Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Karunia menanam

mujizat's picture

"Pah, tolong aku pah, telponnya jangan diputus pah,.." suara anakku perempuan di telpon.

"Iya Pet, ada apa?" Jawabku sambil mengunyah makan malam.

"Ini pah, temenku (dia sebut nama), dia muntah-muntah. Dadanya tiba-tiba ngerasa panas, lalu pingin muntah" lanjut anak saya terbata-bata,...

Percakapan telpon di atas terjadi hari Rabu malam kemaren, tanggal 4 Mei 2011. Petang itu lebih kurang jam 8 malam. Saya sedang makan malam di sebuah restoran, dalam perjalanan menuju Jakarta menggunakan bus malam.

Anak saya ada teman cowok, sama-sama sekolah SMK. Dari agama seberang, tapi ngakunya atheis. Akrab dengan anak saya, sampai mereka terlibat percakapan soal agama. Selama beberapa hari sering tanya-tanya soal kekristenan.

Lalu petang itu, anak tsb sedang berada di rumah kami, dia berjalan keluar rumah, dan dalam hati dia bertanya: Tuhan, benarkah Engkau ada?

Tidak lama setelah pertanyaan itu, ia merasa dadanya panas, lalu masuk ruang tamu, dan berkata kepada anak saya: "Pet, selama ini saya sebenarnya atheis, kira-kira Tuhan mau mengampuni saya ngak yah?"

"Jangankan kamu, lha wong penjahat yang sudah banyak bunuh orang saja, ketika dia bertobat, Tuhan mau menerima dia koq" jawab anak saya.

Singkat ceritera, anak saya membuka beberapa ayat Alkitab untuk menuntun kawannya itu menerima Yesus sebagai Juruselamat. Baru dibacakan beberapa ayat, tiba-tiba saja dia mau muntah, dan memberi tanda dengan jari di mulut agar anak saya diam. Dengan sedikit kebingungan, anak saya tetap baca ayat-ayat tertentu, dan serta merta teman cowoknya ini serabutan keluar rumah, dan dia muntah-muntah. Itulah sebabnya anak saya spontan telepon saya yang sedang dalam perjalanan.

"Pah, gimana nih, dia muntah-muntah terus, nanti kalau pingsan gimana?" tanya anak saya sedikit cemas.

"Sudah, biarin, ngak perlu takut, Roh Kudus yang sedang bekerja membersihkan jiwanya. Nanti juga berhenti sendiri kalau sudah selesai" jawab saya tenang. Bukan menghibur, tetapi memang seperti itulah hikmat yang saya dapat dari Roh Kudus.

"Okey pah, nanti kalau ada apa-apa aku telpon lagi ya pah" jawab anak saya.

"Ya Pet, ok, Tuhan memberkati. " kataku.

Benar juga. Anak saya melaporkan bahwa esok paginya, teman cowoknya datang dengan senyum lebar. Katanya, hatinya terasa damai banget. Puji Tuhan.

Jumat sorenya dia ingin bertemu saya, dan betul juga, petang itu dia datang. Aku jelaskan dari sejak dosa manusia di Taman Eden, dosa ketidak taatan, lalu janji Tuhan akan datangnya keturunan Hawa yang akan meremukkan "kepala" si ular, yakni Iblis. Sedikit kisah keturunan Abraham, bagaimana proses kelahiran Ismael, Ishak, lalu janji Tuhan kepada Abraham bahwa keturunannya akan berada di negeri asing selama 450 tahunan, kisah Yusuf, bagaimana dia dijual oleh saudara-saudaranya, lalu bagaimana melalui Yusuf, keluarga Yakub pindah ke Mesir diberi tanah Gosyen, dan berkembang menjadi bangsa besar, penindasan , pengutusan Musa dst.

Kemudian kujelaskan bagaimana Israel di bawah kepemimpinan Musa berada di padang gurun selama 40 tahun, dan di rentang waktu selama itulah nabi Musa mendapat wahyu langsung dari Tuhan, bertemu "muka dengan muka" di kemah pertemuan, menjawab misteri kitab Kejadian, dimana Tuhan berceritera dan Musa menulis kitab Kejadian.

Kemudian juga tentang Hukum Taurat, mengenai perlu adanya seorang Imam Besar, dan juga jabatan imam-imam yang waktu itu dipercayakan kepada suku Lewi. Lalu janji Tuhan tentang Mesias, anak muda itu dengan semangat membaca ayat-ayat yang saya suruh buka.

Saya melihat anak muda ini beberapa kali menyeka air matanya ketika membaca Yesaya 53:3-12 tentang penderitaan yang harus dialami oleh seorang Mesias, yang digenapi oleh kedatangan Yesus. Aku jelaskan makna kematian dan makna penderitaan Yesus Kristus sebagai PENEBUS. Saya bersyukur ketika anak muda itu setiap kali mengangguk-angguk tanda faham penjelasan saya.

Karena dia sendiri yang menyatakan ingin convert ke Kristen, maka saya buka dengan terus terang beberapa kebohongan "kitab suci" agama lama dia, dan dia nampak bertambah paham.

Puji Tuhan, hari Minggu kemarin, dengan kemauan sendiri, dia datang ibadah, dan kelihatan sangat menikmati.

Sepertinya, anak saya mempunyai karunia "menanam" , karena setidaknya ada 3 siswa SMK yang terjala oleh kesaksian anak saya, dan bagian saya adalah menyiram. Saya percaya, Tuhan lah yang berkuasa memberikan pertumbuhan, dan saya juga punya bagian mendukung dalam doa.

Shalom.

__________________

 Tani Desa