Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Hutang budi

smile's picture

Tulisan ini terinspirasi dari sinetron, yang mungkin dianggap sebagai suatu hal yang tidak berguan dan membangun iman kita

Mungkin dianggap juga sebagai racun yang meracuni kehidupan keimanan kita.

Tapi karena sinetron itulah saya merasa diberkati....dan bisa menulis blog ini

Blog ini dibuat atas sebuah adegan dan kalimat yang terucap dari para pemainnya, kira - kira begini :
“Apakah kamu tahu, bahwa kamu selamat dari kecelakaan itu karena diselamatkan oleh aku?

"Kalau tidak ada aku mungkin aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada kamu.”

Akan tetapi istri sang suami mengatakan : “ Yang menyelamatkan adalah Tuhan, bukan hanya kamu semata, semuanya itu tidak terlepas dari campur tangan Tuhan, dan suami saya masih hidup karena Tuhan belum menginginkan dia mati."

Tuhan lah yang menaruh belas kasih dan menyelamatkannya melalui kamu…..”

Itulah yang membuat dan menginspirasi saya menuliskan blog ini….karena kadang kita menghilangkan Tuhan sama sekali, dan menganggap hanya manusia yang menolonglah yang menyelamatkan hidup kita.

Dibawah ini adalah beberapa kisah dan kasus yang terjadi dalam kehidupan kita

Kisah dan kasus pertama
Ketika sesorang diselamatkan dari kecelakaan, yang akhirnya dengan peneyelamatan itu dia selamat, maka ada beberapa orang yang langsung menganggap kalau dia telah diselamatkan oleh orang yang menyelamatkannya.
Dia akan berhutang budi, dan menganggap si penolong sebagai dewa penolong, apa yang akan terjadi bila tidak ada orang yag menolong itu, mungkin dia sudah mati.Dan mungkin seumur hidup orang tersebut akan merasakan kalau dia hidup karena pertolongan dari orang itu.

Kisah dan kasus kedua
Seseorang yang dibantu keuangannya, misal anaknya jadi tidak dikeluarkan oleh sekolah karena tidak membayar uang spp dalam jangka waktu cukup lama, anak tersebut jadi tetap bisa sekolah dengan dibantu oleh orang yang menolongnya, maka baik orang tua maupun anak yang ditolong tersebut akan merasakan hutang budi dan menganggap kalau orang budiman dan dermawan yang telah menolongnya adalah seorang dewa penolong buat dirinya, dan orangtuanya, sehingga dia masih bisa melanjutkan sekolahnya tanpa harus dikeluarkan.

Kisah dan kasus ketiga
Seseorang yang dililit hutang dan hendak dianiaya dan disiksa oleh para debt collector, ataupun karena hutang hutangnya bisa dijebloskan kepenjara, akan tetapi karena kemurahan sesorang, dia tertolong dan diselesaikan semua hutang hutangnya sehingga selamat, dan terbebas dari segala bentuk hukuman, dan orang tersebut akan merasakan kalau orang yang menolongnya tersebut adalah dewa penolong yang telah menyelamatkan hidupnya.

Kisah dan kasus keempat
Seseorang yang tinggal dipinggir jalan, tidak mempunyai apa apa, diambil oleh seorang baik hati, diberi segalanya, dan boleh tinggal dengan sipenolong, serta diberi pekerjaan sampai akhirnya bisa hidup layaknya manusia, maka orang tersebut akan menganggap kalau orang itu adalah satu satunya “jalan” yang menolong, satu satunya cara yang membuat dia selamat dari kerasnya kehidupan, dan menganggapnya sebagai dewa penolong, atau penolong sejati dalam hidupnya.

Kisah dan kasus kelima
Seseorang yang sakit keras, diselamatkan karena ada yang mendonorkan bagian tubuhnya, sehingga orang yang sakit bisa tertolong, ataupun menyumbangkan darahnya yang langka, sehingga orang yang sakit bisa tertolong, tentu saja akan menganggap kalau orang yang menolongnya tersebut adalah malaikat penolong, yang harus selalu diingat kebaikan nya, dan harus dianggap yang terutama, karena olehnya sisakit dapat hidup, dan tanpa sipenolong dia yakin kalau dia akan mati.

Semuanya itu hanya contoh dari semua kisah dan kasus yang terjadi didunia yang fana ini.
Kita boleh saja berterimakasih, dan membalas kebaikan sang penolong dengan kebaikan, karena kita tentunya mempunyai hati nurani dan budi pekerti, serta sopan santun dan kepekaan diri.
Akan tetapi, kemanakah fungsi dari Tuhan itu  pergi?
Tahukah kita bila apapun yang kita hadapi, Tuhan tak pernah memalingkan pandanganNya, perhatianNya, barang sekejap dari kita?

Sekali kali tidak. Apa yang kita alami, apa yang kita dapat, dan apa yang kita terima serta kita peroleh semuanya adalah atas seijin Tuhan, dan karena belas kasihNya kepada kita.
 

Bukan manusia yang menyelamatkan, Tapi Tuhan.
Tuhan tentu saja bisa menggerakan apa saja untuk kita, tanpa kita sadari, dan tanpa bisa kita terima dengan nalar kemanusiaan kita.

Tulisan ini dibuat, sebagai suatu sharing, bahwa apapun yang kita alami, penderitaan apapun yang kita hadapi, sekeras apapun kehidupan yang kita rasakan, kepahitan apapun yang selalu menyertai kita, semuanya itu atas sepengetahuan Tuhan, dan tak pernah sekali kali Tuhan meninggalkan kita sorang diri dalam keadaan yang jatuh tersungkur.

Rencana Nya indah buat kehidupan kita pada waktunya….
 

Janji Tuhan seperti fajar pagi hari….
Yang tiada pernah terlambat bersinar
Maupun seperti sungai yang mengalir…
Mengaliri terus kehidupan kita dengan kasih dan kemurahanNya.
Manusia hanya manusia….yang meolong dengan suatu batasan….sedangkan Tuhan tanpa batas………..indah……..dan sempurna……

By smile
September 2009

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

joli's picture

Nggak pernah ber HUTANG budi

Suatu hari, seorang majelis gereja berkata, "Joli kamu enak tidak pernah berhutang budi dengan pak Pendeta, jadi bisa netral, bahkan berbeda pendapatpun tidak masalah bagimu. Hutang budi membuat kita tidak berkutik"

Joli katakan, selama ini Joli berusaha menjadi orang yang TAHU budi, bukan seorang yang ber-HUTANG budi.

Sejak kecil,

sekolah di biayai oleh Om,

hidup dipelihara Nenek,

menikah di bantu rombongan teman-teman, mereka arrange mulai kamar manten, acara, jas mas Paul juga di berikan oleh seorang sahabat berlabel "roti gita", mobil manten bermerk "roti Queen"

punya anak, Clair nongol sebelum waktunya, seorang sahabat yang menyediakan dana untuk menebus si jabang bayi.

punya rumah, di hutang paman-nya teman mencicil sak punya-nya.. aneh bukan? paman-nya teman tidak kenal kami tetapi percaya kepada kami.

.......

.......

Sekarang..

Kami sudah mulai bisa berdiri tegak, cukup berlebihan untuk berbagi. Ketika anak si Om yang dulu membiayai Joli menikah, Mama Joli mengingatkan bahwa Joli pernah HUTANG budi, sekarang waktunya membayar-nya. Sempat termenung sejenak, bagaimana mesti bayar hutang budi, wong sepupu Joli yang menikah duitnya lebih banyak dari kami? Lalu Joli jawab ke Mama, Mam, Joli TAHU budi dan akan mengingatnya sampai mati, tetapi Joli tidak berhutang budi. Sama seperti yang sekarang kami lakukan bila membiayai sekolah para keponakan dan beberapa naka orang lain, kami TIDAK PERNAH menghutangkan budi, tidak akan pernah menunggu bayarannya...

Perannya Tuhan dimana? ya dimana-mana lah.. wong DIA SANG SUTRADARA.. makanya Joli nggak pernah merasa berHutang dan mengHutangi budi, juga belum pernah ber-investasi di bank budi.. mungkin suatu saat..

 

 

antisehat's picture

ci Joli: mungkin...

mungkin begini...

jangan berhutang,

jika kudu berhutang, pastikan hutang untuk kemajuan dan pastikan bisa bayar,

sebab sesuatu jadi hutang jika sudah melebihi tanggal jatuh tempo,

kalo bayar pas jatuh tempo,

itu namanya pinjaman, belum hutang...

masih bisa dibenarkan kalee...

___________________________ 

giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt

www.antisehat.com

 

iik j's picture

@smile, tepat waktu

TUHAN TEPAT WAKTU.

itu inti yang kudapat dari tulisan smile. Seperti yang terjadi padaku dulu

  • Kecelakaan kerja
  • Habis masa kontrak kerja
  • Orang tua berantem melulu
  • Ditinggalkan teman dekat
  • Terancam pengangguran
  • Tidak ber-tuhan
  • Di persimpangan jalan untuk memilih 'satu kepercayaan'

Tuhan penolongku, mengirimkan 1 orang yang memberitakan Injil Keselamatan kepadaku yang mengubah hidupku sejak hari itu

dan... selamatlah aku...

 

 

passion for Christ, compassion for the lost