Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mengajarkan sex pada anak anak

nokia 6016i's picture

 

Bukan menjadi hal yang tabu lagi, di zaman serba internet ini kemudahan informasi yang kita butuhkan hanyalah sebatas otak dan jari, ya apa yang kita pikirkan tinggal di realisaikan oleh sepuluh jari kita di mesin google, apa yang kita bisa dan biasa lakukan dengan internet bukan tidak mungkin anak anak kita juga bisa mengakses internet bukan?

bisa anda bayangkan anak sd sudah bisa ke warnet di jaman ini, kira kira 15 tahun yang lalu saya saja baru mengenal internet semenjak duduk di bangku sma kelas 1, itu pun saya harus mengambil les privat pada seorang guru komputer, saya yang awalnya awam dengan teknologi menjadi sangat melek teknologi saat ini, yang luar biasa lagi anak anak sekarang belajar internet secara ortodidak it's awsome

saya sadari sayapun saat itu tidak bisa menahan godaan untuk tdak melihat situs atau gambar yang berbau pornografi, bahkan setiap saya ke warnet saya selalu sedia flopy disk saat itu, biasanya membawa 5 sampai 10 disk flopy hanya untuk men-save gambar gambar erotis saja, di jaman sekarang anak sd sudah bawa bawa hardisk external ke warnet WoW! bukan saya se'uzon (mencurigai) , tapi apakah isinya?

saya berani bertaruh itu isinya konten porno semua, sekolah mana yang menganjurkan ke warnet harus bawa hardisk? minimal flash disk bukan, itupun paling besar 32GB masih bisa lah untuk sebatas tugas2 sekolah, tapi kalo udah bawa bawa hardisk external, alamat sudah konten porno yang di unduhnya, dan lebih canggih lagi anak smp sudah bisa berbisnis lewat internet , dahsyat

nga mau kalah ama orang dewasa, bahkan orang dewasa sudah kalah dalam pemasaran, bagaimana tidak setelah mengunduh berbagai konten , di burn alias di copy dalam format dvd dan di jual ke teman sekelas, edan , inilah kemajuan jaman yang terlalu kenceng, belum lagi dampak negativ yang timbul pada anak anak usia remaja yang pola pikirnya belum matang dia sudah membuka celah ke arah free sex dan sex be4 mariage.

tentu kita tidak ingin internet merusak moral anak anak kita seperti cerita saya di atas bukan, nah bagaimana solusi nya, apakah kita harus 24jam disamping anak anak kita? atau menonaktivkan segala jaringan baik hp, tv, facebook, dsb? saya kira tidak usah se-extrim itu, peranan orang tua baik ayah atau ibu sangatlah dominan, berikut saya ajukan sedikit dari apa yang saya tahu.

1. ketika anak anda bertanya masalah onani dan masturbasi anda harus bisa menjawab dengan tegas dan benar serta terarah, biasanya para orang tua enggan bicara hal yang satu ini.

2. ketika anak anda mulai menyukai lawan jenis, jangan langsung anda marah dan berkata TIDAK BOLEH!, ajak anak untuk share, dengarkan apa devinisi "cinta" menurut anak anak anda, tanya apa yang dia suka dari lawan jenis.

3.pantau dengan siapa anak anda bergaul, baik itu teman sejenis atau lawan jenisnya, ajaklah anak anda untuk mengenalkan teman teman kepada anda, kalau bisa anda ikut akrab dengan teman teman anak anda, dengan begitu secara tidak langsung anda melindungi keselamatan pergaulan anak anak anda.

4. terbuka dalam setiap masalah, ketika anak laki laki anda mendapatkan mimpi basah pertamanya, atau anak perempuan anda mengalami menstruasi jangan bersikap acuh, seolah anak anak belum saatnya berbicara hal hal sexual

5. ini yang terpenting dan terutama (meski urutan akhir) ajak anak anak untuk mengenal Tuhan Yesus sejak dini, ajar bagaimana anda (ayah dan ibu) mengasihinya, perduli padanya, dan mencintainya buatlah anak anak anda merasa dimiliki

dari kelima tips diatas tentu akan berhasil jika dengan komitmen dan doa anda kepada Tuhan untuk anak anak anda, kebanyakan dan survei teratas mengatakan bahwa anak anak memulai masturbasi karena dia merasa sendiri , hati anak menjadi kosong dan bingung dengan jati dirinya.

ketika kebingungan jati diri ini muncul dan diisi dengan internet yang sekarang sudah menjamur dimana mana (hp,laptop,warnet,wii fi) , apa lagi kalau bukan ujung ujung nya sex lah yang menjadi pelarian anak anak , manusia memiliki naluri untuk membuat zona nyaman sendiri, hal inilah peranan kita sebagai orang tua untuk masuk dalam zona nyaman anak anak kita.

awasilah dari jauh apa ketika anak anak kita sedang online, atau bimbinglah untuk online yang benar, ajarkan rasa tanggungjawab dan berikan dia kepercayaan, anak anda akan bangga mendapat kepercayaan dari anda, di satu sisi anda juga mengajarkan rasa takut dan dosa bila melanggar rule yang telah anda buat secara sepakat.

kalau di dalam keluarga anak tidak menemukan "zona nyaman" dalam artian anak tidak berhak bicara dan berpendapat, anak selalu di doktrin hal hal yang orang tua rasa itu benar , perlu kita tahu hal yang kita anggap benar belum tentu anak akan menerima dengan benar juga, ingatlah fenomena pasir di tangan semakin kita genggam erat semakin jatuh pasir dari tangan kita.

dan yang terakhir mari kita bersama berpikir sebagai orang tua untuk menciptakan generasi yang lebih baik, kalau di zaman kita para orang tua saya dan anda sudah salah mendidik kenapa kita juga tetep kekeh mendidik ajaran orang tua kita untuk diajarkan kepada anak anak kita.

"kewajiban utama orang tua bukanlah memberi segala fasilitas dan keperluan sehari hari tetapi menjadi bagian dari anak anak adalah kewajiban sesungguhnya"

salam hangat

God always bless us...

__________________

Tuhan memberkati...