Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ketaatan Yusuf

Purnawan Kristanto's picture

"Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya," (Matius 1:24)
 
Di dalam masyarakat Yahudi, ada tiga tahapan pernikahan. Pertama, perjodohan, yang biasanya terjadi ketika pasangan itu masih anak-anak. Kedua, pertunangan, berupa kesepakatan formal di antara kedua keluarga mempelai. Pada tahapan ini, perjodohan itu bisa dihentikan bila sang gadis menolak melanjutkan ke jenjang berikutnya. Tapi jika sama-sama sepakat, maka perjanjian yang dibuat itu bersifat mengikat. Hubungan hanya bisa diakhiri dengan perceraian.
 
Masa pertunangan ini adalah satu tahun, dan mereka sudah dinyatakan sebagai suami isteri meskipun belum hidup bersama. Maria dan Yusuf berada pada tahap ini. Yusuf adalah orang yang "tulus hati" atau orang yang selalu "menaati hukum agama" (versi BIS). Menurut hukum agama bila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan—jika ia berhubungan seks dengan seorang laki-laki, maka ia harus dilempari batu hingga mati (Ul.22:23).

Dengan mengandung bayi Yesus, Maria menghadapi ancaman hukuman mati. Tapi ada cara lain untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan diam-diam menceraikannya (Ul.24:1-2). Yusuf bermaksud menempuh cara yang kedua ini. Ketika disapa oleh Allah, Yusuf berubah pikiran. Dia memilih taat pada rencana dan perintah Allah. Ini bukan tanpa risiko, sebab tidak mustahil Yusuf mendengar pergunjingan omongan orang lain: "Maria itu wanita nakal", "Mereka berhubungan seks sebelum waktunya", "Mereka telah berdosa." Taat pada Tuhan itu bukan perkara mudah, tapi ujungnya adalah kemuliaan [Purnawan]. SMS from God:Taat pada hukum agama itu hal baik, tapi jangan sampai menghalangi kita untuk taat pada Allah.

__________________

------------

Communicating good news in good ways