Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mereka BUKAN Orang Kristen

Pak Tee's picture

      Perhelatan itu milik orang Kristen, saya mengatakannya begitu. Semua panitianya beragama Kristen. Bahkan beberapa di antaranya adalah majelis gereja, mantan majelis gereja, dan aktivis gereja. Ini adalah kegiatan komunitas sosial kemasyarakatan yang acaranya diadakan rutin dua kali setiap bulannya. Memang anggota komunitas ini tidak hanya orang kristen, tapi sebagian besar memang beragama nasrani. Dan acaranya selalu dimulai dengan doa .... secara kristiani. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus!

      Saya sering ikut terlibat menyambut tamu di pintu masuk. Saya jadi kenal beberapa di antaranya. Seorang ibu berkerudung sangat menarik perhatian saya. Bukan karena kecantikannya, tapi karena sikapnya. Jelas beliau bukan seorang kristiani. Di depan namanya ada tambahan huruf Hj., sedangkan di belakang namanya ada tambahan SH. Beliau seorang notaris. Saya menghormati beliau karena selain ramah, toleransi beragamanya juga baik. Setiap kali ketika beliau datang terlambat, dan acara doa sedang berlangsung, beliau tidak pernah menerobos masuk ruangan. Beliau selalu menunggu di pintu masuk hingga doa selesai, dengan diam dan menundukkan kepala. Sikapnya terasa sangat menghormati.

      Di gereja saya, banyak orang yang datang terlambat. Seringkali umat sedang khusuk berdoa, "menghadap" dan "berbicara" dengan Tuhannya. Tuhan yang diyakini dan dipercaya adalah raja di atas segala raja, atau kalau sekarang bisa disebut sebagai presiden di atas presiden. Dan mereka bergegas-gegas masuk. Ketika kita membuka mata setelah kata "amin", mereka telah duduk di depan dan di samping kita.

      Jika kita diundang Bapak Presiden kita, apakah kita berani menerobos masuk ruangannya ketika seseorang sedang begitu serius berbicara dengan beliau? Tanpa permisi lagi! Saya pikir, datang terlambat pun kita tidak berani. Setidaknya kita tidak mau datang terlambat. Bukankah kita merasa tersanjung diundang beliau?

******

      Satu lagi cerita juga tentang seorang ibu yang berkerudung. Jelas beliau bukan orang kristen karena di depan namanya juga ada tambahan Hj.nya.

      Saya beberapa kali berbelanja di salah satu tokonya. Ketika tulisan ini saya buat, kalau tidak salah, beliau baru saja meresmikan pembukaan tokonya yang kedelapan. Saya heran karena di tokonya yang besar itu tidak dijual rokok. Saya bertanya pada pramuniaga di situ, dan jawabannya sungguh menarik. "Bapak tidak mungkin menemukan rokok di toko ini, bahkan di semua cabangnya!" Luar biasa! Produk laris itu ternyata tidak dijual disini.

      Komitmen pemilik tempat usaha ini menarik. Dia tidak mau menjual produk yang membahayakan kesehatan. Berapa orang di antara kita yang tidak tahu bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan? Berapa orang di antara kita yang tetap menyediakan asbak, tempat abu rokok, baik di rumah ataupun di kantor, sekalipun kita sendiri tidak merokok?

******

      Saya masih mengamat-amati lelaki tua itu. Pakaiannya lusuh dan tampaknya lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Bapak tua itu duduk begitu saja di trotoar pinggir jalan.

      Ketika hati saya masih bertanya-tanya, tetangga saya yang saya tahu bukan orang kristen, mendatangi dan mengajak bapak itu ke warung dekat tempat itu untuk makan. Tapi bapak itu tidak mau. Tetangga saya lalu mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar uang kepada bapak itu.

      Sebuah ayat tiba-tiba saja menempelak saya. "Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan...." (Matius 25 : 42)

      Terus terang, tiba-tiba saja saya merasa malu.

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!

widdiy's picture

@Pak Tee

Saya akui Pak Tee, seringkali hidup saya sebagai orang Kristen sangat memalukan, tak peduli Tuhan dan sesama

Pak Tee's picture

@widdiy : sama!

Sama, Mas! Hidup ini proses kepada tujuan. Jalannya nggak rata. Kita bisa jatuh berkali-kali.

"... Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku" (2 Kor 12:9b).

__________________

Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!