Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Cuma dapat satu talenta? Trus bagaimana?

Nugraha Suprana ministry's picture

Kebanyakan dari kita familiar dengan perumpamaan Yesus mengenai 3 orang yang menerima talenta dari tuannya. Di bagian lain di perjanjian baru ada juga perumpamaan mengenai Mina. Pada waktu itu mata uang juga memakai istilah Talenta atau Mina, yang terbuat dari perak.

Yang saya ingin bahas disini adalah hamba yang mendapatkan satu talenta.

http://wp.me/p1WzPC-3g 

Matius 25: (18) Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

Kita semua setuju bahwa kedua hamba yang menerima lebih banyak talenta melakukan yang benar dihadapanNya sedangkan yang menerima satu tidak melakukan seperti yang diharapkan TuanNya. Saya kali ini ingin melihat parable ini dari sudut pandang yang lain.

2kor12: (9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku

Setiap orang membutuhkan kasih karunia. Seberapa besar kasih karunia yang dibutuhkan berbeda-beda, tergantung pada keadaan masing-masing. Yang pasti, kasih karuniaNya cukup (abundant). Tambah buruk seseorang, dia akan menerima kasih karunia pengampunan lebih banyak. Tambah baik seseorang, dia membutuhkan takaran yang lebih kecil.

Talenta atau Mina adalah mata uang yang terbuat dari perak, dimana perak sebenarnya melambangkan redemption atau penebusan Yesus. Jadi mari kita melihat talenta ini sebagai pengampunan. Orang yang menerima 5 talenta adalah orang yang membutuhkan pengampunan lebih besar, sehingga orang ini bisa kita simpulkan adalah orang yang kelakuannya tidak baik. Sebagai orang yang kelakuannya buruk, dia akan merasa jauh lebih menghargai pengampunan Yesus Kristus.

Hamba yang menerima satu talenta bisa kita asumsikan sebagai orang baik2 sehingga dia hanya menerima pengampunan yang tidak banyak. Orang baik, tetapi masih tetap membutuhkan kasih karunia dari Tuhan.

Matius 25:(24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam

Drama yang paling menyedihkan adalah persepsi dari Hamba satu talenta ini. Dia menganggap tuannya adalah seseorang yang kejam dan jahat. Sama dengan kisah mengenai Mina di Injil Lukas.

Lukas 19: (20) Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. (21) Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.

Hamba yang tidak terlalu buruk kelakuannya menerima kasih karunia sesuai dengan takaran yang dibutuhkan. Namun sayang dia membungkusnya dengan sapu tangan (veil yang mewakili Taurat) dan menguburkannya. Kasih karunia dibungkus dengan Taurat. Hamba ini menguburkan kasih karunia dan digantikannya dengan Taurat, dimana karena kelakuannya yang relatif baik, merasa mampu untuk melakukan Taurat sebagai pegangan hidupnya.

Kini kita mengerti mengapa hamba ini memiliki nasib yang tragis. Tidak lain karena dia telah menguburkan talenta / Mina / perak / penebusan, ganti dengan upaya sendiri untuk benar dihadapanNya, ganti dengan Veil, diganti dengan hukum Taurat.

Seberapa besar atau kecil takaran kasih karunia yang kita terima, apabila kita tidak mau mengalami nasib yang tragis, jangan pernah diganti dengan self-righteousness dan Taurat.

Biarkan kita hidup dibawah kasih karunia, bukan dibawah hukum Taurat.

 

__________________

Yang di kasihinya:

 

Nugraha SupranaCool

http://karnakasihnya.wordpress.com/about/

bennylin's picture

1 talenta = upah seumur hidup

Kesan umum orang terhadap perumpamaan ini agaknya bahwa satu talenta tersebut hanya jumlah yang sedikit (seumpama satu orang hanya punya satu bakat/karunia saja, dibanding yang orang yang dikaruniai Tuhan dengan beragam bakat, yang kita sebut sebagai multitalenta). Terkadang, pembaca malah bersimpati dengan hamba yang menerima satu talenta tersebut, "ya kan dia cuma terima sedikit, wajar lah kalau dia tidak bisa mengembangkannya". Mungkin malah ada yang berpikiran "tuannya jahat sekali cuma memberi satu talenta yang tidak berarti itu kepada hambanya"

Namun apabila kita menyimak kamus Alkitab, kita akan segera mengetahui bahwa satu talenta ialah suatu jumlah yang SANGAT BANYAK SEKALI. Mula-mula kamus mendefinisikan bahwa satu talenta adalah setara dengan 6000 dinar. OK. Jadi? Kita buka kamus lagi untuk mencari tahu berapa besar satu dinar. Satu dinar rupanya adalah upah buruh selama sehari. Dari sini kita mulai merasa bahwa jumlah ini tidak kecil lagi, tapi sebesar apa?

Satu talenta = 6000 dinar = upah seorang bekerja selama 6.000 hari! Jika satu orang bekerja 6 hari seminggu atau 300 hari setahun, ini sama dengan upah 20 tahun kerja!

Sekarang mari kita rupiahkan. Tergantung standar UMR masing-masing tempat, katakan saja upah seseorang sehari adalah Rp 50.000, kita kalikan 6.000, maka kita akan mendapat Rp 300.000.000.

Di sini kita mulai menyadari bahwa hamba tersebut bukan menyembunyikan talentanya karena jumlahnya sedikit. Jumlahnya LUARBIASA BANYAK. Tapi 300 juta rupiah tersebut dia pendam saja di tanah tidak diusahakan sedikit pun. Itulah sebabnya sang Tuan marah luar biasa. Lalu tiba-tiba saya yang tadinya berpihak kepada hamba yang "terzalimi" ini disadarkan oleh Tuhan. Apa yang sudah saya lakukan dengan satu "talanton" yang Tuhan berikan kepada saya?