Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Nick

John Adisubrata's picture

FNLTNL: Keajaiban Kasih Karunia Tuhan (3)

Oleh: John Adisubrata 

HIDUP TANPA BATAS-BATAS 

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13) 

Secara fakta ambisi-ambisi Nick tampak terlalu muluk, amat sulit untuk dapat diraih begitu saja oleh seorang seperti dia, yang mempunyai banyak rintangan-rintangan jasmani. Tetapi sekarang, semenjak Tuhan menyatakan diri-Nya dalam hidup Nick, ia mempunyai iman dan pandangan yang amat berbeda, yang positif sekali. Ia yakin semuanya akan dapat dicapai olehnya, karena Tuhan sendiri yang akan memungkinkan hal-hal tersebut terjadi.

Pertama-tama hasrat untuk menjadi seorang tamu pembicara dan ‘Motivational Speaker’ bertaraf antarbangsa sudah mulai dipenuhi oleh Tuhan. Awal tahun 2005 ia sudah mendapat undangan untuk memberikan penyajian-penyajian di Afrika Selatan, yang disusul oleh kunjungan ‘tour’ ke kota-kota di Amerika Serikat sepanjang pertengahan tahun 2005, untuk berkhotbah sambil membagikan kesaksian dan pengalaman hidupnya. Puncak dari perjalanan tersebut adalah undangan yang sudah diterima olehnya dari program radio kristiani di sana: ‘Focus on the Family’ untuk mengisi acara wawancara dengan Dr James Dobson, pemuka Kristen yang amat dikagumi dan dihormati olehnya. Menurut Nick, undangan Dr James Dobson adalah salah satu ‘highlight’ dari perjalanannya mengelilingi kota-kota di benua yang besar tersebut.

John Adisubrata's picture

FNLTNL: Keajaiban Kasih Karunia Tuhan (2)

Oleh: John Adisubrata

RANCANGAN KASIH KARUNIA 

‘Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang itu sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yohanes 9:1-3) 

Melalui dukungan-dukungan doa, moral dan nasihat-nasihat bijak keluarganya, akhirnya mereka dan Nick dapat memenangkan peperangan rohani yang sedang berlangsung di dalam benak pikiran pemuda itu. Sekarang melihat kembali seluruh perjuangan-perjuangan di masa lalunya, ia amat bersyukur kepada Tuhan, karena Ia telah mengaruniakan kepadanya orang tua dan keluarga kristiani yang selalu teguh berdiri di sampingnya, yang selalu bersedia memberikan penghiburan-penghiburan yang dibutuhkannya, pada saat-saat kritis tersebut.  

Sepanjang masa pertumbuhan Nick, Tuhan tidak pernah berhenti mempersiapkan hatinya, serta mengajar dirinya untuk selalu berserah, mendahulukan dan menjadikan Dia pusat kehidupannya. Salah satu dari wahyu-wahyu yang Tuhan nyatakan kepadanya adalah sikap yang bersyukur. Pada waktu Nick berumur 12 tahun, di suatu pagi yang tidak terlupakan, tiba-tiba ia terbangun sambil menghitung dan menyadari berkat-berkat yang sudah diterima olehnya. Ia teringat, keindahan pagi tersebut membuat ia berterima kasih sekali kepada-Nya, bahwa meskipun ia dilahirkan dalam keadaan seperti itu, ia tidak hidup dan dibesarkan di negara-negara blok ketiga.

John Adisubrata's picture

FNLTNL: Keajaiban Kasih Karunia Tuhan (1)

Oleh: John Adisubrata  

BUKAN SALAH IBU MENGANDUNG 

‘Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.’ (Mazmur 139:13-14) 

Pernahkah di dalam mengarungi tantangan arus kehidupan yang sering penuh perjuangan sulit untuk dipahami oleh daya pikiran, kita mencari sesuatu yang dapat kita kambing-hitamkan sebagai penyebab segala kegagalan dan penderitaan yang harus kita alami? Tidak jarang tuduhan tersebut kita lontarkan dalam bentuk gerutuan akan semua perasaan kekurangan-kekurangan yang kita miliki, seperti tabiat, sikap, tingkah laku, dan … yang paling sering, adalah paras dan perawakan tubuh jasmani kita. 

Sering kali kita mengingini kesempurnaan karakter, wajah, atau bentuk tubuh sesama, dengan menangisi, yang menurut pendapat kita, merupakan kekurangan-kekurangan yang kita miliki. Padahal, apakah sebenarnya kekurangan-kekurangan tersebut? Kurang cantik? Kurang tampan? Kurang mancung? Kurang tinggi? Kurang tegap? Kurang jantan? Kurang luwes? Kurang wibawa? Kurang sabar? Kurang kaya? Kurang sehat? Bahkan: Kurang ajar? Apakah gerutuan-gerutuan seperti itu merupakan bagian dari berbagai-macam kekurangan-kekurangan lain yang ada di dalam daftar kita?