Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mau Nulis, Tapi Kok Masih Bingung

Purnawan Kristanto's picture

Bingung

Kebanyakan [calon] penulis kebingungan ketika duduk di depan layar komputer dan bersiap menulis: "Aku harus menulis apa ya?" Sesungguhnya kesulitan itu tidak perlu terjadi asal orang tersebut sudah mengasah kepekaannya terhadap lingkungan. Ide penulisan itu berseliweran di sekitar kita, masalahnya radar kita kadang kurang peka untuk menangkap sinyal itu.

Penentuan tema tulisan itu seperti juru masak yang akan menetapkan menu makanan. Dia bisa menetapkan berdasarkan dua hal:
Pertama: Dia menentukan jenis masakan berdasarkan bahan-bahan yang sudah dipunyainya. Contoh sederhana, jika dia punya telur mentah maka dia dapat memasak omelet alias telur orak-arik.
Kedua: Dia menentukan jenis masakan berdasarkan siapa yang akan menyantap hasil masakannya. Dia lebih dulu melihat kegemaran dan kebutuhan orang tersebut, baru kemudian menentukan jenis masakannya. Jika orang yang akan menyantap itu menyukai bakmie rebus tapi kadar asam uratnya tinggi, maka dia akan memasak mie rebus tanpa jeroan dan kol. Bagaimana jika dia tidak punya bahan-bahannya? Dia harus belenja terlebih dahulu.
Demikian pula dalam menulis. Pada cara pertama, kita menentukan tema tulisan berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan yang sudah kita miliki. Inilah "bahan-bahan masakan" yang sudah siap kita olah menjadi tulisan yang enak dibaca dan bermanfaat. Dengan metode ini, kita tidak perlu repot-repot lagi untuk berbelanja bahan-bahan tulisan.
Ketika isteri saya mengandung, kami rutin berkonsultasi kepada dokter spesialis kandungan. Pasien yang memeriksakan diri kepada dokter ini lumayan banyak. Dalam beberapa kali kunjungan, dokter ini bercerita bahwa dia ingin sekali bisa menulis. Dia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sangat berguna. Saya mengusulkan supaya beliau menulis tentang fakta dan mitos seputar kehamilan. Misalnya, bolehkah orang hamil minum es? Bolehkah sang suami membunuh binatang saat istrinya hamil? Benarkah banyak minum air kelapa muda akan memperlancar persalinan? Saya yakin tulisan seperti ini akan mendatangkan manfaat bagi orang banyak.
Mulailah menulis berdasarkan apa yang Anda miliki. Pengalaman unik apa yang Anda miliki? Disiplin ilmu apa yang Anda kuasai? Ketrampilan apa yang bisa Anda bagikan pada orang banyak? Cita-cita atau ide apa yang ingin Anda tularkan kepada masyarakat? Semangat apa yang ingin Anda sulut pada orang lain? Anda dapat menggali tema dari dalam diri Anda sendiri. Caranya adalah dengan melakukan pengenalan diri dan merumuskannya dalam sebuah tulisan. Pengenalan diri ini meliputi pengalaman kerja, pengalaman pelayanan, pengalaman hidup, pengalaman rohani minat, hobi, obsesi, kelebihan diri, jejaring yang dimiliki dll. Dari tulisan itu, kita akan dapat menarik sebuah tema yang dapat diangkat.
Cara kedua dalam menentukan tema tulisan adalah melihat lebih dulu siapa yang akan menjadi pembaca (target reader) kita. Kita harus mengenal target readers dulu, baru kemudian bertanya bagaimana cara saya "memuaskan pembaca". Dalam hal ini kita harus melakukan analisis pembaca untuk mengenali harapan, keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Sebelum menentukan menu yang akan dihidangkan, seorang koki berusaha mengetahui orang-orang yang akan datang dan bersantap dalam perjamuan makan nanti. Jika yang hadir itu masih anak-anak, maka dia menyiapkan masakan yang manis-manis. Lain lagi jika tamunya adalah para orang dewasa. Dia lebih berani membubuhkan bumbu-bumbu yang pedas.
Alat yang dipakai untuk mengenal pembaca adalah dengan analisis demografis dan analisis psikografis. Yang dimaksud demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis demografi dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
Dengan analisis demografis ini, Anda mengumpulkan informasi-informasi demografis pembaca Anda, yang mencakup umur, jenis kelamin, pendidikan dan, tempat tinggal, dll. Berbekal informasi ini, Anda dapat mengenal pembaca Anda sehingga lebih mudah memilih tema tulisan yang sesuai dengan mereka.
Misalnya, pembaca Anda memiliki data demografis berikut: Umur: 30-45 tahun; Jenis kelamin: mayoritas laki-laki; Pendidikan: SMA dan Sarjana; Tempat tinggal: perkotaan. Berdasarkan informasi tersebut, kita dapat memilih tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan laki-laki dewasa yang tinggal di kota.
Sedangkan analisis psikografi digunakan untuk mengetahui karakteristik psikologis audiens berdasarkan dua variabel, yaitu gaya hidup dan kepribadian. Yang dimaksud dengan gaya hidup adalah mode kehidupan seseorang yang meliputi:
1. Bagaimana mereka menghabiskan waktu (aktivitas);
2. Apa yang mereka anggap penting dan menarik di sekitar mereka (minat);
3. Pendapat mereka tentang diri sendiri dan dunia luar.
Aktivitas
Minat
Pendapat
Pekerjaan
Keluarga
Diri sendiri
Hobi
Rumah
Masalah Sosial
Kegiatan Sosial
Tugas Pekerjaan
Politik
Liburan
Komunitas
Bisnis
Hiburan
Fesyen
Ekonomi
Klub Sosial
Makanan
Pendidikan
Komunitas
Media
Lingkungan
Belanja
Wisata
Masa Depan
Olahraga
Pencapaian Prestasi
Kebudayaan
 
 
Selain gaya hidup, kita dapat memahami perilaku pembaca dengan mengetahui kepribadiannya. Dibandingkan dengan gaya hidup, kepribadian dapat menunjukkan pola hidup yang lebih konsisten dan ajeg.
Dari hasil ramuan antara analisi demografis dan psikografis tadi kita dapat menarik sebuah tema tulisan yang kemungkinan besar mereka butuhkan. Misalnya, sasaran pembaca kita adalah kaum laki-laki yang hidup di perkotaan. Sebagian besar aktivitas mereka tersita pada pekerjaan; masih menaruh perhatian pada keluarga. Dari sini dapat ditarik tema tulisan tentang "pembagian waktu antara pekerjaan dan keluarga."
Sampai di sini, ada kemungkinan bahwa kita tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menuliskannya. Jangan khawatir, sebab masih Anda masih bisa belanja bahan-bahan masakan di pasar. Sebagai penulis kita tidak harus selalu serba tahu semuanya. Kita bisa bertanya pada orang lain, melakukan pengamatan, atau mencari sumber tulisan kedua. Untuk penjelasan lebih terperinci akan disampaikan pada pertemuan mendatang.
****
Selain kedua metode tersebut, masih ada satu jenis radar lagi untuk menangkap tema tulisan, yaitu dengan mengamati trend. Pengamatan ini meliputi buku-buku yang sedang laris dan diminati oleh pasar pada saat ini. Kita dapat menulis dengan tema yang sedang ngetrend. Ini memang lebih memudahkan kita untuk memilih tema. Namun jika Anda dalam posisi pengikut tren, maka tulisan Anda wajib memiliki sesuatu yang baru atau nilai lebih dibandingkan tulisan-tulisan yang lain.
Selain menjadi pengikut tren, Anda juga bisa memulai tren baru. Caranya dengan memprediksi peristiwa/situasi yang akan terjadi pada masa depan. Tahun depan ada Pemilu. Baik untuk memilih presiden, anggota DPR dan DPD. Tulisan yang berkaitan dengan politik kemungkinan akan diminati. Kita juga dapat menapis tema tulisan dari data-data statistik: Misalnya angka pengangguran di Indonesia masih tinggi, angka kematian bayi yang tinggi, jumlah anak-anak yang mulai merokok sejak dini semakin besar, dll.
****
Sampai di sini kita sudah mendapatkan tiga radar untuk menangkap sinyal tema yang berterbangan di sekitar kita. Anda dapat menggunakan satu demi satu atau bersama-sama. Namun pada akhirnya bukan alatnya yang penting tapi orang yang mengoperasikan alat itu (the man/women behind the gun is more important). Kalau orang tersebut tidak pernah membiasakan diri dan berlatih menggunakan alat ini, maka jangan harap dia mahir menggunakan alat tersebut. Bisa jadi alat ini hanya akan mangkrak dan menjadi barang loakan. Namun di tangan penulis yang terlatih, alat ini dapat menjadi salah satu senjata penulisan yang ampuh. Bukankah ada pepatah "practice make perfect"?

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

jofie's picture

Ga pede..

Salam kenal pak,

Wah tulisan bapak sangat membantu saya, seringkali saya ingin menulis blog saya mengalami kebingungan harus menulis apa, tetapi setelah membaca tulisan bapak diatas membuat saya bersemangat untuk mencoba menulis.. tetapi ada satu hal lagi pak yg menjadi penghalang saya untuk menulis adalah " ga pede ". Pernah suatu kali saya telah selesai membuat tulisan diblog dan tinggal klik send tapi saya membatalkannya hanya karena ngrasa ga pede, timbul dalam pikiran saya bagaimana nti kalo tulisan saya tidak bermutu?? atau bagaimana nti kalo pembaca mengkritik hasil tulisan saya?? ( apalg pengguna blog kita ini yg sangat2 kritis :) he5 )

Begitulah pak kesulitan yg saya alami dan mungkin juga dialami oleh sebagian kecil pemula dalam hal tulis menulis ini, apakah bapak ada solusinya? terima kasih

Purnawan Kristanto's picture

Cara Paling Gampang

Dear Jofie,

Salam kenal juga. Cara paling gampang supaya "tidak sakit hati" karena dikritik habis-habisan adalah dengan registrasi menggunakan nama anonim alias bukan dirimu yang sebenarnya. Dengan demikian orang lain tidak tahu siapa sih yang bikin tulisan ini. Nah, kalau sudah PeDe, maka kamu bisa membuka identitas dirimu yang sebenarnya.

Tapi saya tidak menganjurkan cara ini. Sebaiknya, kamu gunakan identitas yang benar sebab dengan begitu kita bertanggungjawab atas tulisan yang kita bikin. Ini namanya lebih  ksatria. Saya melihat ada beberapa user di sini yang berganti-ganti nama user. Entah maksudnya apa, tapi saya tidak bersimpati dengan cara ini.

Ini juga menyangkut hak cipta. Jika tulisanmu dibajak atau dipergunakan orang lain, maka kamu tidak bisa berbuat apa-apa karena kamu saat itu tidak menggunakan identitas asli. Jika bisa pun, memerlukan pembuktian yang lebih rumit. Dengan memakai identitas asli dan terus berkarya, maka kamu telah membangun reputasi dan rekan jejak yang baik.

Lalu bagaimana kalau tulisan kita dikritik habis-habisan? Ya kita syukuri saja. Itu berarti ada orang lain yang melihat kelemahan pada tulisan kita dan bersedia memberikan kritikan secara gratis. Kamu perlu mengubah sikap mental terhadap kritikan. Pandanglah setiap kritikan itu sebagai saran bagi karyamu. Jangan dianggap sebagai serangan terhadap pribadimu. Don't take it personally.

Ingat, pohon yang terkuat adalah pohon yang sanggup bertahan terhadap badai.

 

 

The doorstep to the temple of wisdom is knowledge of our own ignorance. -Spurgeon

Wawan

__________________

------------

Communicating good news in good ways

dennis santoso a.k.a nis's picture

cara tergampang

Cara paling gampang supaya "tidak sakit hati" karena dikritik habis-habisan adalah dengan registrasi menggunakan nama anonim alias bukan dirimu yang sebenarnya.

salah pak, cara paling gampang adalah belajar cuek :D

Purnawan Kristanto's picture

Hmmm boleh juga, tapi.....

Hmmm....cara itu boleh juga. Tapi kalau memang kritikan itu emang baik dan bermanfaat, ya sebaiknya jangan dicuekin. Pakailah untuk memperbaiki diri. Sedangkan jika kritikan itu emang asal-asalan, ya pake usulan "pink pig", cuek is the best

 

The doorstep to the temple of wisdom is knowledge of our own ignorance. -Spurgeon

Wawan

__________________

------------

Communicating good news in good ways