila mau di percaya orang lain, percayai diri sendiri, dengan membina diri..

"Joli, STOP, jangan hakimi, don't judge me.." Keira tanpa menyembunyikan ketidaksukaannya..

"Ok-ok Sorry Kei, soo sorry.. "

Kami berdua berdiam dalam pikiran kami masing-masing..

Ku coba mengingat masa pacaran dulu, apakah juga mengalami yang Kei alami?.. iya, berbeda dikit, dulu ada ketakutan bukan tidak dipercaya atau tidak dibutuhkan, tetapi ketakutan bila di tinggalkan, ketakutan bila di khianati.. bahkan ketakutan akan hal itu-pun masih ada hingga sekarang. Bagaimana mengatasinya? bagaimana mengikatnya? supaya si dia tak lepas?
Membuat survey, apa penyebab kebahagiaan rumah tangga, dan apa penyebab kegagalan rumah tangga. Akhirnya ku menemukan rumus, bagaimana cara mengikatnya, yaitu dengan cara melepaskannya.

Jawaban yang sama bagaimana bisa di butuhkan? ya surveylah apa kebutuhan para lelaki. Kebutuhan para co adalah di hormati, kata alkitab dan menaklukan dunia (kata hai-hai), soo hormatilah lelaki dan lepaskan dia tuk taklukan dunia, tapi tetap ikat dengan cinta


"Joli, sorry ni mati listrik, cafe mau ditutup" kata Keira
"dan satu hal lagi, perlu Joli tahu, kita berbeda.." kata Keira lirih..
"Iya-iya Kei.. sorry-sorry ya.. Joli ni lagi jutek juga, mimpi buruk terus.."
"Emang mimpi apa Jol?"
"Math dapat nilai 20" jawabku spontan..
"ha..ha..ha... ha..ha.. ha...Joli, joli.." Keira ngakak..
"itu mah bukan mimpi buruk, biasalah.. kirain apa yang bisa Joli jutek, ternyata nilai 20, ha..ha..ha"
"EIT.. Kei jangan meremehkan ya.. itu persoalan berat buat Joli, very berat.."
"wis ah mau kerjo, golek upo.. dan satu lagi Kei.. kita memang berbeda" Joli kedipin Keira, dan uyek2 rambutnya..


"Dah dolan sana, biar nggak butek.."

Joli pergi ke kantor, jalan kaki, sambil pencet2 no hape, sms ke Minmerry.. "pls main ke cafe Keira, bila ada waktu, kayaknya Kei butuh temen"

 

minmerry's picture

Joli, bedanya

Joli : apakah Glass akan membutuhkan dan percaya bila kamu hanya menunggu dan menjadi lemah, sakit lageee.. ck..ck.. come on baby..

Keira : Sampai pada belokkan blok di ujung jalan menuju food store. Aku mulai merasakan perut ini bermasalah. Ada sakit yang sudah aku kenal. Menarik nafas, lalu kembali berjalan.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Keira mencari tanda. Bahkan sakit yang datang itu, tidak memberi Keira tanda sebelum melumpuhkan Keira. Keira sakit, tanpa sedikitpun tanda. Itu membuatnya bertanya-tanya dan sedih, apa yang membuatnya tiba-tiba sakit. Malam itu dia terus bertanya, apa yang salah dengan lambungnya? apa yang salah di dalam perutnya... Akankah ada sel cancer yang diwarisi dari papa, turun akan dirinya? Dia takut, akan sel cancer itu. Karena tidak ada tanda-tanda. Karena berulang kali tiba-tiba saja dia kesakitan hingga sekujur tubuh mendingin, di hari yang "biasa-biasa" saja.

Tidak ada tanda-tanda, dan umur manusia terus berjalan. Tanpa ampun. Salahkah Keira menuntut sedikit tanda?

Keira tidak membela diri.

Keira tahu, ada Joli yang selalu khawatir dengan dirinya. Cause Keira is her friend. (Dan caused Joli mimpi math dapet score 20. Hahaha.)

Friend itu hubungannya unik. Dan lucu.

Keira knows that, she cant push to be trusted or needed. So, even Keira sedang kesakitan, dia tahu Glass "tidak bisa" datang saat itu. Ada syarat dan puluhan prinsip untuk "berjalan" bersama Glass. Jadi, Keira sedang belajar sungguh-sungguh saat itu, jika kejadian ini terulang lagi, sakit ini merasuki dia lagi, siapa yang akan dia cari. Karena infeksi yang dialami Kei, menuntut Kei untuk "tidak mampu mengandalkan diri sendiri".

Keira bangun malam itu, menelepon Joli. "Jol... aku sakit... U think this is a cancer?"

Aku mendengar Joli ngakak, dan berjanji langsung menunju rumah sakit u temani Keira. Mencoba menghubungi Min, sepertinya Si Min sudah ngorok di rumah gaya Kodok Terbang, dengan kesal Joli menutup ponselnya.

Bagi Keira, "melepaskan" artinya melepaskan.

Itulah bedanya.

 

 

http://minmerry.com

 

__________________

logo min kecil

Tante Paku's picture

Tunggu tahun depan, ya Min?

Dennis, lu musti sabar nunggu taon depan.

Tulisan Min pasti lebih dahsyat dalam ketidakperawanannya hahahaha.....

Yakin deh, bulan depan si Min kan main "sinetron" KECIL-KECIL JADI PENGANTIN.....waow, kita tunggu tanggal tayangnya nih, di televisi mana ya mainnya? Wah pastinya masih rahasia tuh........?

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

hai hai's picture

Kei, tanda Yunus

kei, bila kamu minta tanda maka yang akan kamu dapatkan adalah kisah Yunus. Terserah kamu memilah-milah kisah itu.

Ketika orang bertanya apa yang kamu pahami dari kisah Yunus? Aku berkata, "Takkan lari gunung dikejar, gunung lari takkan terkejar!" Umumnya mereka tidak memahami ucapanku itu sebabnya banyak yang bilang aku ngawur. Sebagian kecil walau menilaiku ngawur namun menekan hatinya lalu bertanya, "Ceritalah!" Lalu aku bercerita:

Aku berdiri di gerbang, di jalanan, diujung gang dan di pos-pos siskamling bahkan di pasar-pasar dan tempat parkir lalu berteriak, "Bertobatlah! Pandangkah Allah, jangan memandang manusia. Berharaplah kepda Allah jangan berharap kepada manusia!" Mereka menunggu tanda. Aku tidak punya tanda karena aku hanya tukang cerita.

Lalu Yunus datang dan mereka pikir itulah tandanya. Namun mereka sama sekali tidak tahu bahwa Yunus berhati dengki, berjiwa picik dan berakal degil. Mereka hanya melihat Yunus namun sama sekali tidak melihat Allah. Mereka sama sekali tidak tahu bahwa Yunus berusaha membinasakan mereka. Namun aku diam seribu bahasa sebab aku tahu Allah itu setia.

Mereka mencari tanda dan yang mereka dapatkan adalah Yunus, nabi dengki berhati picik dan berotak degil. Namun nggak apa-apa, biarkan mereka menjalani hidup dengan cara yang sulit sebab Allah itu setia. Itu sebabnya walaupun Yunus lari namun dia tiba juga di Niniwe.

Kei, ketahuilah: Glass selalu datang dan dia ada ketika kamu menyangka telah kehilangan dia.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

minmerry's picture

@All

Confuse, confuse... confusing...

Hold on a second...Hold onnnn....

Thinking really2 harrdddddd.....

@Tante Paku : Loph u very much... (karena membela min dari si Ndut Pig...) muah muah...

 

http://minmerry.com

 

__________________

logo min kecil

noni's picture

dimana kamu sembunyi ?

Tanda...

Sign...

Mengapa begitu susah ditemukan?

Aku hanya minta 1 tanda Tuhan, bukan 2 atau 3 apalagi 4.

Semakin lama justru merasakan semakin jauh dari tanda-tanda akan memperoleh pertanda. Ah...menyebalkan. Berbeda dengan Keira, jika stress noni malah terpicu untuk makan lebih banyak. Gendut...gendut...gendut...! 

Ah...tanda...dimanakah kamu sembunyi ? Akankah akan muncul tanda sehingga pada akhirnya noni tahu jika dialah orangnya ??

Menyebalkan... menyebalkannnn.......!!

Sepertinya noni mesti ketemu Keira, biar sama-sama curhat dan diskusi. Mungkin bisa bikin sedikit lega.

__________________

smile's picture

Min : Kopi hitam

Hai...MM

Saya mampir untuk  pesen KOPI HITAM.........manis......gelas besar.....itu aja deh......

 

smile

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"