Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kemiskinan itu akan selalu ada…

Debu tanah's picture

Adakah jawaban Alkitab untuk kemiskinan? Setelah 62 tahun kemerdekaan negara kita Republik Indonesia tingkat kemiskinan menurut kriteria miskin versi Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sekitar 16% atau 37 juta orang penduduk Indonesia adalah orang miskin, itu artinya 1 dari 6 orang di Indonesia adalah orang miskin!

 

Adapun 14 kriteria keluarga miskin (tahun 2005) menurut BPS adalah:

  1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang
  2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.
  3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.
  4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.
  5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
  6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.
  7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.
  8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.
  9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
  10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
  11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
  12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan (2005). Atau pendapatan perkapita Rp.166.697 per kapita per bulan (2007).
  13. Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.
  14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

Saya tahu apa itu kemiskinan dan penderitaan karena dulu kemiskinan merupakan bagian dari keluarga kami.

Waktu itu tahun 1971, saat itu orang tua saya baru saja menikah, orang tua saya sempat bekerja sebagai petani, mereka mengerjakan sawah dan ladang milik keluarga besar kami. Setelah kami 3-orang anak-anaknya lahir pun, kehidupan keluarga kami tidak banyak berubah, hidup kami tetap prihatin, PLN saja belum masuk ke desa kami, jadi kalo malam ya menggunakan lampu teplok.

Walaupun miskin, hidup kami cukup berbahagia, banyak kenangan indah saya rasakan bersama keluarga. Standard hidup yang rendah merupakan bagian kehidupan saya waktu saya kecil. Natal dan tahun baru merupaan saat-saat yang sangat indah, karena saat inilah kami akan motong seekor ayam peliharaan, dan banyak makanan kue-kue untuk perayaan tersebut. Menu ayam merupakan menu yang mewah dalam keluarga kami karena ayam peliharaan biasanya hanya akan dijual untuk menambah pendapatan keluarga.

Namun banyak keluarga lain dalam lingkungan kami yang jauh lebih miskin lagi. Bila keluarga kami selalu bisa makan nasi putih kualitas rendah dan lauk hanya ikan asin saja maka kebanyakan tetangga kami yang hanya mampu makan singkong yang dijemur yang disebut “gaplek”, saya tahu persis karena kami sering main ke rumah mereka. Bila rumah kami masin berlantaikan semen, dinding kayu dan atap seng maka rumah mereka hanya berlantaikan tanah, dinding anyaman bambu yang disebut “gedek” dan beratapkan daun bambu.

Kehidupan ini kami rasakan hingga saya lulus SD, kemudian ayah saya yang waktu itu sudah bekerja di salah satu perusahaan asuransi pindah ke kota lain, kemudian setelah saya lulus SMP kami pindah ke pulau Jawa.

 

Kemiskinan akan selalu ada..

Tentu saja bila kita miskin maka kita harus berusaha untuk meningkat kan kualitas kehidupan keluarga kita dengan bekerja keras. Namun sepertinya tidak semua orang mampu keluar dari “jerat” kemiskinan itu. Mungkinkah karena ada kutukan yang membuat mereka sulit keluar dari “jerat” kemiskinan? Entahlah….

Matius 26:11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu..

Namun ternyata ada kabar baiknya juga, kepada orang Kristen yang miskin:

Matius 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

II Korintus 8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.

Rupanya kepada orang miskin diberikan Allah kesempatan yang sangat luas untuk menerima karunia Sorgawi. Saya tidak bermegah bahwa keluarga kami dulu pernah miskin, namun apa saya alami telah membentuk saya menjadi pribadi seperti sekarang ini.

Bila menurut saudara bahwa saudara “beruntung” dilahirkan dikeluarga yang berada dan berkecukupan, maka bersyukurlah. Karena lebih banyak orang lain yang tidak seberuntung saudara. Namun ada yang harus saudara ketahui….. Menurut Alkitab saudara sebenarnya “sial”, karena Yesus berkata:

Matius 19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Bagi sebagian orang kekayaan pun bisa menjadi “jerat” yang menjauhkan mereka dari Allah:

Amsal

30:7 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni:

30:8 Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.

30:9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.

Mungkin inikah sebabnya banyak orang Kristen KTP, yang hidupnya tidak mencerminkan iman Kristen? banyak orang Kristen yang murtad dan meninggalkan iman-nya?

Kepada orang-orang kaya saya mau berkata: hati-hatilah dengan kekayaan mu dan kekayaan keluargamu, karena mungkin dengan kekayaanmu itu engkau akan menjauh dari keselamatan itu! Bila saudara sudah mulai melupakan Tuhan, berpuasalah supaya saudara ingat bahwa banyak orang lain yang berada dibawah garis kemiskinan! Jangan sampai Yesus sendiri berkata kepada saudara:

Matius

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Sedangkan kepada orang Kristen yang miskin saya ingin berkata: bila saudara memikul kuk kemiskinan, janganlah takut. Mengapa takut menderita, mengapa takut kelaparan? Bukankah kita telah memiliki yang terpenting dalam hidup yaitu Yesus Kristus? Dan berhati-hatilah supaya jangan sampai karena mengejar kekayaan saudara meninggalkan Tuhan!

Roma 8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

I Timotius 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

 

Apakah tujuan dari semua penderitaan itu?

Mengapa Allah membiarkan kemiskinan & penderitaan? Mengapa ada penindasan dan ketidak-adilan? Kita hidup di dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Setelah manusia jatuh Allah menghukum manusia dengan sangat dasyatnya. Kita tidak mengerti kenapa sepertinya kemiskinan dan penderitaan dibiarkan oleh Allah.

Banyak orang-orang bertanya-tanya, apa maksud semuanya itu terjadi?

 

Tujuan penderitaan dan kemiskinan adalah:

1. Pertobatan

Tujuan penderitaan adalah pertobatan, tampaknya penderitaan adalah cara Allah untuk menarik perhatian manusia supaya mencari wajah-Nya.

Ayub

35:9 Orang menjerit oleh karena banyaknya penindasan, berteriak minta tolong oleh karena kekerasan orang-orang yang berkuasa;

35:10 tetapi orang tidak bertanya: Di mana Allah, yang membuat aku, dan yang memberi nyanyian pujian di waktu malam;

35:11 yang memberi kita akal budi melebihi binatang di bumi, dan hikmat melebihi burung di udara?

35:12 Ketika itu orang menjerit, tetapi Ia tidak menjawab, oleh karena kecongkakan orang-orang jahat.

35:13 Sungguh, teriakan yang kosong tidak didengar Allah dan tidak dihiraukan oleh Yang Mahakuasa.

 

2. Memurnikan dan menguji kita

Kepada orang beriman, kadang Allah membiarkan penderitaan dan kemiskinan untuk memurnikan kita. Contoh yang jelas sekali dalam Alkitab adalah Ayub.

Ayub 23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

Mazmur 66:10 Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak.

 

Tentu saja tidak ada yang enak dengan penderitaan dan kemiskinan, namun bila itu menimpa saudara, periksalah hidup saudara, apa yang sedang Allah kerjakan dalam hidupmu. Sesudah saudara mengetahui kenapa saudara miskin dan menderita, berdoalah supaya Allah mengangkat kuk itu dari pundak saudara, dan bila Allah belum berkenan mengangkatnya bertekunlah supaya saudara mendapat manfaat yang terbesar yang Allah ingin saudara peroleh dari ujian itu! Supaya akhir-nya saudara timbul seperti emas!!

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...