Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

JANGAN MENIKAH hanya karena . . . . . . . .

Purnomo's picture

kebelet.
Ha ha ha ha.
Husss !


**1. HARTA
         Tersirat dalam iklan tivi, kebahagiaan adalah jika kita punya rumah bagus dengan perabot moderen, mobil sport dengan kamera mini di bumper depan-belakang, hape seri terakhir, bisa pesiar keluar negeri. Tetapi jangan sekali-sekali menikah hanya karena ingin memiliki harta PH (pasangan hidup). Tidak ada gunanya hidup bergelimangan harta tanpa cinta. Harta dapat datang dan pergi setiap saat. Selain itu, apa kita juga tahan dikocok cemoohan dari mertua dan seluruh keluarganya?

         Sebaliknya kalau kita kaya, jangan merebut hati kekasih dengan iming-iming harta. "Cinta" yang sesat dan sesaat dapat diperoleh setiap saat. Tapi cinta yang sejati tidak dapat dibeli dengan harta.

         Kalau sekarang Anda mempunyai kekasih yang kekayaannya jauh di atas ortu, cobalah menyelidiki dasar cinta yang Anda miliki. Karena hartanya atau tidak? Kalau tidak, jalan terus. Punya PH kaya nggak dilarang Alkitab kok. Tetapi jangan berkecil hati bila kekasih Anda saat ini gajinya nggak lebih dari UMR. Kalau dia rajin bekerja, jujur, dan punya cita-cita jauh ke depan, wow dia calon hartawan lho. Kipasi semangatnya, dan kalau bareng ke mol jangan merengek minta dibeliin baju!


**2. KESEPIAN
         Cinta lokasi yang muncul karena kesepian tidak hanya terjadi pada artis sinetron. Kita juga bisa kena cinta macam beginian. Karena di kantor cewek yang ada hanya satu, yaaaa itulah jodoh gue. Karena di persekutuan pemuda hanya dia satu-satunya cowok yang mau nganterin gue pulang, gue yakin itu jodoh yang Tuhan sediakan. Nanti dulu, guys. Jangan asal menikah dengan dasar “daripada nggak sama sekali”, karena pernikahan di depan altar gereja bukan kayak kontrak rumah yang bisa dibuat tahunan. Cobalah datangi lokasi-lokasi lain untuk sight seeing. Bila perlu hadirilah acara-acara pemuda di gereja lain. Kalau memang Tuhan nggak sediain, jauh lebih baik hidup ngejomblo seumur hidup daripada menikah tetapi tetap merasa kesepian walaupun tinggal serumah dengan seorang PH.

         Memang ada peribahasa yang bilang “witing tresno jalaran kulino”. Puji Tuhan kalau si tresno muncul setahun kemudian. Tetapi bagaimana jika cinta baru muncul pada saat kamu berdua sudah lanjut usia? Rugi besar! Kamu nggak lagi bisa bareng-bareng pergi tamasya, atau bareng makan steak, atau sharing pengalaman-pengalaman di tempat kerja atau gereja karena sudah mulai pikun. Paling yang bisa dilakukan dengan seru adalah sharing gigi palsu kalo lagi jajan bakso di mol. Gimana nggak sharing kalo hanya punya satu gigi palsu untuk dipakai bersama.

         Peribahasa Jawa itu tidak salah, karena maksud sebenarnya adalah cinta bisa muncul karena seringnya dua orang bertemu sehingga bisa makin mengenal kelebihan dan kekurangannya. Dan cinta yang dimaksud adalah cinta sebelum pernikahan.


**3. KECANTIKAN
         Siapa sih yang nggak senang jalan bareng sama co ganteng atau ce cantik? Semua mata memandang kita dengan rasa iri. Kita bangga banget seperti juara yang berjalan di antara mereka yang telah kita kalahkan. But be careful, cing! Ada susahnya juga punya kekasih yang punya kecantikan papan atas. Hati selalu kuatir kalau ada orang yang menculiknya dari sisi kita. Tetapi kalau dia juga mencintai kamu dengan sepenuh-penuh hati, udah deh, nggak usah kuatir, be happy.

         Tapi jangan lupa untuk menguji komponen cintamu. Apa hanya karena kecantikannya itu yang bisa luntur termakan waktu? Atau karena kamu melihat ia juga punya kecantikan batiniah dari Tuhan?


**3. KASIHAN
         Pada mulanya ia datang untuk curhat karena kita adalah satu-satunya orang yang dipercayainya. Mendengar semua berita duka yang bergalau dalam kehidupannya, kita pun kasihan kepadanya. Sampai di sini kita tidak bisa disalahkan karena mempunyai rasa iba adalah watak yang baik. Tapi kita tidak boleh menjadikan rasa kasihan ini menjadi dasar pernikahan. Kasihan dapat habis, tapi kasih tidak berkesudahan. Dasar pernikahan adalah kasih, bukan kasihan.

         Bagi mereka yang sudah bersuami/isteri, adanya orang curhat yang diresponi rasa kasihan yang overdosis berpotensi menuntunnya ke perselingkuhan. Perselingkuhan yang muncul bukan karena suami/isterinya telah mengecewakannya, tetapi karena ada seseorang yang begitu memercayainya, begitu menuruti semua nasehatnya tanpa membantah, begitu sengsara hidupnya. Kebanggaan yang terus menggembung karena ada orang yang (seolah-olah) tidak bisa melanjutkan kehidupan tanpa bantuannya membuat dia mabok sehingga tanpa disadari ia telah merusak hidup perkawinannya sendiri.



**4. SEX
        Memang sex itu suci dan penting dalam hubungan suami-istri, namun tidak boleh menjadi tujuan utama pernikahan. Sex hanyalah salah satu bagian dari pernikahan. Orang yang hanya mengejar kenikmatan sex akan kecewa dan terjerat oleh kesusahan yang diciptakannya sendiri.

        Jangan menikah dengan prinsip “Daripada gue berzinah, bagusan gue menikahi seseorang”. Ini dosa, karena kita menurunkan martabat suami/isteri kita ke titik nadir. Hiii, ngeri.




**5. PAKSAAN
        Seorang anak harus menuruti orang tuanya, namun dalam batas-batas yang telah digariskan oleh Tuhan. Kalau ortu menganjurkan kita berteman dengan seseorang yang di-highly recommended olehnya, it’s no problem. Tetapi no way bila ortu yang menentukan siapa yang harus kita nikahi. Yang nikah ‘kan kita, bukan papi or mami. Biar kekasih kita cuma lulusan SMP kecamatan, punya hobi setiap tahun berganti rumah (karena ngontrak), wajahnya mirip bintang film iklan obat diare, tetapi kalau kita cinta dia, ortu minggir dong. Berdoalah dan berikanlah penjelasan kepada mereka, jangan dengan perang frontal.

        Tetapi apa yang bisa kita lakukan bila suatu malam papi sambil nangis bilang begini, “Nik, mobil baru yang tahun lalu papi beli buat kamu dan renovasi rumah ini, uangnya papi comot dari kas kantor. Atasan papi udah tau dan ia mau membawa perkara ini ke pengadilan agar ia bisa menyita mobil dan rumah ini. Kecuali, kalo kamu mau jadi isteri ketiganya.” Duh, ini big problemo bagai makan buah simalakama. Tidak dimakan bapak tergeletak, dimakan matilah awak. Bagusan temui pendetamu untuk minta nasihat.

        Paksaan juga bisa datang dari pacar. Begitu dia tahu kita tidak bisa membawanya ke tahap “going steady” dia mengancam mau bunuh diri. Ini jurus kuno untuk memenangkan cinta. Walau kita sering melihat orang naik ke tower sutet untuk bunuh diri tetapi enggak terjun-terjun sampai berjam-jam, lebih bijak untuk berhati-hati menghadapi ancaman ini.



**6. MENYAMBUNG KETURUNAN
        Sudah tidak jamannya lagi lelaki menikah untuk menjaga kelangsungan nama marga atau “klan”nya (partrilineal). Mobilitas tinggi yang mengakibatkan banyaknya kawin antarmarga membuat adat ini tidak populer lagi.

        Tetapi, sisa-sisa adat ini masih tersisa dalam bentuk “gue kawin untuk dapat anak”. Untuk melanggengkan nama marga? Ah, enggak. Lalu buat apa harus punya anak? Ntar kalo gue udah tua nggak bisa kerja lagi siapa yang ngidupin gue kalo nggak anak sendiri? So, bisa saja seseorang menikah hanya untuk mempunyai anak yang nanti sedari kecil dicuci otaknya agar bersedia menjadi deposito di masa tuanya. Bukankah saat ini masih umum anak dipersiapkan sebagai sebuah investasi?

        Nggak ada salahnya jika Anda mulai menyelidiki apakah keinginan di atas juga ada dalam hati kekasih Anda. “Yang, gimana kalo nanti setelah 5 tahun kita nikah, kita belum juga dapat anak? Setuju nggak kalo kita ambil anak panti? Di sana malah kita bisa milih sendiri warnanya, hair style-nya, matanya yang sipit apa yang kayak bola pingpong.” Sedih lho kalau dipensiun sebagai isteri gara-gara nggak bisa punya anak. Dan kasus ini sering terjadi dan menjadi alasan yang ‘halal’ untuk sebuah perceraian.

**7. BALAS JASA
        Bukan mau negative thinking, tetapi berwaspada bila ada seorang teman lawan jenis yang orang tuanya begitu baik sama kamu dengan sering memberikan hadiah. Bisa itu berupa pakaian luar en dalam, membayari uang kuliah sampai lulus sarjana, menyediakan kos gratis sekalian kateringnya. Biar kamu hidup berkekurangan jangan mau di”ijon” karena kamu bukan pohon rambutan atau durian.

        Orang yang telah berbuat baik perlu dibalas, tapi tidak dengan pernikahan. Karena nanti yang kamu dapat bukan isteri/suami, tetapi “bigboss” dengan kontrak kerja seumur hidup tanpa upah. Bukankah kamu sudah dibayarnya di depan, seperti layaknya listrik prabayar?

**8. USIA
        Bila usia sudah mendekati 30 tahun dan teman-teman sudah berpasangan, orang (terutama wanita) mulai gelisah. Banyak orang akhirnya "asal tabrak dan sikat" karena kejar tayang atau takut dirinya expired. Hal ini mungkin terjadi karena yang bersangkutan masih belum melepaskan diri dari adat-istiadat yang merendahkan status perempuan yang tidak menikah. Ia dianggap banyak kekurangannya, mungkin fisik mungkin perilaku, sehingga tidak pernah bisa masuk ke dalam bursa calon isteri. Tentunya ini juga membuat keluarganya malu karena jadi pergunjingan tetangga sehingga diam-diam mengiklankan anaknya, bahkan pakai bonus “rumah kpr-bebas-cicilan” dan “voucher-belanja-seumur-hidup”.

        Jangan goyah terhadap pergunjingan itu. Sabar dan yakinilah bahwa Tuhan sudah menyediakan yang terbaik untuk Anda. Bisa juga yang terbaik itu adalah hidup melajang agar Anda bisa lebih banyak berkarya di ladang pelayanan-Nya.

        Tentunya uraian di atas tidak bermaksud membuat Anda alergi menikah. Tetapi untuk mengingatkan jangan menikah tanpa pengertian dan persiapan dengan tindakan yang nyata. Menikahlah menurut pola rencana Tuhan. Daripada salah dan mengundang derita, lebih baik tidak menikah. Dan ini tidak berdosa.

        So, let’s pray for it.



Thank God, untuk . . . . 
kemerdekaan menjalani hidup;
keleluasaan mengejar karier;
waktu melimpah untuk hang out;
tidur nyenyak tanpa dengkuran;
kemewahan menikmati kesendirian;
dan banyak lagi yang terlalu panjang untuk disebut.

       Tuhan, beri kami kesabaran untuk . . .
       tidak kurang ajar menghadapi tuntutan ortu;
       selalu tersenyum bila ditanya ’mengapa keenakan melajang’;
       tidak mengejek teman-teman yang curhat tentang kesulitan rumah tanganya.

Tuhan, beri juga kami kekuatan untuk . . .
tidak melepas masa lajang hanya karena everybody does;
tidak melepas masa lajang karena takut stigma perawan tua;
tidak melepas masa lajang karena dianggap menghalangi pernikahan adik kami;
tidak melepas masa lajang karena terlanjur berbadan dua;
tidak melepas masa lajang untuk bayar utang.

       Dear Lord Jesus . . . .
       Ijinkan kami menikmati kesendirian kami,
       dan merelakannya pergi pada waktunya.
       Atau bila Kau anggap kami terlalu egois bersenang-senang sendiri,
       berikan kami teman untuk berbagi kesenangan.
       The good one of course, if You don’t mind . . .


** gambar diambil lewat google sekedar ilustrasi.

Zakheus's picture

Hmmmmm

Thx Pak Pur utk nasihatx, saya akan mengingatnya sampai Tuhan ijinkan saya melepas kesendirian ini pada waktunya..