Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mengalahkan Intimidasi

imungsaputra's picture

Bacaan: 1 Samuel 17:1-58

Rasa takut menghadapi suatu tantangan yang menurut anggapan kita berat dan tidak mudah untuk diatasi adalah sesuatu yang manusiawi. Namun apakah kita harus terus berada dalam ketakutan tersebut? Apa kuncinya supaya kita bisa lepas dari “intimidasi” sebuah persoalan?

Dalam bacaan Firman Tuhan di atas, kita dapat melihat sebuah kisah dimana Saul dan Israel mengalami ketakutan dan kecemasan menghadapi Goliat, sang pahlawan Filistin (ay. 8-11).

Betapa tidak, Goliat adalah seorang yang tinggi perawakannya. Alkitab mencatat dia adalah seorang yang tingginya enam hasta sejengkal ( + 3 meter). Pakaian perangnya saja seberat lima ribu syikal tembaga ( + 57 kg). mata tombaknya seberat enam ratus syikal tembaga ( + 7 kg). (ay. 4-7).

Goliat menantang pasukan Israel, dia mencari siapaun dari antara orang Israel yang mampu melawannya. Namun justru hal ini membuat Saul dan pasukannya menjadi takut. Mengapa? Karena mereka merasa bahwa tidak ada yang dapat mengalahkan Goliat. Mereka memandang diri mereka bukan tandingan dari Goliat.

Di tengah situasi tersebut muncullah Daud diantara pasukan Israel dalam rangka mengunjungi saudara-saudaranya. Daud mendengar tantangan Goliat tersebut, namun dia tidak merasa gentar sedikitpun, bahkan dia berani untuk menghadapi Goliat. Daud berkata kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu”. (ay. 32).

Daud bukanlah seorang prajurit berpengalaman, dia hanyalah seorang penggembala domba. Namun Daud percaya bahwa THUANlah yang berperang bersamaNya. Dan Daudpun menang (ay.48-54).

Kita melihat perbedaan sikap antara Saul dan Israel dengan Daud. Mereka sedang menhadapi musuh yang sama, tetapi mereka mempunyai respon yang berbeda.

Saul dan Israel membiarkan diri mereka terintimidasi, namun Daud tidak. Daud mampu mengalahkan intimidasi Goliat tersebut.

Apa rahasia kemenangan Daud? Daud mengandalkan Allah dalam hidupnya (ay. 37, 45-47). Bila dibandingkan dengan Goliat, Daud tidak mempunyao pengalaman berperang. Namun Daud mempunyai Allah yang dapat diandalkan.

Dalam kehidupan kitapun ketika diperhadapkan dengan masalah yang berat, kitapun dapat merasa takut dan cemas, bahkan merasa terintimidasi. Namun marilah kita belajar seperti Daud yang tidak mengijinkan masalah apapun mengintimidasi dirinya.

Pada dasarnya, bersama dengan Tuhan kita dapat melakukan perkara yang besar. (Mzm. 60:14).

Bila kita memiliki keyakinan ini, maka kita akan dengan berani menghadapi “raksasa-raksasa” dalam kehidupan kita dan bersama dengan Tuhan kitapun dapat mengalami kemenangan demi kemenangan.

“Janganlah Takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan.” (Yesaya 41:10)

__________________

imung

imungsaputra's picture

Tips Menyikapi Kesulitan Hidup

Pernahkah anda menghadapi situasi sulit dalam hidup anda? Tentunya pernah. Orang hidup itu penuh masalah, namun bagaimana menyikapi situasi tersebut adalah sebuah pilihan.

Ada orang yang berusaha mencari jalan pintas dalam menyelesaikannya, sehingga tak jarang hal-hal bodoh pun dikerjakan. Ada yang langsung putus asa dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Tak mengherankan tower BTS Seluler dan gedung bertingkatpun kini sudah beralih fungsi menjadi “jalan keluar” bagi mereka.

Bagaimana sebenarnya trik untuk menghadapi semua hal tersulit dalam hidup ini?

1. Temukan hal positif terhadap hal buruk yang terjadi.

Seringkali ketika kita menghadapi hal-hal yang buruk dan menyakitkan bagi kita, kita mengeluh dan tak jarang menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi. Namun cobalah untuk berpikir positif. Selalu ada hikmah di balik segala peristiwa. Cobalah temukan sisi positifnya. Maka kita akan mensyukuri apa yang telah terjadi.

2. Temukan tujuan hidup anda.

Tujuan hidup, apakah anda memilikinya? Ada orang yang hidup sekedar hidup, membiarkan hidupnya mengalir tanpa arah dan tujuan. Nah, orang-orang yang seperti ini biasanya akan gampang putus asa bila terbentur suatu masalah. Namun bila kita mempunya tujuan hidup, kita akan menyadari bahwa segala yang terjadi adalah sebuah proses yang harus dilalui sebelum mencapai tujuan. Proses tersebut bisa saja menyakitkan, namun apabila kita berhasil melaluinya maka kita akan menikmati hasil yang memuaskan. Dengan memiliki tujuan hidup kita akan termotivasi untuk tetap berjuang sekalipun ada dalam situasi tersulit. Percayalah, perjuangan itu tidak akan sia-sia.

3. Percayakan hidupmu pada Tuhan.

Ini adalah ranah spiritual. Jangan dilupakan, bahwa hidup kita bukan milik kita sendiri, hidup ini adalah anugrah. ( Band The Masiv saja menyadarinya…. ) Jadi mempercayakan hidup ini untuk di atur oleh Tuhan adalah sebuah tindakan penyerahan diri kita kepada Yang Maha Kuasa. Tentunya Dia selalu akan mengatur setiap jalan hidup kita menurut kehendak dan rencanaNya yang indah.

Apa yang saya sharingkan ini bukanlah patokan yang baku, namun ini berdasarkan apa yang saya alami, saya harap bisa bermanfaat bagi kita semua.

__________________

imung