Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

FIRMAN dan firman

Felly Sotanto's picture
Saya punya sederetan ayat yang Anda pasti sudah mengetahuinya :
·   ay 3 : Berfimanlah Allah : “Jadilah ...” Lalu terang itu jadi.
·   ay 6-7 : Berfimanlah Allah : “Jadilah …” Dan jadilah demikian.
·   ay 9 : Berfimanlah Allah : “Hendaklah …” Dan jadilah demikian.
·   ay 11 : Berfimanlah Allah : “Hendaklah …” Dan jadilah demikian.
·   ay 14-15 : Berfimanlah Allah : “Jadilah …” Dan jadilah demikian.
·   ay 20 : Berfimanlah Allah : “Hendaklah …” Jadilah…
 
Selain ayat tersebut, saya punya yang lainnya, yang Anda pun pasti sangat familiar :
§ay 4 : Allah melihat bahwa terang itu baik.
§ay 10 : Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
§ay 12 : Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
§ay 18 : Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
§ay 21 : Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
§ay 25 : Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
§ay 31 : Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
 
Dari deretan ayat pertama, tampak bahwa setiap Allah mengucapkan sesuatu, terjadi. Setiap Allah berkata sesuatu, terjadi. Dan setiap Allah berkeinginan sesuatu dan keinginan tersebut mengalir keluar dari mulut Allah, maka keinginan tersebut terjadi. Bahkan setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah atau setiap firman yang terlontar dari mulut Allah menghasilkan sesuatu yang baik bahkan sungguh amat baik. Singkat kata, Allah menjadikan dengan Firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. Segala sesuatu tercipta atau terjadi hanya dengan firman atau ucapan mulut Allah.
 
Pada mulanya ketika Allah menciptakan langit dan bumi adalah sama dimana pada mulanya adalah Firman. Pribadi yang di sebut Firman ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu juga adalah Allah. Kemudian dalam proses perjalanan waktu itu Firman menjadi manusia dan diam diantara kita atau ditengah-tengah kita bahkan di dalam kita.
 
Dan setiap orang yang menerima dan percaya Firman sebagai pribadi yang hidup dan diam dalam kehidupan pribadinya maka Firman itu akan memberikan kuasa sehingga menjadi anak-anak Allah. Artinya mewarisi sifat-sifat Allah. Artinya kalo Firman itu yang adalah pribadi Allah yang setiap perkataan yang keluar menghasillkan sesuatu, maka setiap orang yang Firman yang adalah Allah tinggal dalam kehidupannya mestinya bisa menghasilkan sesuatu atas setiap perkataan yang keluar dari mulutnya. Hal ini di pertegas dengan pernyataan, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”.
 
Allah sangat menjamin bahwa, “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya”.
 
Firman Allah tidak mungkin gagal. Tapi kenapa ya kita sering gagal ???

Sebuah pernyataan mengungkapkan bahwa “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”. Tampaknya ada korelasi dari iman dan firman. Jadi iman itu ada karena firman, dan firman itu menjadi iman yang terwujud kalo kita punya iman dengan mendengarkan firman. Firman menjadikan iman bertumbuh, dan iman menjadikan firman menjadi nyata. Jadi setiap keyakinan-keyakinan kita menjadi nyata ditentukan oleh perkataan-perkataan yang terekam dalam dimensi bawah sadar kita. Gak heran pernyataan lain mempertegas bahwa, “Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu”. Itulah FIRMAN + IMAN. 

 

Sumber : http://pikirankristus.blogspot.com/2010/05/firman-dan-firman.html