Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mengasihi Anak

Nurhana's picture

Hal yang perlu disadari dalam mengajar anak sekolah minggu adalah bagaimana memiliki perasaan kasih kepada anak. Mereka merupakan pribadi-pribadi yang masih polos dan mudah untuk diajar. Sebagai guru sekolah minggu yang sungguh-sungguh memiliki keterbebanan terhadap anak, harus memiliki kasih terhadap anak. Kasih menjadi landasan utama dalam membimbing mereka mengenal Tuhan. Dalam menerapkan kasih, tentunya memerlukan pengorbanan. Setiap orang yang berkata bahwa dirinya memiliki kasih, tetapi tidak mau berkorban, ia berarti berbohong. Tuhan Yesus selalu mengajarkan supaya kasih itu didemostrasikan dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus telah menjadi teladan sempurna dalam hal kasih. Oleh karena itu, sudah sepantasnya apabila kita meneladani-Nya.

Memelihara kasih terhadap anak memerlukan perjuangan keras. Apalagi dalam mengajar di sekolah minggu. Anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun, kita harus mengajar mereka berdasarkan kasih. Selain berkorban, dengan kasih kita dapat merasakan apa yang orang lain rasakan atau alami. Begitu pula dengan pengalaman yang pernah saya rasakan dan hadapi. Saya belajar mengasihi anak yang saya layani. Di sekolah minggu saya di kenal dengan guru yang tegas oleh anak-anak. Pernah suatu ketika anak-anak ditanya, pada waktu itu sedang merayakan hari Natal Sekolah Minggu dan firman Tuhan yang diberikan adalah panggilan Tuhan terhadap seorang anak. Ibu gembala bertanya: "Menurut kalian, siapa guru sekolah minggu yang galak?". 60 persen anak langsung menunjuk ke arah saya. Menanggapi hal itu, saya hanya tertawa. Anak-anak pun tertawa. Dalam situasi seperti itu, saya berusaha untuk memahami penilaian mereka terhadap saya. Saya tahu anak-anak menilai saya dengan kepolosan mereka.

Saya bersyukur meskipun mereka memberikan penilaian seperti itu, namun mereka tetap menghargai saya, bukan karena takut. Anak tahu dimana saya tegas dan dimana saya bercanda. Itu harapan saya senantiasa dalam melayani anak. Semua saya berikan semata-mata untuk kebaikkan mereka. Dalam mengajar sekolah minggu, saya juga pernah menghadapi anak yang tidak sopan dan menjengkelkan. Ketika saya marahi, dianya malah tertawa. Anak ini nakal sekali. Menghadapi hal itu saya tetap belajar mengasihinya. Akhirnya saya datang ke rumah anak ini untuk berkunjung. Saya sharing dengan orang tuanya. Dari sharing ini saya mendapatkan hal baru tentang anak tersebut. Di balik kenakalannya dia adalah anak yang rajin belajar membantu orang tua dan berdoa. Mendengar hal itu, saya semakin termotivasi untuk mengenal dia. Puji Tuhan, lambat laun anak ini sedikit demi sedikit mengalami perubahan.

Banyak hal yang sudah saya hadapi dalam mengajar sekolah minggu. Sebagai guru sekolah minggu, saya juga mau belajar untuk memiliki kasih seperti Kristus. Anak-anak adalah pribadi yang perlu dikasihi. Banyak yang mereka perlukan dari kita karena mereka masih polos dan membutuhkan bimbingan yang baik dari orang dewasa. Apa pun yang menjadi penghalang dalam mengajar mereka, harusnya tidak mengurangi kasih kita kepada mereka. Mereka merupakan generasi gereja di masa yang akan datang.

Saya mengucap syukur atas pengalaman ini. Masalah demi masalah dalam mengajar sekolah minggu, membuat saya semakin mengenal pribadi anak dan kebutuhannya. Terima kasih Tuhan Yesus.