Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Aku seorang pengecut yang memuji-Mu ya Tuhan dan seorang manja yang terus mengeluh padamu, oh Ibu Pertiwi.

Arion Batara's picture

Aku adalah seorang mahasiswa, seorang muda yang sedang belajar untuk mempersiapkan diri agar kelak dapat berguna bagi semua orang di sekitarku, dan bangsaku Indonesia. Jika ada yang bertanya, aku menjawab aku adalah seseorang berkeyakinan pada Kristus, karena aku tidak terlalu suka disebut beragama kristen, mungkin karena di negeriku ini agama telah dipakai dengan salah oleh manusia-manusia yang tidak memanusiakan dirinya. Meski kerap kali orang lain berkata bahwa manusia-lah yang salah bukan agamanya, tapi tetap saja aku tidak nyaman jika disebut beragama. Anggap saja aku terlalu verbalis, tapi yah mau bagaimana lagi.

 

Aku lebih nyaman dikatakan berkeyakinan pada kristus daripada disebut pengikut Kristus, sebagaimana arti harafiah kata "kristen". Karena, aku masih mengutuki diriku sendiri, yang sama  sekali tidak menunjukkan mengikuti perilaku kristus. Karena bagiku bukan dengan melantunkan pujian dengan mulut dan doa-doa panjang sembari hati bergetar hebat saja yang menunjukkan perilaku Yesus. Aku tahu persis, Yesus adalah pembebas dan dia datang untuk membebaskan, dimana aku menemukan diriku seringkali hanya berhenti sampai titik mendoakan dan bernyanyi dibanding membebaskan. Yesus mendatangi orang lumpuh dan kusta yang ditinggalkan, menginap di rumah pemungut cukai yang korup dan bukan menginap di bait suci sembari bernyanyi dan memuji.

 

Jika hanya berdoa, ada baiknya aku menyebut diriku sebagai pengikut farisi dibandingkan dengan disebut pengikut Kristus. Jika hanya bernyanyi ada baiknya aku menyebut diriku biduan.

 

Aku juga tidak nyaman disebut negarawan atau pemuda bangsa, sebut saja aku seorang muda warga negara Indonesia. Karena yang kutahu hanya memakan subsidi dengan kuliah berbiaya rendah serta bantuan dari negara yang lain. Cuma bensin motorlah aku memilih tak disubsidi tapi kalau kepepetpun aku beli premium juga. Tapi hinanya, aku ini sukanya hanya mengeluh, yang tentang sistem yang koruplah, hukum yang gak ditegakkanlah dan kekerasan berkedok agamalah.

 

Jika hanya mengeluh ada baiknya aku menyebut diriku, seorang muda warga negara Indonesia yang kekanak-kanakan. Jika hanya menerima subsidi ada baiknya aku menyebut diriku si miskin yang ditanggung negara, ya karena memang aku ini miskin karya pada negara.

 

Aku hanya mengumbar kejelekan bangsaku sendiri dan takut untuk terjun kedalamnya dan mengubahnya. Padahal bagaimana mungkin sesuatu berubah jika hanya dibicarakan dari luar, sedang para pemimpin kita yang korup itu tertawa bergelimang uang? Padahal pula aku tahu persis bahwa Yesus turun ke dunia dan menebus dosa adalah sebuah perubahan dari dalam, bukan hanya dengan menunggu manusia yang berdosa mati dan meninggalkan dunia untuk dia lempar kedalam kebinasaan.

 

Aku ini juga adalah seorang muda yang tua bangka, hidup hanya dalam kisah-kisah kuno para nabi dan pendiri bangsa. Ketika SD aku membaca kisah hebat seperti daud, samuel, yosua dan banyak tokoh lain yang mengubah nasib bangsanya Israel. Ketika SMP, aku membaca habis buku tentang kehidupan Muhammad Hatta, seorang pendiri bangsa yang kukagumi karena ilmu yang dipelajarinya dia baktikan untuk bangsa. Tapi, sudah satu dekade sejak buku itu kubaca tak juga aku mengikutinya sebagaimana aku tak juga pernah mengikut Kristus dan kisah para nabi dalam Alkitab.

 

Semoga ini hanya diriku saja, karena jika tidak betapa malangnya bangsa ini, betapa terancamnya kekristenan.

Semoga juga aku bisa beranjak dari mengutuki diri ke tahap mengubah diri dan tak lagi malu pada apa yang seharusnya aku katakan ke orang lain tentang siapa diriku sebenarnya. Bahwa aku bukanlah seorang pengecut yang memuji Tuhan dan seorang manja yang mengeluh pada Ibu Pertiwi.

__________________

Tuhan adalah Kasih