Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

TUHAN, Sang Pemburu dari Sorga

Yung Fong K.'s picture

2011 telah berlalu. Namun, ini adalah tahun yang paling berarti dalam hidup saya. Bukan masalah kegemilangan yang saya dapat, namun karena inilah tahun di mana Tuhan menemukan saya, yang pada dasarnya tersesat dalam kehidupan yang tak berarah. Sekalipun semenjak SMA saya telah bertemu Kristus, dan mengikutinya sekuat hati, namun karena ketidakteguhan dan entah karena apa juga, saya kemudian memilih untuk lari daripadaNya. Pada intinya, tahun-tahun yang berlalu kemudian saya jalani dengan 'semaunya', meskipun tidak berarti melanggar norma-norma kehidupan yang berlaku.

Pada dasarnya saya belum merasa 'ngeh akan Tuhan' hingga usai menghadiri acara reuni SD/SMP 11 Juni (ini sudah saya bagikan di blog saya yang ke-2). Sesudah acara itulah, perasaan dan hati saya amat terusik. Sekelebatan memori-memori masa lalu timbul yang rasanya baru terjadi kemarin sore. Padahal itu masa yang cukup jauh dan lama, 25 tahun untuk memori SMP, dan 28 tahun untuk SD. Sekali lagi, masa yang cukup jauh namun rasanya baru terjadi kemarin sore. Intinya, bukankah perjalanan waktu itu nyatanya sekejap saja?

Saya benar-benar merasakan kefanaan waktu. Sesungguhnya bukan 25 atau 28 tahun itu saja yang sekejap. Kalau ditarik lebih jauh ke belakang, katakan 2000 tahun yang lalu saat Kristus masih di bumi, kemungkinan Ia seumuran SD atau entah SMP sekarang, namun 2000 tahun itu pun baru sekejap lalu saja bukan? Bahkan kalau ditarik lebih jauh lagi saat penciptaan, masa itu tentu jauuuuuh sekali..., namun kenyataannya bagai sekejap lalu saja bukan?

Pada titik inilah, Tuhan menangkap saya kembali! Hati saya kembali remuk redam, hancur luluh di hadapanNya. Tuhan berkenan membentuk hati dan jati diri saya kembali. Yang paling nyata adalah perubahan orientasi hidup. Sebelumnya tujuan hidup saya adalah kesuksesan duniawi. Urusan sorga neraka ya terserah Yang di Atas, alias bagaimana nanti sajalah. Ya kemudian segalanya berubah. Bagi saya sekarang, tujuan hidup yang pasti dan relevan adalah Kerajaan Sorga. Hidup di dunia hanya sementara, dan ujung-ujungnya pasti kematian. Hanya apabila kita memperoleh hidup yang kekal itulah hidup yang sebenarnya. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Injil Matius 6 : 33).

Kembali lagi kepada Tuhan, saya merasakan pengejaran dan pencarianNya yang tiada henti. Seperti yang telah saya ceritakan, SMA saya bertemu Kristus. Berarti Ia telah menemukan saya. Namun, saya lari dariNya mencari jalan kehidupan sendiri hingga akhirnya tersesat. Namun pula, Ia tetap mencari saya. Mencari terus tanpa henti hingga akhirnya Ia kembali menemukan saya. Betapa hebatnya Sang Pemburu dari Sorga ini! Kasih setiaNya nyata. Sangat mungkin selama ini Ia terus memanggil-manggil nama saya, namun entah karena bodoh entah karena tuli entah kedua-duanya, saya tidak mengenali suaraNya. Namun pula, Ia tidak mengenal lelah dan terus mencari dan mencari hingga akhirnya saya -domba yang tersesat itu- berhasil ditemukan!

Sebaliknya coba bayangkan, apa gunanya bagi Tuhan mengurusi domba yang sesat? Apa untungnya bagi Dia?

"Betapa tak layaknya aku tuk dikasihi, pendosa yang hina lagipula bebal! Bukan   apa-apa, bukan pula siapa-siapa."

Namun, itulah Dia, Tuhan mengasihiku! Memang bukan atas dasar siapa saya Tuhan mengasihi. Tapi semua semata-mata karena Ialah, Ia adalah Sang Pemburu dari Sorga yang penuh kasih dan setia. Ia pada awalnya telah menjalani hukuman yang seharusnya ditimpakan kepada umat manusia, karena ketidaktaatan 'jati diri' kita, yaitu Adam dan Hawa. Umat manusia termasuk saya yang seharusnya dihukum, malah Kristus yang menjalaninya. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Injil Yohanes 3 : 16). Kemudian pula, Ia setia mencari mereka yang hilang dan tersesat! Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Injil Lukas 15 : 3 - 7).

Amin, haleluya!

 

 

__________________

'yfk'SmileSmileSmile