Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Maginificat

Purnawan Kristanto's picture

Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan," (Lukas 1:46)

Apabila Anda penggemar musik klasik, tentu mengenal salah satu komposisi yang berjudul"Magnificat". Judul ini diambil dari madah (puji-pujian) yang diucapkan oleh Maria, ketika bertemu Elisabet, saudaranya. Ketika Elisabet menyambut Maria, ia mengucapkan madah. Maria membalasnya dengan madah pula yang menonjolkan kasih Allah, yang telah ditanggapi dengan iman penuh penyerehan diri.

Madah ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama (ay. 46-50), Maria mengagungkan tindakan kuasa Allah demi dirinya, wanita yang berstatus sosial rendah. Lewat berbagai ungkapan, dia menegaskan prakarsa kasih Allah. Bagian kedua (ay. 51-55), menggambarkan semacam ‘revolusi sosial’ yang sedang dikerjakan dan kelak akan diwujudkan Allah di bumi ini.

Nilai-nilai yang dianut dunia akan dijungkir-balikkan. Sebab Allah memperhatikan mereka yang tidak diperhitungkan oleh masyarakat, khususnya oleh penguasa. Melihat rencana Allah itu, maka hati Maria tergerak untuk memuliakan Tuhan.

Manusia memang tidak mampu menambah keagungan Allah, tapi dapat menyadari dan menyatakan kemuliaan-Nya. Salah satu bentuk pengakuan terhadap kebesaran Allah adalah melalui puji-pujian dan doa. Melalui karya penyelamatan, kita telah dimasukkan dalam tindakan penyelamatan Allah.

Kita yang seharusnya dihukum, karena kasih karunia Allah mendapatkan pembebasan dalam penghakiman terakhir. Tidak itu saja. Kita malah dianugerahi kemuliaan sorgawi. Mengetahui semua itu, hati siapa yang tidak akan memuliakan Tuhan, "Jiwaku memuliakan Tuhan!" Sudahkah Anda memuliakan Tuhan?  Pujilah Tuhan, sebab besar kasih setia-Nya pada umat-Nya.

__________________

------------

Communicating good news in good ways