Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

FENOMENA KRITIS DAN PERBUATAN ALLAH YANG AJAIB

mariano nathanael's picture

Dalam ilmu fisika, dikenal suatu fenomena unik yang dinamakan fenomena kritis (Critical Phenomena). Fenomena ini sangat menarik karena fenomena ini menyebabkan perubahan secara drastis dan teratur dari seluruh bagian dari suatu benda atau partikel pada suatu kondisi tertentu yang unik. Setiap bagian bergerak dengan rapih seolah-olah sudah diatur. Prof. Yohanes Surya Ph.D menyatakan banyak contoh-contoh alami dari fenomena kristis ini dalam bukunya : MESTAKUNG : Rahasia Sukses Juara Dunia Olimpiade Fisika, penerbit Hikmah (PT Mizan Publika) tahun 2006. Contoh-contoh fenomena kritis dalam buku tersebut adalah :

1.      

Bukit Pasir

Apa yang terjadi ketika kita menuangkan pasir sedikit demi sedikit ke atas lantai? Ya betul, pasir akan membentuk suatu bukit pasir kecil. Jika kita terus menuangkan pasir, bukit pasir ini makin lama makin besar dan makin tinggi. Ketika bukit pasir mencapai suatu ketinggian tertentu yang kita sebut ketinggian kritis terjadilah suatu keanehan. Pada ketinggian kritis ketika kita menjatuhkan beberapa butir pasir, terlihat butir-butir pasir ini mengatur dirinya. Ada yang jatuh mengenai bukit pasir lalu bergulir terus dan berhenti di suatu tempat. Ada yang jatuh lalu mendorong butir-butir pasir lain untuk bergulir, butir-butir yang bergulir ini dapat mendorong butir-butir lain untuk bergulir juga sebelum berhenti pada suatu tempat. Ada pula yang hanya bergulir sedikit atau tidak bergulir sama sekali. Tiap butir pasir seolah-olah punya peran masing-masing. Mereka semua bekerja bersama-sama mempertahankan agar kemiringan bukit pasir tidak berubah. Aneh bukan? Sepertinya pasir-pasir ini punya otak untuk menghitung sehingga kemiringan bukit pasir tidak berubah.

2.      

Keanehan air

Ketika air dipanaskan dalam kondisi normal (tekanan udara normal), pada suhu sekitar 100 derajat celcius, air mulai mendidih. Pada saat mendidih, ketika air terus dipanaskan, perlahan-lahan air berubah wujud menjadi gas (uap air).

Apa yang terjadi ketika air dipanaskan pada tekanan sekitar 218 kali tekanan udara normal?

Pada kondisi ini air tidak mendidih pada suhu 100 derajat celcius. Ketika air ini kita panaskan hingga mencapai suhu 374 derajat celcius, terjadi keanehan. Air berada pada kondisi kritis, yaitu air mempunyai dua wujud cair dan gas secara bersamaan. Pada kondisi ini ketika suhu air dinaikan sedikiiiit saja, terjadilah proses pengaturan diri dalam molekul-molekul itu. Seluruh molekul air (tidak hanya satu, tetapi semua molekul) mengatur dirinya secara serentak mengubah wujud air menjadi uap air.

Di sini kita lihat molekul-molekul air bekerja bersama-sama mengubah air dari wujud cair menjadi wujud gas. Jika hanya satu molekul saja yang bekerja, peristiwa perubahan wujud ini tidak akan terjadi. Kondisi kritis telah mendorong semua molekul untuk mengatur dirinya lalu mengubah air menjadi uap air.

3.      

Suhu Curie pada magnet

Magnet juga memiliki fenomena kristis, yaitu ketika magnet dipanaskan sehingga mencapai suhu kritis yang disebut suhu Curie. Pada suhu kritis ini, ketika suhu bahan magnet dinaikkan sedikit saja, terjadilah fenomena kritis. Secara serentak seluruh komponen-komponen magnet dalam bahan ini bergerak sedemikian rupa sehingga sifat magnet dari bahan ini hilang. Bahan tersebut tidak mempunyai sifat magnet lagi

Masih ada banyak lagi contoh-contoh fenomena kritis di alam ini, tetapi ketiga contoh yang diangkat dibuku tersebut diatas dapat mewakili fenomena kritis untuk kita pahami. Fenomena kritis dalam fisika ini oleh Prof Yohanes Surya, Ph.D disebut fenomena MESTAKUNG, yang berasal dari singkatan : SeMESTA MenduKUNG. Buku yang ditulisnya ini adalah sebuah buku yang membangkitkan motivasi seseorang karena ketika seseorang mencapai sebuah kondisi kritis, maka akan terjadi sesuatu yang ajaib, sama seperti fenomena kritis dalam fisika. Segala sesuatu di sekitarnya akan berubah dan menjadi suatu dukungan yang positif. Hal ini hanya akan dapat terjadi setelah kondisi kritis tercapai. Sehingga kira-kira isi buku tersebut ingin mengatakan bahwa : Janganlah takut menghadapi fenomena kritis dalam hidupmu karena jika kamu tetap bertahan dalam fenomena kritis tersebut, kamu akan melihat bahwa segala sesuatu akan memberikan dukungan positif sehingga fenomena kritis tersebut akan bisa dilewati dengan ajaibnya. Bahkan, tempatkanlah dirimu dalam suatu kondisi kritis untuk mencapai hasil yang benar-benar maksimal.

Pemahaman Prof. Yohanes Surya ini berdasarkan dari peristiwa fisika dalam alam ini, dan dibuktikannya dalam mengantar Tim Fisika Indonesia menjadi juara pada Olimpiade Fisika tahun 2006 di Singapura.

Tema dari tulisan ini adalah melihat bahwa hukum-hukum rohani dinyatakan juga oleh hukum-hukum fisika, karena itu kita akan melupakan konsep Mestakung yang ditawarkan oleh Prof. Yohanes Surya Ph.D dan mulai melihat pengalaman rohani orang percaya di dalam terang Firman Tuhan.

Kita percaya bahwa kehidupan kita tidak pernah lepas dari tangan pemeliharaan Allah, bahkan sampai hal-hal yang sangat kecil sekalipun tidak pernah lepas dari pemeliharaanNya. Prinsip ini dinyatakan dengan baik sekali oleh Tuhan Yesus dalam Mat 10:29-30

Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya.

Meskipun demikian, dalam kehidupan kita kadang kala kita menghadapi permasalahan dan pergumulan, bahkan kadang-kadang pergumulan itu demikian besarnya dan beratnya sehingga rasa-rasanya hampir tidak bisa kita tanggung lagi. Betapa beratnya beban itu menghimpit, sehingga mau memuji Tuhan sudah tidak bisa lagi, bahkan mau berdoa juga susah, berseru juga sepertinya Tuhan tidak mendengar. Begitu kuatnya beban itu menghimpit hati kita sehingga rasanya kita tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Pernahkan saudara merasakan hal seperti itu dalam perjalanan hidup saudara?

Keadaan seperti ini dalam fisika disebut fenomena kritis. Ya, fenomena ini juga terjadi dalam hidup orang percaya, bukan hanya ada di fisika. Apa yang terjadi dalam fisika ketika fenomena kritis terjadi? Setiap bagian dari benda mengatur dirinya secara ajaib sehingga terjadi sesuatu yang berbeda. Demikianpun pengalaman rohani orang percaya. Pada waktu kita menghadapi ‘kondisi kritis’, maka orang-orang yang terus bertahan dan berserah kepada Allah akan melihat perbuatan tangan Allah yang ajaib. Mari kita lihat dua contoh dalam Alkitab mengenai hal ini :

1.      

Kehidupan Musa

40 tahun hidup berkelimpahan di tanah Mesir berakhir dengan suatu petaka sehingga Musa harus lari ke padang gurun dan tinggal dalam kesederhanaan. Misi yang tertanam di hatinya untuk membebaskan Israel dari perbudakan Mesir seolah-olah sirna dan masuk dalam kehidupan yang jauh dari misinya tersebut. Setelah bertahun-tahun hidup di padang gurun sambil berharap bahwa misinya akan dipenuhi, pada akhirnya terjadi kondisi kritis dalam kehidupan Musa. Kondisi ini dinyatakan oleh Musa sendiri dalam Mazmur 90:9-10

Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh. Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.

 

Ya, dari perkataan tersebut, kita tahu bahwa Musa sudah pupus harapannya pada misinya semula. Hidupnya sudah masuk kondisi kritis sehingga Musa mengeluh bahwa usianya hanya sampai 70 tahun saja, mungkin kalau kuat sampai 80 tahun. Inilah yang disebut kondisi kritis. Tekanan hidup yang sangat berat dialami oleh Musa. Tetapi lihatlah segi penyerahan Musa kepada Allah yang ditulisnya dalam ayat 12-17

12  Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

13  Kembalilah, ya TUHAN—berapa lama lagi? —dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

14  Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.

15  Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.

16  Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka.

17  Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.

Ayat-ayat diatas memperlihatkan penyerahan dan pengharapan di tengah-tengah beratnya beban hidup. Dan kita semua tahu, pada usia 80 tahun (yang disangkanya sebagai akhir usianya), Musa bertemu Allah dan diutus oleh Allah. Inilah yang disebut tetap bertahan dan berharap kepada Allah dalam kondisi kritis

2.      

Kehidupan Rasul Paulus

Rasul Paulus sendiri menuliskan kisah hidupnya dalam Alkitab, yang kita temui dalam kitab 2 Korintus. Sebagai contoh, mari kita lihat 2 Kor 1:8-10

8  Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami.

9  Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.

10  Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi,

 

Betapa berat kondisi Rasul Paulus sehingga dia merasa telah dijatuhi hukuman mati. Orang percaya yang sekaliber Rasul Paulus juga ternyata bisa putus asa, dan Rasul Paulus pasti tidak berbohong ketika menuliskan pengalamannya ini. Inilah kondisi kritis yang dialami Rasul Paulus. Meskipun demikian, di ayat 9 kita dapat melihat penyerahannya yang total dan pengharapannya kepada Allah. Peristiwa fisika dalam fenomena kritis ini dinyatakan juga dalam hidup Rasul Paulus. Mujizat terjadi, keselamatan Allah dari kematian yang begitu ngeri telah terjadi. Inilah orang-orang yang bertahan dalam kondisi kritis.

 

Bagaimana dengan kehidupan kita sendiri. Apakah ketika permasalahan, pergumulan, beban atau tekanan datang dalam hidup kita, apakah kita lalu mengeluh, apakah kita mencari jalan lain dari dunia ini atau apakah kita lari dari Tuhan, atau apakah kita menolak Tuhan, dll., dll., dll. ???

Kita perlu belajar dari hukum fisika tentang fenomena kritis dan perlu lebih banyak lagi belajar dari Alkitab, bahwa melalui fenomena kritis, kita akan melihat perbuatan Allah yang ajaib dalam hidup kita, asalkan kita mau tetap berharap dan berserah kepadaNya. Amin.

 

jesusfreaks's picture

@mario : SALAM KENAL YA...

Kamu unik juga, jadi teringat dengan ANTI SEHAT.

kamu dan ANTI SEHAT juga unik, kalian bisa jadi SOULMATE tuh.

 

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

antisehat's picture

@JF,Mariano: Kritis

thank you JF....

emang JF mantab dech... akhirnya saya tertarik blog nya

saudara mariano ini euy... hehe...

 

menurut saya:

manusia diharapkan Tuhan untuk menghindari titik Kritis,

karena acapkali titik Kritis itu "berbahaya"

contohnya: cerita 2 orang yang membangun rumah,

diatas batu dan pasir, siapa yang merencanakan

masuk titik Kritis...?

 

jadi menurut opini pribadi saya:

bersama Kristus...

menghindari Kritis lebih bijaksana daripada mengobati Kritis.

 

Sebelum Kritis, capailah titik aman (relatif),

bersyukur pada Tuhan Yesus Kristus,

lalu majulah dalam semua aspek kehidupan...

hehe...

__________________________

giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt

www.antisehat.com

 

mariano nathanael's picture

Titik Aman dan titik kritis

Saya setuju dengan mencapai titik aman, tetapi dalam satu atau dua hal harus diakui bahwa kadang-kadang titik kritis tidak bisa tidak harus dihadapi.

Atau adakah seseorang yang tidak pernah menghadapi titik kritis dalam hidupnya? Saya sama sekali tidak menyarankan untuk menempatkan diri sendiri dalam kondisi kritis (itu adalah saran dari buku MESTAKUNG-nya Prof Yohanes Surya), tetapi mau tidak mau pasti kondisi kritis ini harus dihadapi, disinilah penyerahan total kepada Allah sangat diperlukan