Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Merdeka Atau Dijajah

smile's picture

Anda kecewa?
Kecewa dan tidak mau ke gereja lagi?
Lalu anda mau kemana?
Pindah gereja?
Kecewa lagi?
Terus pindah lagi,
Dan setelah pas, dan  mendapatkan  gereja yang cocok, Anda keburu dipanggil pulang…bagaimana?

Atau jika anda berkuasa,dan punya banyak harta, anda bisa menyingkirkan orang yang tidak anda sukai untuk segera menghilang dari gereja anda?

Rumah sakit tentunya bukan berisi orang – orang sehat bukan? Isinya tentu saja orang – orang yang sakit!

RSJ juga bukan berisi orang waras, namun berisi kumpulan orang yang sakit jiwanya!

    Luk 5:32
    Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.

Tuhan Yesus juga mengatakan hal yang sama di atas, bukan?

Lalu kenapa anda merasa tidak betah? Tidak nyaman? Tidak terbangun rohaninya? TidaK maju keimanannya? Hanya karena manusia yang tentu saja kotor dan berdosa?

Sekalipun mereka para hamba Tuhan? Para gembala?
YA! Sekalipun mereka para pemuka agama!

Anda mungkin berkata tidak bisa jika tidak melihat orang- orang yang tidak anda sukai , karena tentu bertemu dengan mereka ketika hendak beribadah.

Kenapa?

Karena Anda punya mata dan pasti bertatap mata dengan mereka?
Karena Anda pasti berjumpa dengan mereka di gereja?

Atau karena anda tidak bisa membohongi diri anda sendiri jika pura-pura mengacuhkan mereka padahal anda tidak acuh sebenarnya?

Jika Anda merasakan kepahitan, dan tidak mau melihat mereka,atau bertemu mereka, lalu jalan yang terbaik adalah Anda tidak usah pergi ke gereja!

Dengan begitu, tentunya Anda tidak akan bertemu dengan mereka bukan? Tidak bertemu dengan orang – orang yang tidak Anda sukai.

Lalu siapa yang rugi? Anda, dia, atau mereka?
Mari kita teliti baik -  baik, pernyataan di bawah ini :

Anda tidak dapat berkat, dia atau mereka dapat.
Anda tidak dapat damai sejahtera, dia atau mereka dapat.
Anda tidak merasa tenang. dia atau mereka tenang – tenang saja.

Dari tiga poin itu saja Anda sudah merugi.Lalu apa yang Anda pertahankan?
Kenapa Anda harus mengikuti “cara main” mereka?

Kenapa Anda justru masuk dalam perangkap dengan mengikuti sikap mereka? Jika demikian Anda akan dikatakan sebagai orang yang kalah.
Kalah, karena Anda tidak membuat mereka mengikuti Anda, namun Anda malahan mengikuti mereka.

Itulah yang dinamakan kedewasaan, lawan kekanak-kanakan.
Itulah yang membuat kita tidak menjadi INDEPENDENCE, namun selalu DEPENDENCE.
Karena dengan begitu kita tidak memegang kontrol dan dikontrol oleh mereka.

. . . .


Hal seperti di atas banyak sekali terjadi di banyak gereja pada saat ini. Selain perpecahan,perseteruan internal gereja, juga banyak kepahitan yang dialami jemaat. Apalagi banyak sekali penyelewengan yang terjadi di banyak gereja, dan banyak dominasi. Yang lebih menyedikan lagi, ketika sebuah gereja telah mulai memberhalakan benda, dengan menjadikannya suci. Seperti katanya dijual baju batik yang telah diurapi, bisa menangkal kuasa gelap dan bisa menangkal bom atau bisa tahan dari tembakan senjata api (hahaha).

Itu lah ciri – cirinya, bahwa jaman memang sudah semakin akhir. Perpecahan adalah suatu hal terbaik untuk menghancurkan satu kekuatan. Kekuatan terbesar dari suatu komunitas besar adalah pecahnya mula-mula komunitas kecil di dalamnya. Semakin lama akan menjadi semakin keropos dan akhirnya, hancur berkeping – keping, TAK BERSISA….

Itukah yang akhirnya kita harapkan?
Lalu bagaimana caranya kita tidak mengalami semuanya itu? Tidak merasakan apa yang terjadi dalam probematika diatas?

Jawaban yang paling sederhana adalah jangan beragama!
Karena katanya agaman tidak menyelamatkan.
Namun, bagaimana kita mengenal juruslamat kita jika tidak melalui media yang namanya agama?

Banyak kisah di PL yang bisa menginspirasi, apapun yang telah ditetapkan Tuhan, sekalipun dimata kita tidak benar, janganlah sesekali menyangkalnya. Janganlah sesekali menolaknya. Karena Tuhan menghendaki semuanya terjadi atas ijinNya.Sepert kisah Musa dan Harun.

Kita harus memegang kontrol, dan memegang kendali, bukan selalu menjadi obyek yang dikendalikan. Kita harus menjadi pribadi yang independence dan bukan pribadi yang dependence.

Jika hal tersebut terjadi dalam setiap aspek kehidupan, tak terkecuali masalah cinta. Pastor Jeffry Rachmat dalam kotbahnya yang bertajuk SINGLE FORVER juga menjelaskan dengan sangat baik bagaimana seseorang harus dewasa dan utuh dalam menjalin suatu relationship. Karena tak jarang orang yang tak dewasa dan tak utuh (serba kekurangan) mencoba dengan keras untuk menutupi kekurangannya lewat suatu relationship. Itulah yang akhirnya menimbulkan PUTUS CINTA atau PERCERAIAN.

Beliau juga mengatakan, orang yang siap untuk menjalin suatu relationship adalah orang yang tidak butuh untuk menjalin suatu relationship. Dalam artian, orang tersebut telah sanggup hidup mandiri, karena tidak bergantung pada siapapun, dan saat itulah, orang tersebut sebenarnya sangat siap untuk menjalin suatu relationship.

Kita harus mulai menentukan sikap untuk menjadi dewasa secara rohani, dengan menerima sesuatu dari sudut pandang yang positif. Namun tetap cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, karena Tuhan tak akan tinggal diam dengan semua pengharapan kita.Dan kta tidak harus menjadi bodoh untuk bisa menjadi dewasa secara rohani.

Kita harus MERDEKA…..

By smile





__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

tilestian's picture

Hanya Tuhan Yesus yang

Hanya Tuhan Yesus yang menyelamatkan kita. (#bukan agama)

__________________

God's will be done Smile