Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kegerakan Hujan Akhir

Joseph Wise Poriman's picture

Seringkali kita berpikir bahwa untuk mencapai kesempurnaan itu sepertinya begitu sulit, sebab kesempurnaan itu sepertinya aaa..mat jauh dari kehidupan kita yang masih penuh dengan segala kekurangan. Tetapi sebenarnya tidaklah demkian, sebab Bapa sendiri nantinya yang akan menjangkau kita sehingga kesempurnaan itu akan menjadi dekat. Untuk itu kita akan melihat sebuah ayat yang terambil dari Kejadian 46 : 5 “ Lalu berangkatlah Yakub dari Bersyeba, dan anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri mereka, dan mereka menaiki kereta yang dikirim Firaun untuk menjemputnya. “

Satu ayat yang cukup sederhana, yang menerangkan bagaimana keadaan Yakub saat ia pindah dari Kanaan menuju Mesir. Disebutkan mereka ini berangkat dari Bersyeba ke Mesir. Mengapa mereka harus berangkat ke Mesir ? Mengapa ia mau berangkat ke Mesir beserta isteri dan anak-anak serta cucu-cucunya ? Sebab di Mesir mereka bisa mendapatkan pemeliharaan Firman. Karna di Mesir ada satu tempat yang disebut Gosyen, dimana saat itu sedang terjadi kelaparan di seluruh bumi kecuali di Mesir. Lalu mengapa Mesir tidak mengalami kelaparan ? Sebab di Mesir ada Yusuf. Yusuf yang membuat Mesir menjadi negeri yang berlimpah-limpah dengan gandum, sehingga kita bisa melihat bagaimana Yusuf memelihara ayahnya dan saudara-saudaranya.

Kejadian 47 : 12 “ Dan Yusuf memelihara ayahnya, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya dengan makanan. “

Yusuf memelihara mereka dengan makanan ( gandumnya Yusuf ). Inilah tujuan bagi Yakub untuk berangkat ke Mesir dan menetap di Gosyen, supaya hidup mereka bisa terpelihara oleh gandum Yusuf. Jadi :

GOSYEN MERUPAKAN TUJUAN PERJALANAN YAKUB & KELUARGANYA

Kejadian 47 : 6b “….biarlah mereka diam di tanah Gosyen. Dan jika engkau tahu di antara mereka orang-orang yang tangkas, tempatkanlah mereka menjadi pengawas ternakku. “

Pengawas ternak di dalam Terjemahan Lama disebutkan gembala dan itu ditetapkan di Gosyen. Itu sebabnya, tanah Gosyen ini merupakan tanah penggembalaan. Di sana terjadi penggembalaan domba-domba, dan di sana juga terjadi pemeliharaan makanan oleh gandumnya Yusuf. Dan inilah sasaran yang mau dicapai oleh Yakub dan anak-anaknya serta cucu-cucunya.

Jadi tujuan Yakub dan keluarganya berangkat ke Mesir adalah :

1.Untuk mendapatkan penggembalaan, sebab mereka menetap di tanah Gosyen dan tanah Gosyen adalah tanah penggembalaan. Dalam prakteknya: kalau kehidupan kita mau meningkatkan kerohanian kita, maka berikanlah dirimu untuk digembalakan.
2.Untuk mendapatkan pemeliharaan makanan lewat gandum Yusuf.

Gandum Yusuf ini menunjukkan pada Pengajaran Firman Tuhan yang menyempurnakan. Mengapa disebutkan demikian ? Sebab pada waktu Yusuf lahir, Rahel berkata : “Tuhan telah menghapuskan aibku.” Aib itu menunjuk pada cacat cela, kekeliruan, dan kekurangan kita tetapi dengan hadirnya Yusuf dalam kehidupan Rahel menghasilkan Rahel memberikan kesaksian : “Tuhan telah menghapuskan aibku. “Bagaimana dengan kita ? Hadirnya gandum Yusuf dalam kehidupan kita apakah sampai menghasilkan kita memberikan kesaksian : “ Tuhan telah menghapuskan aibku ? “

Ini penting sekali bagi gereja Tuhan, sebab gereja Tuhan masih ditandai dengan banyak kelemahan dan kekurangan. Itu sebabnya kita amat membutuhkan gandum Yusuf ini, sampai satu saat jemaat juga bisa memberikan kesaksian : “ Tuhan telah menghapuskan aibku. “

Obaja 18 “…dan kaum keturunan Yusuf menjadi nyala api. “

Keturunan Yusuf dalam Terjamahan Lama disebutkan “ Benih Yusuf. “ Ini kaitannya dengan gandum Yusuf, Pengajaran Firman Tuhan yang menyempurnakan.

Amsal 6 : 23 “ Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya. “

Gandumnya Yusuf itu bagaikan ajaran dari Firman. Jadi gandum Yusuf ini menjadi sasaran kita. Siapapun kehidupan Kristen yang sudah dipenuhi Roh Kudus, maka kehidupan itu akan didorong Roh Kudus untuk mencari gandum Yusuf ini. Seperti Yakub, ia tidak berangkat sendirian, tapi ia juga membawa anak-anaknya, ia juga membawa cucu-cucunya, kemana ? Ke Gosyen, ke tanah penggembalaan. Roh Kudus yang akan membawa kehidupan saudara untuk ditempatkan di dalam satu tempat yang disebut tanah penggembalaan, itulah Gosyen.

APA UNTUNGNYA KALAU KITA MENETAP DI GOSYEN ?

Saudara, Gosyen ini terhindar dari segala tulah dan malapetaka. Segala malapetaka boleh terjadi di Mesir, tapi yang namanya Gosyen itu ada perlindungan dari Tuhan. Ini perbedaannya Gosyen dengan Mesir. Resesi boleh terjadi, kekhuatiran boleh terjadi, malapetaka boleh terjadi tapi bagi kehidupan yang hidup di tanah penggembalaan, Alkitab menjanjikan ada perlindungan yang sentosa.

PERJALANAN YANG DISERTAI ANAK-ANAK SANGATLAH SULIT

Kejadian 46 : 5 “ Lalu berangkatlah Yakub dari Bersyeba, dan anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri mereka, “

Di dalam perjalanan menuju Mesir, mereka juga membawa anak-anak mereka. Saudara, sebenarnya Yakub punya pengalaman membawa anak-anak dalam perjalanan. Dan perjalanan yang disertai anak-anak itu sangatlah sulit, sebab jalannya anak-anak tidak bisa seperti jalannya orang dewasa.

Itu sebabnya janganlah kita menjadi Kristen yang tidak bisa bertumbuh, yang tidak mau meningkatkan kerohaniannya, sehingga menyusahkan Yakub atau Allah Roh Kudus untuk membimbing kita. Kalau diberi Firman yang keras, jadi mati, hasilnya malah sebaliknya, mati, karena apa ? Karena masih anak-anak.

Kejadian 33 : 13 “ Tetapi Yakub berkata kepadanya : “ Tuanku maklum, bahwa anak-anak ini masih kurang kuat, dan bahwa beserta aku ada kambing domba dan lembu sapi yang masih menyusui, jika diburu-buru satu hari saja, maka seluruh kumpulan binatang itu akan mati. “

Dikatakan anak-anak itu masih kurang kuat, bahkan dikatakan masih menyusui, berarti masih kecil, masih bayi, dan jika dipaksa dalam perjalanan alhasil akan mati. Itu sebabnya di dalam zaman yang kita hidup sekarang ini, janganlah kita tetap berada dalam kondisi anak-anak, tidak mau bertumbuh dewasa. Padahal akhir dari zaman Roh Kudus ini, IA ingin membawa kita dalam satu perjalanan menuju Gosyen.

Itu sebabnya jangan menjadi Kristen anak-anak, Kristen yang masih belum dewasa secara rohani. Riskan sekali kalau pada zaman akhir ini kita kurang berwaspada dan kurang memperhatikan kondisi rohani kita, sebab nantinya satu saat kita bisa ketinggalan bahkan satu saat rohani kita bisa mati.

Oleh sebab itu, kita harus selalu bertumbuh secara rohani, sehingga kita mulai bisa menikmati apa yang disebut dengan makanan keras. Kalau masih anak-anak, ia tidak bisa menerima makanan keras ini, maunya hanya Firman yang lunak, sebab langkahnya anak-anak itu sangat lambat sekali. Saudara jangan berlambat-lambat lagi dalam perjalanan menuju Gosyen. Itu sebabnya kita harus bertumbuh dewasa, lewat apa ? Lewat Firman yang keras tentunya.

Ibrani 5 : 13-14a “ Sebab barangsiapa masih memerlukan susu, ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa. “

Ini ciri dari pertumbuhan kedewasaan seorang Kristen. Dewasanya rohani seorang Kristen itu dinilai dari bisa menerima makanan keras atau tidak ? Ciri dari Kristen yang dewasa adalah : siap menerima makanan yang keras. Memang dalam Firman Pengajaran atau gandumnya Yusuf itu mengandung koreksi, tegoran, bahkan yang keras sekalipun, tapi justru lewat Firman inilah rohani kita bisa mencapai pertumbuhan, dan kalau kita bisa menerimanya, itu tandanya kita sudah bertumbuh secara dewasa.

KESULITAN ANAK-ANAK BISA DIATASI LEWAT KERETA YUSUF

Kalau di dalam Kejadian 33, sepertinya perjalanan Yakub itu sangatlah sulit, karena perjalanan itu ditempuh dengan berjalan kaki. Tetapi kalau kita melihat di dalam Kejadian 46 tadi, di sana juga ada anak-anak namun perjalanan mereka itu tidak terlalu sulit, karena apa ? Karena ada kereta yang dikirim oleh Firaun.

Kejadian 46 : 5b “….mereka menaiki kereta yang dikirim Firaun untuk menjemputnya. “

Situasi dalam Kejadian 46 ini berbeda dengan Kejadian 33, sebab perjalanan dalam Kejadian 33 itu ditempuh dengan berjalan kaki, tetapi kalau dalam Kejadian 46 perjalanan itu ditempuh dengan menaiki kereta, tentu ini kereta yang ada kudanya. Sebab transportasi pada zaman dahulu umumnya adalah kuda dan unta, dan kalau sudah disebutkan kereta, ini tentu kereta berkuda. Saudara, kereta berkuda yang dikirim oleh Firaun inilah yang nantinya akan mempercepat proses perjalanan kita sampai ke sasaran.

Mungkin kita berpikir : “Oh saya ini masih anak-anak, saya baru dua bulan percaya pada Yesus, saya masih kurang paham akan Alkitab ini.” Oh, saudara jangan berkecil hati, sebab lewat kereta berkuda ini akan mempercepat perjalanan kita. Kereta berkuda merupakan jalan untuk mempercepat sasaran.

KERETA BERKUDA

Kidung Agung 1 : 9 “ Dengan kuda betina daripada kereta-kereta Firaun kuumpamakan engkau, manisku. “

Di sini kita melihat ada kuda betina dari Firaun, dan ini yang dikirim Firaun untuk menjemput Yakub dan keluarganya. Kuda betina ini adalah gambar dari Mempelai Perempuan Tuhan. Sebab Kidung Agung 1 : 9-11 ini adalah ucapan dari Mempelai Laki-Laki, sedangkan ayat 12-14 adalah ucapan dari Mempelai Perempuan. Jadi ayat 9 ini adalah perkataan dari Mempelai Laki-Laki yang ditujukan pada Mempelai Perempuan. Disebutkan manisku atau Mempelai Perempuannya itu diumpamakan bagaikan kuda betina daripada kereta-kereta Firaun. Apa artinya ayat ini bagi kita ? Saudara, Tuhan mau mengungkapkan bagaimana kehidupan kita bisa sampai pada sasaran dengan tepat, dan itu perlu dibantu oleh kereta berkuda ini.

Kuda, di dalam Kitab Yeremia banyak digambarkan sebagai binatang yang tidak baik ( Yeremia 5 : 8, Yeremia 8 : 16). Kuda selalu dikaitkan dengan hal-hal yang jelek. Latar belakang kuda itu tidak baik, seperti kalau saudara mendengar suara kuda, itu suara yang tidak enak didengar, kakinya juga kadangkala sulit untuk dikendalikan, kadangkala suka menyepak, dan matanya juga mata kuda, juga jelek, tidak ada satu halpun yang baik dari kehidupan kuda. Tapi mengapa digambarkan sebagai Mempelai Perempuan Tuhan ? Mengapa Mempelai Perempuan itu dikatakan sebagai kuda betina ?, padahal kuda adalah gambar dari kehidupan yang memiliki latar belakang yang kurang baik, mengapa ?
Jawabannya adalah : sebab kehidupan kuda itu sudah mengalami penyucian.

KUDA PUTIH

Wahyu 6 : 2a “ dan aku melihat : sesungguhnya, ada seekor kuda putih. “

Pada kegerakan hujan akhir juga melibatkan kehidupan yang seperti kuda, tetapi bukan sembarang kuda, namun disebutkan kuda putih.

Jadi saudara, bagaimana kehidupan kita bisa cepat mencapai sasaran kita ? Kita harus menempatkan diri kita seperti kuda ini, seperti kereta Firaun yang ditarik oleh kuda, tapi bukan sembarang kuda yang bisa dipakai Tuhan, tetapi kuda yang akan dipakai Tuhan untuk mencapai kesempurnaan adalah kuda yang berwarna putih. Putih di dalam Yesaya disebutkan sebagai penyucian. Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi akan menjadi putih seperti salju, putih seperti salju itu menunjukkan pada penyucian dosa.

Ayat 2b “… dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. “

Kalau penunggang kuda putih ini membawa panah, tentu ini punya sasaran memanah, itulah Babel.
Disebutkan ia tampil sebagai pemenang, artinya kehidupan ini sudah punya pengalaman untuk panahnya itu diarahkan ke Babel dan ia tampil sebagai pemenang akhirnya.

Jadi, sekalipun dulunya kehidupan kita jelek, kehidupan kuda tetapi yang penting sekarang kehidupan itu sudah punya pengalaman disucikan. Dulunya memang tidak baik. Tapi sekarang :

1.Ia sudah punya pengalaman disucikan, bagaikan kuda putih .
2.Bahkan sudah punya pengalaman mengalahkan Babel dengan panahnya
dan ia tampil sebagai pemenang. ( Yeremia 50 : 14 )

Babel di dalam Wahyu 17 & 18 itu menunjukkan pada dosa kenajisan. Dan disebutkan Babel ini harus dihancurkan lewat panah.

Saudara, kita sudah berada di jalur yang salah, bila kita sedang berada dalam proyek Babel, sebab kota Babel ini adalah kota yang dibangun oleh Iblis. Tetapi lewat kehidupan kita yang menempatkan diri sebagai kuda putih, punya pengalaman disucikan dan pengalaman menang terhadap Babel, maka nantinya kita layak menjadi Mempelai Perempuan Tuhan, tapi sebelumnya arahkan dulu panah kita ke Babel.

Saudara, dalam susunan Tabernakel, Kejadian 46 itu menunjuk pada Pintu Tirai dan pintu tirai ini menunjuk pada sengsara secara daging. Mengalahkan Babel atau kenajisan ini bagaikan sengsara secara daging, ini sengsara yang harus dihadapi oleh gereja Tuhan dan merupakan salah satu dari permulaan penderitaan.

Jemaat di Smirna juga menghadapi pintu tirai, menghadapi perobekan daging, sengsara secara daging. Lalu apa yang mereka hadapi ? Itulah omongan dari orang-orang Yahudi ( Wahyu 2 : 9-10 ).

Wahyu 2 : 9 “ dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. “

Penderitaan yang harus dihadapi oleh jemaat di Smirna adalah fitnah. Fitnah ini sumbernya dari orang Yahudi sendiri, datangnya dari orang-orang Yahudi. Ini adalah sengsara akibat dari orang-orang Kristen itu sendiri, sebab orang Yahudi adalah gambar dari kehidupan Kristen. Dan fitnahnya Yahudi itu menunjukkan pada orang Kristen dengan fitnahnya.

Tidak mustahil nanti ada orang yang mengatakan : Lho si A itu koq melayani Tuhan, dulunya kan kuda ? Bagaimana saat saudara mendengar ini ? Mungkin orang itu mengetahui latarbelakang saudara dan ia mencoba untuk menerobos dengan fitnahnya Yahudi. Saat saudara mendengarnya, itu bagaikan proses perobekan daging yang harus dihadapi sebagai permulaan penderitaan, seperti sengsara 10 hari yang dihadapi oleh jemaat Smirna ( ayat 10b “ dan kamu akan beroleh kesusahan selama 10 hari. “ ).

Memang Tuhan tidak pernah mengubah kuda menjadi malaikat. Kudanya tetap tapi sudah menjadi kuda yang punya pengalaman disucikan, ini yang dipakai Tuhan. Kudanya memang tetap tapi putihnya ini yang diperhatikan Tuhan.

Saudara, kegerakan hujan akhir adalah merupakan satu kegerakan yang terakhir yang bersumberkan dari Roh Kudus, yang tujuannya mempersiapkan sidangNya untuk diangkat masuk dalam kesempurnaan. Tetapi ada satu kendala dalam Pembangunan Tubuh Kristus, yaitu ada sekelompok orang yang suka mengungkit-ungkit masa lalunya orang lain. Hidup lamanya itu diungkit-ungkit, membongkar masa lalunya orang dan selalu menggali latar belakang seseorang. Inilah tantangan bagi gereja Tuhan untuk terwujudnya proyek Pembangunan Tubuh Kristus ini.

Tetapi sadauara, seandainya masa lalumu diungkit-ungkit, saudara jangan cepat frustasi, sebab yang penting dalam hidup ini adalah : kita menyadari rencana Tuhan.

Wahyu 2 : 10a “ Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita !. “

Ini janji Tuhan. Untuk menghadapi fitnah, Tuhan memberikan kekuatan, jangan takut terhadap apa yang harus engkau deritakan. Kata “ harus “ di sini seolah-olah satu rencana Tuhan yang sudah Tuhan berikan pada kita, sepertinya kita harus mengalami soal fitnahan ini.

Justru di sinilah bagaikan kuda itu harus menghadapi proses sengsara ini, dimana ia sudah mau berbuat baik, sudah berusaha berbuat baik tetapi orang lain memandangnya jelek, sebab mereka hanya melihat latar belakangnya. Memang manusia selalu melihat predikat kudanya, melihat kejelekannya tetapi pandangan Tuhan berbeda dengan manusia, kalau manusia melihat kudanya ini, tapi Tuhan melihat putihnya ini. Jadi yang penting adalah sudah punya pengalaman disucikan dan disebut sebagai kuda putih.

KUDA BERAPI

II Raja-Raja 2 : 11 “ Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi… lalu naiklah Elia ke surga. “

Elia adalah gambar dari gereja yang hidup pada zaman Roh Kudus, sebab Elia punya pengalaman menurunkan api dari langit dan juga disuasanai dengan 50 rombongan nabi, dan angka 50 ini adalah angka Pentakosta. Saudara, zaman Roh Kudus adalah zaman dimana kita hidup sekarang ini. Dan akhir dari zaman Roh Kudus, Tuhan membutuhkan kuda-kuda berapi.

Bisa saja Tuhan mengangkat Elia tanpa kuda berapi, seperti Henokh diangkat tanpa kuda berapi. Tapi mengapa Tuhan tampilkan kereta berapi dalam pengangkatan Elia ini ? Sebab Tuhan membutuhkan kuda-kuda berapi pada akhir dari zaman Roh Kudus ini.

Kuda berapi merupakan kehidupan yang sudah memiliki pengalaman dibakar oleh api Roh Kudus. Iniah yang akan Tuhan pakai untuk mempersiapkan sidang jemaatNya, yang nantinya bukan hanya Elia yang diangkat dan masuk surga tetapi kuda ini juga masuk surga, bahkan bisa jadi kuda ini yang duluan masuk sebab kuda ini yang berada di depan. Kudanya masuk, Elianya juga masuk. Kuda ini adalah hamba-hamba Tuhan, pelayan-pelayan Tuhan yang mungkin satu saat Tuhan pakai untuk mempersiapkan sidang jemaatNya menjadi Elia-Elia yang dipelihara oleh Firman.

Kalau kita melihat dalam Kejadian 46 bahwasanya jarak dari Bersyeba ke Gosyen itu bisa terjadi dengan cepat sebab mereka menaiki kereta berkuda. Saudara, Pengajaran Firman Tuhan bisa menolong kita untuk bisa lebih cepat berada dalam sasaran yang tepat, berada dalam kelimpahan Firman.

ANAK YANG TERHILANG

Pengalaman untuk masuk dalam kelimpahan makanan terjadi pada seorang anak yang terhilang yang kembali pada bapanya. Saudara jangan berkecil hati dan memandang kesempurnaan itu terlalu jauh, sebab kalau kita merasa kesempurnaan itu terlalu jauh, maka kita akan menjadi kurang bergairah untuk mengejarnya. Supaya bisa cepat sampai pada sasaran, maka jadilah kehidupan kita bagaikan kuda :

1. Kuda putih : ~ punya pengalaman disucikan.
~ punya pengalaman mengalahkan dosa kenajisan.

2. Kuda Berapi :~ punya pengalaman dipenuhi Roh Kudus.
~ punya pengalaman dibakar oleh api Roh Kudus.

Anak yang terhilang itu terjadi pada anak bungsu yang tertulis dalam Lukas 15 : 17-30, di sana ada kisah kehidupan dari anak bungsu dimana latar belakang hidupnya bagaikan kehidupan kuda, dulunya jelek, dulunya tidak baik, sudah sempat menghambur-hamburkan kekayaan bapanya, tapi ketika ia menyadari keadaannya dan kembali pada bapa, maka anak bungsu ini bisa menjangkau kesempurnaan ini kembali, bahkan dengan jarak yang dekat, tidak merasa jauh lagi, tapi dekat, karena apa ? Karena bapa, sumber Pengajaran yang datang menjangkaunya.

Tetapi saat anak bungsu ini mau menjadi baik, ada suara-suara kuda, suara-suara yang jelek, yang menyindir-nyindir anak bungsu ini, seperti suaranya si sulung.

Saudara akan menghadapi ini, mungkin dari sesama anggota Tubuh Kristus, tapi ketika anak bungsu ini masuk dalam pesta, maka suara yang ia dengar adalah suara seruling dan suara nyanyian, sehingga ia tidak lagi mendengar kata-kata yang menyakitkan dari anak sulung itu.

Itu sebabnya, jalan satu-satunya untuk menghindari suara-suara jelek yang bagaikan suara kuda itu adalah berada dalam suasana pesta, artinya berada dalam suasana pemeliharaan Firman.

Seperti yang dialami oleh si bungsu yang berada dalam suasana pesta yang begitu meriah dengan suara seruling, dengan tari-tarian sehingga ia tidak lagi mendengarkan ocehan dari si sulung yang berkata : “ Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur…” ( Lukas 15 : 30 ).

Tarian merupakan gerak dari tubuh, dan itu menunjuk pada kegerakan Tubuh Kristus. Inilah yang sedang dialami oleh si bungsu, ada satu kegerakan Tubuh Kristus yang sedang terjadi di dalam suasana pesta sehingga ia tidak menghiraukan suara-suara yang jelek itu, sebab ia berada di dalam.

ANAK SULUNG

Anak sulung ini menunjuk pada kehidupan yang mau mengungkit-ungkit latar belakang kehidupan seseorang. Mungkin saudara hidup dalam dosa dulunya, tetapi sekarang saudara sudah punya pengalaman disucikan, tetapi ada orang yang mau mengungkit masa lalunya saudara. Tapi saudara jangan takut terhadap suara-suara jelek ini, suara-suara kuda ini, sebab orang yang semacam inilah nantinya tidak akan masuk ke dalam pesta, itu akibatnya. Lihat saja apakah si sulung ini akhirnya bisa masuk dalam pesta ?

Lukas 15 : 28a “ Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. “
Si sulung tetap di luar, ini akibatnya.

Bagaimana dengan kita saudara ?
Apakah kita seperti si sulung yang suka menjelekkan orang lain ?
Atau kita seperti si bungsu yang punya latar belakang yang jelek, mungkin dulunya kita ini adalah seorang yang jahat, seorang penipu, seorang yang tidak taat pada orang tua dan lain sebagainya. Tetapi…. apapun yang sudah sempat terjadi dalam hidup saudara, kalau saat ini saudara memohon ampun pada Tuhan, maka saudara akan mempunyai pengalaman disucikan, dan saudara akan disebut kuda putih. Dan bila saudara memohon Roh Kudus memenuhi dan membakar kita, maka saudara layak dianggap sebagai kuda berapi, amen sdr ?

Roma 4 : 7-8 “ Berbahagaialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya. “

Inilah kebesaran Tuhan yang IA berikan pada kita. Begitu besar kasih Tuhan, IA tidak pernah memperhitungkan dosa dan kesalahan kita. Masalahnya sekarang : “Apakah kita mau kembali kepada Tuhan ?” Marilah kita mengambil langkah seperti si bungsu untuk segera menyadari keadaan kita dan kembali pada Bapa maka kita akan diikutsertakan dalam kegerakan hujan akhir, bahkan kita akan masuk dalam suasana pesta, suasana sukacita, suasana dimana kita akan menikmati kelimpahan Firman Tuhan. Dan bila kita tekun dan setia dalam kegerakan hujan akhir ini, maka satu saat kita juga akan diikutsertakan dalam pesta Perjamuan Malam Kawin Anak Domba.

Apapun yang kita hadapi, biarlah kita bisa seperti si bungsu yang mengambil langkah :
1. Sadar akan keadaan hidupnya yang berdosa ( Lukas 15 : 17 ).
2. Memiliki tekad untuk bangkit dan menyesali perbuatannya yang salah ( Lukas 15 : 19 )
3. Tanpa memperhitungkan harga dirinya.

Anak bungsu berkata : “ Jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. “
Ini berarti predikat anak rela dilepaskan, artinya tanpa memperhitungkan harga dirinya lagi. Seringkali harga diri ini merupakan perintang untuk kita bisa beribadah tapi anak bungsu ini tidak mau memperhitungkan harga dirinya, sekalipun dianggap orang upahan iapun mau. Harga diri tidak bisa merintangi dia untuk datang kepada bapa.

Lukas 15 : 20 “ Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya. “
Seolah-olah perjalanan menuju kesempurnaan itu amat jauh, tetapi saat Bapa sempat melihat pergumulan saudara dalam mengejar kesempurnaan, maka kesempurnaan itu menjadi dekat. Tuhan selalu memperhatikan hidup kita, supaya kita bisa pulang kepada bapa, Tuhan ingin mendapatkan kita kembali.

Ayat 20b “ lalu tergeraklah hatinya ( hati bapa ) oleh belas kasihan. “

Ini penampilan Tuhan sebagai Imam Besar yang berbelas kasihan, dan ini bisa kita alami pada zaman kita hidup sekarang ini dimana penampilan Yesus saat ini adalah sebagai Imam Besar yang berbelas kasihan.

IBrani 8 : 12 “ Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka. “

Ini Imam Besar dalam Perjanjian Baru, penampilan pribadi Tuhan sebagai Imam Besar dengan belas kasihanNya. Tuhan saja sudah melupakan dosa-dosa kita, mengapa kita harus mengungkit-ungkit dosanya orang lain ? Dan sebaliknya, kalau kita sudah berdosa dan bersalah pada Tuhan; mari, datang kepada Tuhan semata-mata hanya bersandar pada belas kasihan Tuhan, tanpa memperhitungkan harga diri kita, seperti anak bungsu ini, sehingga Lukas 15 : 20b mencatat “ Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatklan dia. “

Bukan si bungsu yang datang mendapatkan bapa, tetapi ketika masih jauh ayahnya ini yang datang berlari mendapatkan dia. Sepertinya jarak untuk sampai kepada bapa tidak jauh lagi, jarak untuk mencapai kesempurnaan tidak jauh lagi, karena apa ?

Karna ke-3 hal yang dimiliki si bungsu : Kesadaran akan dirinya, tekad untuk bangkit & menyesali perbuatannya serta tidak memperhitungkan harga dirinya. Ke-3 hal inilah yang membuat jarak untuk mencapai bapa tidak jauh lagi tetapi menjadi dekat. Karna apa ? Karna bapa yang datang berlari mendapatkan dia.

Pada Bapa ada belas kasihan, begitu melihat kita mau bertobat dan menyesali perbuatan-perbuatan kita, Bapa akan berlari mendapatkan kita, merangkul dan mencium kita, itulah kasih Bapa. Tuhan sangat sangat mengasihi kita sehingga dengan kasihNya IA telah menghapuskan segala pelanggaran kita, dan IA mau merangkul dan membawa kita masuk dalam suasana pesta, menikmati kegerakan hujan akhir, menikmati kelimpahan Firman supaya kita semakin dibentuk dan dibentuk sampai kita dilayakkan masuk dalam kesempurnaan...amen sdr ?