Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mengenang pak Bagyo

Purnawan Kristanto's picture

Hari Rabu kemarin (11/7), Sasongko mengabarkan bahwa pak Bagyo, mantan teman kerja saya, telah dipanggil Tuhan pada hari Selasa malam. Karena sedang ada di luar kota, saya tidak bisa melayat ke sana. Perjumpaan saya dengan pak Bagyo sebenarnya tidak banyak, karena ketika saya masuk sebagai karyawan di majalah BAHANA, pak Bagyo justru sudah pensiun. Meski begitu, saya kadang masih bertemu dalam acara-acara kerohanian.

Pria Jawa ini meski berkulit gelap, tapi sering disangka sebagai suku Tionghoa karena bermata sipit. Salah satu ciri khasnya, dia mudah tertidur dimana saja. Termasuk di kursi kerjanya (beberapa tahun kemudian, ternyata ada karyawan yang seperti pak Bagyo yang mudah tidur dimana saja. Kayak iklan Coca Cola).Tubuhnya subur dan ada cerita lucu mengenai hal ini, seperti yang berkali-kali dikisahkan pak Xavier kepada saya.

Suatu kali, pak Bagyo mengikuti sebuah Kebaktian Kebangunan Rohani. Di akhir khotbah, sang pengkhotbah mengundang jemaat yang ingin diurapi Roh Kudus untuk maju. Pak Bagyo pun ikut maju dan berbaris di depan panggung. Sang pengkhotbah turun dari panggung dan mengimpartasiiak Roh Kudus satu demi satu dengan memegang keningnya. Sesudah itu, biasanya orang yang diimpartasi ini jatuh terjengkang. Tapi untunglah ada usher di belakangnya yang siap menatang tubuhnya supaya tidak terbanting keras ke tanah.

Giliran pak Bagyo yang mendapat urapan itu. Sang pengkhotbah memegang keningnya sambil mengucapkan doa berkat. Selesai berdoa, pak Bagyo tak juga terjengkang. Pengkhotbah mulai tak sabar. Tangannya mulai mendorong- dorong kening pak bagyo supaya terjengkang, tapi pak Bagyo tak juga terjatuh. Lama-lama pak Bagyo merasa tidak enak. Dia berpaling kepada usher di belakangnya yang lebih kurus dari dirinya dan berkata, "Kalau saya terjengkang, Anda pasti tidak kuat menyangga tubuh saya. Sebaiknya saya rebahan sendiri saja deh." Setelah itu, pak Bagyo merebahkan diri dengan nyaman. Begitulah pak Bagyo. Orang yang sangat sederhana, ingin menyenangkan semua orang dan punya semangat yang kuat dalam melayani Tuhan. Selamat pulang pak Bagyo. Di sana, Sampeyan bisa tidur nyenyak sepuasnya.

__________________

------------

Communicating good news in good ways