Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kamus Lengkap! Benarkah?

dianpra's picture

(Tulisan dibawah merupakan ringkasan dari artikel berjudul "Diilhami Oleh Sang Guru" yang ditulis oleh Pamusuk Eneste, editor senior sebuah penerbit di Jakarta)

Terdapat beberapa jenis kamus yang beredar, diantaranya adalah kamus dwibahasa (seperti kamus Inggris-Indonesia), kamus ekabahasa (kamus Bahasa Indonesia), kamus ungkapan, kamus untuk suatu bidang tertentu , kamus sinonim, dll.

Kebanyakan kamus diatas, bahkan bisa dibilang semua, mengklaim diri mereka dengan frasa "kamus lengkap". Tapi pada kenyataannya, kamus-kamus tersebut tidak hanya tidak lengkap, tapi juga memiliki banyak kekurangan. Fenomena tersebut bisa kita temukan dalam kamus sinonim Bahasa Indonesia berjudul Tesaurus Bahasa Indonesia (TBI) yang disusun oleh Eko Endarmoko.

Kamus susunan seseorang yang pernah terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Sastra UI tahun 1980-an ini, tidak luput dari kekurangan. Ironisnya, salah satu kekurangan itu justru terdapat pada keunggulan yang ditawarkan oleh kamus ini.

Terdapat beberapa keunggulan yang ditawarkan oleh kamus ini. Pertama ialah bahwa sinonim untuk setiap kata disusun seturut abjad. Contoh: kata abad mempunyai sinonim daur, era, kala, kurun, masa, periode, zaman. Keunggulan kedua ialah adanya label kata serapan (Arab, Bali, Belanda) dan label ragam bahasa (arkais, cakapan, kiasan, dsb) yang berperan sebagai keterangan di belakang kelompok padanan kata. Kemudian keunggulan yang terakhir adalah adanya timbal balik antara satu kata dengan kata yang lain. Misalnya, kata eks mempunyai sinonim bekas dan mantan, di halaman lain, kita akan jumpai kata-kata bekas dan eks sebagai sinonim dari kata mantan.

Nah, pada keunggulan yang terakhir inilah, kekurangan kamus ini terlihat. Pada kata abnormal kita dapati padanan kata asing, sedang dihalaman lain, kita tidak akan menemukan kata abnormal yang berperan sebagai padanan kata asing.

Tidak adanya kata-kata yang banyak digunakan masyarakat menambah panjang daftar kekurangan kamus sinonim ini. Tidak adanya kata WC sebagai sinonim dari toilet dan kata-kata populer lain seperti mudik, telepon genggam, ponsel, dan hape adalah bukti tidak sempurnanya kamus ini.

Selain itu juga ditemukan kekurangan lain seperti penulisan yang salah (kata objek ditulis dengan obyek) dan kerancuan dalam masalah arti. Contoh: sastrawan yang mempunyai padanan kata ahli sastra, dianggap tidak tepat oleh penulis artikel yang saya ringkas ini. Menurutnya, kata sastrawan akan lebih tepat jika mempunyai padanan kata pengarang sastra.

Mungkin kekurangan-kekurangan itu disebakan karena kamus ini hanya dikarang oleh satu orang sehingga sang pengarang tidak mempunyai pikiran pembanding.

Namun demikian, TBI seharusnya kita terima dengan gembira, karena kamus ini adalah kamus yang pertama disusun sejak kamus sejenis terakhir muncul pada tahun 1976, yakni Kamus Sinonim Bahasa Indonesia Harimurti Kridalaksana.

hai hai's picture

Kamus Lengkap? Lengkap!

dianpra,

Saya setuju dengan tulisan anda tentang kamus. Namun, saya tidak setuju kalau anda tidak setuju, bahwa kamus-kamus yang beredar saat ini lengkap. Maksud anda kamus-kamus yang sekarang tidak lengkap?

Kebetulan, beberapa hari yang lalu saya ke toko buku, melihat-lihat kamus. Saat itu, saya sempat memeriksa beberapa versi kamus bahasa Indonesia, menurut saya, semua kamus yang dijual memang dalam kondisi lengkap. Ada sampulnya, ada isinya. Ketika saya melihat halaman dalamnya, juga lengkap semua. sistematika penulisannya juga lengkap. Ada halaman judul, daftar isi, kata pengantar, pendahuluan dan isi.

Setelah membaca tulisan anda, saya lebih yakin lagi bahwa semua kamus yang dijual itu lengkap. Anda sendiri yang bilang, ada kelebihannya, ada kekuarangannya, bahkan ada benarnya dan ada salahnya. Benar-benar lengkap kan?

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

dianpra's picture

Salah Terima

hai hai,

Di bagian paling atas tulisan, saya sudah ukirkan bahwa tulisan saya ini adalah ringkasan dari tulisan Pamusuk Eneste. Jadi, saya sama sekali belum/tidak bilang kalau kamus yang sekarang tidak lengkap atau dengan kata-kata lain, Pamusuk Eneste lah yang mengatakan bahwa kamus yang ada sekarang tidak lengkap.

Meski begitu, di sini sekarang saya katakan bahwa agaknya saya setuju dengan pendapat Pamusuk Eneste, mengingat ungkapan "Tidak ada yang sempurna di dunia".

Dan jika Anda masih tidak setuju, berarti pandangan kita mengenai "kelengkapan" itu berbeda. Betul 'kan?

Bin Nun's picture

bung dianpra...

selamat berkenalan dengan hai-hai... hahaha.... sebenarnya kita sama-sama tahu maksudnya apa... cuma gaya bahasanya itu kalo cuma sekali dibaca suka bikin orang salah paham... dan gak mudeng... Kalo saya yang ditawari kamus seperti itu... "Silahkan Pak, ini Kamus lengkap Pak!" ... saya cuma bilang... Kalo ndak lengkap gimana? Saya cari kamus yang ndak lengkap aja dik... ada?

 

BIG GBU!

 

Josua

Indonesia-saram's picture

Bukan Dikarang

Sedikit meralat saja, rasanya sebuah kamus bukan dikarang, melainkan disusun. Kalau dikarang, wah, sulit dijadikan acuan, bukan? Jadi, yang lebih cocok itu disusun.

Dari prosesnya, tim yang dibentuk mulai mengumpulkan data -- data KBBI kalau tidak salah dikumpulkan oleh 31 orang, lalu mulai mengolahnya, dan kemudian disusun sebagai kamus.

Tapi, jujur saja, saya jadi tertarik untuk memperoleh Kamis Tesaurus itu. Maklum, pengen tahu, apakah saya bisa menemukan Brontosaurus di situTongue out


"Karena bahasa Indonesia dahulunya adalah lingua franca"

__________________

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.