Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Memperingati 490 Tahun Reformasi Gereja

Tahukah Anda bahwa 31 Oktober merupakan peringatan hari Reformasi Gereja? Tepat 490 tahun yang lalu Martin Luther memakukan 95 tesisnya di pintu gerbang gereja istana Wittenberg. Inilah letusan gerakan reformasi sebagai bentuk penolakan terhadap penjualan Surat Indulgensia (penghapusan siksa) yang dilakukan pada masa pemerintahan Paus Leo X untuk pembangunan gedung Gereja Rasul Petrus di Roma dan pelunasan hutang Uskup Agung Albrecht dari Mainz (Wellem 1999).

Sebenarnya, upaya ke arah reformasi sudah dilakukan oleh sejumlah tokoh sebelum masa Martin Luther. Sebut saja oleh John Huss dan John Wycliffe. Namun, ledakannya menghebat pada masa Luther. Dengan keberhasilan Gutenberg membuat mesin cetak pada 1450-an, gelombang reformasi pun meluas. Itulah sebabnya, Luther pernah berujar bahwa mesin cetak merupakan anugerah terbesar dari Tuhan selain keselamatan. Dan dalam kurun sebulan, dalil-dalil Luther sudah menjangkau seluruh Jerman.

Tapi kebayang nggak oleh kalian, para blogger sekalian, bagaimana kalau seandainya Martin Luther hidup pada era digital ini? Bagaimana seandainya gereja Wittenberg itu adalah dunia maya ini dan SABDA Space merupakan karya Gutenberg? Kira-kira di mana dia pakukan ke-95 tesisnya itu, ya? Lalu, bagaimana reaksi gereja? Komentar apa yang dilemparkan? Lalu yang terpenting: berapa "hit" yang akan diperoleh? Tongue out

sujana's picture

Kalo Martin Luther hidup jaman ini

refreshing : Mungkin kalo Martin Luther hidup di jaman ini, dia tidak akan menjadi siapa2, karena mungkin Reformis lain sudah lahir dan Gereja Roma yang di kritik sudah memperbaiki diri dari hal-hal yang salah tersebut. Sekarang banyak orang yang punya pemahaman lain tentang ajaran agama dan hidup di dunia internet, hasilnya? Thank buat Martin Luther, jasamu besar untuk "koreksi" dan pertumbuhan iman umat Kristiani secara keseluruhan baik dari aliran "protestan" maupun Katolik Roma. Pease. GBU.
Satrio's picture

Reformis2 Masa Kini

Kalau Martin Luther hidup di jaman ini ? Mungkin beliau sangat sedih, sebab 490 tahun setelah beliau melakukan reformasi terhadap gereja yang waktu itu telah salah arah, kini telah lahir reformis baru yang justru salah arah. Mereka muncul dengan dalih baru, dengan teori baru, dengan gaya yang baru sesuai kemauan dan apa yang mereka anggap benar menurut mereka sendiri. Mereka merasa yang paling benar. Reformis baru ini tidak segan2 saling serang, saling menjelekkan dan saling menjatuhkan. Mereka berlomba untuk mencari domba (domba=uang) dengan cara yang kasar, cara halus, cara yang neko2 hingga dengan cara melawak.Mereka telah menjual nama Tuhan Yesus untuk cari uang. Semua aktivitas ada tarifnya. Belum lama ini saya dengar di siaran radio (RPK) yang intinya adalah kegundahan seorang Pendeta Tua atas makin banyaknya Pendeta2 Muda yang mungkin memiliki daya tarik lebih dari si Pendeta Tua. Dalih yang Pendeta Tua sampaikan adalah tentang bahayanya bila Khotbah2 atau Kesaksian2 atau penginjilan dilakukan oleh Pendeta2 Muda yang masih diragukan kemampuannya. Bahaya dan bisa salah arah, kata Pendeta Tua. Pendeta Tua ini (ES) sangat terkenal dan sudah memiliki segalanya didunia ini, tetapi masih gundah dan resah ketika pundi2 nya mulai terancam oleh generasi berikutnya. SEPERTI INIKAH YANG DIINGINKAN MARTIN LUTHER ?
xaris's picture

Martin Luther bilang...

Martin Luther pernah bilang, "God writes the gospel not in the Bible alone, but on trees, and flowers, and clouds, and stars." Di jaman itu belum ada Internet, kalau udah ada dan dia tahu pengaruh dari Internet, mungkin quote-nya bakal begini, "God writes the gospel not in the Bible alone, but on trees, and flowers, and clouds, and stars, and of course on the Internet!" =D 

John Adisubrata's picture

Cara-Cara Tuhan

Saya pernah mendengar dari saudara-saudara seiman lainnya, bahkan melihat sendiri, bahwa orang-orang awam bisa bertobat melalui berbagai cara yang tidak bisa diselami oleh pikiran manusia.

Ada yang memberikan hidupnya kepada Kristus ... melalui khotbah seorang pendeta yang amat serius (khusuk) hanya membahas ceritera-ceritera di dalam Alkitab saja, ... ada yang melalui ayat-ayat firman Tuhan yang sedang dikhotbahkan di gereja, ... ada yang gara-gara ketrampilan seorang hamba Tuhan yang pinter sekali 'dagelan' ketika membahas ayat-ayat firman Tuhan dari atas mimbar, ... ada yang gara-gara kesaksian sejati seseorang yang sudah/baru diselamatkan, ... ada yang gara-gara ditakut-takutin oleh sang pendeta/hamba Tuhan dari atas altar dengan kisah-kisah akhir zaman yang belum/akan terjadi menggunakan ayat-ayat firman Tuhan.

Dan ada yang seperti saya, ... melalui pelayanan musik kristiani (praise and worship) yang juga menampilkan ayat-ayat firman Tuhan sebagai syair-syairnya.

Selama 'mammon' bukan menjadi 'penyebab' untuk 'bertobat' atau 'menobatkan seseorang', ... Tuhan akan selalu memakai umat-Nya yang sudah diselamatkan dan dipanggil untuk mengabarkan Injil dengan cara-cara-Nya yang unik dan istimewa menggunakan ayat-ayat firman Tuhan.

Terima kasih kepada Tuhan yang sudah memakai Martin Luther sebagai hamba-Nya untuk memungkinkan hal-hal seperti itu terjadi di dunia sekarang.

Syalom,

John Adisubrata

AmramRede's picture

Katolik + Protestan

Kalau Marten Luter masih hidup, pasti beliau kembali berjuang untuk mempersatukan Gereja Protestan dengan Gereja Katolik. Sebab perjuangannya telah berhasil memaksa para petinggi RomaKatolik kala itu untuk introspeksi dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ada. Shingga sekarang ini, hampir tidak ada perbedaan yang fundamentalis antara G.Katolik dan G.Protestan.