Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

PAK INI SEPEDA MOTOR SIAPA YA ?

banyumasan's picture

Sesampainya di sekolah anak saya, segera saya memarkir kendaaan dekat seorang ibu yang berdiri terpaku sambil memandangi sepeda mtor yang parir di sebelah motornya, kaget mendengar suara motor bebek saya yang mirip pesawat f - 16, ibu itu segera melmpar senyum dan berkata "pak coba lihat masak ada orang meninggalkan motornya disebelah saya dalam kondisi mesin masih hidup !, motor siapa ya pak ?". Dengan heran saya menatap ibu itu dan segera mematikan mesin motor tadi, dalam hati saya heran sekali, wong tahu begitu kok tidak segera mematikan dan lapor ke pos satpam yang ada hanya 20 meter dari tempat ibu tadi terpaku.

Mungkin kita tersenyum ataumungin malah heran seperti saya melihat sikap ibu tadi, yang hanya berdiri terpaku memandangi motor orang lain yang masih menyala mesinnya; Untung tidak ada pencuri sepeda motor lewat, kalau dia dengar pembicaraan tadi, mungkin pencuri tadi akan mengakui bahwa itu motor dia.

Akan tetapi, ketika peristiwa tersebut saya renungkan dalam perjalannan kembali kerumah, tiba-tiba mata hati saya seperti di celikan dari kebutaan, saya jadi menyadari bahwa sering kali secara rohani kita bersikap seperti ibu tersebut, kita sering hanya memandang saja ketika orang sedang melakukan kesalahan, kita seringkali hanya menatap saudara seiman kita, teman kerja kita, teman sekolah kita, atau bahkan istri dan anak kita, sedang melakukan kesalahan didalam hidupnya. Kita hampir tidak menyadari bahwa manusia sedang mengalami penyakit degenerasi dari rasa untuk saling menguatkan dan saling mengingatkan jika seorang dari kita melakukan kesalahan. Mungkin dengan alasan sungkanlah, tidak terlalu kenal lah, dan lainnya. Apa lagi itu atasan atau pimpinan kita.

Saya tidak mau membahas masalah tata cara atau sopan santun dalam menegur sesama ketika melakukan kesalahan, karena saya yakin anda sudah menemukannya di dalam ALKITAB, yang sedang saya kritisi disini adalah masalah kecenderungan kita untuk tidak mengingatkan sesama kita ketika melihat mereka melakukan kesalahan-kesalahan dalam hidup mereka. Untuk itu kita perlu melihat faktor penyebab yang mendasar, dari masalah penyakit ini.

Setelah mencoba mengamati dan merenungkan, guna menemukan penyebab dasar penyakit ini, saya menemukan suatu kenyataan bahwa hanya ada dua faktor penyebab dasar daripenyakit ini :

  • Faktor karena tidak mengetahui bahwa apa yang sesama kita lakukan, adalah hal yang salah . Ini adalah faktor yang menurut saya ya ... masih bisa dimaafkan, karena memangkekuarangan pengetahuan akan nilai stadar yang seharusnya kita pegang sebagai anak TUHAN, tetapi jika harus mencari siapa yang salah dalm kasus ini (sperti kebiasaan kita manusia berdosa he he he seperti adam dan hawa itu loh, yang saling melempar salah), jawabannya adalah sistem pengajaran yang dia peoleh dri gereja lokalnya mungkin yang masih kurang efektif.
  • Faktor karena kasih yang menjadi dingin, kalau mengenai faktor ini, saya memiliki pendapat, bahwa orang yang mengaku dirinya kristen pun bisa jadi kasihnya sudah mulai menjadi dingin (heheheh ini buat yang kristen KTP aja kok)

Nahsemoga tulisan saya ini dapat menjadi dorongan langkah praktek iman kita semua (walapun hanya se mili aja Wink)

 tolong baca juga tulisan saya mengenai : mercusuar ....