Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

konsumen

Purnawan Kristanto's picture

Pak Tiffatul, urusin yang ini juga dong!

12965419591789758413Yth. Bapak Tiffatul Sembiring,

Saya mendengar bahwa bapak melakukan tindakan penertiban terhadap Research in Motion (RIM) sebagai operator Blackberry di Indonesia. Menurut Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), pengguna Blackberry di Indonesia sudah menembus angka 1 juta sampai Maret 2010. Angka ini cukup fantastis, tetapi belum ada apa-apanya dibandingkan dengan pengguna ponsel di Indonesia. Lembaga penelitian ROA (Research On Asia) Group mencatat bahwa pada tahun 2010, angka pengguna ponsel di Indonesia mencapai angka 133 juta. Dengan kata lain, sekitar separuh dari seluruh populasi negeri ini yang diperkirakan mencapai 250 juta jiwa, merupakan pengguna ponsel.

Maksud saya begini pak: Kalau terhadap pengguna Blackberry saja bapak peduli, maka bapak juga wajib memperhatikan pengguna ponsel yang jumlahnya 100 kali lipat pengguna BB. Sebagai salah satu pengguna ponsel, saya akan mengadukan keluhan konsumen kepada bapak sebagai salah satu regulator komunikasi nir-kabel di Indonesia.

Purnawan Kristanto's picture

Deadman Pedal Selamatkan Nyawa

Antaranews

Saat sedang berada di atas kereta api menuju Jakarta, seorang teman mengirimkan SMS: "Ada tabrakan kereta api di Petarukan, Pemalang." Kereta Argo Anggrek menabrak kereta bisnis Senja Utama. Saya segera ambil HP  untuk mencari berita on-line. Saya tertegun. Akhir-akhir ini naik kereta api itu seperti bermain roulette rusia. Entah itu naik kereta ekonomi, kereta bisnis atau kereta eksekutif, penumpang tidak tahu kereta mana yang akan mengalami kecelakaan. Kalau tidak anjlok, ya menabrak kendaraan lain dan bahkan menabrak sesama kereta.

Purnawan Kristanto's picture

Pengasong di Kereta Eksekutif

Beberapa bulan terakhir ini saya sering bepergian ke Jakarta dan Tasikmalaya menggunakan kereta api. Meski sebenarnya punya uang pas-pasan, saya memilih menggunakan kereta eksekutif supaya saya bisa beristirahat dan menjadi bugar ketika sampai tujuan. Dengan begitu, saya langsung bisa melakukan berbagai macam aktivitas di tempat tujuan.
Dalam UU RI No.8 Thn.1999 Tentang Perlindungan Konsumen, ayat 4d,  dinyatakan bahwa konsumen punya hak untuk “didengar pendapat dan keluhannya.” Sehubungan dengan itu, saya ingin menggunakan hak itu. Saya ingin memberikan masukan kepada PT KAI:

Purnawan Kristanto's picture

SMS Berbayar Diberlakukan Sepihak

Saya adalah pemakai nomor seluler yang diberi nama sebuah angka.  Nomor ini digunakan untuk layanan SMS Centre di gereja saya.  Bulan ini, setiap hari saya mendapat SMS Info Gaul, padahal saya tidak pernah mendaftar layanan ini. Saya khawatir SMS ini berbayar padahal saya tidak membutuhkannya.

Ketika saya tanyakan hal ini kepada Customer Service, dugaan saya ternyata benar. SMS ini memotong pulsa saya sebesar Rp. 330,-/SMS.  Pihak CS menjelaskan, "Awalnya diberikan secara gratis selama 3 hari yang disertai dengan SMS mekanisme penonaktifan pada hari ketiga. Dan apabila pelanggan tidak berkenan untuk melanjutkan layanan ini, maka pelanggan dapat menonaktifkan melalui layanan SMS dengan cara ketik UNREGGAUL dan dikirimkan 333."

Purnawan Kristanto's picture

Voucher oh Voucher

Kalau bukan karena nomor HP saya sudah menyebar ke seluruh Indonesia, sebenarnya saya ingin ganti kartu selular saja. Sudah pelit, mahal, ditambah belakangan ini sering mengalami gangguan. Bahkan untuk menghubungi sesama operator saja kadang tidak akur alias gagal konek.

Purnawan Kristanto's picture

IKLAN TV MERUSAK POLA KONSUMSI ANAK

Tak banyak hal lain dalam kebudayaan kita yang mampu menandingi kemampuan televisi yang luar biasa untuk menyentuh anak-anak dan mempengaruhi cara berpikir serta perilaku mereka (Peggy Chairen, pendiri Action for Children Television).

Anak-anak bukanlah orang dewasa mini karena mereka belum mempunyai kematangan cara berpikir dan bertindak. Ia berada pada tahap sosialisasi dengan melakukan pencarian informasi di sekitarnya dalam rangka membentuk identitas diri dan kepribadiannya. Sumber informasi utama bagi anak adalah dari keluarga. Setelah itu, ia mengumpulkan informasi lainnya dari teman sebaya, sekolah, masyarakat dan media massa.